Kategori
Perencanaan Keuangan

Cara Meningkatkan Penghasilan untuk Para Milenial

Siapa nih yang di sini termasuk generasi milenial? Kayaknya sih pembaca blog ini rata-rata datang dari generasi yang disebut juga dengan generasi Y ini sih, kalau melihat dari demografi statistiknya. Plus sedikit generasi Z dan sedikit pula generasi X. So, mau tanya nih. Puas nggak sih dengan penghasilanmu sekarang; gaji, fee, komisi, apa pun itu–secara keseluruhan? Kalau jawabannya belum puas, apalagi kamu sekarang masih menghadapi banyak masalah keuangan, nah, rasanya kamu harus mulai mikirin untuk meningkatkan penghasilan.

Tahu nggak sih, menurut hasil penelitian yang diadakan oleh USA Today di Maret 2019, tercatat gaji umumnya generasi milenial ternyata 20% lebih sedikit dibanding orang tua mereka pada usia yang sama, meskipun mereka telah mempunyai ijazah sarjana. Kok bisa ya?

Apakah ini yang menjadi penyebab mengapa banyak dari generasi milenial sulit menabung? Membuat mereka juga kesulitan memiliki rumah sendiri, dan terlilit banyak utang?

Well, enggak juga sih, kalau dari pengamatan pribadi. Here’s the thing. Seberapa pun gajimu seharusnya cukup-cukup aja kalau kamu bisa mengelolanya dengan baik. Ini soal menyesuaikan pengeluaran dengan sumber daya yang kamu miliki. Itulah intinya pengelolaan keuangan. Mau segede apa pun gaji, kalau kamu enggak tahu cara mengolahnya dengan baik, ya tetep aja wassalam.

Tapi, di sisi lain, banyak usaha yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan penghasilan. Sudah waktunya, kita tuh enggak hanya puas dengan penghasilan dari satu pintu saja. Investasi saja didiversifikasi, masa penghasilan enggak didiversifikasi juga? Padahal risiko dari penghasilan itu juga sama besarnya dengan investasi loh. Kalau investasi bisa merugi, penghasilan juga bisa hilang sewaktu-waktu karena kondisi.

Ada yang sekarang lagi mengalami masa-masa suram akibat kehilangan penghasilan? Kena PHK?

See?

So? Mau meningkatkan penghasilan sebagai milenial di zaman kekinian ini? Yuk, simak artikel ini sampai selesai ya.

[toc]

Cara Meningkatkan Penghasilan Berdasarkan Jenisnya

Yes, tahukah kamu, kalau ada 3 jenis penghasilan?

1. Penghasilan aktif

Penghasilan aktif adalah penghasilan yang didapat dari hasil bekerja.

Contohnya gaji, tunjangan, bonus, fee, komisi, dan sebagainya. Kalau kamu pengin meningkatkan penghasilan aktif, kamu bisa bekerja paruh waktu atau melakukan pekerjaan lepas sampingan.

Misalnya, kalau kamu sudah punya pekerjaan utama kantoran, di luar jam kantormu kamu bisa gabung di marketplace freelancer, bikin aplikasi atau desain-desain pesanan, dagang, reselling, dropshipping, dan sebagainya.

2. Penghasilan investasi

Penghasilan yang didapat dengan memperkerjakan uang yang sudah kamu miliki. Investasi itu ibaratnya seperti menanam pohon yang kita rawat dengan baik, lalu lama-lama tumbuh menjadi besar, dan akhirnya kita bisa memetik buahnya di masa panen.

Misalnya dengan investasi saham atau obligasi, dan yang lainnya. Untuk meningkatkan penghasilan investasi, kamu bisa melakukan diversifikasi instrumen investasi, setelah sebelumnya mempertimbangkan sesuai tujuan dan profil risiko.

3.Penghasilan pasif

Penghasilan yang diperoleh dari menukarkan aset dengan uang. Aset yang dimaksud di sini adalah segala sesuatu yang dapat menghasilkan pemasukan untukmu.

Misalnya keuntungan dari bisnis penyewaan, bisnis waralaba, dan sebagainya. Nah, untuk meningkatkan penghasilanmu, kamu bisa mendiversifikasikan asetmu lagi menjadi lebih luas. Mungkin kamu tak hanya sebagai franchisee, tapi sekarang juga menjadi franchiser.

Kembali ke atas

Meningkatkan Penghasilan Sesuai Jumlah Gaji

Nah, di atas sudah sedikit-sedikit disinggung tentang beberapa cara meningkatkan penghasilan tuh. Sekarang, coba kita lihat peluang apa saja yang bisa kita manfaatkan jika kita berusaha meningkatkan penghasilan sesuai dengan jumlah gaji.

Gaji ≤ Rp3 juta

Untuk kamu yang gajinya kurang dari Rp3 juta nih, akan lebih baik kamu fokus meningkatkan penghasilan aktif kamu.

Kamu bisa mencari penghasilan tambahan atau penghasilan sampingan dengan menjadi driver ojek online, part time admin media sosial, atau menjadi freelancer juga.

