Kategori
blog contest Blogging Things Rants

Maunya Orang Hidup Beda-Beda

Kisruh tentang lomba blog Advan ini dari sudut pandang gw yang gak ikut lombanya, gak punya hubungan dan belom pernah diundang eventnya.

Baru malem ini gw tergelitik buat nulis soal ini. Kalik aja ada pada baca tentang satu brand lokal yang ngadain lomba dan biar gampang boleh ya gw sebut Advan. Iya, postingan ini tentang lomba blog Advan.

Kenapa gw tergelitik nulis tentang lomba blog Advan ini?

Pertama, karena yang disebut sebagai pihak yang bersebrangan dan dikecewakan oleh Advan melalui lomba blognya adalah blogger. Well, maksudnya (mungkin) memang blogger yang spesifik yang ikutan lomba, keberatan dengan hasil penjurian dewan jurinya ya.

Etapi kok gw lihat banyak blogger yang gak ikutan juga ngerasa tersungging dan gak terima. Tapi banyak kalimat yang bilang: “Jangan main-main ama blogger…” atau sejenisnya tanpa ada tambahan yang ikutan lomba blog Advan. Seolah-olah mewakili semua bloggers.

Lah gw yang blogger juga keikut dong? Lhawong ikut lomba aja kagak pernah alias jarang. Bahahaha. Tulisan gw ini biarlah tenggelam diantara keriuhan banyak blogger lainnya yang lebih lantang bersuara. Cuma gw pengen nulisin apa yang gw rasakan. Semoga bisa nulis senetral mungkin.

Kedua, karena kerjaan gw yang berhubungan dengan korporasi di negeri ini jadi kasih sedikit banyak gambaran bagaimana sebuah perusahaan menjalankan kegiatannya. Sampai sejauh apa keterkaitan antara satu dan lain hal dalam dunia usaha.

So, let me write down my words dan semoga ini bisa ngingetin gw di masa depan kalo gw ngalamin kejadian serupa.

Poin Perhatian di Lomba Blog Advan

Lewatnya Ketentuan Terpenting di Lomba Blog Advan

Gw buka halaman http://advanactivation.com/ yang memuat syarat dan ketentuan lomba blog Advan. Di sana (hilang?) kurang satu syarat terpenting yang seharusnya dicantumkan semua panitia lomba. Apa itu? Bukannya  syarat bahwasannya blog peserta harus memiliki minimal tulisan sepuluh, berusia minimal tiga bulan, bukan blog yang baru dibuat untuk lomba dan persyaratan sejenis. Tapi ketentuan bahwasannya keputusan juri tidak dapat diganggu gugat! 😛

Menurut gw, mungkin Advan ingin mendapatkan coverage seluas-luasnya dan sebanyak-banyaknya melalui lomba blog yang mereka adakan. Menetapkan syarat minimal blog dan minimal postingan justru akan membatasi kesempatan Advan menjaring orang yang mau menulis tentang mereka. Ya siapa tahu ada yang jago banget SEO (meskipun dengan cara black hat) dan bisa mendatangkan traffic sangat banyak hanya dengan satu postingan kan? Toh lomba blog merupakan salah satu investasi perusahaan kan? Jadi perusahaan pasti pengen dapet return sebesar-besarnya.

Oh, jangan bilang gw gak baca postingannya pemenang lomba blog Advan. Udah gw baca kok postingan yang disebut sebagai para pemenang sebelum dianulir. Dan menurut gw? ya, gw memang pernah baca postingan pemenang lomba yang lebih bagus sih, tapi kan ini hasil penilaian juri kan ya? Siapa yang tahu apa yang dinilai oleh para juri? Trus yakin kita tahu apa yang dimau oleh para juri?

Trus ketentuan terpenting yang kelewat tadi. Klausula bahwasannya keputusan juri tidak dapat diganggu gugat. Itu ketentuan terpentingnya yang entah kenapa tidak disebutkan oleh tim lomba blog Advan. 

Iya, di lomba-lomba sejenis umumnya dicantumkan klausula itu sehingga apapun keputusannya dewan juri dan pemenang terpilih bisa melenggang tanpa rasa was-was dituntut atau diramein di media sosial. Dan gw malah penasaran tentang orang di balik website advanactivation.com seperti yang dibilang mau dibuka sama teman blogger salah satunya Mbak Andy yang nulis artikelnya. 😀

Tuntutan Bloggers dan Jawaban Advan

Menarik sekali melihat respon teman-teman waktu pengumuman pemenang dipublish. Gw yang gak ikutan lomba dan gak tertarik rame-ramenya pun akhirnya ikutan kepo. Gw bacain satu-satu respon temen-temen dan juga postingan yang akhirnya dirujuk Marketing Director Advan sewaktu memberikan jawaban.

