Kategori
Being a Father Fragment Keluarga

Cerita Sedih Tilang Slip Biru

Tilang slip biru, sudah pada tahu? Baca deh postingan ini untuk bisa tahu gimana seharusnya yang kita lakukan waktu ditilang. 😀

Pengalaman gue tentang tilang slip biru kemaren bikin miris hati banget! Sampe bikin sempat sesenggukan saking keselnya. Semoga teman-teman gak akan pernah ngalamin kejadian ini! 🙁

Eh iya, sebelum lanjut, makasih bangettttt buat yang sudah ikutan givewanya ya. Meskipun cuman 5 hari, gue bersyukur banget ada 65 entri yang masuk!

You guys are super cool! Dan karena kesibukan mohon maap kalo belom sempet direply satu-satu. Tapi Bul udah keliling bacain atu-atu. Bihihik. InsyaAllah ntar kasih list updatenya peserta.

Jadi lanjut ya cerita tentang kejadian miris yang kami alamin kemaren. Btw pengalaman ini pernah gue alamin sebelumnya dan ditulis di postingan Pak Polisi, Siapa Nama Sampean?

Kena Tilang Karena Lampu Utama “Tidak Dinyalakan”

[five_sixth_last] [/five_sixth_last]

Jadi kemaren habis meeting dari Bogor, gak nyetir sendiri sih ke Bogornya karena nebeng mobil bos dan baru nyetir sendiri dari matraman ke Grand Indonesia pas pulang.

Kejadian sekitar jam 8.30 malem, gue jemput Bul dan A, keluar dari Grand Indonesia lewat depan menara BCA puter balik menuju arah Sudirman.

Ada oknum polisi ngeberhentiin mobil dan nyuruh kami menepi. Gue turutin dan pas gue tanya kesalahannya apa dibilang lampu utama mobil belom dinyalakan.

[five_sixth_last] [/five_sixth_last]

Faktanya, lampu utama standar gue udah nyalain sesuai petunjuk yang pernah dijelasin sama orang dealer tempat gue beli mobil. Gue pun sudah berusaha menjelaskan kalo lampu sudah nyala sesuai standar yang berlaku, paling gak menurut penjelasan yang pernah gw terima dan buku manual yang gue baca.

Kondisi yang capek dan panik dicegat oknum polisi di tengah jalanan utama Jakarta bikin gak bisa berpikir jernih dan membela diri. Si oknum polisi pun berkeras kalo lampu nyetir utama belum nyala. Kemudian tangannya dia masuk lah ke dashboard mobil gue dan kasih tahu dengan penuh otoritas bagaimana menyalakan lampu utama.

Baca Baik-Baik Buku Manual Kendaraan!

Catet ya, yang dia nyalakan adalah lampu jauh (sesuai penjelasan dari orang dealer dan sesuai buku manual mobil) dan pas gue bilang itu lampu jauh, dia marahin gue karena gak tahu fungsi lampu dan dibilang itu namanya lampu utama.

Traffic

Dia lanjut mainin tuas lampu gw dan bilang lampu dim yang harusnya buat kondisi darurat dan minta jalan itu sebagai lampu jauh.

Saat-saat beginilah gue bersyukur sudah baca buku manual kendaraan gue. Dan gue rasa kalian pun harus baca baik-baik itu buku manual. Jangan sampai kalian gelagapan dituduh melakukan hal yang seharusnya dilakukan sama polisi atau siapapun  yang berusaha ambil keuntungan.

Semakin berusaha gue jelaskan gue semakin salah dan semakin tinggi nada oknum polisi tersebut.

Gue pun disuruh keluar ngikutin dia setelah SIM dan STNK diminta.

Kondisinya mobil gw diparkir di jalur busway depan Hotel Mandarin. Ada total 4 petugas polisi yang melakukan operasi dan menyisir mobil-mobil yang lewat. Bul dan A nunggu di dalem mobil di tengah jalan utama yang kondisinya sudah lengang.

Gue udah pasrah dan memutuskan playing weak. Udah kecapekan juga.

Permintaan Tilang Slip Biru

Hati-hati (Tilang Slip Biru)

Di sinilah kemirisan yang terjadi. Pikiran gue langsung melayang ke beraneka postingan kalo ngadepin situasi kek gini yang pernah gue baca sebelumnya.

Kalo kena tilang, dan kondisi kita gak ngelanggar aturan apapun, langsung aja ngaku salah dan minta slip biru. Ikutin prosedur yang seharusnya dan bayar denda sesuai kesalahan yang dituduhkan.

Kalo emang polisinya niat cari-cari kesalahan, most of the time mereka akan back down.

Gue diperlakukan sebagaimana orang yang melakukan kesalahan dengan kalimat-kalimat bernada penuh otoritas, menyebut pelanggaran yang membahayakan keselamatan umum dan keselamatan anak-istri gue.

I know better that I always put their safety as my top priority. Jadi agak tersinggung juga gw dengernya. Tapi yasudahlah, I played along.

