Kategori
Perencanaan Keuangan Reksadana Saham

Ada Uang Nganggur? Pilih Salah Satu Alternatif Ini Gak Menyesal

Kalo soal manajemen keuangan pribadi, gak ada yang namanya bener atau salah. Setiap orang pasti punya cara mengatur keuangan yang paling cucok sama kondisinya masing-masing. Jadi, sesuka apapun keleyan sama postingan yang ada di sini #eaaaaa, manajemen keuangan pribadi ada 100% di tangan kalian. *lha terus ngapain lu masih nulis soal ini Dan?!

Sante masbro mbaksis, ini gue mau cerita soal pertanyaan yang gue sering banget dapet dari temen-temen. Bukaaan, bukan soal gue udah punya pacar atau belom karena jelas-jelas udah punya anak 1 dan cinta mati ama Bul. Jadi pasti bukan soal jodoh lah pertanyaannya. *kemudian ditabok rame-rame

Pertanyaan ituloooh:

“Dan, kalo gue punya duit nganggur, gak gue apa-apain sama sekali. Enaknya dipake buat apa ya?”

Jawaban paling gampang dan paling enak sebenarnya sih: “Kasih gue ajah! hahaha!” *Trus ditabok lagi.

Jadi-jadi-jadi, menurut kalian apa tuh jawaban paling pasnya?

Manajemen Keuangan Pribadi untuk Uang yang Tidak Terpakai

Manajemen keuangan pribadi tidak dengan membuang uang

Sebenernya, jawaban pertama gue adalah seberapa banyak sih duit nganggurnya? Karena duit nganggur sebesar Rp. 5 juta cenchu sahaja berbeda dibandingkan dengan duit nganggur sebesar Rp. 50 juta.  Ya gak? Trus yang kedua seberapa lama nganggurnya itu uang. Karena nganggur sehari sama nganggur 50 tahun kan beda masbro dan mbaksis.

Kalo duit nganggur Rp 500 juta selama 50 tahun mah namanya horangkayah gak sih.

Yawis, rak usah panjang-panjang. Ini alternatif kalo ada uang yang memang tidak terpakai terlepas dari kita sudah bagus menerapkan manajemen keuangan pribadinya atau belom yes.

1. Bayar Utang Kartu Kredit (dan Atau Utang Konsumtif Lainnya)

Haruskah Hutang Konsumtif Dibayar Dulu?

Iya HARUS.

Manajemen keuangan pribadi yang baik: bayar hutang kartu kredit dahulu

Kalo manajemen keuangan pribadi kita sudah bagus sih, mestinya gak punya utang konsumtif yang terlalu besar ya. Apalagi kalau sampe dibelain bayar minimum biar tagihan yang lain masih bisa terbayar. *menatap nanar tagihan kartu kredit.

Ohiya, baca dulu ini tentang Pentingnya Lembar Tagihan Kartu Kredit.

Kenapa hutang konsumtif harus dibayar dulu? Karena gak lucu aja kita bayar bunga dan biaya lainnya tapi di akhir hari, gak ada manfaat ekonominya.

Kecuali kalian sudah bikin cicilan 0% selama sekian bulan ya. Itu mau dibayar dipercepat juga ga bisa. Biarin aja asalkan jangan lupa dan jangan telat bayar aja.

Gak Mending Diinvestasiin aja Dibanding Bayar Hutang?

Pikiran kita kadang playing tricks kek gini:

Gakpapa lah diinvestasiin dulu aja. Bayar bunga toh dikit, paling cuman Rp. 20 rebu sebulan, tapi giliran hutang kita lunas, kita punya (deposito/emas/reksadana/saham) simpenan kan? 

Gini aja deh, kalo kalian memutuskan kek gitu, lihat itu lembar tagihan, coba cek berapa bunga kartu kreditnya, 2.5% sebulan? Setahun itu sama dengan 30% setahun. kalo deposito setelah pajak berapa, 3.6%? Itu setahun woy!

Reksadana 6% – 15% juga setahun. Bahkan pasar saham yang katanya bisa kasih return 25% itu juga setahun! Tapi ya masa kalian bayar pengeluaran 30% demi income 25% (inget 25% juga asumsi terbaik)?

