Pilihan pembayaran beli rumah yang mana nih yang kalian pilih? Ada banyak loh caranya. Ato jangan-jangan masih belum tahu?
Buat yang pernah beli rumah, apartemen ato properti pasti pernah ngerasain pusingnya milih metode bayar. Ujungnya capcipcup belalang kuncup aja milih mau bayar rumah pake cara apa.
Apa gue aja ya yang ngalamin ini? Hahahaha. Tapi kalo kumpulin DPnya pasti udah tahu kan?
Baca juga: Pilihan Kumpulin DP Rumah Idaman
Seperti biasa, teman-teman bisa langsung baca dari awal sampe akhir. Atau bisa juga baca sesuai daftar isi:
[toc]
Jadi, Apa Saja Pilihan Pembayaran Beli Rumah Idaman yang Ada?
1. Cash Keras
Yes, tentu saja paling murah cash keras ini. I will get back to that later.
Dari namanya aja udah cash keras ya. Mungkin, karena emang susah (buat rangorang macem gue) makanya pake tambahan keras buat namanya. Padahal seharusnya cash aja cukup kan. Semacam hard-core gitu.
Yakalo gak yang bener-bener horang kayah ya pasti butuh nabung bertahun-tahun untuk bisa punya duit buat bayar rumah idaman tunai. Cem akad nikah aja, bayar tunai kan?
Soal murahnya tadi, opsi bayar tunai keras ini emang yang paling murah. Udah pada tahu kan kalo harga iklan properti yang itu ya harga cash keras ini.
Jangan gampang kagum dan heran sama murahnya harga.
Kalo ada baliho segede Ultraman di pinggir jalan bilang rumah di daerah A seharga Rp. 300 juta, itu harga cash mamen! Beberapa kali kami nanya sih gitu kejadiannya. Hahahahaha.
Bedanya bisa sampai beberapa puluh juta (ato malah nyampe angka ratusan juta) kalau dengan cara bayar lainnya.
Kenapa bisa begitu?
Yakarena developer gak nanggung risiko lagi begitu terima pembayaran tunai keras kan. Gak ada risiko gak kebayar.
Udah hilang lah risiko gagal bayar dari kita sebagai pembeli. Developer gak perlu ngegaji orang admin buat nagih, buat terbitin tagihan denda kalo kita telat bayar dan bisa langsung bayar material bangunan dan kontraktor yang ngerjain.
Makanya bisa murah.
Jadi, kalo pengen bayar rumah idaman, apartemen atau properti lainnya, pake aja tunai keras… Duitnya dari mana? Ya kumpulkan sendiri. Pake investasi dan atur keuangan keluarga dengan benar.
2. Cicilan Bertahap Developer
Apalagi piliah pembayaran rumah idaman yang kalian punya? Sudah pernah denger Cicilan Bertahap Developer?
Cicilan bertahap developer ini biasanya jadi bagian program promosi yang si developernya waktu tahap pemasaran awal proyek. Biasanya bundling juga dengan cicilan DP sekian kali.
Contohnya aja gini: Cicilan DP 3x dan angsuran bertahap developer 33x. Kalo ada yang kayak gitu, berarti itu door to door tenor dari developernya 3 tahun aka 36 bulan. Program kek gini ini biasanya gak terlalu lama periodennya.
Gue dulu pernah nemu yang cicilan bertahap developernya sampe 48x. Lumayan lama, sampai 4 tahun. Belom pernah nemu yang sampe 5 tahun atau lebih sih.
Karena jangka waktu yang tidak terlalu panjang dan tidak melibatkan pihak ketiga, pilihan pembayaran rumah idaman ini terbilang yang termurah kedua setelah cash keras. Karena urusannya langsung antara developer dan pembeli rumahnya. Harga cicilan bertahap developer ini biasanya gak terlalu jauh dari harga cash keras.
Baca juga: Pengalaman Investasi Apartemen
Uang muka dengan pilihan pembayaran ini pun biasanya lebih ringan dan ada pilihan mengangsur. Kayak pengalaman kami dulu pas beli apartemen, uang mukanya cuma 15% dari harga properti dan kami bayarnya dalam 3x pembayaran.
2.1. Contoh Ilustrasi Cicilan Bertahap Developer
Kalo bingung ngebayanginnya, kita bikin contoh aja gini. Ada rumah seharga Rp. 500 juta dengan opsi cicilan 33x dengan uang muka 15% kayak yang pembayarannya bertahap 3x.
Tanda jadi pembelian seperti transaksi properti pada umumnya Rp. 5 juta. Total angsuran berarti 36x (3 angsuran uang muka dan 33 angsuran sisanya). Hitung-hitungannya bakalan kayak gini:
- Tanda jadi Rp. 5 juta
- Uang muka 15% atau setara Rp. 75 juta dengan 3x pembayaran – masing-masing cicilan Rp. 25 juta.
