Kategori
Kredit Online

5 Risiko Kredit Tanpa Agunan yang Perlu Dicermati

Risiko kredit memang jarang dibahas, apalagi jika kiat sudah silau akan kemudahan-kemuduahan yang ada. Kayak KTA, atau Kredit Tanpa Agunan, yang telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan yang kini banyak dipilih. Sayangnya, banyak yang memilih karena kemudahan, tanpa memahami betul risiko kredit yang datang bersama dengan kemudahan itu.

Itulah yang biasanya jadi jebakan buat mereka yang akhirnya terjerat utang KTA yang tak berkesudahan.

KTA seharusnya memang hanya dimanfaatkan untuk utang jangka pendek, buat mereka yang butuh dana talangan yang kemudian bisa dilunasi dengan cepat. Kalau buat yang darurat-darurat begini sih, KTA memang bisa jadi penyelamat.

Nah, mari kita lihat dulu mengenai pengertian KTA baru ke soal risiko kredit yang mesti dipahami sebelum kelen mulai mengajukan KTA. Ini dia daftar isinya, kelen boleh baca sesuka kelen.

[toc]

Apa Itu Kredit Tanpa Agunan?

Kredit Tanpa Agunan, atau KTA, adalah peminjaman dana yang dilakukan oleh debitur tanpa perlu memberikan jaminan pembayaran dan pelunasan kepada si pemberi pinjaman.

Yah, nama pun “meminjamkan dana”, so si pihak pemberi pinjaman pastinya mesti punya manajemen risiko yang baik untuk mengantisipasi peluang gagal bayar dari debitur.

Membandingkan KTA dengan kredit yang lain, ini dia beberapa keunggulannya:

  • Tidak memerlukan jaminan atau agunan dari si peminjam untuk si pemberi pinjaman
  • Proses pemberian pinjaman relatif lebih cepat, karena pihak pemberi pinjaman tidak perlu melakukan survei penaksiran agunan. Biasanya sih dalam waktu 3 – 5 hari kerja kita sudah bisa mendapatkan pinjaman jika memang approved.
  • Tujuan pengambilan pinjaman ini bebas, kita boleh mempergunakannya untuk apa pun. Enggak seperti KPR yang memang khusus untuk cicilan rumah.

KTA ini juga termasuk dalam salah satu produk perbankan. Bahkan ada bank yang menjadikan KTA ini sebagai produk andalannya. Namun, seiring waktu dengan perkembangan teknologi dan informasi, KTA pun merambah ke dunia online. Di sinilah lahir peer to peer lending, dari yang legal sampai ke yang ilegal.

Semakin mudahnya meminjam dana secara online ini juga membuat minat orang untuk meminjam dana juga semakin tinggi. Tanpa perlu tatap muka, tanpa syarat dokumen yang terlalu rumit, tanpa prosedur yang terlalu berbelit, aplikasi pinjaman online menjadi alternatif (yang tampaknya) terbaik untuk bisa mendapatkan pembiayaan untuk tujuan apa pun. Diklaim sebagai pinjaman yang paling cepat cair, bahkan dalam hitungan menit saja, dananya sudah ditransfer ke rekening kita.

Kembali ke atas

Risiko Kredit: Sangat Penting untuk Dipahami

Bunganya cantik ya? Sayang, kalau di pinjol ini jadi masalah besar.

1.Beban bunga

Banyak yang kurang sadar, bahwa beban bunga pada KTA yang berlaku biasanya adalah bunga flat. Dan, kita memang harus sudah memahami risiko kredit ini sejak awal.

Bunga flat dihitung berdasarkan besarnya pokok pinjaman awal, dan besarnya tetap meski sebenarnya pinjaman sudah berkurang lantaran sudah ada cicilan-cicilan. Hal inilah yang tidak diperhitungkan dalam kredit tanpa agunan. Mayoritas KTA mempergunakan sistem bunga flat. So, meski mungkin besarnya hanya nol koma sekian persen, tetapi sesungguhnya bunga ini akan menjadi beban berat seiring pokok pinjaman yang berkurang.

Jatuhnya kemudian tentu kita jadi harus mengembalikan dana berkali-kali lipat.

