Kategori
Investasi Perencanaan Keuangan Saham

Belajar Fundamental Saham Untuk Para Investor Pemula: Mengenal Price to Earning Ratio (PER)

Price to earning ratio bisa dipergunakan untuk memilih saham yang bagus diantara ratusan saham yang ada di Bursa Efek Indonesia.

Price to earning ratio (PER) itu apaan sih? Kenapa kok rasio ini penting pas milih saham?

– pertanyaan netyjen

Apakah kamu punya pertanyaan yang sama? Belum paham apa maksudnya rasio Price to Earning itu?

Gue akan bahas tentang rasio price to earning (PER) di tulisan ini dengan santai. Setelah baca tulisan ini Kamu akan bisa menghitung dan memilih perusahaan berdasarkan PERnya.

Pesen gue selalu: pilih perusahaan yang Kamu ngerti bisnisnya. Gak usah neko-neko.

Nah, Price to Earning Ratio ini akan jadi salah satu alat buat memilih perusahaan. Menentukan mana diantara sekian banyak perusahaan yang Kamu kenal yang layak dikoleksi untuk investasi.

Bagaimana memilih saham yang bagus dan apa sih PER itu? Baca postingan ini berurutan atau manteman bisa langsung loncat sesuai daftar isi ini”

[toc]

Memahami Price to Earning Ratio (PER) Perusahaan

Belajar Fundamental Perusahaan: Memahami Price to Earning (PER) Ratio

1. Acuan Obyektif untuk Menilai Saham

Ketika Kamu adalah pengguna setia produk suatu perusahaan, apakah berarti Kamu harus membeli saham perusahaannya? Bisa iya dan bisa tidak.

Bisa jadi perusahaan pembuat produk yang kamu pakai memang yang terbaik di bidangnya. Tapi, bisa jadi justru lebih bagus perusahaan pesaingnya.

Baca juga: Alasan Kuat untuk Mulai Investasi Saham

Untungnya, untuk memilih saham ada panduan obyekti yang bisa dijadikan petunjuk. Berupa apa?

Rasio-rasio yang bersifat universal. Sebuah ukuran untuk membandingkan satu perusahaan dan lainnya.

Tentu saja nilai rasio diambil dari laporan keuangan setiap perusahaan. Laporan keuangan sendiri berisi informasi kinerja perusahaan dalam satu periode waktu.

Dengan menghitung ukuran-ukuran yang sama dari setiap perusahaan, maka rasio yang dihasilkan akan bisa secara obyektif menjadi pembanding.

Salah satu rasio yang bisa dipergunakan untuk membandingkan perusahaan adalah price to earning ratio yang sering disebut PER. Rasio perbandingan antara harga terhadap earning (pernghasilan) perusahaan.

Kembali ke atas

2. PER – Price to Earning Ratio

Apa sih PER itu? Kalo diartikan secara sederhana sih price to earning ratio (PER) itu rasio/perbandingan antara harga per lembar saham dengan penghasilan bersih per lembar sahamnya.

Penghasilan bersih ini apa? Penghasilan bersih adalah keuntungan yang dihasilkan perusahaan di akhir tahun.

Keuntungan disebut juga net profit, bottom line.

Biar kebayang, langsung kita pake contoh PT DR Tbk (ticker DRKN). Menerbitkan 10 juta lembar saham. Tentu saja DRKN ini perusahaan fiktif.

Suatu ketika DRKN untung Rp. 1 milyar. Dengan keuntungan tersebut, berarti keuntungan per lembar sahamnya jadi Rp. 100,-.

Sederhana kan? Gini itungannya:

Keuntungan per lembar saham = Keuntungan bersih : jumlah saham
= Rp. 1.000.000.000 : 10.000.000
= Rp. 100,-

Saat itu, harga per lembar sahamnya DRKN adalah Rp 2.750,-

Nilai PER DRKN adalah sebesar 27,5x. Gini ngitungnya:

PER = Harga saham : Keuntungan per lembar saham
= Rp. 2.750 : Rp. 100,-
= 27,5x

Sederhana banget kan cara cari nilai PER? Tapi apa sih artinya 27,5x ini?

Artinya:

Harga saham DRKN diperdagangkan 27,5 kali dari keuntungan per lembar sahamnya. Orang rela bayar 27,5x dari keuntungan yang akan didapat per lembar sahamnya.

Jadi, kalo gue beli DRKN sekarang dengan PER 27,5 kali, berarti duit gue baru akan balik 27,5 tahun lagi.

Ini dengan asumsi tiap tahun DRKN akan menghasilkan keuntungan stabil/sama setiap tahun dan semuanya dibagikan ke pemegang saham dalam bentuk deviden.

Kok orang mau bayar semahal itu?

Bisa jadi karena orang melihat, ke depannya keuntungan yang didapatkan akan jauh lebih besar. Sehingga duit dipercaya bisa balik lebih cepat.

Sederhana kan?

Kembali ke atas

3. Studi Kasus: PER 3 Operator Telekomunikasi Indonesia

Berikut ini data saham dari beberapa perusahaan telekomunikasi di Indonesia. TLKM (PT Telekomunikasi Indonesia Tbk); ISAT (PT Indosat Tbk); EXCL (PT XL Axiata Tbk) dan FREN (PT Smartfren Telecom Tbk).

Price to Earning Ratio (PER) TLKM
Price to Earning Ratio (PER) ISAT
Price to Earning Ratio (PER) EXCL
Price to Earning Ratio (PER) FREN

Kalau di-summary-kan di satu tabel, perbandingan price to earning rationya kayak gini:

Perbandingan PER perusahaan-perusahaan telekomunikasi

Baca juga: Cek Profil Risiko Sebelum Beli Saham

PER Industry di tabel di atas adalah rata-rata price to earning ratio dari perusahaan-perusahaan telekomunikasi di Indonesia yang nilainya 9,5x. Nilai 9,5x ini adalah perbandingan yang bisa dijadikan patokan menentukan pilihan.