- Angsuran pertama (cicilan uang muka 1) Rp. 20 juta (Rp. 25 juta setelah diperhitungkan uang tanda jadi sebagai pengurang)
- Angsuran kedua dan ketiga (cicilan uang muka 2 & 3) masing-masing Rp. 25 juta
- Angsuran ke 4-36 masing-masing Rp. 12,9 jutaan per bulan (33x pembayaran dengan total Rp. 425 juta).
Pilihan pembayaran rumah idaman yang inipun lebih fleksibel. Kita bisa nego besaran uang mukanya. Mau gede atau kecil terserah kita. Kalo semakin gede uang mukanya, cicilan per bulannya jadi lebih murah.
Kalo misalkan ada keterlambatan bayar, developer pasti akan mengenakan denda. KPR dan KPA juga ada denda sih, cuma beda sama dengan yang timbul dari telat bayar KPR dan KPA.
2.2. Kalau Ada Kesulitan, Apakah Bisa Diubah ke KPR atau KPA?
Angsuran per bulannya memang berat kan ya. Bisa gak sih kalo ada kesulitan pembayaran, pilihan pembayaran rumah idaman dengan cicilan bertahap developer ini switch ke KPR?
Kalo dari info developer yang kami beli apartemen waktu itu sih bisa ganti ke KPA. Tapi ada penyesuaian-penyesuaian di harga dan biaya-biayanya.
Salah satunya yang paling kerasa adalah penyesuaian harga propertinya. Misalkan dengan cicilan bertahap developer harga Rp. 500 juta, maka dengan KPA harga bisa naik menjadi Rp. 650 juta.
Uang yang sudah terbayar sebagai angsuran akan masuk sebagai DP kalo emang sudah mencapai atau lebih dari DP 30% (besaran DP juga tergantung banknya). Kalau angsurannya kurang dari ketentuan DPnya? Ya HARUS nambah mamen!
Seandainya berujung ke bener-bener gak bisa bayar cicilan dari pilihan beli rumah idaman yang ini, maka developernya punya opsi untuk jual rumah idaman/apartemen kita ke orang lain. Dan itu sudah ada perjanjiannya di awal.
Kita akan terima lagi uang yang sudah dibayar setelah terpotong biaya-biaya.
Oh ya, pilihan pembayaran pembelian rumah idaman dengan menggunakan cicilan bertahap developer ini cuma bisa buat pembelian properti baru ya. Jadi biasanya sambil nyicil sambil nunggu properti jadi.
3. KPR/KPA Bank
Kalau ini mungkin semuanya sudah familyer kali yes? Pilihan pembayaran rumah idaman atau properti lainnya dengan menggunakan kredit dari bank.
Memilih cara pembayaran menggunakan KPR berarti sudah siap sama komitmen jangka panjang. Termasuk biaya-biaya dan juga berbagai macam persyaratan yang menyertainya.
Jujur kata gue juga gak paham banget KPR ini biayanya apa aja. Cuma kebayang aja sebagian besarnya. Bahahahaha. Belom pernah ya bok soalnya.
Biaya yang gue maksud tadi itu belum termasuk biaya bunga yang harus bank loh ya. Soal bunganya sendiri aja kita harus teliti dan tahu apakah banknya pakai bunga flat atau efektif. Trus apakah bunganya fix atau floating.
Kalo kagak paham, bisa-bisa kejepret bunga dah. Untungnya akiks orangnya baik hati dan sudah nulis soal bunga-bunga tadi.
Baca juga: Perbedaan Bunga Fix dan Bunga Floating; Perbedaan Bunga Flat dan Bunga Efektif
Beda harga antara KPR dan harga cash keras bisa lumayan jauh. Kalo ngitung semua sama bunga, perbedaan bisa mulai dari beberapa puluh juta sampai ratusan juta.
Keuntungannya menggunakan pilihan pembayaran rumah dari bank ini salah satunnya jangka waktunya yang lumayan lama buat. Bisa bikin kita bernapas lebih lega daripada kalo harus pake cicilan bertahap dari developer kan.
Tapi yang benar-benar harus sudah siap sih memang DP alias uang mukanya kalau memang mau KPR atau KPA. Bisa juga baca langsung ketentuan uang muka kredit pemilikan rumah dari Bank Indonesia.
Gue pun pernah bikin thread twitter dari postingan yang gue sebut tadi, tentang mengumpulkan DP KPR:
4. Peer to Peer Lending
Alternatif pilihan pembayaran rumah idaman lainnya yang gue sebutkan adalah dengan menggunakan peer to peer lending. Ini kalo misalkan susah ngajuin KPR sementara cash keras juga tak mungkin.