Langsung gue bilang saya ngaku salah Pak. Gue minta slip birunya untuk bisa bayar denda dan tanya gimana prosedur berikutnya.

Permainan Oknum Aparat Ketika Diminta Tilang Slip Biru

Oknum polisi yang nangkep gue pun akhirnya mengoper gue ke “stafnya”, itu kalo memang gue mau ngurus tilang slip biru.

Dengan stafnya ini, gue gak kalah sengit diperlakukan. Dengan penuh otoritas dan kata-kata yang selalu menyebutkan gue sebagai pelanggar, lalai dalam mengemudi, membahayakan penumpang ini itu. Gue pun digiring ke pos polisi Bundaran HI untuk kemudian dituliskan surat tilangnya.

Sewaktu gue tanya prosedurnya, si oknum staf ini menyebutkan bahwasannya gue melanggar undang-undang peraturan lalu lintas nomor 92 tahun 2013 (sesuai yang gue denger dari bapak oknum) instead of 22 tahun 2009 dan bisa dikenakan denda maksimal kalau gue keukeuh mau menghadiri sidang.

Pas gue tanya kalau slip biru prosedurnya gimana karena akan gue bayar dendanya (yang mana gue gak keberatan), menurut si oknum “staf” adalah sebagai berikut:

  1. Bawa slip biru ke Bank BRI Veteran atau Bank BRI Sudirman (seberang Atmajaya) dan bayar sesuai denda maksimal.
  2. Bukti pembayaran dibawa ke Polda Metro di Gatsu untuk kemudian gue ambil di loket pengambilan dokumen dengan menyebutkan nama si oknum “staf” di loket pengambilan
  3. Pengambilan bisa dilakukan paling cepat 2 hari.

Gue udah gak peduli dan bilang kalo gw terima dan akan gw bayar besoknya (which was Rebo) di BRI dan Kamis bakalan gw ambil STNK gw.

How They Cowered, Loosing on Their own Game

Si bapak oknum “staf” polisi pun membolak-balik buku tilangnya sambil mengatakan hal yang sama berulang kali kalau yang gue lakukan berbahaya dan lalai (inget sekali lagi ya, lampu nyala normal dan bahkan gue pun masih pakai sen untuk pindah jalur. Sementara di saat yang bersamaan, ada dua taksi ngebut dan motong jalur gue untuk pindah dari kanan ke kiri dan beberapa mobil di depan gue kelakuannya sama aja dan dibiarin lolos).

Gue tetep iyain aja dan tetep ngaku salah.

Pikiran gue cuma:

“berapa sih paling dendanya lampu utama gak nyala. Sejuta? gw siap bayar buat negara ini. Hawong kurang bayar pajak pas laporan tahun lalu hampir sepuluh juta aja gue bayar kok”.

Hazeeekkk!!

Pas dia bilang:

“Ini kalau slip biru dendanya maksimal dan bisa kena sampai Rp. 250.000 loh! Beneran ini mau sidang aja?”

Gue pun dengan mantab bilang: “Iya Pak. Saya bayar.”

Sempat tiga kali dia utarakan tentang denda maksimal Rp. 250.000 itu dan gue pun tetep dengan lemas (I was playing weak) tapi penuh kepastian bilang gue minta slip biru untuk pembayaran dan tidak keberatan bayar karena memang salah.

Entah apa alasan si oknum “staf” ini, gue tiba-tiba dilepas dengan dalih kasihan, kali ini dimaafkan dan sebagainya dan lainnya karena kalau harus bayar segitu kasihan guenya!

SIM dan STNK gw tetep dipegang sambil gw dirangkul di bahu dituntun balik ke mobil.

What a ……. banget gak sih?

Taktik Lain Memeras dengan Intimidasi?

Pas gue udah duduk di belakang setir SIM dan STNK dikasih dari jendela pengemudi dengan si oknum “staf” tetap berdiri menunggu. Alasannya minta gue periksa dokumen gue ketuker apa nggak (which was rather impossible buat ketuker karena gue pelototin dari awal sampe akhir).

Gue pun keluarkan dompet dengan posisi oknum “staf” berdiri di samping sisi pengemudi dan sengaja gw bikin gesture buka dompet dan kelihatan uang (yang karena malem selembar seratus rebuan dan beberapa sepuluh rebuan terlihat seperti ratusan ribu).

Si oknum “staf” berdiri awkwardly ngelihatin gw sambil pengang sisi jendela. Said nothing.

Jangan harap gue nawarin uang terima kasih. Cuman mau lihat reaksi si oknum waktu gue keluarin dompet itu. Kalo sampe keluar kata-kata minta bayaran or anything, gue akan balik minta slip biru dan minta segala macam dokumentasi.

