Kategori
Perencanaan Keuangan

5 Ide untuk Mengatur Keuangan Keluarga yang Masih Negatif

Ada yang mencari cara mengatur keuangan keluarga yang masih negatif? Coba lakukan 5 langkah mengatur keuangan keluarga ini!

Ada yang cari cara mengatur keuangan keluarga yang masih negatif? Besar pasak daripada tiang?

Yuks sini duduk bareng akiks. Kita sambat dan curhat bersaama. Bahahahahaha. Karena apalh artinya gaji gede kalo tiap bulan masih tekor terus kan?

Baca juga Sambat Keuangan: Aku Ketipu Asuransi! Benarkah?

5 Ide untuk Mengatur Keuangan Keluarga yang Masih Negatif

  1. Mencatat Semua Pemasukan dan Pengeluaran
  2. Menghapus Pengeluaran yang Didasari Keinginan
  3. Mulai Masak Makanan Sendiri
  4. Menambah Penghasilan
  5. Investasi Langsung Di Awal

Kesimpulan: Prioritaskan Kebutuhan Dibanding Menuruti Keinginan

Gue sengaja ambil gambaran besarnya. Gak sampe detail per langkah. Di setiap poinnya gue bakalan kasih link ke postingan yang nyambung sama topiknya.

Jadi, manteman bisa langsung baca tulisan dengan buka linknya. Semoga bisa menjawab pertanyaan yang kalian punya.

Mengatur Keuangan Keluarga yang Masih Negatif

5 Ide untuk Mengatur Keuangan Keluarga yang Masih Negatif

Mencatat Semua Pemasukan dan Pengeluaran

Belom melakukan ini? Tapi kalin bertanya-tanya kenapa kok duit habis mulu sebelum akhir bulan? Tekor dan bokek tanpa tahu apa saja yang kalian beli?

Kek gue dong! Hahahahaha.

But seriously, mencatat pemasukan dan pengeluaran ini bermanfaat banget sebagai Lang kah awal mengatur keuangan keluarga yang masih negatif. Mengenali dulu permasalahannya apa adalah langkah pertama menuju keuangan sehat.

Yakan kalo gak tahu bocornya dimana, gimana bisa nambal ya?

Baca juga tulisan Dasar Manajemen Keuangan Pribadi

Dicatet pake apa? Bebas! Pake apa aja bisa. Mau aplikasi note bawaan smartphone, Excel, aplikasi macam Money Lover atau cara apapun yang kalian suka.

Kalau mau, manteman bisa download tool buat check kesehatan keuangan yang ada di blog ini dan kemudian tambahkan sheet sendiri untk mencatat keuangannya.

Apalagi jaman sekarang, menurut artikel Kata Data, perbankan sudah beralih ke digital banking. Manteman bisa juga pake Jenius untuk pencatatan keuangan.

Setiap akhir bulan/periode, bakalan ketahuan tuh apa saja pemasukan dan pengeluaran manteman. Berangkat dari situ teman-teman bisa melakukan langkah kedua untuk mengatur keuangan keluarga yang masih negatif.

Menghapus Pengeluaran yang Didasari Keinginan

Dari semua pemasukan dan pengeluaran yang sudah dicatat sebelumnya, bisa dilihatkah kenapa kok pengeluaran jauh lebih besar? Sudah?

Masih banyak gak pengeluaran yang sebenarnya gak dibutuhkan? Cuma karena ingin?

Beli Starbucks ketika ada promo buy one get one itu keinginan. Kebutuhan ngopi bisa dipenuhi dengan menyeduh kopi sendiri setelah beli kopi hitam kiloan dari toko kopi. Beli sepatu Onitsuka Tiger warna kesekian ketika sepatu Onitsuka Tiger tiga tahun lalu masih bagus dan nyaman dipakai itu hanya keinginan.

Termasuk beli makanan di kantin kantor yang harganya minimal Rp. 25 ribu per porsi ketika bisa masak sendiri yang hanya “butuh” Rp. 100 ribu untuk seminggu.

Baca juga tulisan Tips Ngopi Hemat di Starbucks.

Ada satu carayang mungkin terdengar klise untuk memisahkan mana keinginan dan kebutuhan. Mungkin kalian juga sudah melakukannya:

Mulai Masak Makanan Sendiri

Gue termasuk orang yang skeptis tentang masak makanan sendiri ini. Yeah! Meskipun sudah dituliskan sebagai salah satu contoh di atas, tapi sebelum gue nulis ini, gue termasuk penganut:
“yaelah cuma dua puluh lima rebu ini makan tiap siang”.

Tapi setelah gue mulai bungkus makanan, berasa banget!

Baca juga tulisan Makan Hemat Tetap Gaya!

Duit Rp. 300.000,- yang awalnya cuma bisa dipake makan 12 hari belom termasuk weekend, sekarang bisa dipake untuk bertahan 3 minggu, termasuk weekend! Memang jadi ribet, tapi paling gak, jadi hemat luar biasa.