Opsi ini muncul bersamaan dengan fenomena fin-tech yang semakin ramai.
Beberapa yang gue baca bilang kalo proses mereka yang paling mudah, cepat dan sederhana. Tidak seperti proses KPR/KPR bank. Cukup klak-klik dan tap-tap.
Gue sendiri belom pernah eksplorasi sampai bagaimana opsi pembiayaan pembelian rumah idaman menggunakan peer to peer lending ini.
Cukup menggoda memang bagaimana mereka menjanjikan segala kemudahannya. Tapi satu yang gue pelajari dari pengalaman kerja di bank selama ini:
Perhatiin kan bagaimana kartu kredit bisa pasang bunga sampe lebih dari 10% setahun? Atau KTA yang sehari jadi itu, pernah hitung bunganya?
Kalo dari perspektif peminjam, tingkat risiko sebuah pinjaman dicerminkan di tingkat bunga yang dikenakan. Semakin analisa njelimet dan semakin banyak pengamannya, suku bunga semakin kecil. Semakin berisiko, suku bunga semakin besar.
Selain itu, coba diperhatikan baik-baik syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan P2P lendingnya ini ya. Banyak banget kan cerita di Twitter soal orang penagihan tunggakan dari perusahaan P2Pnya.
Pe-er terakhir kalau mau pakai peer to peer lending adalah memastikan apakah bisa mendapatkan limit yang cukup besar. Karena sejauh ini untuk pinjaman individu setahu gue belom ada yang bisa kasih pinjaman sampai seharga rumah ya.
5. Pinjaman Home Ownership Program Kantor
Opsi terakhir ini sih teruntuk yang masih kerja kantoran. One of the perks being a corporate slave. *Padahal perbudakan di atas dunia sudah dihapuskan. ?
Dengan menggunakan pinjaman dari kantor sebagai pilihan pembayaran rumah idaman, bunga yang harus dibayar akan lebih murah dibandingkan kredit umum. Bahkan ada beberapa perusahaan yang memberikan subsidi bunga sehingga karyawan hanya perlu membayar angsuran pokoknya.
Opsi pilihan ini dibuat oleh perusahaan terutama buat jagain karyawan-karyawan terbaiknya buat gak resign. Part of the retention program.
Kalo ternyata di tengah jalan resign, ya berarti harus lunasi sisa pinjamannya.
Biasanya sih kalo kerjasama dengan bank dan perusahaan kasih subsidi bunga, sisa bunga yang belum kebayar harus dibayar oleh si karyawan buat dilunasi. Ya memang wajar kan ya kalau begitu.
Kesimpulan: Mau Ambil Pilihan Pembayaran Properti yang Mana?
Kalo sudah ada properti yang diincer, pertimbangkan baik-baik pilihan pembiayaan properti yang mau diambil. Jangan sampe ambil pilihan yang ternyata memberatkan.
Karena ada pilihan yang mungkin terkesan ringan dan mudah di awal, ternyata setelah dihitung-hitung jatohnya mahal banget. Kumpulkan info sebanyak mungkin.
Cuma tiap-tiap pilihan pasti bakalan butuh uang muka akan DP. Uang muka inilah yang perlu dikumpulkan sedini mungkin. Kalo bisa sekarang ya mulai sekarang.
Mulai investasi, jangan dihabiskan mulu itu duit tanpa jelas ke mananya. Mulai dari reksadana, saham, emas ato apapun pilihan investasi yang paling cocok dengan kondisi pribadi. Karena waktu adalah teman paling baik buat kita untuk berinvestasi.
Tulisan-tulisan terbaru di blog ini:
- Tampak Sama, Apa Beda Kemandirian Finansial dan Kebebasan Finansial?Mencapai kebebasan finansial adalah impian banyak orang. Nah tapi, banyak orang menganggap bebas finansial itu sama dengan mandiri finansial. Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Memang sih, kedua konsep tersebut berfokus pada pengelolaan keuangan yang baik dan pencapaian kestabilan ekonomi. Namun, tujuan dan pendekatannya berbeda. Beda Kemandirian Finansial dan Kebebasan Finansial Pada dasarnya, kemandirian finansial… Baca Selengkapnya: Tampak Sama, Apa Beda Kemandirian Finansial dan Kebebasan Finansial?