Setelah beberapa saat gak ada kata-kata apapun dari si bapak oknum dan gue yang pura-pura buka dompet ngelihatin duit, gue pun tanya:

“ada yang lain lagi yang harus saya lakukan Pak?”

dan masukin lagi dompet ke tas. Gue mulai jalan karena si bapak oknum “Staf” polisi berdiri motionless dan mengalihkan perhatiannya ke temennya yang berhasil stop mobil lain. Tanpa ngejawab pertanyaan gue.

I drove away.

Memang gue gak nanya siapa nama si bapak oknum dan dari kesatuan apa karena dari gelagatnya gak bakalan bisa berakhir baik kalau misalkan gue keukeuh dan ngeyel.

Mikirnya di mobil Bul sama A sudah nungguin resah, malem-malem di tengah jalan gitu. Tapi yang pasti waktu itu ada 4 orang petugas berseragam polisi di putaran dari arah Thamrin menuju Sudirman di Bundaran HI depan Menara Bank BCA. Kalau CCTV daerah situ nyala bisa sih dicek mestinya ya.

Prosedur Tilang Slip Biru yang Seharusnya

Ini gue dapet dari komik Jakarta:

Tilang Slip Biru

Nah ternyata kok agak beda yang ada di komik itu dengan setelah baca-baca lagi di page Facebooknya Divisi Humas POLRI,  gue dapet informasi seperti ini:

Quote

“Mengenai slip tilang berwarna biru, agar diketahui dalam Surat Keputusan Kapolri No Pol: SKEP/443/IV/1998, tanggal 17 April 1998 penggunaan blanko biru bisa dilakukan.

Jenis blanko Lembar Tilang yang berlaku:
1. Warna merah : Untuk Pelanggar apabila pelanggar ingin mengikut sidang di Pengadilan Negeri.
2. Warna biru : Untuk Pelanggar apabila pelanggar ingin membayar denda tilang melalui Bank yang telah ditunjuk.
3. Warna kuning : Arsip Kepolisian
4. Warna putih : Arsip Kejaksaan
5. Warna hijau : Arsip Pengadilan

Jika Pelanggar meminta blanko tilang berwarna biru maka pelanggar tidak perlu lagi mengikuti sidang di Pengadilan, bisa membayar langsung di Bank BRI. Namun slip tilang berwarna Biru ini dikenai denda sesuai dengan Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas & Angkutan Jalan.”

unquote

Tilang Slip Biru dan Merah (dari Divisi Humas POLRI)

Kesimpulan dari Kejadian Tilang Slip Biru

Jadi, yang bikin gue sedih adalah masih adanya oknum-oknum bermental korup kayak begitu. Gue gak salah kemaren, InsyaAllah semua ketentuan sudah gue ikutin, tapi kenapa masih ada oknum yang prey-ing ke pengguna jalan yang harusnya mereka lindungi.

Gimana gak preying kan kalo gak ada kesalahan malah dicari-cari, giliran gwnya ngaku salah dan minta ditindak sesuai peraturan si oknum malah backed out dan ngelepasin gw. Apa memang seperti itu seharusnya?

Gue masih berharap banyak sama kepolisian republik ini buat bisa kasih rasa aman dan nyaman dan perlindungan buat warga negaranya. Pengen bisa merasakan prinsip mengayomi yang selama ini selalu disampaikan ke masyarakan.

Lain kali kalau misalkan ada teman-teman yang mengalami kejadian serupa, jangan panik dan kalo memang salah ngaku aja salah. Silahkan pertimbangkan pilihan mana yang mau ditempuh. Kalau memang mau meminta tilang slip biru silahkan saja. Catat dan dokumentasikan segala sesuatunya.

Semoga kita gak ada yang harus mengalami kejadian ini dan yang terpenting adalah selalu taati dan patuhi peraturan lalu lintas! 😀

97 tanggapan untuk “Cerita Sedih Tilang Slip Biru”

Kalau di kota halaman sih gak pernah dikabulkan tuh soal slip merah-biru ini. Entah masyarakat dianggap ‘enggak tahu’ atau memang cm berlaku di kota besar aja. Jadi kalau sudah mau ditilang, saya cuma bilang “tilang aja pak kalau saya memang salah” dengan gaya santai. Eh gak jadi deh ditilang
:p

Nah iya Mas, jangan-jangan memang gak pernah disosialisasikan, jadinya oknum-oknum itu masih bebas melakukan hal-hal yang sewenang-wenang. Hiks. Tapi emang sih, mending ngaku salah aja kalo emang merekanya cari-cari duit gitu. Takut diapa-apain. Hiks. *tambah sedih

Balas

Aku belum pernah ditilang sih kalau lagi nyetir sendiri Mas Dan semoga ga kejadian aku salut sama Mas Dan yang kekeuh ga kasih ‘uang damai’, semoga jadi pelajaran untuk kita semua, terlebih oknum polisi yang anggep pengemudi ga ngerti padahal ngerti yes.

Semoga gak pernah kejadian Mbak Nina… Kalau misalkan emang kejadian, kuatkan hati aja Mbak. Semoga emang gak akan pernah ketemu oknum selama kita nyetirnya bener…

Balas

GEMEZ!

