Kategori
Kamus Keuangan Kredit

Bunga Floating: Pengertian dan Cara Penghitungannya

Apakah bunga floating itu sejenis bunga yang terbang atau melayang-layang di udara? Tentu tidak, Ferguso.

Di dunia keuangan, bunga floating adalah jenis suku bunga yang bukan tetap, melainkan berubah-ubah mengikuti pergerakan suatu indeks atau benchmark. Istilah ini sering muncul saat kita bicara tentang pinjaman atau kredit, baik itu kredit rumah, mobil, atau pinjaman bisnis.

Nah, kalau kamu pernah berpikir, kenapa sih suku bunga pinjaman bisa naik turun? Itu karena bunga floating yang sedang beraksi. Kadang-kadang, bunga floating ini bisa jadi sahabat, terutama saat suku bunga di pasar lagi turun, jadi cicilan pinjaman bisa lebih ringan. Tapi di lain waktu, bisa juga jadi musuh yang bikin cicilan membengkak, lho! Karena itulah, penting buat kita untuk paham tentang bunga floating ini, biar bisa antisipasi dan atur keuangan dengan baik.

Apa Itu Bunga Floating?

Bunga floating, juga dikenal sebagai bunga variabel atau bunga mengambang, adalah tingkat suku bunga yang berubah dari waktu ke waktu berdasarkan benchmark atau indeks yang telah ditentukan sebelumnya, seperti suku bunga bank sentral atau indeks pasar keuangan lainnya.

Konsep ini sering digunakan dalam kredit atau pinjaman, seperti KPR atau kredit kendaraan. Misalnya, kalau kamu mengambil pinjaman dengan bunga floating, suku bunga pinjamanmu dapat naik atau turun seiring berjalannya waktu, tergantung pada apa yang terjadi dengan tingkat suku bunga acuan.

Ada berbagai jenis produk pinjaman yang mungkin menawarkan opsi bunga floating. Misalnya saja:

  • KPR. Dalam banyak kasus, bank sebagai pemberi pinjaman KPR akan menawarkan suku bunga tetap untuk periode waktu tertentu (misalnya, lima tahun pertama), setelah itu bunga menjadi floating.
  • Pinjaman untuk modal usaha, terutama untuk pinjaman jangka panjang atau besar. Suku bunga biasanya ditetapkan relatif terhadap suku bunga acuan BI.
  • Kredit kendaraan, meskipun kurang umum dibandingkan dengan KPR atau pinjaman modal usaha, juga menawarkan bunga floating.

Ternyata banyak juga ya penggunaan bunga ini dalam produk pinjaman? Lalu, apa saja keuntungan dan risikonya?

Keuntungan Bunga Floating

Kalau melihat dari karakteristiknya yang bisa berubah lebih mahal sewaktu-waktu, pasti kita jadi mikir, bunga floating itu merugikan.

Padahal ya, enggak juga. Enggak selalu. Berikut beberapa keuntungan yang bisa didapatkan dari jenis suku bunga ini.

1. Potensi Bayar Lebih Rendah

Kalau ada peluang jadi lebih tinggi, ya pasti ada peluang juga untuk lebih rendah. Begitu juga dengan suku bunga mengambang ini.

Jika suku bunga acuan turun, besaran bunga pinjamanmu juga bisa saja turun. Ini berarti pembayaran bungamu akan lebih rendah, yang dapat menghemat uang dalam jangka panjang.

2. Mengambil Keuntungan dari Penurunan Suku Bunga

Bunga floating memberikan peluang bagi peminjam untuk mengambil keuntungan dari penurunan suku bunga. Jika ada penurunan suku bunga oleh bank sentral atau pasar keuangan, maka suku bunga pinjaman juga akan turun.

3. Fleksibilitas

Pinjaman dengan bunga floating biasanya enggak ada penalti kalau kita hendak melunasi lebih awal, akhir periode pinjaman. Hal yang sama tidak bisa berlaku pada pinjaman suku bunga tetap.

Ini berarti kamu memiliki lebih banyak fleksibilitas untuk membayar kembali pinjamanmu lebih cepat jika keuanganmu memungkinkan.

4. Suku Bunga Awal yang Rendah

Sering kali, pinjaman dengan suku bunga floating memiliki suku bunga awal yang lebih rendah dibandingkan dengan pinjaman suku bunga tetap. Ini bisa menjadi keuntungan jika kamu membutuhkan biaya awal yang lebih rendah.

Risiko Bunga Floating

Sementara, ada keuntungan tentu ada risiko. Apa saja risiko bunga floating?

