Kategori
Perencanaan Keuangan Reksadana

Memilih Reksadana Terbaik Gimana Caranya? Pertimbangkan Beberapa Hal Ini!

Memilih reksadana terbaik susah? Coba pertimbangkan beberapa hal berikut ini untuk bisa membantu memilih reksadana terbaik.

Pertanyaan yang paling sering gw terima adalah apa saja pertimbangan dalam memilih reksadana terbaik? Nah loh! A million dollar question yang pasti harapannya orang-orang begitu denger jawabannya langsung bisa memutuskan beli reksadana yang sama dan berharap untung jutaan di situ dengan cepat.

Nggak ya? Hahahaha.

Etapi sebelum lanjut dan biar gak percuma baca ini sampe habis, coba cek dulu 9 hal penyebab percuma baca soal reksadana. Kalik aja termasuk salah satu di antaranya, langsung ubah mindset yak! 😀

Karena gw memang gak terikat sama perusahaan manajer investasi manapun dan gak dapet keuntungan apapun untuk rekomendasi,  jawaban gw paling seringnya adalah coba cek sendiri return historis  tiap reksadana ke infovesta.com. Habis itu tanya deh ke bank tempat jualan reksadananya mana yang oke ato nggak perusahaannya.  Nah habis itu pilih deh yang masuk di hati. *ihikk.

Biar lebih komprehensif jawaban gw dan gak perlu diulang-ulang,  gw bikin postingan ini aja ya.

Pertimbangan Memilih Reksadana Terbaik

Cek Profil Risiko dan Jangka Waktu Investasi

Memilih reksdana terbaik sesuai profil risiko

Kaaaaan, lagi-lagi cek profil risiko duluan yang gw bilang :P. Yakarena reksadana terbaik itu ya yang paling sesuai ama profil risikonya masing-masing. Jangan sampe karena belom tahu reksadana, tapi udah sering trading komoditas dan punya risk appetite untuk produk yang lebih berisiko eh malah belinya reksadana pasar uang. Kan gak cucok ya bok…

Soal profil risiko ini pernah gw tulis dan bagi toolsnya buat cek di postingan Financial Check Up dan Merencanakan Masa Depan Cerah, ato kalo nggak, toolsnya bisa manteman download dari link yang ada di sidebar blog ini.

Setelah tahu profil risiko masing-masing, tentukan dulu berapa lama jangka waktu investasi yang dipunya. Jangan mentang-mentang berprofil risk taker tadi trus ambil reksadana saham buat investasi yang tinggal setahun-dua tahun. Jadi dua hal ini penting banget dalam memilih reksadana terbaik dan kudu cucok ya bokk sama kebutuhannya.

Pilih Manajer Investasi dengan Track Record Bagus untuk Memilih Reksadana Terbaik

Target memilih reksadana terbaik melalui manajer investasinya

Track record manajer investasi sebagai pemilik produk cenchunya penting banget deh ya buat bisa memilih reksadana terbaik kan? Yamasa mau beli di manajer investasi kacangan yang belom ketahuan sepak terjangnya? Jangan sampe tergoda dengan iming-iming return tinggi tapi belom tahu siapa yang kasih iming-iming itu.

Trus gimana milihnya? Kalo gw sih pake logika sederhana aja, semakin dipercaya, berarti seharusnya semakin banyak orang yang investasi di produknya MI itu kan ya? Ya gw sih bakalan pilih yang dana kelolaan reksadananya (ato biasa disebut AUM – Asset Under Management) udah gede. Di mana ngelihatnya? Coba cek di situs reksadananya Bapepam deh. Di sana lengkap-kap-kap-kap!

Trus selain itu ada lagi gak? Ini tambahan, coba cekicek aja award-award apa yang didapat sama si manajer investasi. Apa pernah masuk ke dalam sekian reksadana terbaik, manajer investasi dengan kinerja paling moncer, lalalili. Jangan bilang ngeceknya gimana ya? Ada Google bok, percaya deh, jaman sekarang semuwah bisa di google.

Trus kalo bilang “Adudududuh, banyak bener kerjaan, masa kudu cek ini itu lagi sih? Gak bisa langsung aja?”, yabisa sih, sewa aja planner prfessional yang bakalan kasih rekomendasi apa aja yang bisa kita pake. Cuma pastiin kalo rekomendasinya emang bonafid ya (kerjaan lagi kaan?)

