Kategori
Investasi Saham

Mau Sukses Investasi dan FIRE dengan Saham, Ikuti Aturan dari Sir John Templeton Ini

Mencapai sukses investasi dengan saham bukanlah perkara yang sederhana, tetapi bukan hal yang mustahil juga. Peluang untuk meraih hasil maksimal bisa terbuka lebar dengan mengikuti prinsip-prinsip yang telah diuji oleh investor legendaris, Sir John Templeton. Di tengah fluktuasi pasar yang tak terprediksi, aturan-aturan dari Templeton menawarkan panduan yang sangat bisa diikuti untuk menjamin peluang return yang lebih besar.

Memulai perjalanan FIRE dengan investasi saham membutuhkan lebih dari sekadar nyali dan modal. Butuh pemahaman lebih tentang kapan harus membeli, menjual, dan hold saham. Strategi investasi yang cerdas, disertai dengan kesabaran dan disiplin, menjadi kunci untuk enggak hanya bertahan tetapi juga berkembang di pasar saham.

Siapa Sir John Templeton?

Sumber: John Templeton Foundation

Sir John Templeton adalah seorang investor dan filantropis terkemuka yang dikenal sebagai salah satu pelopor investasi global. Lahir di Tennessee, AS, pada tahun 1912, Templeton mendirikan Templeton Growth Fund pada tahun 1954. Perusahaan ini merupakan salah satu pengelola dana investasi internasional pertama di Amerika Serikat.

Templeton terkenal karena mengadopsi strategi “contrarian” dalam investasi. Strategi ini melibatkan pembelian saham di negara-negara, perusahaan, atau industri yang tidak populer atau sedang mengalami kesulitan, dengan keyakinan bahwa mereka akan pulih.

Selain keberhasilannya dalam investasi, Templeton juga dikenal karena karyanya di bidang filantropi, terutama melalui John Templeton Foundation, yang didirikan pada tahun 1987. Yayasan ini mendukung inisiatif penelitian dalam bidang ilmiah, agama, dan filosofi. Templeton dianggap sebagai salah satu investor terbesar dalam sejarah dan meninggal pada tahun 2008.

Baca juga: Cara Menghitung Investasi Saham untuk Investor FIRE

16 Aturan Sir John Templeton untuk Sukses Investasi dan FIRE dengan Saham

So, bisa jadi tambahan wawasan, berikut adalah 16 aturan ala Sir John Templeton yang bisa diikuti, kalau kamu pengin sukses investasi, utamanya untuk FIRE.

1. Fokus pada Return Investasi Sebenarnya

Artinya, untuk sukses investasi, kita kudu melihat keuntungan dari uang yang kita investasikan setelah dikurangi oleh pajak dan pengaruh inflasi. Terutama, kalau investasi jangka panjang.

Jika strategi investasi kita tidak memperhitungkan bagaimana pajak dan inflasi dapat mengurangi keuntungan, maka hal ini bisa membuat kita mengalami kerugian besar.

2. Berinvestasilah—Jangan Trading atau Berspekulasi

Pasar saham bukan tempat berjudi. Jika kamu sering masuk dan keluar dari saham hanya karena pergerakan harga yang kecil, maka itu sama artinya dengan berjudi. Biasanya, orang yang sering bertransaksi seperti ini akhirnya enggak bisa sukses investasi dan justru kehilangan uang.

Lagi pula, kalau ngecek kondisi pasar setiap waktu, kamu bisa jadi akan stres. Investor yang enggak tergesa-gesa biasanya lebih paham dan mengerti nilai investasi. Mereka juga lebih sabar, kurang emosional, dan menghabiskan lebih sedikit untuk komisi.

3. Fleksibel dan Terbuka

Ada waktunya kamu membeli saham unggulan, lain waktu mungkin saham siklikal lebih menguntungkan. Begitu juga dengan obligasi perusahaan atau pemerintah, dan lainnya. Juga ada saatnya untuk menyimpan uang tunai karena terkadang uang tunai dapat membantumu memanfaatkan peluang investasi.

Kenyataannya, memang enggak pernah ada satu jenis investasi yang selalu terbaik. Kalaupun ada yang populer, biasanya juga hanya sementara dan mungkin enggak memberikan return yang baik dalam jangka panjang.

4. Tahu Kapan Harus Beli dan Jual

Yang banyak terjadi, ketika harga saham tinggi, banyak orang membeli saham. Sementara, harga rendah umumnya malah membuat investor takut dan pesimis.

Memang banyak yang bilang, untuk beli saat murah, dan jual saat mahal. Banyak pula yang bilang, untuk beli saham, investor harus melakukan analisis. Tapi kenyataannya, untuk sukses investasi, enggak semudah itu.

Adalah sulit untuk membeli saat semua menjual, atau saat tampaknya ada risiko besar.

Jadi, tentukan waktumu sendiri. Beli ketika kamu harus beli. Tidak perlu mengikuti apa yang dilakukan orang banyak. Karena saat itu, kalau kamu beli ketika orang banyak juga beli, maka harganya sudah terlalu tinggi.

Ingat kata-kata Benjamin Graham, “Orang yang pesimis membeli, yang optimis menjual.” Jadi, jangan terlalu optimis atau pesimis, dan jangan hanya mengikuti apa yang dilakukan orang banyak.

5. Mau Beli Saham, Jangan Hanya Memperhitungkan Satu Sisi Saja

Kualitas dari sebuah perusahaan ditandai dengan posisinya sebagai pemimpin di pasarnya. Perusahaan seperti ini biasanya memiliki modal yang cukup untuk memasuki pasar baru dan dikenal dengan produk yang menghasilkan keuntungan tinggi.

