Blog Perencanaan Keuangan

Menu
  • FIRE
    • Dana Pensiun
  • Perencanaan Keuangan
    • Kredit
      • Kredit Umum
      • KPR
      • Kartu Kredit
      • Kredit Online
    • Asuransi
    • Dana Darurat
    • Dana Pendidikan
    • Tips Hemat
  • Investasi
    • Emas
    • Business
    • Crypto
    • ORI-SukRi
    • Reksadana
    • Saham
    • P2P Lending
  • Kamus Keuangan
  • Stories
    • Keluarga
    • Buku
    • Film
    • Musik dan CD
    • Office Life
    • Di Balik Blog
    • Inspirasi
  • About Me
    • Site Map danirachmat.com
    • Contact
    • Paid Post
    • Postingan Tamu
    • Disclaimer
Home
Investasi
Saham
Price Earning Ratio Tinggi dan Rendah: Lebih Baik Beli yang Mana?
Investasi

Price Earning Ratio Tinggi dan Rendah: Lebih Baik Beli yang Mana?

penuliskonten 05/07/2025

Bagi banyak orang yang baru belajar saham, istilah price earning ratio sering terdengar asing tapi juga bikin penasaran. Angka ini biasanya muncul di laporan keuangan atau ulasan saham, lalu dibanding-bandingkan antara satu perusahaan dengan yang lain.

Sering kali orang mengira semakin kecil atau semakin besar angkanya, semakin jelas jawabannya. Padahal tidak selalu begitu. Banyak hal yang membuat angka ini terlihat tinggi atau rendah, dan itu bisa wajar saja dalam kondisi tertentu. Justru menariknya ada pada cara melihat lebih dalam, bukan hanya menebak-nebak dari satu angka saja.

Memahami angka ini sebenarnya enggak serumit yang dibayangkan. Dengan sedikit waktu untuk mengenal cara kerjanya, siapa pun bisa ikut membaca maknanya.

Daftar Isi
  1. Apa itu Price Earning Ratio?
  2. P/E Rendah: Kapan Menarik?
  3. P/E Tinggi: Kapan Wajar?
  4. Jadi, Lebih Baik Beli yang Mana?

Apa itu Price Earning Ratio?

Price Earning Ratio Tinggi vs Rendah

Kalau sering dengar istilah P/E ratio, saat baca tentang saham, sebenarnya ini singkatan dari Price to Earnings Ratio, atau lebih tepatnya Price Earning Ratio. Artinya, rasio antara harga saham per lembar dengan laba per saham atau EPS.

Cara hitungnya gampang, cukup bagi harga saham dengan EPS. Hasilnya itu yang disebut P/E ratio.

P/E ratio ini sering dipakai buat mengukur mahal atau murahnya harga sebuah saham. Kalau angkanya tinggi, artinya harga sahamnya jauh di atas laba yang dihasilkan perusahaan. Bisa dibilang, sahamnya terlihat mahal. Sebaliknya, kalau P/E-nya rendah, harga saham relatif lebih murah dibandingkan dengan laba yang dihasilkan.

Tapi jangan buru-buru mikir P/E rendah selalu bagus dan P/E tinggi selalu jelek. Angka ini cuma salah satu cara melihat valuasi saham. Masih banyak faktor lain yang perlu dilihat supaya keputusan investasinya nggak asal.

Baca juga: Dari Nol hingga Bisa: Cara Menjadi Trader Saham Pemula yang Siap Cuan

P/E Rendah: Kapan Menarik?

Price Earning Ratio Tinggi vs Rendah

Banyak orang senang melihat saham dengan Price Earning Ratio rendah. Alasannya sederhana. Saham dengan P/E rendah dianggap sedang murah. Harganya kelihatan lebih rendah dibandingkan dengan laba yang dihasilkan perusahaan. Kalau beruntung, saham seperti ini punya potensi untuk naik ketika pasar mulai menyadari nilainya.