Memilih Reksadana Terbaik dengan Pilih Produk yang Cukup Umur atau yang Masih Muda?

Kemaren dapet email dari Mbak berinisial AO (gak enak nulis lengkapnya) yang nanya:

“Mending beli reksadana yang harganya masih di bawah Rp. 2.000 untuk bisa dapet potensi kenaikan yang tinggi atau yang sudah settle di harga Rp. 2.000 karena udah stabil (dan less volatile)?”

Buat yang belom tahu, reksadana umumnya dijual dengan harga awal Rp. 1.000/unit. Nah dengan berjalannya waktu, dengan adanya kenaikan, penurunan dan hal-hal yang terjadi di pasar, harga reksadana akan berubah. Bisa naik dan bisa turun. Reksadana dengan harga per unit yang lebih kecil bisa jadi karena memang umurnya yang masih baru dipasarkan. Sedangkan reksadana dengan harga yang sudah lebih mahal bisa jadi umurnya memang jauh lebih lama.

Trus pilih yang mana?

Simpan uang di produk yang masih muda atau sudah berumur?

Tergantung dengan poin pertama tadi, tipe investor seperti apa kita dan berapa lama jangka waktunya yang kita harapkan. Reksadana dengan umur yang lebih mudah memang mungkin menjanjikan return yang lebih gede karena MInya pasti akan berusaha untuk menaikkan harga reksadananya dengan memilih instrumen-instrumen investasi yang bisa memberikan keuntungan yang lebih besar.

Tapiiiiiiii… belum tentu juga reksadana dengan harga yang lebih mahal (say di atas Rp. 2.000/unit) gak bisa lagi naik harganya. Manajer Investasi yang mengelola reksadana dengan harga yang lebih mahal (dengan umur yang lebih lama) pastinya juga akan berusaha untuk membuat reksadananya tetap menarik dengan menggunakan strategi investasi yang ciamik kan yes? Mereka pasti juga gak akan membiarkan reksadananya stagnan 😀

Trus tambahan lagi, reksadana yang berumur lebih tua mestinya sudah lebih banyak mengalami naik-turunnya bursa dan kondisi keuangan. Misalkan aja reksadana yang udah berumur lebih dari 5 tahun, pasti manajer investasinya sudah mengalami lowest point dan juga highest point di market. Jadi lebih berpengalaman ke depannya untuk menghadapi kejadian-kejadian yang akan datang.

Pertimbangan penting buat memilih reksadana terbaik kan? Etapi-tapi-tapi, kalok kalian sudah memilih reksadan terbaik menurut kalian trus nilainya tetiba turun, gak usah panik! Coba baca dulu postingan ini deh: Help! Duitku Hilang (Ketika Harga Saham dan Reksadana Jatuh)

Btw, makasih ya Mbak sudah kasih ide ini 😀

Pastikan NAV di atas Rp. 25 Milyar

Investasi

Nah kalo yang ini penting gak penting sih buat memilih reksadana terbaik. Aturannya kan dana kelolaan reksadana itu minimal Rp. 25 Milyar ya (ada baca berita tahun lalu yang bilang akan diturunkan ke Rp. 10 Milyar tapi belom nemu aturan resminya, adanya cuma draft). Ini maksudnya kalo kita lihat di AUM (yang gw sebut tadi) nilainya di bawah Rp. 25 Milyar, reksadana itu bisa dibubarkan.

Jadi besar kecilnya AUM selain nunjukin reputasi si manajer investasinya ya pastinya juga nunjukin keberlangsungan reksadananya. Bisa jadi kan manajer investasinya pas jualan gak laku dan AUMnya jadi di bawa Rp. 25 Milyar.

Etapi ini bisa diakalin juga sih. Kalopun misalkan AUMnya kurang dari Rp. 25 Milyar, pihak yang berkepentingan bisa juga beli reksadananya sendiri sampe di atas Rp. 25 Milyar. Habis itu dijual lagi setelah sehari atau dua hari. Hihihihi.