Cara bacanya gini:

Rata-rata, perusahaan di industri telekomunikasi di Indonesia diperdagangkan dengan harga saham yang nilai 9,5x dari nilai keuntungan bersih per lembar sahamnya.

Telkom, diperdagangkan 19,58x; jauh lebih tinggi dibandingkan dengan nilai PER industrinya. Sementara perusahaan-perusahaan telekomunikasi lainnya memiliki PER negatif.

Nilai negatif yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan lainnya bisa jadi disebabkan oleh rugi yg dialami oleh perusahaan.

Kembali ke atas

4. PER Tinggi ataukah PER Rendah?

Pertanyaan berikutnya adalah:

Lebih baik memilih perusahaan yg gimana? PER tinggi ato PER rendah?

– pertanyaan netyjen

Kalo jawaban gue sih: jangan yang terlalu tinggi. Pilih yang masih murah dan memberikan kesempatan yang bagus.

Tapi kalo satu-satunya pilihan adalah dengan PER cukup tinggi, kenapa nggak?

Tapi, kadang ada juga perusahaan-perusahaan yang undervalued. Perusahaan dengan harga saham yang tidak terlalu tinggi apabila dibandingkan dengan nilai penghasilan per lembar sahamnya.

Perusahaan-perusahaan yang seperti ini memang gak bisa langsung kelihatan hanya dari angka. Investor yang sudah ahli akan bisa melihat peluang-peluang dari perusahaan yang masih dihargai rendah.

Rencana investasi dan ekspansi perusahaan. Aset-aset yang belum dipergunakan. Prospek usaha ke depan. Butuh analisa yang lebih mendalam tentunya untuk bisa melihat hal-hal ini.

Kembali ke atas

5. Mendapatkan Data PER dari Website IDX

Menu di idx.co.id

Kalo misalkan ada yang menanyakan, dapat datanya dari mana sih?

Gampang! Semuanya ada di website Bursa Efek Indonesia / Indonesian Stock Exchange. Websitenya www.idx.co.id. Gratis-tis-tis tidak dipungut biaya sama sekali.

Untuk postingan ini, data gue ambil dari halaman ringkasan performa perusahaan tercatat. Di situ tinggal ketikkan ticker saham yang mau kita lihat.

Baca juga: 10 Website untuk Pintar Atur Duit

Kalau misalkan manteman mau lihat di tempat lain, bisa juga dengan buka Google Finance atau Yahoo!Finance. Gambar di bawah ini adalah contoh dari Google Finance:

Ato mau contoh dari Yahoo!Finance? Ada juga kok 🙂

Jadi, gak ada alasan kan gak bisa dapat data untuk memilih saham perusahaan yang bagus berdasarkan Price to Earning Ratio (PER) nya perusahaan? Karena datanya ada dimana-mana.

Kembali ke atas

6. Apakah Price to Earning Ratio Bisa Menggambarkan Data Terupdate Sampai dengan Hari Ini?

Data Terupdate PER Berdasarkan Laporan Keuangan Quarterly

Kelemahan dari PER adalah kondisi yang digambarkan adalah hanya berdasarkan kondisi sesuai laporan keuangan terakhir yang dirilis oleh perusahaan. Jadi tidak terbaru sampai dengan hari perdagangan sahamnya. Kenapa?

Karena laporan keuangan perusahaan paling cepat hanya tersedia setiap quarter. Mereka hanya diwajibkan untuk melaporkan kinerjanya setiap 3 bulan sekali.

Karena itu, kita hanya dapat melihat nilai keuntungan bersih perusahaan di bulan Maret, Juni, September dan Desember.

Sementara harga saham tersedia setiap hari di pasar. Perdagangan terjadi setiap hari.

Data paling mutakhir yang bisa didapatkan adalah perbandingan antara harga saham terakhir dengan nilai EPS quarter terakhir. Akan tetapi, data ini bisa jadi cukup representatif karena perbandingan dengan perusahaan yang lain pun kondisinya juga sama.

Jadi gak usah terlalu terobsesi dengan nilai terbaru karena khawatir data untuk memilih sahamnya bukan yang paling akhir.

Kembali ke atas

Price to Eearning Ratio Bukan Satu-satunya Patokan

Pasti akan terdapat kondisi dimana nilai price to earning ratio kurang memberi kita keyakinan ketika dipakai untuk memilih saham yang bagus. Atau ketika dilihat nilai PER malah membuat galau karena semuanya bagus. Apa yang harus dilakukan?

Tentu sahaja manteman, ada nilai-nilai rasio lain yang harus dilihat. PER bukanlah satu-satunya rasio perbandingan yang bisa dipakai untuk memutuskan saham mana yang paling bagus.

Baca juga: Belajar Fundamental Saham untuk Investor Pemula: Price to Book Value (PBV)

Satu yang perlu manteman ingat, gak usah ragu kalau manteman sudah melihat prospek usaha perusahaannya bagus, apalagi didukung dengan nilai price to earning ratio yang juga bagus. Selamat berinvestasi!

Tulisan-tulisan terbaru di blog danirachmat.com:

Kalo ada yang mau didiskusikan silahkan dishare di komen atau bisa juga email gue di halo@danirachmat.com;

Atau colek gue di instagram @danirachmat ya!

Kembali ke atas

Satu tanggapan untuk “Belajar Fundamental Saham Untuk Para Investor Pemula: Mengenal Price to Earning Ratio (PER)”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dalam blog ini dilindungi oleh hak cipta
Exit mobile version