Meal prep itu penting. Menyiapkan kebutuhan makan selama seminggu termasuk dikala weekend.

Kegiatan memasak inipun bisa langsung membantu kalian mencoret beberapa items dari daftar yang kalian catet di awal tulisan ini.

Selain lebih hemat, ada manfaat lain yang gue dapatkan. Gue jadi lebih sehat. Yes. Lebih-sehat!

Kok bisa? Meskipun porsi makan gak berkurang, tapi berat badan gue jadi lebih terkontrol. Karena masakan yang disiapkan di rumah kita tahu kualitas bahannya. Termasuk minyak yang dipergunakan untuk menggoreng.

Tidak ada bahan tambahan apapun yang tidak kita inginkan. Rasa-rasa yang ada di makanan berasal dari bahan yang kita siapkan.

Menambah Penghasilan

Sudah melakukan semua yang di atas tapi tetap misqueen minus keuangannya? Mungkin ini saatnya kalian menambah penghasilan.

Ya kan memang kadang pengeluaran itu jauh lebih besar dibandingkan dengan pemasukan. Dan sayangnya pengeluaran-pengeluaran itu memang diperlukan.

Sudah gak ada lagi yang bisa dicoret dari daftar pengeluaran. Kayak uang sekolah anak, beli listrik untuk kebutuhan rumah tangga. Beli gas buat masak dan segudang kebutuhan pokok lainnya.

Solusinya ya mau gak mau kalian harus nambah penghasilan. Gak bisa enak-enakan terima nasib dan berharap suatu saat dunia akan berubah dan tiba-tiba jadi kaya raya.

Baca juga tulisan 7 Ide untuk Mencari Penghasilan Tambahan.

Pelajari keahlian baru. Cari lowongan pekerjaan yang bisa jadi pekerjaan kedua di media massa atau bursa pencarian kerja. Mulai monetize hobby. Pergi keluar sana.

Kalau menambah pekerjaan dirasa terlalu berat sementara penghasilan masih kurang, mungkin ini saatnya kalian memertimbangkan mencari pekerjaan baru.

Investasi Langsung Di Awal

Sudah berhasil mendapatkan penghasilan yang lebih besar dan mencari penghasilan tambahan? Sudah berhasil mengurangi pengeluaran tapi ngepas banget dan tetap gak bisa nabung/investasi/nyimpen duit untuk disisihkan buat kebutuhan masa depan?

Mungkin cara dan prioritas kalian yang masih belom bener.

Pergunakan fitur auto debet otomatis yang dimiliki oleh bank yang kita pakai. Pasang instruksi transfer otomatis dari rekening tersebut ke Rekening Dana Investor (RDI) kita di perusahaan sekuritas. Atau kalo tidak, manfaatkan dan pasang fitur pembelian otomatis reksadana di agen penjual reksadana kepercayaan kita.

Baca juga tulisan Investasi Reksadana Online di IPOTFUND dengan Fitur Instant Switching

Pasang reminder di smartphone yang mengingatkan kita untuk mentransfer melakukan pembelian reksadana kalau fitur pembelian otomatis tidak ada. Pasang remindernya di awal ketika kita menerima penghasilan.

Trus seberapa besar uang yang harus disisihkan? Kecil kok, minimal cuma 10% dari penghasilan yang kalian dapatkan setiap bulan!

Kesimpulan: Prioritaskan Kebutuhan Dibanding Menuruti Keinginan

Gimana, berat gak? Berat banget!

Yatapi gimana ya bokk, kan yang bertanggung jawab untuk keuangan kita itu ya kita sendiri. Bukan orang lain.

Yamasa kita gak punya duit mau minta orang lain? Mau pinjem orang lain terus?

Kalo keuangannya negatif, besar pasak daripada tiang, ya mau gak mau harus diurusin. Bukannya dibiarkan dan menyerah dengan kenyataan. Ujung-ujungnya malah nyalahin orang lain yang gak mau kasih pinjem duit.

Karena ya mantemanku sayang, kita bisa jadi yang paling menderita soal duit menurut kita, tapi orang lain mungkin menghadapi masalah yang lebih berat dibanding kita. Jadi, jangan mengharapkan orang lain.

Prioritas kebutuhan memang harus dilakukan. Gak bisa semua-mua asal beli asal bayar. Memisahkan kebutuhan dan keinginan adalah koentji!

Kalo masih bingung soal keuangan, belajar! Jangan menyerah karena ketidaktahuan!

Baca juga tulisan 10 Alamat Website Keuangan untuk Pinter Atur Duit.

11 tanggapan untuk “5 Ide untuk Mengatur Keuangan Keluarga yang Masih Negatif”

saya pun.. masih besar pasak daripada tiang. Ibu Rumah Tangga yang malah ga punya pemasukan, tapi pengeluaran banyak alias minta suami. pengen banget bisa punya tiang sendiri & bisa bantu suami… biar ngerasain perjuangan cari uang gimana.. wkwk jadi curhat dan maap kalau ga nyambung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dalam blog ini dilindungi oleh hak cipta
Exit mobile version