Kalo Utang Lainnya gimana?

Kalo yang namanya dipake buat keperluan konsumtif sih lunasin aja. Selama memang tidak ada penalty atau biaya tambahan yang kalau dihitung malah lebih gede dibandingkan kalo misalkan kita teruskan. Utang KTA misalnya. Itu kalo dilunasi dipercepat, dendanya akan lebih gede dan bunga yang belom kebayar juga dihitung buat kita lunasin.

Coba baca postingan gw tentang 5 Hal yang Harus Diketahui tentang KTA.

2. Sedekahkan Jadi Amal Jariyah di Jalan-Nya

Manajemen keuangan pribadi termasuk merencanakan membeli hewan kurban

Well, kalo ini sih gue gak ada komen apapun. Kalo misalkan punya duit Rp. 100 juta dan mau kalian sumbangkan semua ke mesjid, bantu anak yatim piatu, bangun sekolahan atau apapun mah monggo! Gue dukung sejuta persen!

Semoga amal ibadahnya ikhlas dan diterima sama Allah. Karena (katanya Pak Ustadz) amal ibadah kalian akan dibalas berkali-kali lipat. Tap inget ya, usahakan jangan dagang ama Allah. 😀

Dia kan maha semuanya ya. Pastinya juga Maha manajemen keuangan pribadi kita-kita ini, jadi InsyaAllah pasti bakalan dicukupkan rejeki kita. 🙂

Baca juga postingan tamu tentang tips menyiapkan biaya kurban Idul Adha.

3. Buka Deposito di Bank Terpercaya

Minimum Dana yang Diperlukan

Nah kalo ini tergantung sama dana nganggur yang emang kalian punya. Tahun 2009 pas terakhir kali gue jadi Customer Service di Mandiri, buka deposito di Pulau Jawa minimal Rp. 10 juta, di luar Pulau Jawa minimal Rp. 5 juta. Nah kalau kalian bukanya di internet banking, bisa hanya dengan Rp. 1 juta, tapi gak dapet bilyet deposito.

Baca postingan tentang e-Banking yang Memudahkan Hidup.

Apa yang Didapatkan dari Deposito?

Kalian akan dapat 4,5% bunga sebelum pajak. Selalu ingat ya untuk bunga deposito, kita dikenakan pajak 20% yang akan langsung dibayarkan ke kas negara. Jadi berapa dong bersihnya terima bunga deposito? Ya kalikan saja dengan 80%. Bingung?

Gini, kalau misalkan Mbak yang di Mandiri info kita dapet bunga 4,5% (PER TAHUN) untuk deposito 1 bulan. Berarti nettnya kita dapat 3,6% (per tahun). Kalau misalkan deposito Rp. 10.000.000 bunga tiap bulan yang kita dapet ya:

Rp. 10.000.000,- x 3,6% x (1/12) = Rp. 30.000,-

Dan kita bisa tenang karena kalau simpanan kita masih di bawah Rp. 2 Milyar, semuanya akan dijamin pemerintah. Bisa tidur dengan tenang lah.

Trus Harus Bayar Apa Saja?

Emang deposito ada biayanya? Adaaaa… Hihihi.

Yang pasti sih kalau buka depositonya di cabang, diminta bayar biaya materai waktu buka dan waktu mencairkan. Jadi pasti kena biaya Rp. 12.000,- (kalo masih sama kayak waktu gue di cabang dulu sih ya). Selain itu kena biaya apalagi?

Kena biaya inflasi. Bihihik.

Kalau menurut data inflasi Bank Indonesia sih per Agustus kemarin inflasi cuma 2,79%, masih lebih rendah dibandingkan dengan bunga deposito. Artinya, uang kita masih bisa berkembang sebesar 0.81%. Mayan lah masih untung. Tapi kalau pas inflasi lagi kayak bulan April di 3,6%?

Ya kita malah rugi biaya materai kan. Lha kalau inflasinya lebih tinggi? Auk deh… *trus telen bilyet

4. Beli Emas

Beli di Mana dan Dapet Apa?

Belinya di toko emas kepercayaan Anda. Ya iyalah… Masa mau beli di toko emas yang kita belom percaya sama sekali?