- Cara Menyesuaikan Anggaran Rumah Tangga di Masa Daya Beli MenurunData dari Survei Konsumen yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada November 2023 mengungkapkan penurunan daya beli, terutama di kalangan menengah. Rasio konsumsi bagi mereka yang pengeluarannya di bawah Rp5 juta mayoritas menunjukkan penurunan. Paling parah terjadi pada kelompok dengan pengeluaran antara Rp2,1 juta hingga Rp3 juta, diikuti oleh kelompok Rp4,1 juta hingga Rp5 juta. Dampak… Baca Selengkapnya: Cara Menyesuaikan Anggaran Rumah Tangga di Masa Daya Beli Menurun
- 8 Prinsip Keuangan ala The Psychology of MoneyDalam buku The Psychology of Money, Morgan Housel membuka mata kita tentang apa arti kekayaan yang sesungguhnya. Lebih dari sekadar akumulasi harta, kekayaan yang sebenarnya adalah kebebasan untuk memilih bagaimana kita menghabiskan hari-hari kita. Kebebasan finansial bukan sekadar tujuan. Kebebasan finansial adalah kunci untuk menguasai waktu dan kehidupan kita sendiri. Housel juga menawarkan strategi praktis… Baca Selengkapnya: 8 Prinsip Keuangan ala The Psychology of Money
- Menjaga Keseimbangan: Menghindari Burnout dalam Upaya Mencapai FIREDalam perjalanan menuju FIRE, sering kali muncul rintangan yang tidak terduga. Salah satu tantangan terbesar adalah menghindari burnout, kondisi kelelahan ekstrem akibat tekanan berlebih yang dapat menghambat progres mencapai tujuan keuangan. Menjaga keseimbangan antara bekerja keras dan menjalani hidup merupakan kunci untuk sukses tanpa terjebak dalam kelelahan tersebut. Strategi yang efektif diperlukan untuk mengelola sumber… Baca Selengkapnya: Menjaga Keseimbangan: Menghindari Burnout dalam Upaya Mencapai FIRE
- 7 Langkah Mengaudit Personal Finance untuk FIREPersonal finance sering dianggap rumit dan membingungkan. Tapi ya penting, apalagi kalau kamu merencanakan FIRE, alias pensiun dini dan mencapai kebebasan keuangan. Mau enggak mau personal finance ya kudu dikelola dengan baik. Untuk mencapai tujuan FIRE ini, penting untuk memahami dan mengaudit keuangan pribadi dengan teliti. Langkah awal yang baik adalah menetapkan tujuan keuangan yang… Baca Selengkapnya: 7 Langkah Mengaudit Personal Finance untuk FIRE
Gimana menurut manteman tentang pilihan pembayaran beli rumah idaman ini? Share dong pemikiran manteman di kolom komen.
16 tanggapan untuk “Sudah Niat Beli Rumah? Ini Nih, Pilihan Cara Bayarnya!”
Jadi lebih readable lagi ya.
Aku suka penasaran kalau di blog luar ada daftar isi gitu gimana bikinnya. Ternyata ini ya?
Hahaha.
Thanks, Mas, dikasih contoh.
*brb ke dasbor BiPer*
Wah makasih Mbak Carra. Mungkin nanti saya bikin artikel biar bisa buat daftar isi ya.
hadeuh kalau habis baca blog ini jadi semangat kembali menanbung. urusan pemilikan rumah aku pusing banget ngerasa ga kuat menanggung pikiran sendiri ahahha.
Kalau menurut saya yang orang desa ini, rumah jaman now saya rasa kok mahal mahal ya.
kayaknya harus nabung banyak dan perlu waktu agak lama untuk bisa beli rumah.
Iya nih. Kudu pinter-pinter berstrategi untuk bisa beli rumah 😀
kalau saran saya, saat ini kalau mau rumah beli yang semampunya aja, biar kalau ke depan ada kesulitan keuangan kita tidak dibuat pusing,
Memang betul. Kalau beli rumah yang di luar kemampuan akan memberatkan 😉
sempat kepikiran buat beli rumah, tapi mundur lagi karena emang persyaratannya yang agak ribet teruntuk yang bukan pegawai tetap. Tapi kalau kita emang bisa why not kan ya. Tapi habis itu mo belajar saham dulu dari artikelmu mas, ya kali nambah pundi-pundi keuangan
Hasyeeeeek. Monggoo Mbak Icha. Kalo ada yg ditanyakan saya welcome banget 🙂
Kalau mau yang terjangkau, KPR subsidi aja, tapi ya itu sederhana banget. Tapi lumayanlah daripada ngontrak.
Betul-betil-betul 😀
Trims Dani, sudah memberi pencerahan. Apa2 tuh memang klo cash lebih murah ya.. Jadi…nabung nabung nabuuuuung.. ☺️
Mas, kalau jaman covid gini kesulitan bayar KPR solusinya kira-kira gimana? Thanks.
Ini bisa didiskusikan denga banknya langsung MBak, bisa minta keringanan atau mencari sumber income tambahan 🙂
Wow pas banget nih untuk saya yang sedang berencana utk memiliki rumah ?
Monggo 🙂