Gw pernah diberentiin di setelah bundaran senayan. Wkt itu yg nyetir Lombi dan katanya kita ga ksh sen klo mau ke arah sudirman. Kita bs membahayakan kendaraan dibelakang kita. Posisi kita berada disebelah kanan yang mana udah pasti jalurnya kearab sudirman, wkt itu blm ditutup tuh. Trs Lombi lsg disuruh turun dan lsg ditawarin mau damai aja apa sidang, lalu lombi minta slip biru itu tp ga dikasih, sama jg berbelit2 tuh ngmgnya sampe kita sebel. Akhirnya kita ‘dilepas’ dgn ocehan dia yg blg “lain kali kalo bawa mobil hrs patuh sama lalu lintas, skrg saya ksh keringanan, bsk2 klo ktm saya lg sih ga ada damai” dan kita lsg melengos pergi. Malesssssss

Maturnuwun Mas Alris. Yang sedih kemaren juga ada sopir taksi yang kena dan stnknya ditahan. Etapi berarti minta sidang aja ya. Syukurlah kalau begitu, yang penting duit gak lari ke polisinya ya mas.

Balas

Gue paling takut urusan sama polisi, walaupun gak salah. Waktu toko ortu gue kebakaran, perlu surat ke kepolisian untuk klaim asuransi, perlakuan polisi amat sangat gak simpatik. Ortu gue harus nunggu berjam jam cuma ngeliatin mereka ngobrol sambil ngerokok. Ketika akhirnya dilayani pun sikap mereka jauh dari sopan apalagi ramah. Terang2an minta duit (ortu gue baru kena musibah loh) sampe dengan kurang ajar minta ortu gue beliin tinta dulu buat beli mesin ketik sambil cengengesan bilang “ah buat Cina mah masa duit buat beli tinta sama ngasih uang rokok mah ada lah ya”. OMG dengernya mau marah, tapi kita gak berdaya juga mas. Kalo suratnya gak keluar, asuransi gak bisa di klaim 🙁
Terus pas bokap gue mobilnya di tabrak motor bodong juga, malah akhirnya di peras sama polisi. Padahal bokap gue gak salah loh.
Makanya gue trauma banget. Kalo ada musibah, gue mendingan diem2 aja daripada lapor polisi. Stigma gue, boro boro ditolong yang ada malah di palak. Sorry to say (sebenernya ini gak bener sih) kalo sampe melanggar lalin lebih milih damai aja dari pada panjang urusan :/

Mayaaaaa…. sedih banget bacanya. Dasar ya mereka orang-orang gak punya perasaan dan gak punya dasar moral yang memadai untuk bisa duduk di posisi mereka. Hiks. CUma bisa doa semoga mereka mendapatkan balasan atas apa yang mereka lakukan.

Balas

wah bener – bener tuh oknum. semoga jangan terjadi sama saya. 🙂

Ngomongin soal polisi, aku yek kalau ada razia suka gemeteran
TEmenku ada yang di tilang cuma karena pentilnya di ganti sama pentil bentuk bebek -_- padahal surat2 lengkap dan semua sesuai standar.

Sedih banget, polisi yang mestinya mengayomi masyarakat udah ga keruan korupnya. Pagar makan tanaman banget. Salut dan kamu keukeuh bilang minta ditilang dan semoga yang lain2 juga pada kaya kamu biar polisi korupsi makin gigit jari dan nyadar.

Iya Mbak Eva, sedih banget. Seringnya mereka ini beroperasi dalam grup 4-5 orang dan yang ditangkep ya cuman seorang atau dua orang sekali waktu. Jadi kan kadang orang udah ngerasa terintimidasi duluan ituloh Mbak.. 🙁

Balas

Hadeeuhh… Capek deh ngeliat oknum-oknum yang berkeliaran bebas seperti itu.

Aku bingung deh, kalo yang biru harus ke pengadilan juga mending ambil merah aja.

Aku pernah dikasih yang merah. Gara-garanya juga pelanggaran yang menurutku sih diada-adain. I was just like you. Played along. Karena hari itu capek banget dan habis macet. Dia pun malas kayaknya ngurusin anak kecil yang lagi cranky hahaha. Tapi jadi pengalaman kalau sidang itu gak lama kok ternyata. Hehehehe

Iya Lia, harus stick to procedurenya mereka aja ya. Jangan nurutin saran buat nitip duitnya
Lagian kok ya mereka itu tega amaaat bikin-bikin kesalahan sama orang, gak takut balasan dari doa orang-orang yang mereka jahatin ya..

Balas

Baru kemaren ngalamin disetop pak polisi lalu pas masuk tol tomang (seberang Taman anggrek, tujuan arah kebon jeruk) dari arah grogol. Gue kan lagi numpang mobil fortuner dengan nomor plat spesial, ada polisi ngejar mobil Pajero di depan. tuh mobil lari jd ga keubier polisi. Eh dia nyetopin mobil yang gue tumpangi. di belakang kami yg disetop adalah mobil Marecedes Benz.