Nilai P/E yang rendah biasanya menarik buat investor yang suka strategi value investing. Strategi ini fokus mencari saham yang harganya masih di bawah nilai wajarnya. Harapannya, suatu saat harga saham itu akan naik mendekati nilai sebenarnya. Jadi, membeli saat Price Earning Ratio rendah bisa jadi peluang bagus kalau kondisi perusahaan mendukung.

Tapi bukan berarti semua saham P/E rendah itu layak dibeli. Kadang ada alasan kenapa harganya turun dan P/E-nya kecil. Misalnya, perusahaan sedang ada masalah keuangan, bisnisnya menurun, atau prospeknya jelek ke depan. Kalau begitu, P/E rendah justru jadi sinyal bahaya.

Karena itu, jangan cuma melihat angkanya saja. P/E rendah memang bisa menarik, tapi penting juga untuk cek kesehatan perusahaan. Lihat laporan keuangannya, perhatikan utang, arus kas, dan rencana bisnisnya ke depan.

Dengan begitu, keputusan membeli saham jadi lebih bijak dan tidak asal tergiur angka rendah.

P/E Tinggi: Kapan Wajar?

Sebaliknya, melihat Price Earning Ratio tinggi kadang bikin orang ragu. Rasanya seperti beli saham yang sudah kelewat mahal. Padahal, P/E tinggi itu enggak selalu berarti jelek. Ada situasi ketika angka tinggi itu justru wajar dan bisa dimaklumi.

Biasanya, P/E tinggi ditemukan pada perusahaan yang sedang tumbuh cepat. Jenis saham seperti ini sering disebut growth stocks. Perusahaan ini punya prospek bagus, banyak harapan kalau laba mereka akan naik besar di masa depan. Jadi, harga sahamnya sudah lebih mahal karena investor mau bayar lebih untuk potensi pertumbuhannya.

Contoh yang sering terlihat adalah perusahaan teknologi. Banyak perusahaan teknologi punya P/E tinggi karena pasar percaya mereka punya masa depan cerah. Orang rela beli mahal sekarang dengan harapan keuntungan di tahun-tahun berikutnya jauh lebih besar.

Intinya, P/E tinggi bisa wajar kalau memang pertumbuhan perusahaan terbukti nyata dan konsisten. Tapi tetap penting buat cek apakah optimisme pasar masuk akal. Jangan sampai harga terlalu tinggi padahal kinerja perusahaan tidak sebaik yang dibayangkan.

Jadi, Lebih Baik Beli yang Mana?

Pertanyaan ini sering muncul ketika orang sudah paham soal Price Earning Ratio. Jadi, lebih bagus pilih yang rendah atau yang tinggi? Jawabannya enggak selalu hitam putih. Semua tergantung situasi dan tujuan investasi.

Kalau ingin main aman, biasanya pilihan jatuh pada saham dengan P/E rendah. Tapi jangan asal pilih yang rendah saja. Pastikan dulu perusahaan itu memang sehat. Lihat laporan keuangannya, cek utangnya, dan perhatikan juga apakah bisnisnya masih punya peluang untuk berkembang. Kalau semua terlihat baik, P/E rendah bisa jadi peluang bagus.

Di sisi lain, P/E tinggi juga enggak selalu buruk. Kadang harga tinggi itu wajar kalau perusahaan punya masa depan cerah. Misalnya, bisnisnya sedang tumbuh cepat dan laba diprediksi naik pesat dalam beberapa tahun. Kalau memang yakin dengan prospeknya, membayar mahal sekarang bisa jadi keputusan yang tepat.

Intinya, baik Price Earning Ratio rendah maupun tinggi punya kelebihan masing-masing. Yang penting bukan hanya angkanya, tapi juga seberapa realistis harapan terhadap kinerja perusahaan ke depan. Jangan lupa selalu periksa kondisi bisnisnya sebelum memutuskan beli.

