Kategori
Investasi Reksadana

Apa Itu Reksa Dana? Fakta dan Mitos tentang Reksa Dana

Reksa dana merupakan salah satu produk investasi yang saat ini populer, namun enggak sedikit juga yang masih salah paham tentang instrumen investasi ini.

Reksa dana merupakan salah satu produk investasi yang saat ini populer, namun enggak sedikit juga yang masih salah paham tentang instrumen investasi ini. Kesalahpahaman inilah yang melahirkan beberapa mitos.

Nah, mitos ini yang juga eventually membuat banyak orang ragu untuk berinvestasi menggunakan produk reksa dana.

[toc]

Apa Itu Reksa Dana?

Reksa dana adalah salah satu produk investasi yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat dengan tujuan untuk diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi (MI).

Portofolio efek bisa berupa saham, obligasi, ataupun deposito. Nantinya MI-lah yang akan mengelola portofolio efek ini berdasarkan kebijakan investasi yang telah disepakati dengan investor.

Lalu apa saja sih mitos dan fakta tentang reksa dana yang perlu kamu tahu? Agar kamu semakin yakin, yekan?

Kembali ke atas

Apa Itu Reksa Dana yang Sebenarnya, Bukan Mitos Tetapi Fakta

Mitos 1: Reksa dana berisiko

Faktanya:

Ya, kalau berisiko sih, setiap instrumen investasi itu pasti ada risikonya. Mulai dari emas dan deposito pun, tetap ada risiko yang harus dipahami oleh investor.

Begitu juga dengan reksa dana.

Tetapi, fortunately, reksa dana punya tingkat risiko yang berbeda-beda, tergantung dari jenis produknya itu sendiri. Seperti kita ketahui di dalam investasi terdapat istilah “high risk, high return” yang berarti tingkat risiko suatu instrumen itu akan berbanding lurus dengan return yang akan diperoleh. Begitu juga yang terjadi di reksa dana.

FYI, jenis instrumen investasi ini ada banyak. Masing-masing punya karakternya sendiri-sendiri. Karakter si manajer investasi juga ikut berperan di sini.

Ada jenis dengan risiko yang relatif kecil atau rendah dengan potensi return yang stabil (tetapi ya sepadan juga). Jenis seperti ini adalah reksa dana pasar uang, yang selalu disarankan lantaran cocok untuk investor pemula dengan profil risiko konservatif.

Reksa dana juga memiliki jenis yang dapat menghasilkan return yang tinggi, namun risiko yang kita tanggung juga tinggi. Yaitu reksa dana saham. Jenis ini lebih cocok untuk investor yang memiliki tingkat toleransi yang cukup tinggi untuk menghadapi risiko yang bisa terjadi.

Nah, dari sini kita bisa simpulkan,  bahwa sebenarnya kita bisa menyesuaikan jenis dan produk apa yang ingin kita pilih, tinggal kita sesuaikan dengan kemampuan investasi dan tingkat toleransi kita terhadap risiko.

Kembali ke atas

Mitos 2: Reksa dana butuh modal besar

Faktanya:

Ini adalah mindset umum yang dimiliki oleh orang, apalagi yang angkatan senior. Ya enggak heran sih, karena dulu memang butuh modal gede untuk bisa investasi.

Zaman sekarang, berinvestasi itu tidak membutuhkan modal yang besar, apalagi berinvestasi dengan menggunakan reksa dana ini.

Faktanya, kita bisa membeli unit dengan sangat murah dan terjangkau lho. Modal yang diinvestasikan bahkan bisa mulai dari nominal kecil, kisaran Rp10ribu-an saja. Modal investasi tersebut pastinya enggak terasa berat di kantong siapa saja, termasuk para mahasiswa!

Untuk menambah return yang kamu dapatkan, kamu bisa berinvestasi secara konsisten dan disiplin sesuai dengan kemampuan finansialmu, ya.

Kembali ke atas

Mitos 3: Prosedur rumit

Faktanya:

Lagi-lagi, dulu sih iya. Sekarang enggak lagi. Di era digital zaman now yang serba canggih, banyak kemudahan yang ditawarkan kepada kita. Kita sekarang nggak harus melalui prosedur yang sulit jika ingin memulai investasi reksa dana.

Reksa dana bisa kamu beli melalui aplikasi sekuritas, misalnya seperti Bibit, Bareksa, atau sejenisnya. Di marketplace Tokopedia dan Bukalapak juga bekerja sama dengan kedua aplikasi tersebut, jadi sekarang kalau mau investasi ya enggak perlu datang langsung ke kantor sekuritasnya. Sambil rebahan juga bisa.

Bisa dibilang, hampir semua agen reksa dana online di Indonesia menawarkan kemudahan untuk kita semua, mulai dari pembukaan rekening, transaksi jual beli, sampai mendapatkan informasi terkait produk yang ingin kita pilih.

Kembali ke atas

Mitos 4: Pengelolaan ribet

Faktanya:

Siapa bilang? Hari gini mana ada sih yang ribet? Kita bisa memantau pergerakan nilai investasi secara real time melalui aplikasi mobile yang sudah kita unduh di smartphone kita. Selain itu, keuntungannya juga lumayan, di mana pengelolaan dana investasi kita akan dilakukan oleh Manajer Investasi (MI).

Manajer investasi merupakan pihak profesional yang bertanggung jawab untuk mengelola dana investasi dalam reksa dana kita. Mereka diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Maka dengan kemudahan ini, berinvestasi tidak akan menyita waktu kita. Kalaupun kita sibuk, investasi kita tetap bisa berjalan.

Kembali ke atas

Mitos 5: Tak dijamin pemerintah

Faktanya:

Nah, ini ada benernya sih. Karena reksa dana bukanlah produk perbankan, sehingga tak dijamin oleh LPS, nggak seperti deposito atau tabungan.

Tetapi, instrumen ini adalah instrumen investasi legal, yang tercatat dan diawasi oleh OJK. Makanya, pastikan hanya berinvestasi di sekuritas yang sudah terdaftar di OJK dan di BEI.

Seperti yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya di atas, risiko reksa dana yang kita tanggung pasti akan ada untuk apa pun produk investasi yang kita pilih, besaran risiko ini tergantung dari isi protofolio kita juga.

OJK yang mempunyai fungsi pengawasan. Untuk melindungi dan menjamin hilangnya aset atau dana pemodal atau investor, PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia atau Indonesia Securities Investor Protection Fund (SIPF) yang akan ikut bertanggung jawab.

Dana investasi atau aset yang gagal dibayarkan atau hilang akan dikembalikan dengan syarat investor menginvestasikan dananya lewat Anggota Dana Perlindungan Pemodal (DPP) yang di dalamnya terdapat Bank Kustodian dan Perantara Pedagang Efek.

Kembali ke atas

Kesimpulan

Itulah mitos dan fakta seputar reksa dana.

Nah, gimana gimana? Sudah paham dan jelas kan ya, terkait mitos dan fakta instrumen investasi ini? Terus, gimana, apakah jadi semakin yakin berinvestasi menggunakan produk investasi ini? Atau masih mempertimbangkannya dengan instrumen yang lain? Boleh saja, pokoknya sesuaikan aja dengan kebutuhan, dan horizon waktu yang kamu punya ya.

Terus, ke depannya, kalau sudah  mulai berinvestasi, ya konsisten dan disiplin, dengan strategi apa pun yang kamu pilih.

Semoga artikel ini bermanfaat.

Salam cuan!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version