Tapi yang pasti kalau beli emas, usahakan logam mulia bersertifikat ya. Kalau emas perhiasan agak sayang sih kalo mau nyimpen buat dipake investasi. Kecuali mau sekalian dikasih buat mahar. Etapi mahar kawin logam mulia sih gak bakalan ditolak kok. Percaya deh.

Kalau beli emas kalian dapet apa? Dapet emasnya sih yang pasti. Bisa dipegang, dipamer-pamerin dan disimpen di lemari.

Selain itu kalian bisa juga jadikan emas yang dibeli sebagai modal awal buat bertani emas. Soal bertani emas ini sudah banyak ya yang bahas. Salah satunya dari 8-11 shownya Metro TV nih:

Kenapa Gak Usah Dibeliin Emas?

Udah haqqul yakin mau beli emas? Monggo dilakukan. Tapi jangan lupa beberapa hal yang harus dilakukan waktu beli emas dan juga harus kalian perhatikan. Dua diantaranya adalah waktu kita beli emas, harganya langsung jatuh pas ketika kita bayar.

Maksudnya gini, kita misalkan beli satu gramnya Rp. 500.000,- Udah kita bayar nih, duit dan emas sudah berpindah tangan dari penjual ke kita. Saat itu juga waktu kita mau jual ke toko yang sama bahkan sebelum kita pindah tempat, tokonya akan beli balik emasnya dengan harga misalkan Rp. 495.000,-

Well paling gak itu yang kejadian sama gue dulu sih.

Selain itu, kita juga harus mikirin gimana emas-emas dari duit yang nggak kepake itu disimpen. Kalo memutuskan mau nyimpen di rumah sih gakpapa juga. Tapi bakalan bahaya gak sih kalo itu adalah investasi yang mau kita jaga buat misalkan, 20 tahun? Ya mungkin bakalan bisa dipertimbangkan buat disimpen di safe deposit box di bank langganan.

Coba baca di sini buat apa saja yang gue pelajari dari investasi emas.

5. Beli Reksadana

Kenapa sih SELALU Reksadana?

Ilustrasi Reksadana . KONTAN/Muradi/2014/08/12

sebagai salah satu cara memanfaatkan angpao lebaran anak

Yeayayayaya… Kalian mungkin bosen denger gue ngomong reksadana ina, inu, ini, ine, ino. Tapi coba baca dulu beberapa artikel yang pernah tayang di blog ini deh:

12 Hal Paling Penting yang Wajib Dipahami dalam Investasi Reksadana
Memilih Reksadana Terbaik, Gimana Caranya?
Cara Beli Reksadana di Bank

Gimana? Sudah dibacakah? *ihikkk *fakir trefik ngarep amat… 😀

Oke secara singkat keuntungan yang didapatkan di reksadana bisa dijembrengin ke beberapa poin ini:

  1. Bisa beli kapan aja dan dicairkan kapan aja. Palingan kena fee jual dan fee beli, beberapa bahkan gratis.
  2. Fleksibel sesuai kebutuhan karena ada 4 kategori besar, reksadana pasar uang, pendapatan tetap, saham dan campuran. Jadi buat manajemen keuangan pribadi jangka pendek, menengah, panjang ada semua instrumen yang pas
  3. Investasi dikelola orang-orang profesional berpengalaman di perusahaan manajer investasinya.
  4. Aturannya lengkap sama OJK. Bahkan kalau MI nya tutup masih ada cara buat resolve akun kita (coba baca postingan Apa yang Harus Dilakukan Ketika MI/Sekuritas Tutup)
  5. Modal cukup terjangkau. Tapi kan ini ada duit nganggur yes, jadi minimum pembelian mestinya bukan issue lagi. Ihik

Pertimbangan Apa yang Bikin Urung Beli Reksadana?

Nah, kalau kalian merasa gak nyaman investasi di reksadana karena belum tahu, itu bukan jadi alasan buat gak milih investasi di reksadana. Itu kalian tinggal baca-baca aja. Tapi bisa juga percuma baca soal investasi reksadana kalau kalian termasuk dalam kategori yang gue tulis di situ…

Perlu banget dipahami kalau reksadana ini bukan produk perbankan, jadinya gak dijamin sama pemerintah. Pun nilai investasi kalian. Jadi jangan ngarep kalau awalnya investasi Rp. 10 juta, nilainya waktu kondisi pasar memburuk akan tetap segitu, tapi ada kemungkinan turun.