Gaji antara Rp3 – 15 juta

Jika gaji kamu berada di kisaran Rp3 juta sampai Rp15 juta, kamu masih tetap menambah penghasilan aktif dengan memilih beberapa jenis pekerjaan sampingan. Seperti menjadi freelancer, motivator, pembicara, dan lain sebagainya.

Di samping itu, kamu juga bisa mulai meningkatkan penghasilan investasi dari peluang untuk mendapatkan capital gain. Misalnya dengan investasi/trading saham, forex, atau obligasi.

Catatan khusus: kamu harus belajar dulu, cara trading dengan benar ya, kalau memang pengin meningkatkan penghasilan dengan cara ini.

Gaji antara Rp15 – 24 juta

Jika kamu mempunyai gaji kisaran Rp15 juta sampai Rp24 juta, kamu bisa fokus ke karier kamu dan untuk meningkatkan penghasilan aktif, raih posisi atau jabatan yang lebih baik.

Selain itu, kamu juga bisa mulai menambah porsi investasi capital gain, serta membangun aset untuk pendapatan pasif.

Gaji >Rp24 juta

Kamu bisa menambah penghasilan dengan memperbesar porsi penghasilan investasi dan penghasilan pasif. Terutama sih tujuannya untuk bekal pensiun nanti.

Contoh mudahnya begini nih. Kamu fokus dulu untuk mengubah penghasilan aktif menjadi penghasilan investasi dalam bentuk cash flow seperti menambah obligasi ORI, investasi peer to peer lending, dan menambah penghasilan pasif.

Menambah penghasilan pasif di sini seperti membeli properti untuk disewakan atau membeli waralaba.

Kembali ke atas

Cara Lain Meningkatkan Penghasilan

Cara meningkatkan penghasilan selain dari jumlah gaji, kamu juga bisa melakukan hal berikut ini:

1. Memulai bisnis

Bisnis bersifat tidak kaku, jadi setiap orang bisa mengembangkan ide bisnis yang baru agar bisnis terlihat lebih inovatif.

Sekarang ini perkembangan teknologi sangatlah membantu, sehingga kamu pun bisa berbisnis online yang tidak memerlukan modal banyak, bahkan nyaris nol, untuk sewa tempat dan operational lainnya. Mulailah bisnis ini dengan tekun dan teliti, niscaya kamu pasti akan mendapatkan hasilnya.

2. Meningkatkan gaji

Jika kamu mempunyai pengasilan utama dari kantor, maka hal itu akan mempermudah kamu dalam proses menabung dan investasi. Seenggaknya, kamu cukup “aman” dari risiko fluktuasi penghasilan seperti yang dialami oleh para freelancer.

Apabila kamu memang memiliki potensi lebih dan sudah memenuhi kriteria agar atasanmu meningkatkan gajimu, tunggu apa lagi? Mengapa kamu tak mengajukan proposal untuk naik gaji? Tapi ingat ya, lakukan hal ini jika kamu sudah benar-benar yakin akan potensimu sendiri.

3. Hobi yang dibayar

Jika kamu mempunyai hobi yang bisa dijual, jangan sungkan untuk menawarkannya kepada kerabat atau temanmu.

Contohnya kamu mempunyai skill di bidang fotografi, kamu bisa menjadi seorang photographer di acara pre-wedding. Atau, kamu bisa membuka jasa layanan foto produk untuk olshop-olshop. Jadi hobimu bisa kamu lakukan tapi kamu juga tetap menghasilkan uang dari hobi tersebut.

4. Membuka jasa

Kamu bisa meningkatkan penghasilanmu dengan membuka jasa pengetikan, les privat, sampai mengerjakan skripsi.

Sekarang ini banyak orang yang malas mengerjakan skripsi atau mengetik pekerjaan mereka dan lebih suka mempekerjakan orang. Jika kamu mempunyai waktu luang lebih, coba deh cara ini!

Kembali ke atas

Well, ternyata cara meningkatkan penghasilan ini enggak seribet yang dipikirkan bukan?

Nah, jadi kamu sudah tahu kan bagaimana caranya meningkatkan penghasilan kan? Tapi ingat ya, kalau kamu juga harus bisa mengelolanya dengan baik jika kamu berpenghasilan banyak. Karena, ya seperti disebutkan di atas tadi, penghasilan sebesar apa pun nggak akan berguna juga kalau kamu enggak bisa mengelolanya dengan baik.

2 tanggapan untuk “Cara Meningkatkan Penghasilan untuk Para Milenial”

Kak, kalo misalnha nih mahasiswa yang kepengen investasi dari usia dini, tapi blum punya penghasilan tetap. Kira kira bisa investasi ga yah? Dan kalo bisa jenis investasi yang kayak gimana?

Halo Alexa. Bisa kok kalau memang penghasilan belum tetap. Asumsinya masih dapat uang dari orang tua ya. Sebagai permulaan sih bisa dengan beli aset-aset berkelas utang seperti reksadana pasar uang. Kalau sudah tahu ilmunya bisa mulai coba beli saham-saham perusahaan blue chip 1-2 lot. Atau kalau masih ingin yang ada kepastian pengembalian, bisa coba di kelas aset utang lain seperti obligasi ritel atau RDPT sebelum coba P2P Lending ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dalam blog ini dilindungi oleh hak cipta
Exit mobile version