Yes, memang aneh melihat postingan para pemenang lomba blog Advan ini meskipun pemilihan pemenang ada sepenuhnya pada kewenangan juri. Wajar kemudian kalau teman-teman akhirnya menuntut tim panitia lomba blog Advan untuk memensyen akun para pemenangnya. Untungnya ada yang kemudian bikin tulisan yang bisa dirujuk sama Advan.

Kalo mengutip dari tulisan Mbak Andy begini:

Saran solusi kepada panitia lomba blog Advan

Kemudian pihak Advan memberikan jawaban resminya pada halaman Advan Community. Uniknya ternyata jawaban resmi perusahaan ini malah seolah seperti menyiramkan minyak tanah ke api menyala. Banyak yang menggarisbawahi dan menuntut Advan untuk tetap memensyen akun sosmed para pemenangnya dan bahkan ada juga yang menggarisbawahi bahwasannya tuntutan para blogger itu bukan hanya tuntutan Mbak Andy, tapi SEMUA BLOGGER (nah gw ngerasa tercatut lagi juga kan?).

Bahasanya beberapa bloggers bahkan jadi jauh lebih galak dan sudah seperti kehilangan kepercayaan kepada Advan sebagai penyelenggara lomba. Alasan utamanya kenapa permintaan sesederhana memensyen aja gak bisa.

Tapi ada juga komen dari om Yos Mo yang mencoba menengahi tapi kemudian malah dibully rame-rame. 😀

Kenapa Jawaban Manajemen tentang Lomba Blog Advan Sudah Cukup?

Yes, menurut gw jawaban Marketing Director Advan ini sudah cukup dan semestinya bisa memadamkan rasa marah (boleh kan gw sebut marah atau cukup kecewa aja?) dari temen-temen blogger. Iya, gw tahu semua blogger (yang ikutan lomba blog Advan dan sebagian yang gak ikutan) pasti merasakan kekecewaan mendalam dengan hasil lomba blog Advan kemaren.

Tapi kenapa kemudian Marketing Director merujuk tulisan di blognya Mbak Andy karena mungkin dia satu-satunya yang menuliskan dengan cukup rinci dan kasih solusi di bagian akhirnya. Tulisannya jugalah yang kemudian dishare berkali-kali di media sosial mewakili suara (again: SEMUA) blogger dan mungkin dapet traffic puluhan ribu ya Mbak? *ihikk

Jadi ya wajar kalau jawabannya merujuk ke tulisan itu sebagai tulisan resmi mewakili perasaan para blogger dan kemudian jawaban perusahaan akan kemelut lomba blog Advan inipun didasarkan atas postingan itu.

Kan di demo-demo juga pihak yang didemo pasti akan meminta perwakilan kan untuk menyampaikan aspirasi. Dengan begitu jawaban yang diberikan bisa lebih konkrit.

Jadi, gw pun mengambil tulisan Mbak Andy sebagai dasar jawaban Advan.

Buat yang lain, yudahsih kalo gak dimensyen sama Advannya ga usah ngerasa gak jadi pahlawan dianggep, semua orang paham kok itu SEMUA BLOGGER yang merasakan (tambahan catatan: yang ikutan dan sebagian yang gak ikutan).

Nah sekarang jawabannya Advan kalo menurut sudut pandang gw ya:

Tidak Adanya Mensyen ke Pemenang Lomba Blog Advan

Perhatikan tuntutan Mbak Andy, di situ beliau kan memang meminta mensyen dan menunjukkan share yang dilakukan oleh para pemenang. Kalau tidak bisa? Advan akan dianggap mengadakan lomba fiktif dan kemudian Mbak Andy meminta Advan untuk:

  • Mengumumkan permintaan secara resmi dan mengakui yang sebenarnya terjadi dalam lomba blog Advan ini.
  • Melakukan penjurian ulang dan mengumumkan pemenang yang sebenarnya. Sesuai rencana awal.