Seharusnya, jika kamu jeli, kamu minta perhitungan bunga dengan bunga efektif, yang berdasarkan total pinjaman yang belum dibayar. Dengan demikian, jika pokok berkurang karena sudah dicicil, maka bunga juga akan menyesuaikan.

Kembali ke atas

2.Biaya lain-lain

Risiko kredit yang kedua ini memang trik marketing sih. Yang menjadi fokus biasanya adalah pada bunga yang nol koma sekian persen, flat, per bulan saat penawaran. Padahal ada beban biaya ini itu juga, tapi si pihak pemberi pinjaman tidak secara eksplisit menuliskannya. Biasanya sih diganti dengan kalimat, “syarat dan ketentuan berlaku”.

Beberapa biaya yang menjadi beban peminjam dana antara lain:

  • Biaya administrasi, yang dibayar di muka dengan memotong dana pinjaman KTA yang cair. Ada loh, KTA yang membebankan 4% biaya administrasi yang di depan. So, kalau kamu pinjam dana sebesar Rp1 juta, maka kamu hanya akan menerima Rp960.000 saja.
  • Biaya denda keterlambatan cicilan, berlaku jika ada keterlambatan ataupun menunggak pembayaran. Ada yang menentukan biaya keterlambatan sebesar 5% dari cicilan per bulan, atau minimum Rp150.000. Yang–bisa jadi–ketika kita menunggak lagi, maka biaya keterlambatan ini juga termasuk dengan bunganya karena dianggap sebagai pinjaman. *elap kringet*
  • Ada biaya materai, sebesar Rp6.000 untuk sekali perjanjian peminjaman dana. Lumayan juga kan, segitu?
  • Biaya asuransi, yaitu biaya untuk perlindungan jika si nasabah meninggal dunia, yang memungkinkan perusahaan asuransi meng-cover tagihan pinjaman dana ini, dan tidak menjadi beban ahli waris.

Di samping biaya-biaya di atas, ada juga biaya tahunan, biaya transfer pencairan pinjaman, biaya pelunasan dipercepat, biaya pembatalan, dan biaya penolakan. Masing-masing ada perhitungan persentasenya, yang bisa saja berbeda satu dengan yang lainnya.

Kembali ke atas

Biaya Pelunasan Dipercepat

Nah, kamu lihat di situ ada biaya pelunasan dipercepat kan? Barangkali, setelah kamu membaca ulasan berbagai risiko kredit di sini, lantas kamu kepikiran untuk segera melunasi saja KTA-mu yang sekarang sedang berjalan. Wah, tidak bisa begitu, Ferguso. Enak saja.

Ada biaya tambahan jika kamu mau melunasi KTA-mu lebih cepat dari kesepakatan. Biasanya penentuan besarannya berdasarkan persentase dari sisa pinjaman pokok plus bunga berjalan.

Banyak ya? Iya, banget. Karenanya, ada baiknya kamu juga memperhitungkan risiko kredit satu ini, yang muncul bersama kemudahan-kemudahannya.

Kembali ke atas

3. Agunan

Meski disebut sebagai pinjaman “tanpa agunan”, tetapi dalam klausul penjanjian KTA ada yang menyebutkan, bahwa kalau si peminjam tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran kembali dengan uang tunai, maka harta atau aset pribadi bisa digunakan atau diminta sebagai bentuk pembayaran.

So, meski disebutkan tanpa perlu menjaminkan apa pun, tapi sebaiknya kamu baca deh perjanjian pinjaman dananya dengan lebih saksama. Terutama soal kewajiban yang tertunggak. Konsekuensi apa yang harus kamu tanggung, ketika suatu kali kamu gagal bayar? Apakah ada klausul risiko kredit yang menyebutkan bahwa harta atau aset dapat disita sebagai pembayaran?

Kadang kalau KTA-nya dari bank juga secara tak langsung kita telah memberikan jaminan tabungan kita yang ada di rekening bank tersebut. Jika kita menunggak bayar, maka pihak bank akan mengambil dari tabungan sesuai dengan tagihan.

Kembali ke atas

4. Tenor

Yang dimaksud dengan tenor pinjaman di sini adalah jangka waktu pinjaman dana hingga jatuh tempo pelunasan tiba.