1. Kenaikan Suku Bunga

Jika suku bunga acuan naik, suku bunga pinjamanmu juga akan naik. Ini berarti pembayaran bulananmu akan naik, yang bisa menambah beban keuanganmu. Jika kenaikan tersebut cukup besar, ini bisa berpotensi menyebabkan kesulitan finansial.

2. Ketidakpastian Anggaran

Karena suku bunga dapat berubah, hal ini menciptakan ketidakpastian dalam anggaran keuangan kamu. Jika suku bunga naik, mau tidak  mau kamu harus siap untuk memenuhi pembayaran pinjaman yang lebih tinggi. Ini berarti kamu mungkin perlu mengubah anggaran lainnya untuk menyesuaikan kenaikan tersebut.

3. Ketergantungan pada Pasar

Suku bunga floating tergantung pada kondisi pasar, yang bisa berubah cepat dan sulit diprediksi.

Nah, masalahnya, kadang kenaikan suku bunga ini terjadi di saat yang kurang menguntungkan buatmu. Misalnya pas banget ketika kondisi keuangan pas-pasan.

4. Kompleksitas

Memahami dan mengelola pinjaman dengan suku bunga floating bisa sedikit lebih rumit dibandingkan dengan pinjaman suku bunga tetap, terutama jika kamu enggak terbiasa dengan cara kerja indeks acuan suku bunga.

Contoh Perhitungan Bunga Floating

Nah, agar lebih paham mengenai bunga floating, coba yuk kita lihat contoh perhitungannya. Misalnya, kita ambil saja contoh kasus KPR, alias kredit pemilikan rumah. Dalam contoh ini, kita pakai saja angka yang disederhanakan untuk memudahkan perhitungan.

Misalkan kita mengambil pinjaman rumah sebesar Rp1 miliar dengan suku bunga floating yang saat ini adalah 5%. Indeks acuan suku bunga adalah suku bunga BI, yang katakanlah saat ini adalah 2%.

Dalam hal ini, bunga yang harus kita bayar per tahun adalah:

Rp 1.000.000.000 (jumlah pinjaman) x 5% (suku bunga floating) = Rp 50.000.000

Namun, bunga ini dapat berubah. Misalkan BI kemudian menaikkan suku bunganya menjadi 3%. So, bank kudu menyesuaikan suku bunga pinjaman nih, menjadi 6% (misalkan ada perjanjian bahwa suku bunga pinjaman kita adalah 3% di atas suku bunga BI).

Dengan demikian, bunga yang kudu dibayar per tahun menjadi:

Rp 1.000.000.000 (jumlah pinjaman) x 6% (suku bunga floating yang baru) = Rp 60.000.000

Jadi, dalam contoh ini, kenaikan suku bunga BI dari 2% menjadi 3% menyebabkan suku bunga pinjaman kita naik dari 5% menjadi 6%, dan ini meningkatkan jumlah bunga yang harus dibayar per tahun dari Rp50.000.000 menjadi Rp60.000.000.

Lalu, kalau misalnya suku bunga BI turun, gimana?

Nah, kalau suku bunga BI turun, suku bunga pinjaman kita juga akan turun, dan ini akan mengurangi jumlah bunga yang harus dibayar.

Harap dicatat bahwa ini adalah contoh sederhana dan dalam kenyataannya, perhitungan bisa lebih kompleks tergantung pada syarat dan ketentuan pinjaman yang kamu miliki. Misalnya, suku bunga mungkin diubah pada interval tertentu (misalnya, setiap tiga bulan atau setiap tahun), dan mungkin ada batasan atau “cap” pada sejauh mana suku bunga dapat berubah.

Kesimpulan

Memahami bunga floating memang bisa jadi tantangan, namun pengetahuan ini sangat berharga, terutama saat kamu hendak mengambil pinjaman atau kredit.

Dengan mengenal lebih jauh tentang bunga floating, kamu bisa membuat keputusan yang lebih tepat dan mengelola keuangan dengan lebih baik. Ingat, dunia keuangan ini penuh dengan berbagai istilah dan konsep, dan bunga floating adalah salah satunya yang cukup penting. Jadi, jangan ragu untuk belajar dan bertanya jika ada hal yang belum kamu pahami. Dengan pengetahuan yang memadai, kamu bisa navigasi dunia keuangan dengan lebih mudah dan yakin.

Akhir kata, semoga artikel ini bisa memberikan pandangan baru dan membantu kamu dalam memahami bunga floating. Selamat berinvestasi dan mengelola keuangan!

Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version