Baca juga: Begini Cara Investasi Saham BCA untuk Investor Pemula

Memahami Price Earning Ratio memang butuh sedikit waktu, tapi bukan berarti sulit. Angka ini bisa jadi petunjuk awal untuk melihat apakah sebuah saham layak dilirik atau justru harus dihindari.

Tinggi atau rendahnya tetap perlu dilihat bersama kondisi perusahaan dan prospeknya, supaya keputusan yang diambil lebih tepat. Jangan buru-buru memilih hanya karena angka terlihat menarik di mata. Lebih baik luangkan waktu mengecek lebih dalam, supaya investasi yang dilakukan benar-benar sesuai harapan.

Mau tahu bagaimana merencanakan FIRE dan membangun aset 300 kali gaji dengan lebih detail? Kamu harus banget punya buku ini. Kamu bisa baca dan belajar secara fleksibel, dan dapatkan insight lebih detail mengenai konsep FIRE.

Membangun Aset 300 Kali Gaji, oleh Dani Rachmat

Sudah bisa dibeli di toko-toko buku di kota-kota besar di Indonesia! Get your copy now!

Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!

Share
Tweet
Email
Prev Article
Next Article

Related Articles

Belajar Membaca Laporan Keuangan Perusahaan agar Investasi FIRE Lebih Cerdas
Mau investasi saham tapi bingung menilai perusahaan yang bagus? Laporan …

Belajar Membaca Laporan Keuangan Perusahaan agar Investasi FIRE Lebih Cerdas

Investasi Saham untuk Pelajar: 5 Cara Mudah untuk Memulainya
Apakah seorang pelajar atau mahasiswa bisa mulai berinvestasi? Bagaimana caranya? …

Investasi Saham untuk Pelajar: 5 Cara Mudah untuk Memulainya

About The Author

penuliskonten

Write. Write. Write. We just write, and write away! IG @penuliskonten.id

Leave a Reply Cancel Reply

Beli e-book Kebebasan Finansial Level 1

Podcast

Postingan Terbaru

  • Dana Pensiun Sebaiknya Disimpan di Mana? Ini Pilihan yang Aman dan Cuan
    Dana Pensiun Sebaiknya Disimpan di Mana? Ini …
  • Business Plan Makanan Kekinian Modal Kecil: Contoh dan Strategi Efisien
    Business Plan Makanan Kekinian Modal Kecil: Contoh …
  • Langkah Praktis Menyusun FIRE Target di Usia 20-an dan 30-an
    Langkah Praktis Menyusun FIRE Target di Usia …
  • Price Earning Ratio Tinggi dan Rendah: Lebih Baik Beli yang Mana?
    Price Earning Ratio Tinggi dan Rendah: Lebih …
  • Bagaimana Menyusun Bisnis Plan yang Mendukung Perjalanan FIRE?
    Bagaimana Menyusun Bisnis Plan yang Mendukung Perjalanan …

Postingan Paling Populer

  • Money Dysmorphia: Apa Itu dan Apa Dampaknya buat Tujuan Keuangan Kita?
    Money Dysmorphia: Apa Itu dan Apa Dampaknya …
  • Dana Pensiun Sebaiknya Disimpan di Mana? Ini Pilihan yang Aman dan Cuan
    Dana Pensiun Sebaiknya Disimpan di Mana? Ini …
  • Jadi Konten Kreator untuk Percepat FIRE, Bisa Enggak?
    Jadi Konten Kreator untuk Percepat FIRE, Bisa …
  • Strategi Meraih Kebebasan Finansial dengan Dana Pensiun Syariah
    Strategi Meraih Kebebasan Finansial dengan Dana Pensiun …
  • Menghadapi Krisis Keuangan Pribadi Saat Menjalani Rencana FIRE
    Menghadapi Krisis Keuangan Pribadi Saat Menjalani Rencana …

Blog Perencanaan Keuangan

Copyright © 2025 Blog Perencanaan Keuangan
Design by Mamat

Ad Blocker Detected

Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker.

Refresh
Go to mobile version