Rerata tenor KTA yang berlaku adalah tenor pendek, hanya beberapa tahun, tidak seperti kredit multiguna–KPR, contohnya–yang bisa beberapa puluh tahun. Tenor pendek ini ada yang beberapa tahun saja, bahkan hitungan bulan.

Padahal yang namanya tenor biasanya akan menentukan besaran cicilan. Semakin pendek, sudah pasti akan semakin besar cicilannya. Biasanya, untuk plafon besar, maka untuk memperingan cicilan, tenor pun diperpanjang. Nah, risiko kredit yang muncul kemudian adalah ketika tenor makin panjang, maka besarnya bunga juga akan semakin besar. Inilah yang biasanya tidak disadari oleh si calon debitur.

Makanya jangan iya-iya aja kalau ditawarin memperpanjang tenor yes? Dikiranya cicilan per bulan bisa berkurang, tapi ternyata bunga makin besar.

Apalagi kalau kamu utang untuk konsumtif. Barangnya kebeli, tapi akhirnya habis atau mengalami depresiasi. Cicilan utang aja yang masih jalan terus, barangnya udah nggak ada. Nyesek bok.

Kembali ke atas

5. Ahli waris ikut menanggung

Dalam kasus peminjaman dana KTA, jika si peminjam dana meninggal dunia sebelum dapat melunasi utangnya, maka semua kewajiban pelunasan harus ditanggung oleh ahli waris yang ditinggalkan, dan kewajiban ini tetap menjadi tanggung jawab satu orang, tidak bisa dibagi-bagi di antara ahli waris yang mungkin ada banyak.

Ini nih, ada sedikit kutipan syarat dan ketentuan dari salah satu aplikasi pinjaman online tentang debitur yang meninggal sebelum dapat melunasi utangnya:

Perjanjian pinjaman ini tidak dapat berakhir karena Debitur meninggal dunia dan akan turun temurun dan harus dipenuhi oleh (para) ahli waris dari Debitur.

So, ini seharusnya juga jadi perhatian kamu setiap kali kamu hendak mengajukan peminjaman dana. Ahli waris harus paham akan adanya syarat dan ketentuan ini sehingga mereka juga aware.

Kembali ke atas

KTA Online

Seperti yang sudah disinggung di atas, seiring perkembangan teknologi, financial technology juga berkembang dengan pesatnya. KTA Online adalah salah satu produk yang banyak banget bisa ditemukan sekarang ini.

Prosesnya bahkan lebih cepat ketimbang mengajukan kredit di bank. Tanpa tatap muka, cukup setor KTP, dan dalam 24 jam, dana cair.

Nah, sebagai trade-off dari kemudahan dan kecepatannya ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan secara saksama:

  • Bunga pinjaman online bisa sangat tinggi, mencapai 24% per bulan, dan ini masih plus biaya ini itu seperti yang sudah dijelaskan di atas ya.
  • Tenor cukup pendek, tentu ini akan berpengaruh pada napas kamu kalau semisal kamu mengambil pinjamannya. Pastikan kamu nggak ngos-ngosan untuk melunasinya.
  • Pastikan si aplikasi pinjaman online terdaftar di OJK, sehingga aturannya juga sesuai. Misalnya seperti penggunaan data pribadi.

Kembali ke atas

Kesimpulan

Nah, kelen sudah baca segala risiko kredit yang muncul seiring kelen mengajukan kredit tanpa agunan, baik yang dari bank ataupun online.
Semoga sekarang semakin sadar ya, akan plus minusnya pinjaman ini.

Nggak ada yang melarang untuk utang Utang memang bisa jadi salah satu alternatif pembiayaan yang baik, selama kita juga bijak dalam pengelolaannya.

Gosah takut utang, asal sudah sadar betul akan segala konsekuensinya dan sanggup memenuhi kewajiban sampai selesai.

2 tanggapan untuk “5 Risiko Kredit Tanpa Agunan yang Perlu Dicermati”

Waah, di dlm hidup saya enggak mau lagi dengan pinjaman uang di perbankan deh.. yang paling stress dan cemas yang gak bisa bayar nya itu.

Jangan lupa mampir ke blog saya.
Terima kasih.

Kalau sudah diperhitungkan dengan tepat dan cermat serta disiplin, semestinya tidak perlu stress dan cemas berlebihan Mas 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dalam blog ini dilindungi oleh hak cipta
Exit mobile version