Kita lihat apa yang sudah dilakukan sama Advan:

Perusahaan tidak memenuhi tuntutna para blogger untuk memensyen akun media sosial para pemenang, yang mana itu kemudian kalau menurut saran Mbak Andy perusahaan dituntut untuk melakukan permintaan maaf secara resmi dan melakukan penjurian ulang. Ada berbagai alasan lain yang bisa mendasari kenapa Advan tidak memensyen para pemenang, melindungi kehidupan para pemenang misalkan (yang sama mencurigakannya dengan membuat akun palsu sebenernya) tapi okelah mari kita ambil kemungkinan terburuk, semuanya fiktif.

Trus apa yang dilakukan Advan?

  • Perusahaan meminta maaf? Checked, permintaan maaf resmi disampaikan dengan gamblang kepada semua pihak yang sudah merasa kecewa/marah dan perasaan lainnya. Yang dimintai maaf SELURUH NETIZEN loh. Bukan cuman peserta lomba blog Advan dan atau yang merasa kecewa/marah doang. (Lah kan gw gak ngerasa apa-apa, kenapa mereka minta maaf ke gw juga kan? Seluruh netizen lagi)
Permintaan maaf manajemen untuk lomba blog Advan
  • Perusahaan mengakui apa yang terjadi di balik lomba Blog Advan? sudah dijelaskan secara jelas oleh pihak manajemen tentang mekanisme penilaian lomba blog Advan ini. Yah, meskipun mungkin memang bukan yang ingin didengar oleh blogger yang ikutan lomba atau yang merasa kecewa/marah atas lomba blog Advan ini (meskipun kagak ikutan :D). Tapi perlu dicatat di sini, Advan sampai harus memberhentikan sementara 4 orang di balik lomba blog Advan ini. Tindakan manajemen ke panitia lomba blog Advan

    Semoga ini cuma diberhentikan dari tim digital dan social media Advan tapi bukan diberhentikan dari pekerjaan di Advan ya. Di hari gini yang nyari kerja susahnya setengah hidup, kebayang gak kalau orang-orang di balik lomba blog Advan ini beneran dipecat?

    Ya mereka menerima yang seharusnya karena berani bermain-main ama blogger!  Yakin kalian tahu yang benerannya gimana di baliknya? Beneran? Kalo ternyata kalian salah gimana? Keluarga orang-orang yang diberhentikan ini gimana? Beranin nanggung nasib mereka ke depan?

    Gw sih masih berharap gak ada yang harus diberhentikan dari pekerjaan ya. Ngeri gw mbayanginnya.

  • Melakukan penjurian ulang dan mengumumkan pemenang yang sebenarnya sesuai rencana awal? ini juga udah dilakukan oleh perusahaan. Manajemen mengubungi ketiga pemenang, dan demi rasa keadilan keputusan juri sudah dianulir. Akan diadakan penjurian ulang untuk 176 artikel yang masuk.

    Nah berarti semuanya dong dinilai ulang.Trus 3 pemenang awal yang mencurigakan gimana? Menurut gw kalo tetep diikutkan buat dinilai ya wajar. Kan semua. Bukan berarti kalo dinilai ulang terus mereka harus dikecualikan kan?

    Siapa tahu sebenernya mereka memang sudah mengikuti semua prosedur. Cuma manajemen memang gak mau ngebuka siapa mereka. Kalopun nanti dipilih pemenang (yang semoga sih sesuai sama harapan teman-teman) baru ya kudu mau terima siapapun yang menang.

Nah kalo melihat tuntutan Mbak Andy yang dianggap mewakili semua blogger dan kemudian jawaban perusahaan yang ditandatangani oleh Direktur Marketing, gw lihat sudah dipenuhi semua loh ya. Trus apalagi sih yang mau diributin (seharusnya)? Sudah menjawab kan? Ini nama Marketing Director udah dibawa loh. Gak maen-maen. Direksi yang posisinya tertinggi di perusahaan!

Gak ah Dan! Masih banyak yang aneh dari pernyataan ini! Contohnya penilaian dengan mencetak tulisan!

Penilaian/Penjurian Lomba Blog Advan dengan Mencetak Tulisan itu Aneh?

Menurut gw gak ada yang aneh dengan penjurian lomba blog melalui cetakan tiap halaman blog peserta. Memang gak go green. Trus kenapa?

Gw hidup di culture korporasi yang semuanya HARUS dicetak demi rekam jejak karena sudah semaju apapun dunia teknologi informasi, mau gak mau harus diakui masih banyak orang yang belom gape menggunakannya.