Baca juga guest post  12 Hal yang Wajib Dipahami dalam Investasi Reksadana

Kesimpulan Gimana Memilih Reksadana Terbaik

Jadi-jadi-jadi sudah ada gambaran kan ya gimana cara memilih reksadana terbaik dari habis baca postingan ini? Yang pasti sih semua harus disesuaikan sama profil risiko kita masing-masing dan lihat bagaimana view investasi kita. Nanya ke orang boleh, tapi kita sendiri harus tahu fakta-fakta di balik apa yang disampaikan orang lain buat memilih reksadana terbaik yang akan kita pergunakan untuk merencanakan keuangan kita.

Dan kalo sudah tahu semua pertimbangan memilih reksadana terbaiknya, trus bingung gimana cara beli reksadananya, silahkah baca postingan Membeli Reksadana di Cabang Bank.

Semoga bisa membantu memilih reksadana terbaik dari sekian macam produk yang ada ya. Hihihi. Kalik aja ada yang penasaran gw siapa kok ngomongin reksadana, monggo mampir ke postingan Kerja di Bank yang nyeritain sedikit latar belakang gw soale di about me ditulis dikit doang. 😀

23 tanggapan untuk “Memilih Reksadana Terbaik Gimana Caranya? Pertimbangkan Beberapa Hal Ini!”

Yuppp…setuju banget sama tulisannya mas.. Mengenali profil risiko memang wajib hukumnya sebelum terjun beli reksadana.. Jadi bisa tau jenis reksadana yang dibeli, sesuai kemampuannya pulak.
Btw kayaknya tahun ini risk reksadana pasar uang masih dibawah risk trading saham yak mas…Pengamatan sekilas plus asal-asalan sih…hoho

Hihihihi. Iyoih Mas… Biar pas kan.
Kalo saya udah lama gak trading saham Mas. Risiko yang begimana ini? Etapi kan pasar uang yang risikonya relatif lebih rendah emang ya.

Balas

Kalo investasi diatas lima tahun kayaknya reksadana oke juga, ya, Dan. Atau investasi jangka panjang sampai belasan tahun boleh tuh, daripada duit simpan di bank yang boleh dibilang gak ada gain.

mau nanya nih mas dani, terus kalo misalkan ada dana 500rb tiap bulan diniatkan buat investasi di reksadana, dengan sistem autoinvest. mending uang itu dibeli buat 1 produk RD misal RDPU ato rdcampuran?
alternative lain yaitu uangnya dibagi2 ke semua RD misal 100rb buat rdpu, 200rb buat rdcampuran, sisanya rd saham, totalnya sama 500rb.

gimana mas dani?

saya beli reksadana ke temen yang kerja di MI alasannya biar gampang nanya2 dan gak ribet ngisi form ini itu cetek baru deh di cek di situs reksadananya bapepam Alhamdulillah ada

mas terima kasih atas artikelnya,
untuk memilih jenis reksadana yang mau kita ambil,apa perlu melihat kinerjanya reksada tersebut selama 3 tahun terakhir?

ada saran mas gimana nentuin jenis RD yang bagus,
rencana mau investasi jangka panjang

Untuk moderate komposisinya bisa ranging antara 30%an di rd pasar uang, 40%-70%an di pendapatan tetap, sisanya di mix di rd campuran dan rd saham. Dan ini yang gw pertimbangkan dengan pilihan cukup konservatif aih sebenernya. Karena kadang dengan tipe agresif pun ternyata ga bisa terlalu gede di rd saham atau campuran.

Balas

Wah, salah urutan baca postingan nih, jadi lama mudengnya. Sik kubaca yang dasar dulu.
Btw, kalau bisa bahas juga soal reksadana syariah dong Mas Dani. Saya pengin belajar nih.
makasih ya

Apakah pembelian pertama reksadana terkgantung kepada nilai nav/up. Atau bisa membeli dengan nominal Rp200.00, walau berapapun nilai nav/up pada saat itu. Mohon pencerahannya, terimakasih.

Nggak Mas, pembelian reksadanya tidak tergantung NAVnya, jumlah minimal pembelian dalam rupiahnya. Bukan dalam NAVnya. Dan ada yang minmal hanya RP. 100.000,-

Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dalam blog ini dilindungi oleh hak cipta
Exit mobile version