Untung yang punya mobil ‘senjata lengkap’ pajak oke, sim ok dan emang ngga ngelanggar apapun. Jadi tujuan nyetopin mobil2 keren buat apaaa??

So sad…. hiks… titik-titik tertentu memang jadi inceran polisi – mengingat masih tanggal muda (pikiran jelek kan gw…) hehehehe. Gemes kesel tapi bingung mau gimana Dan.
Tadi ngobrol sama driver ojek online dia cuma bilang:
“Kita tuh sudah terlalu sering mengatakan: “Ah itu mah sudah biasa – gak usah dipusingin”

Mungkin memang harus lebih banyak seperti dirimu. Tfs Dan, setidaknya jadi tahu prosedur tilang gw nya.

Ikut gregetan bayangin tingkah oknum polisi dan “staf” nya yang jelas-jelas ngode minta sogokan. Kalau kita ngotot mungkin semakin dipersulit ya. Playing weak-nya bisa jadi contoh biar mereka nggak semakin rese. Nice share mas Dani. ^^

ihh kesel yak ngeliat oknum2 begitu,, kebetulan saya ada teman & keluarga kepolisian, saya pernah nanyain soal adanya oknum begini. katanya emang ada beberapa orang yg seperti itu, untuk alasannya emang beraneka ragam. kalo kemarin pengalaman papa saya, beliau di tilang tapi ngak di kasih surat tilang. STNK & SIM papa saya malah di ambil semua, dan di minta langsung ke pengadilan karena papa saya ngak mau bayar di tempat. ih,,kesel!!!

Jadi polisi modalnya gede, Mas. Saya ngeliatnya gitu. Polisi begitu lulus sudah harus pegang motor buat keperluan operasional, mau gak mau beli atau kredit motor. Tengsin beli motor second, jadinya malah kredit motor sport terbaru. Belum bensinnya, banyak di jalan jadi juga sering makan di warung. Kalo pas bareng atasan, maunya kan nyervis atasan meski pake duit sendiri. Jatuhnya nyari seseran karena gaji banyakan buat operasional dan nyervis/jaga nama.

IMHO ya.

Dani, saya juga pernah. Di bandung saya belok kiri langsung di heritage jl.banda/riau Nah langsung dicegat sama oknum pol. Trus saya langsung bilang yau udah disidang aja pak. Dia kebingungan dan dia panggil temennya, temennya bingung jg, kayak ga biasa ngisi surat tilang. Saya ga ngerti soal slip biru, akhirnya sim saya disita ?.
Kalo disini kalo dapet surat tilang langsung bayar, online jg bs. Udah dapet 2 kali karena parkir salah, dendanya $50. Kalo speeding dendanya bs $200 karena berkaitan dengan safety dan langsung dot demerit points.
Geram yah ngeliat praktek hukum yang ga ada reformasi.

iya Adoo… andaikan sistem di sini sudah well established dan sudah bisa bayar denda lalu lintas lewat online banking gitu ya. Hiks. Emang bikin kesel setengah mati lihat kelakuan para oknumnya ini…

Balas

Aku baru tau sekarang bisa minta slip merah tanpa sidang juga Dan. Soalnya pernah kena tilang, dikasih slip biru, bayar ke BRI trus ambil sim di kantor kejaksaan (aneh ya kok kejaksaan dan bukan samsat) ternyata di kejaksaan dibilang aku cuma hrs bayar 200rb sementara denda max nya 500rb. Kalo kebanyakan bayar gini ga bisa diminta balik, udah terlanjur setor di bri. Nah di kejaksaan banyak bgt yang slipnya merah, tapi cuma ke loket pengambilan dan bayar di loket itu. Aku nanya ke beberapa org yg bawa slip merah, mereka bilang slip merah juga ga harus sidang dan dendanya ga sebanyak slip biru. Aku ga ngerti sih ini resmi ato ngga, tapi yg pada slip merah dikasih kuitansi resmi lho.

Kalo pake slip biru baca di ketentuannya mestinya minta juga slip untuk tarik kelebihan bayarnya ke BRI Mbak Nov. Kalo slip merah mestinya proses sidang dulu dan itu kita bisa ajukan keberatan soal kesalahaannya. Nah kalo slip biru udah langsung ngaku salah. Berapa besarnya denda di markas polisinya mestinya. Nanti dari situ baru kita balik ke BRI minta kelebihan bayarnya, yang nakal polisinya gak kasih tahu dan gak kasih slip kelebihan bayarnya. Itu yang ditilep ama mereka (oknum) katanya.

Balas

Hiks…sedih, waktu itu udah ke bri pun bri nya bilang ga bisa ditarik. Ya udah deh, biar makin kaya polisinya ?