Pun lomba blog Advan ini, mencetak entry para peserta mungkin memang cara paling efektif yang bisa dilakukan oleh para dewan juri dan panitianya. Mungkin cara inilah yang paling cepat yang bisa mereka lakukan. Gw pernah harus scrutinize begitu banyak dokumen dan itu memaksa gw untuk mencetak dokumen itu. Kebayang betapa ribetnya gak sih lu harus annotate sebuah dokumen digital dan bolak-balik ngeceknya?

Padahal gw tipe orang yang kalo bisa gak dicetak gak usah dicetak, tapi yatetep, jauh lebih enak corat-coret kertas dan baca ulang di kertas itu. Apalagi buat penilaian. Apalagi ini menilai 176 artikel loh.

Terlepas dari betapa anehnya para pemenang awal yang sudah dianulir, gak ada yang aneh dengan penilaian pake sistem cetak. Apalagi ini kalo misalkan para jurinya dikasih waktu cuma dua hari. Percaya deh, nyetak masih jadi salah satu alternatif paling oke selain canggihnya online collaboration tools yang sudah ada macem Evernote, Google Docs dll. Ah udahlah, pasti kebayang kan?

Menyebut-Nyebut Prestasi, Bukannya Merendahkan Diri. Udah Salah Malah Nyombong! (???!!)

Kemaren ada baca komen kek gini. Gimana sih Advan, udahlah salah malah nyombong!

Ampppuuuun maseee, mbakeeeee… Itu Advan bukan nyombong! Tolong baca paragraf sebelumnya ya teman-temanku sayang.

Kalo lihat dua paragraf di atas, merupakan cara Advan untuk menunjukkan humility, kerendahan hati dan sekaligus kemudian untuk mencoba mengajak dan merangkul para blogger untuk kembali memeluk Advan sebagai salah satu brand kebanggaan Indonesia. Untuk kembali melihat Advan sebagai salah satu karya anak bangsa yang berhasil melebarkan kiprah dan kehadirannya di dunia internasional dengan membawa nama Indonesia.

Bukankah tema-teman blogger awalnya mengikuti lomba blog Advan ini karena memang bangga dengan brand Indonesia yang berhasil menjadi salah satu sponsornya Messi dkk? Paling gak gitu sih yang gw baca dari postingannya Mbak Andy ya.  😀

Nah, makanya pas baca ini gw malah jadi angkat topi sama Advan (terlepas dari segala keanehan yang menyebabkan kejadian yang mengancam reputasi merek mereka). Advan gak kabur dan gak lempar bodi dengan menyalahkan sepenuhnya ke tim MedSosnya. Mereka minta maaf sebagai perusahaan dan beritikad baik buat memperbaiki yang udah salah. To make everything is right.

Kejujuran Kita Sebagai Blogger?

Ini sedikit lompat ke bagian lombanya sendiri. Karena gw sendiri gak ikutan lombanya, penasaran dong gw cari informasi lomba blog Advan ini. Dan dari judulnya adalah “Review Competition”

Garis bawahi REVIEW.

Maksudnya apa? Review ini mestinya kan hasil dari pakai. Namapun review ya. Kalo gw panitianya sih gw bakalan syaratkan menyertakan foto selfie sama produknya. Serah deh mau punya sendiri atau pinjem atau hasil photoshopan, tapi namapun review ya mestinya pernah ngalamin sendiri buat make. Ngalamin sendiri pengalaman berhandphone pake smartphone Advan i5A itu.

Gw aja kalo mau review produk gw pake dulu, kayak contohnya review pembersih muka yang gw nunggu sampe minimal sebulan dari gw terima barang sampe gw tulis reviewnya meskipun itu tulisan advertorial. Ato kalo nggak review film X-Men Apocalypse, ya gw nonton dululah itul film.

Nah pas gw ikutan lomba gadget Acer dengan fitur utama kids center, gw bilang kok kalo gw belom pernah pake dan gw sebut itu apa aja fitur yang gw tulis dari hasil baca.

Belom lagi bloggers yang ikutan ini apa bener-bener sudah nulis segala so-called reviewnya sesuai dengan persyaratan? Pada tanggal deadline udah pada beres semuah? Yang ikutan nyinyir ada gak yang pas tanggal deadline submit link dulu trus kemudian gak ada edit-edit lagi?

Kalo ada yang kek gini, pffftttt.. Simpen deh segala sumpah serapah dan makian buat Advan. Kalo ada yang gak jujur di lomba blog Advan, dirimu salah satunya. Iya kamu.