Namun, untuk sukses investasi saham, ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Misalnya, perusahaan ybs mungkin adalah produsen dengan biaya terendah, tapi sahamnya enggak akan cukup menguntungkan kalau produknya mulai enggak disukai oleh konsumen.

Atau, bisa saja sebuah perusahaan merupakan pemimpin teknologi di bidang tertentu. Namun, ini enggak berarti banyak kalau perusahaan tersebut enggak punya modal yang cukup, atau bakar uang terus tanpa memperhatikan laba.

6. Value, Bukan Tren Pasar

Pasar saham terdiri dari banyak saham dari berbagai perusahaan. Meskipun keadaan pasar yang ramai bisa memengaruhi harga saham untuk sementara, pada dasarnya setiap saham memiliki pengaruhnya sendiri terhadap arah pasar.

Jadi, penting untuk enggak hanya memperhatikan tren pasar atau keadaan ekonomi jika ingin sukses investasi. Saham tertentu bisa meningkat nilainya meskipun pasar secara umum sedang turun, dan sebaliknya.

7. Diversifikasi

Enggak ada seorang pun yang bisa memprediksi atau mengontrol masa depan. Apa pun bisa terjadi, dan ada banyak hal yang bisa merugikan perusahaan.

Terkadang, perusahaan yang tampak dikelola dengan baik juga bisa memiliki masalah internal yang serius yang enggak terlihat saat kamu membeli sahamnya. Jadi, kamu perlu diversifikasi. Taruh investasimu berdasarkan industri, risiko, dan negara.

8. Riset Potensi Pertumbuhan Saham

Saat kamu memutuskan untuk membeli saham sebuah perusahaan, penting untuk mengetahui kenapa perusahaan itu bisa berhasil. Di pasar saham, harga saham sebuah perusahaan dipengaruhi oleh berapa banyak pendapatannya dan apa asetnya. Harga saham ini sering naik turun mengikuti indeks pasar saham umum.

9. Pantau Investasi

Meski berinvestasi jangka panjang, tetap pantau pergerakannya. Karena, enggak ada pasar bullish yang abadi, pun enggak ada pasar bearish yang abadi. Enggak ada saham yang bisa kamu beli lalu lupakan. Perubahan di pasar terjadi begitu cepat. Untuk sukses investasi, kamu enggak boleh lengah.

10. Jangan Panik

Terkadang kamu mungkin enggak bisa menjual saham saat semua orang sedang membeli. Kamu juga bisa saja terjebak dalam keruntuhan pasar seperti yang terjadi pada tahun 1998. Namun, jangan terburu-buru untuk menjual. Waktu yang tepat untuk menjual adalah sebelum terjadi keruntuhan, bukan setelahnya.

Sebaliknya, periksalah portofoliomu. Jika enggak ada saham lain yang lebih menarik, lebih baik pertahankan saham yang kamu miliki.

11. Belajar dari Kesalahan

Cara satu-satunya untuk menghindari kesalahan adalah tidak berinvestasi sama sekali. Namun, sayangnya, justru itulah kesalahan terbesar yang bisa kita lakukan sehingga menggagalkan peluang sukses investasi.

So, kalau memang salah investasi, hal pertama yang harus segera dilakukan adalah memaafkan diri sendiri. Jangan putus asa, dan jangan mencoba mengembalikan kerugian dengan mengambil risiko yang lebih besar.

Sebaliknya, jadikan setiap kesalahan sebagai pelajaran. Tentukan apa yang salah dan bagaimana cara menghindari kesalahan yang sama di masa depan.

12. Mulai dengan Doa

Jika kamu memulai apa pun dengan berdoa, kamu bisa berpikir lebih jernih dan membuat lebih sedikit kesalahan. Begitu juga kalau mau sukses investasi.

13. Jangan Berusaha Mengungguli Pasar

Adalah penting untuk mengelola ekspektasi dan memahami bahwa mengungguli pasar secara konsisten adalah tugas yang sangat sulit, bahkan untuk para profesional yang berpengalaman.

Oleh karena itu, investor harus realistis tentang potensi pengembalian investasi mereka dan menghindari berharap dapat secara terus-menerus mengungguli pasar.

14. Investor yang Memiliki Semua Jawaban Tidak Memahami Semua Pertanyaan

Sikap terlalu yakin dalam berinvestasi akan cepat atau lambat membawa kekecewaan, bahkan kerugian. Ada banyak teori sukses investasi yang bisa kita temukan, tetapi enggak harus semua diikuti.

Enggak ada orang yang bisa menerapkan semua aturan yang sama dalam dunia investasi. Apa yang berlaku untuk satu orang belum tentu memberikan hasil yang sama dengan yang lain.

Baca juga: Modal Investasi Saham Pemula: Berapa Cukup?

15. Tidak Ada Makan Siang Gratis

Ada 3 hal besar dan penting yang digarisbawahi di sini:

  1. Jangan hanya berinvestasi berdasarkan perasaan
  2. Berhati-hatilah saat berinvestasi pada penawaran saham perdana atau IPO.
  3. Hindari investasi berdasarkan hanya tip saja

16. Jangan Terlalu Sering Takut atau Negatif

Ini adalah prinsip terakhir. Jangan sering-sering merasa takut atau negatif. Memang, akan ada koreksi dan mungkin bahkan kejatuhan pasar. Namun, seiring waktu, penelitian menunjukkan bahwa nilai saham cenderung naik terus.

Mau tahu bagaimana merencanakan FIRE dan membangun aset 300 kali gaji dengan lebih detail? Kamu harus banget punya buku ini. Kamu bisa baca dan belajar secara fleksibel, dan dapatkan insight lebih detail mengenai konsep FIRE.

Sudah bisa dibeli di toko-toko buku di kota-kota besar di Indonesia! Get your copy now!

Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version