Aku siih pernah kek gt jg di daerah krusial yaitu blauran depan Bg junction.. ada palang dengan tulisan lajur paling kanan jalan terus..pas ikut jalan terus diberhentiin dan digiring ke pos.. dia bilang blaa..blaa..blaaa.. ak cm bilang saya ngikutin tulisan palang itu aja kok pak..soalnya ndak ada tulisan itu khusus mobil jadi saya ikut jalan. Eh tetapi dia ngotot bukan lajur sepeda motor..pas aku bilang ya sudah wis gimana pak enaknya..dia jawab tilang. Aku bilang okee,,saya minta slip biru saja pak. Dia lgsg kaget dan keringat bercucuran dan you know what…kata2nya sama persiiiissssss ama yg dibilang ke dirimu.. bahwa dendanya bisa 10x lipat sampe 250rb.. ak jawab ga masalah pak..karena saya ndak bisa sembarangan ijin hanya untuk ngurus surat tilang jd berapapun dendanya saya bayar, soalnya saya ndak mau ninggal ngajar. Eehh dia nanya, mbaknya barusan dr mana..dr sumpah pns ini mau kembali ke sekolah..dan mendadak surat tilangnya disobek dan eyke batal ditilang…
Aaahh sayang sekalii… hahahahaha

wkwkkw … saya pernah … saya pernah …

Cuma bedanya saya waktu itu ngotot gak mau ditilang. Lah, gak salah main tilang aja. Lagian oknum itu juga kelihatan dari bahasa tubuhnya memang gak pengen nilang. Pengennya saya langsung bayar di tempat. Trus, saya ‘diancam’ diajak menyelesaikan ke kator polisi karena dianggap melawan. Ayolah dijabanin. Eh, pas dijawab tantangannya malah saya disuruh jalan. Katanya udah dianggap selesai urusannya. Oknumnya galaaauu hahaha

Hahaha.. Ampun dah ya itu Mbak Myraaa… Kok tegaaa mereka begitu. Hiks…. Syukurin deh kalo ketemu sama orang-orang yang gak mau tunduk kayak kita ya Mbak.

Balas

Alhamdulillah mas saya pernah ngerasain ini waktu main ke bandung, saya lupa tidak menyalakan lampu depan, ya jadinya di tilang polisi alhamdulillah saya cuma bayar 30.000 soanya saya yang nawar mas .. xixixi

pengalamannya bermanfaat banget mas, nanti kalau suatu hari di tilang saya akan ngotot minta slip biru jugaa

Saya pernah ditilang, terus berusaha “mendokumentasikan segala sesuatu” dan kejadiannya di luar bayangan. Ini kejadian di Jogja jaman masih culun dan belum kenal macam-macan slip tilang. Teman nekat ngajak main pake motor baru yang belum ada TNKB-nya.

Di satu perempatan distop oknum polisi, dibawa ke pos. Ngaku salah kalau nggak pake TNKB. Plus, ketahuan deh nggak punya SIM. Dobel. Diminta bayar denda di tempat Rp50.000 (itu tahun 2004, masih berharga banget duit segitu), tapi di dompet cuma ada Rp35.000. Bukan bermaksud nego, tapi emang adanya segitu di dompet. Eh, oknum plokis minta kami ke ATM. Busyet!

Saya ogah. Kalo mau ya ambil itu Rp35.000 di dompet. Polisinya ngotot nyuruh ke ATM. Deadlock. Kami keluar pos. Saya bawa pena dan kertas, catat tanggal, jam dan hari kejadian. Juga nyatat nama oknum polisi tadi. Eh, polisinya tahu, “Nyatat apa itu? Wah, sepertinya ada salah paham ini. Sudah, besok ambil motornya di Polresta!” kata beliau.

Nyahok! Motor disita dan kami harus jalan kaki 3 km untuk ke rumah teman terdekat, numpang tidur malam itu. 😀

Hoalaaaah.. Tahun segitu mah mahal banget Bang ya kalo sampe Rp. 50.000,- Kebayang deh Bang kejadiannya waktu itu. Apalagi pake gak ada sim sih ya Bang. Hueeeee… Saya sih udah bakalan merinding itu kalo ngalamin sendiri jaman tahun segitu. Huehehehe

Balas

eh, itu cuma gertak aja polisinyaa… aku pernah, minta slip biru juga, trus sama polisinya digertak persis kayak kamu, bayar dendanya bisa lbh besar. ya, aku hooh aja, bayar gapapa. kejadiannya persis kaya dirimu, dan.. akhirnya dikasih stnk dan simku. tapi polisinya minta duit coba -_-
kasih deh, 10rebu.. itung2 sedekah :))

mau nanya neh pak penasaran 😀
baru kemarin kejadian saya ditilang jalan raya arah gading serpong karena memang mobil saya stnk nya blm selesai jd pakai nopol bodong, polisi tilang saya dia nulis2 di 2 kertas warna biru dan merah dia bilangin prosedurnya bla bla bla kalo mau bayar di BRI besok mobil saya ditahan dan diambil di daan mogot lalu dia kasih opsi ke 2 uang tilang Rp 1.000.000,- bisa dititip sama dia dan mobil beserta sim bisa langsung di bawa pulang, akhirnya ya saya pilih opsi ke 2 tanpa di kasih bukti apa-apa. Yang mau saya tanyakan : apakah bener prosedurnya seperti itu? uang tilang bisa dititipkan dan uang itu masuk ke negara?
makasih buat jawabannya dan biar saya ngerti buat next nya 😀