Makdarit gw jarang banget ikutan lomba. Karena kalo namanya review, ya mestinya kudu make dulu lah ya. Dan gw juga susah nyelesein postingan sebelum deadline. Postingan gw tentang kejujuran dalam ngeblog (gw tulis dalam Bahasa Inggris) juga menyinggung hal ini.

Coba baca tulisannya Mbak Carra tentang cara menulis review produk ini deh

 

Corporate Reputation dan Niat Membantu Brand Indonesia

Sejak kerja di Corporate Banking, gw ngerti apa arti pentingnya Corporate Reputation. Bahkan Bank Indonesia pun menetapkan Reputation Risk sebagai salah satu tolok ukur penilain kinerja sebuah perusahaan. Jadi yang namanya reputasi itu gak main-main buat sebuah perusahaan, buat seorang pengusaha. They’d kill for a good reputation kasarnya.

Marilah kita sebut kejadian di lomba blog Advan ini sebagai ulah dari oknum (yang kalopun memang benar ada) yang mau memanfaatkan kesempatan yang ada. Jangan sebut Advan sebagai sebuah brand, sebagai sebuah perusahaan. Karena banyak komen-komen bernada amarah yang menyerang Advan secara institusi, secara merek dan menganggap apapun yang keluar dari Advan seolah-olah memang berniat merugikan blogger.

Ada yang bilang: bayar Messi aja mampu masa bikin press conference gak mau dan komen sejenisnya. Mau keluar duit segitu banyak, tapi masa nipu blogger cuma buat 18 juta!

Yaampun, gw yang gak ikutan lomba blog Advan dan bukan pegawai atau pihak terkaitnya Advan aja emosi dan pengen ketawa baca komennya. Plis deh, perusahaan yang bisa bayar buat jadi salah satu sponsornya Messi, perusahaan dengan penjualan tablet PC terbesar di Asia Pasifik gak akan ambil pusing duit sebesar Rp. 18 juta. Mereka sial aja kena oknum yang maen-maen ama lomba blog mereka.

Bokkk!! 18 JUTA RUPIAH! Cuman seharga Macbook Air ditambah satu handphone Android! Sori jumlah itu gede tapi gak segede itu.

Udahlah manteman, katanya kalian juga mau support brand local. Justru di sinilah kebesaran hati kalian sebagai blogger diuji. Komitmen terhadap brand lokal itu diuji. Seriusan deh. Gimana kalian bisa tetep support brand lokal dan bangga sama perusahaan asal Indonesia justru seharusnya terlihat waktu ada oknum yang menyalahgunakan kepercayaan dan membuat nama merek lokal tercoreng begini.

Jangan seneng NgeBUZZ dan bikin postingan waktu diundang event (dan dibayar) aja. Giliran ada masalah begini, malah kita berlomba-lomba komen dengan nada yang ampun deh bacanya aja ngerih. Trus share postingan-postingan yang menyudutkan dan malah bikin postingannya sendiri dan bangga bisa dapet sekian ribu views dari share postingan itu. Ampyundije deh kalo gitu. Artikel kalian itu kebaca dari seluruh dunia dan bisa diterjemahkan ke berbagai bahasa loh. Hanya karena Rp. 18 juta kita rela gak ada yang mau kerjasama dengan perusahaan dari Indonesia (karena ada oknum) yang sudah membohongi para blogger tercinta? Yakin? Katanya mau support brand lokal ya bok.

Sekarang yang perlu kita lakukan, menurut gw (yang gak ikutan lomba dan gak ikutan merasa marah/kecewa sama lomba blog Advan) adalah sama-sama mengawasi dan mengingatkan Advan, dengan cara-cara yang santun untuk penjurian kedua. Tahan diri. Yang sudah emosi ya gak usah berlarut-larut dan dibawa emosi.

Kalo masih ada yang ngerasa gak mendapatkan apa yang diinginkan, yaudah sih. Gak semua dalam hidup bisa kita dapatkan. Kalo masih gak terima dengan ini, mungkin ada yang perlu diberesin dari masa kecil dulu.

Kalo gw sih gini aja ya: Kalo misalkan gw emang dibohongi, yaudahlah, bukan rejeki gw dan gw yakin yang berbuat jahat pasti dapet balesan. Gusti ora sare kok. Asalkan jangan karena kehadiran gw orang jadi menderita dan mendapatkan kejelekan.