Kalo suka dagdigdug dengan nilai investasi yang bisa turun dibandingkan nilai awalnya, pertimbangkan lagi. Coba cek dulu profil risiko masing-masing ya sebelum mulai investasi reksadana. Manajemen keuangan bisa dilakukan dengan banyak cara. Jangan paksakan yang gak sesuai dengan kalian.

6. Beli Saham

Emang Saham Gak Bahaya?

Peningkatan harga sebagai salah satu alasan investasi saham

Bahaya banget kalo kalian pilih saham sebagai tempat nyimpen duitnya tanpa analisa baik-baik dan asal pilih ngikutin katanya orang, trus beli saham gorengan yang perusahaannya juga kalian gak tahu dan gak jelas.

Bahaya juga kalo saking takutnya sama pasar saham kalian sampe gak berani sama sekali masuk dan melewatkan kesempatan buat ikut menikmati keuntungan dari pasar modal Indonesia. Bihihik. Bingung?

Baca 5 Alasan Memilih Investasi Saham ini deh.

Dengan investasi saham kalian bisa ikutan dapat pembagian keuntungan dari perusahaan berupa dividen. Kalo harga naik, kalian juga bisa dapet untung dari kenaikan harga itu. Trus bisa ngaku kalo punya perusahaan. Punya 100 lembar saham Telkom aja kita bisa cerita ke temen-temen kalo kita punya perusahaan loh.

Dan yang terpenting, kalian ikut menyumbang stabilitas dan kemajuan ekonomi Indonesia. Ikut membantu negara ini memperkuat posisi permodalannya. Gue pernah tulis tentang Nasionalisme Melalui Investasi di Bursa Efek Indonesia di websitenya Indoblognet. Baca deh *ihik!

Mendingan jangan Investasi Saham Kalau Apa?

Itu tadi, sempet gue singgung. Jangan investasi saham kalau kalian niatnya cuman judi doang. Kalau gak ngerti tentang investasi saham, gak perlu kuatir, mestinya bisa banget dipelajari.

Apalagi kalo kalian suka jantungan lihat portfolio investasi nilainya turun 25%. Bisa kejadian di pasar saham soalnya. Tapi kalo memang tujuannya buat jangka panjang sih gak perlu kuatir ya. Logikanya kan perusahaan memang niatnya cari untung. Nah ke depan, kalo perusahaan yang sahamnya kita beli memang bagus, ya pasti bakalan berusaha buat cetak untung kan. Kalo untung mestinya nilai sahamnya naik.

Gimana menurut kalian?

7. Beli Properti Idaman

Jangan lupa Biayanya

Manajemen keuangan pribadi dengan membeli Rumah Masa Depan

Iyaaaa, bisa juga kita beliin properti kan itu uang nganggurnya yes? Dengan asumsi kalo duit yang ada memang gede banget sampe gak perlu tambahan hutang biar propertinya bisa kebeli ya. Ihik…

Trus beli propertinya yang kek gimana? Ya terserah aja sih. Mau dibeliin tanah di desa yang mungkin harganya jauh lebih murah buat tabungan jangka panjang bisaaa… Atau kalau mau dibelikan apartemen yang bisa disewain juga bisa. Bahkan bisa juga dibeliin kos-kosan dan mulai jadi juragan kosan kayak yang dilakukan sama Lisa di Palembang sana. 😀

Buat milih lokasinya sih sesuaikan dengan selera dan budget tapi inget kalo lokasi adalah bagian terpenting dari membeli sebuah properti. Tapi jangan sampe lupa biaya-biaya tambahan yang harus kita keluarkan waktu kita memutuskan buat beli properti. Kayak biaya notaris dan pajak-pajak yang berkaitan sama properti itu.

Coba baca postingan berbayar tentang memilih properti ini.

Kalo Gak Cocok Gimana?