Eyaampuuuun mahalnyaaaa….
Kalau gak dikasih bukti apa-apa mah itu saya kok hampir yakin duitnya bukan masuk ke kas negara ya.
Lain kali minta aja slip biru, ngaku salah dan transfer ke rekening kas negara dari ATM BRI atau BNI. Itu nanti ada rekeningnya setahu saya. Nah kembali ke polisi buat ambil dokumen kita yang ditahan dengan menunjukkan bukti transfer.

Kalau mau minta slip merah berarti mau ikutan sidang Atau kalau kebalik ya prosedurnya seperti itu)

Both ways gak ada yang bayar di tempat. Hiks. Turut berduka cita ya Mbak Olivia… 🙁

Balas

Aku minta merah dan sidang, stnk ditahan. 2 minggu kemudian ikut sidang dipengadilan tinggi hari jum’at proses sidangnya cepat dendanya 50 ribu, di bank malah ribet dan bayar maksimal dulu sidang baru klo ada kelebihannya dibalikin dan bolak balik pengadilan dan bank, dipengadilan kita langsung bayar kasir stnk dikembalikan langsung

Tadi barusan kena tilang juga pas mau muter balik di bunderan HI, alasan si Pak Polisi krn muter baliknya terlalu tiba2 dr kiri ke kanan dan membayakan keslamatan org lain.. #padahal tadi jalanan kosong bgt#, tapi saya tetap pasrah aja ditilang. Saya mnta slip merah (krn dl sekali pernah dtilang dan dkasi slip merah) Pengurusannya cepat, stlh 3 minggu dr tgl kejadian, lgsg ke KEJATI dan bayar denda. Tapi tadi polisinya ga mau ngasi slip merah alasan SLIP MERAH SDH TDK BERLAKU LAGI KATANYA…. Akhirnya dkasi deh Slip Biru. Shock krn hrs bayar denda maksimal 500rb, dan polisi menawarkan saya, Ibu bayar saja denda 250rb melalui saya, nanti saya yg bayar ke BRI katanya, dan tanpa menahan SIM saya… #kyknya modus baru nih# tapi saya lgsg menolak, Ya Sudah.. Gapapa Pak.. Saya ditilang mau slip apa aja bolehlah.. Nanti saya akan bayar dendanya.. Eh, stlh baca blog mas dani ini br tau, bahwa yg dsetorkan itu titipan denda, bisa jadi dendanya lbh kecil.. Tenang jadinya.. Dan ternyata polisi td bener2 TIPU banget… Mudah2an dia segera sadar ya, sayang aja msh muda pikirannya uda kotor gt.. Pake masker dia td takut ketauan mukanya kali ya , saya mnta utk buka masker, ga mau dianya, alasan mulutnya sakit ..aneh aje lu pak…. Btw, thanks ya mas dani utk infonya.

Nah kaaaaan. Memang cari-cari itu polisi daerah sana. Semoga segera sadar aja. Mari sama-sama kita doakan deh ya. Masih ada ternyata oknum yang begindang 🙁

Balas

kok saya ngerasa agak aneh ya pas bilang lampu utama, lampu jauh dan lampu dim berbeda.
kaya nya agan ketuker antara lampu utama sama lampu tambahan atau lampu kabut deh.
lampu dim itu lampu jauh loh, dan yang bareng sama lampu dim itu lampu utama.

kalo ngeliat urutan agan lampu utama-jauh-dim keliatan nya agan yang salah soalnya yang pertama nyala itu lampu tambahan, atau lampu kota, dan kadang bareng sama lampu tambahan ato lampu kabut yang nempel di bemper.

Saya kena gk bawa sim kena slip biru denda nya brp ya. Saya pengendara sepeda motor cuma kena 1 pasal makasih

Aduh Mas Sulung, kalau untuk dendanya berapa terus terang saya tidak tahu. Mungkin bisa ditanyakan ke bank tempat pembayaran dendanya ya Mas. Saya mohon maaf sekali karena memang tidak memiliki informasinya.

Balas

Kalau memang sudah dapat slip birunya, langsung saja diikuti prosedur sesuai yang sudah ditentukan oleh pihak kepolisian Mas Sulung. 🙂 Ada kok di postingan ini 🙂 Semoga lancar ya…

Balas

Gini bang, mau nanya.. kemaren kan saya kena tilang karena gak punya SIM, wajar kan ya masih pelajar, trs sama polisinya dikasih surat tilang warna biru trs polisinya bilang “dateng ke pengadilan ya tgl blablabla” tapi gak ditulis brp nominal dendanya, itu gmn bang?

Saya sabtu plg kuliah kena tilang jga karna blm ada sim,emg sih saya salah udh cukup umur blm buat sim.itu karna uang celengan saya blm cukup maklum kuliah ga smbil kerja kn.dikasih surat tilang warna biru dgn denda 1jt jdi bener itu kita tf aja segitu mas? Dan wajib di bang sekitaran tmpat ditilang atau bsa di smua cabang bri ya mas? Dn kira2 mas tau ga denda aslinya yg disebut bsa jdi sisa kembalian denda gitu

Karen kena tilang.polisi nawarinsin apa stnk di tahan.saya tawarin sekalian motornya juga enggak apa2.kecewa katna ketika di stop langsung menyodori kertas biru tanpa menjelaskan saya kena pasal berapa. Selang 2 menit saya baca di i ternet.slip merah lebih menguntungkan dan langsung saya mintak tukar dan polisinya engakmau.terjadi cikcok mulut dan ahirnya dapat kertas merah yang sampai sakarang saya belum begitu paham dengan kertas merah itu.terserah nanti.yang penting uang engak masuk ke kantong polisi….

Mau tanya saya baru kena tilang surat biru karena langgar ganjil genap. Paling murah dan oaling mahal bayar berapa ya kalau pakai calo? Soalnya saya baca2 denda 500rb? Saya orang luar kota gk tau harga..

saya mahasiswa 21 tahun. hari ini saya di tilang, memang salah daya belum pernah punya sim karena baru bisa naik motor dan ga bawa stnk. jadi memang salah mutlak. setrlah dijelasin salah dimana dan kena pasal apa. polisi kasi 3 pilihan: 1. sidang dg motor saya di tahan sebagai barang bukti. disini masi bener tp janggal nya polisi langsung bilang harus sidang yaitu tggl 26. yang sebenarnya ini harus dijelaskan bahwa ini aturan kalo pilih slip merah.
2. bayar k BRI besok dimana jg kunci motor masi disita karena gada bukti lain yang bisa disita. disini salahnya polisi tidak menjelaskan bahwa ini adalah tindakan slip biru. dimana kita akui bersalah dan harus bayar denda k bank negara.
3. katanya mba saya bantu, bayar aja disini. nanti kami akan stor kan k bank. dimana atas pelanggaran tidak memiliki sim dan tidak membawa stnk saya dapat denda Rp.150.000,- saya liat org yg ngantri sblm saya uangnya lagsg dimasukkan k satu wadah nampak resleting aja mgkn kayak tas ransel gitu dibawah meja.

karena saya sudah biasa berurusan dengan transaksi, saya minta slip atau sekedar kuitansi pertanda saya sudah bayar. namun polisi tersebut malah ngulang lagi penjelasan perkara pelanggaran saya. terus saya singgung bapak saya mahasiswa pak. saya tau apa yg sedang terjadi ini. kalau begitu kenapa ga diselesaikan dengan benar. setelah cek cok sampe polisinya emosi. saya ga ada pilihan lain. orgtua blm bisa dihubungi. dalam kepala saya. saya harus hadapi sendiri. sampai akhirnya saya mau saja bayar tp harus ada bukti dan polisinya marah2 k saya. trus sampe ganti petugas yg tangani saya. kebetulan hari ini terik panas bgt, saya kasihan sama adek saya yg nunggu masi umur 3th. jd saya selesaikan saja. saya sudah debat berkali2 lalu tetap bayar disitu 150rb. krn saya di tipu penjelasan oleh petugas yg ke dua itu. beliau bilang bapak tersebut yg akan menggantikan saya sidang dan saya boleh pulang krn bapak itu bantu saya. pas sampe dirumah baru saya tau bagaimana prosedurnya. jujur dalam hati kesel bgt sampe geram dan jijik. kenapa harus makan uang orang sih? saya mengakui melanggar tp tugas polisi yang mengayomi kok malah manipulatif dan memeras pelanggar. dan yang saya tidak abis pikir setiap orang bayar tenda disitu yg katanya boleh. tidak ada bukti transaksi apapun. dan pelanggar mendatangai buku tilang yg hanya tinggal bagian petinggalnya saja. bolak balik. ya ampun. kecewa bgt. sebenarnya masyarakat ga suka menyuap. tp udah duluan di bodohi oleh aparat polisi yg buat sterotipe bahwa pengurusan tilang sulit dan repot. jd cara gampang aja bayar langsung bebas. poor indonesia. kalau mmg kita sering melanggar kyknya indonesia bisa bayar hutang negara deh.

Ini memang pe er yang harus dibenahi banget sih. Semoga diberikan kesadaran ya para oknum itu… 🙁

Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dalam blog ini dilindungi oleh hak cipta
Exit mobile version