Nah ini nih yang perlu diinget kalo memutuskan menggunakan properti untuk manajemen keuangan pribadi. Bener properti itu nilainya (mungkin) naik terus. Tapi kenaikan harga properti itu apakah didukung dengan kemampuan beli masyarakat kebanyakan?

Kalo misalkan properti yang dulu dibeli di harga Rp. 200 jutaan berkembang jadi Rp. 2 Milyar. Pas butuh duit mau dijual apakah ada orang yang bisa beli dalam waktu cepat untuk lokasi itu? Kalo ada syukur, kalo nggak ada nyesek juga kan?

Jadi inget-inget aja risiko ini waktu memutuskan buat investasi properti.

8. Buka Usaha

Usaha Apa?

Investasi Emas

Nah ini nih, kalo misalkan emang ada duit yang bener-bener gak kepake, bisa loh dipake buat biayain modal usaha. Beli kos-kosan misalkan kayak yang gue sampaikan di poin sebelumnya.

Tapi kalau nggak, mungkin punya impian dan cita-cita mengelola kafe kecil di satu daerah, atau jual beli baju import lewat instagram atau bikin manajemen blogger buat koordinir blogger buat menembus satu brand misalkeun. #Eaaaaaa.

Kenapa gak mulai sekarang? Toh duitnya gak kepake ini kan?

Ada Risiko gak Sih Buka Usaha?

Yaaaaa kalo risiko sih pasti ada lah. Sebenernya kita buka usaha dengan beli saham mirip-mirip kan? Apa saja kemiripannya?

  1. Beli saham berarti ikut kasi modal ke satu perusahaan. Sama kayak kita yang buka usaha kan? Tapi modalnya ya kita berikan ke perusahaan kita sendiri.
  2. Kalo usaha kita untung, ya kita dapet bagia keuntungan dari usaha kita, sama kayak kita dapet deviden dari saham.
  3. Kalo rugi, modal kita bisa habis. Sama kayak kalo perusahaan rugi dan sahamnya turun.

Ya itu, risikonya duit yang gak kepake tadi bisa hangus. Gimana? Do I make sense? Hihihihihi….

Tapi kalo usahanya berhasil ya pastinya dapet stream of income yang bisa diandalkan kan.

Jadi, Kalau ada Uang Nganggur Mau dipakai Apa?

Banyak kan pilihannya ya kalau ada duit kita yang lagi nganggur dan gak kepake. Apalagi kalau itu dalam jumlah besar dan gak akan dipake untuk jangka waktu yang lama.

Semua pilihan pastinya ada untung dan ruginya, tinggal kita masing-masing mau pake yang mana yang paling sesuai dengan model manajemen keuangan pribadi kita. Bisa dipake salah satu saja atau mungkin malah kombinasi dari beberapa pilihan.

Misalnya saja untuk sekian tahun pertama disimpan di reksadana saham, kemudian reksadana pasar uang. Sembari simpan duit itu, sambil juga menyiapkan master plan buat usaha. Ketika akhirnya duit dicairkan, sebagian disumbangkan ke panti asuhan dan lainnya dan sisanya dipakai untuk modal usaha. Klop kan?

Gimana menurut manteman semua? Kalo ada duit nganggur akan dipakai untuk apa?

27 tanggapan untuk “Ada Uang Nganggur? Pilih Salah Satu Alternatif Ini Gak Menyesal”

Kalau sedekah itu sudah pasti, harus menjadi nomor satu dalam manajemen keuangan pribadi hehehehe. Sisanya, saya masih harus berlatih mengalokasikannya untuk kebutuhan-kebutuhan yang penting 😀

Weekend kemaren dapat pencerahan yang sangat bagus dari teman kita yang satu lagi mengenai reksadana. Dan fix gue bakalan mau mencoba untuk investasi disini wkwkwk.. maklumlah yach gue mesti dikasih pemahaman yang detail dulu baru berani mencoba. hehehehe..

Saham sendiri halal menurut fatwa MUI dan kalau mau aman bisa ambil saham yang termasuk ke dalam indeks syariah. Mestinya sih saham ga ada hubungan sama riba 😀

Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dalam blog ini dilindungi oleh hak cipta
Exit mobile version