Disclaimer: Gw gak ada hubungan sama Advan, GAK IKUT LOMBA dan belom pernah diundang ke eventnya Advan. Silahkan baca halaman Disclaimer buat lengkapnya kebijakan gw buat blog ini.

 

112 tanggapan untuk “Maunya Orang Hidup Beda-Beda”

Wehehehe aku juga kagak ikutan lomba ini om, tapi apdet status di fb dan begitula akhirnya ada postingannya Mbak Andy. Lega sih dapat jawaban langsung dari Advan dan bagi saya uda merasa lebih cukup dengan jawaban itu. Tapi masih banyak yg membabi buta yang ini itulah. Aku sih duduk diam sambil nyiapin cemilan nunggu kelanjutan dramanya 😀

Aku nggak ikut lomba ini sih tapi kemaren ikutan sebel. Aku pikir yang marah itu juga Pantes kok soalnya setelah membaca posting backhand di dan melihat pemenangnya aku merasa juga ada yang salah tuh di lombanya. Jadi seseorang atau beberapa orang blogger harus memberi tahu bahwa lomba berlangsung secara tidak Fair. Dan pendapat Mas Dani juga tidak salah. Pro dan kontra pada akhirnya akan mendudukkan masalah ini kursi yang sebenarnya ?

Sebelum ada jawaban dari manajemen Advan saya terus terang angkat alis sama postingan para pemenang tapi gak sampe yang marah sih Mbak. Nah beneran jadi tergelitik bikin postingan justru setelah baca komen para bloggers menanggapi respon resmi dari Advan-nya. 😀

Balas

Hits banget ya kasus ini. Aku jg juarang ikutan lomba. Tau ada lomba ini malah pas ribut ribut setelah pengumuman yang katanya janggal itu.
Tp berani gerak cepat kasih tanggapan buat aku ud bagus sih.

Saya juga bakalan emosi kok Mbak Ika, tapi setelah baca jawabannya Advan dari manajemen kok rasanya sudah cukup. Eh habis itu masih pada komen yang ya ampyuuun ngerih bacanya…

Balas

Traficku gak naik-naik Mas Dani, wkwkwk. Haruskah kubuat postingan kontroversial?. ?
Hayati lelah ngikutin kasus ini…Jd gagal fokus..

Wkwkwkwkwk. Mbak Ety X-))
Ini insyaAllah bukan demi nyari traffic dan gak mau jadi kontroversi. Tapi saking udah ga tahan risih dicatut dianggap sebagai bagian dari SEMUA blogger yang marah-marah itu Mbak. Padahalan saya baca responnya Advan sudah bagus loh.

Balas

Hmmm.. Baca postingan ini terus sampe ke bawah… Lah bro dani ngga ikutan juga lombanya.. Semoga nga ada blogger nge judge bro jadi ngajarin..

Maklumlah bro, dunia bloger makin meluas makin luas juga pemikirannnya (baca : liar).

Ada yg kritis ada yg kreatif ada yg bijak hingga yg bermanfaat dalam menulis (bro dani contohnya)…

Ada juga yg hanya sekedar memprovokasi dan mencari sensasi demi sesuap nasi..

Meskipun baca tulisan bro sepakat dan ada juga klausul yg bilang keputusan juri tidak dapat diganggu gugat….

Tapi pada akhirnya ada perubahan perubahan yg harus diikuti.. Pastinya akan ada lagi komentar2 yg lumayan pedas untuk kita nikmati bersama…

Saya setuju dengan pernyataan pepih nugraha (direktur kompasiana) kalau mau menulis sebaiknya dari sebuah keadaan yg lebih baik dulu.. (Ia sendiri mengakui dalil ini pasti akan diributkan)..keadaan pemikiran yg baik, keadaan ekonomi yang baik dan lain sebagainya yang baik 🙂

Ini untuk mengantisipasi jika terjadi hal seperti yg terjadi saat ini… 🙂

Semoga kita semua bisa belajar dari masalah advan ini ya bro.. Tulisannya mencerahkan 🙂

Justru saya bikin ini karena gak ikutan lombanya Bang… Huehehe..
Keren itu katanya Om Pepih ya Bang Lius, jadinya apa yang keluar dari pikiran gak terkontaminasi hal-hal buruk seperti ambisi berlebihan dan juga keinginan harus mendapatkan. Makasih banyak Bang Lius. Komentarnya memperkaya dan memberikan insight baru 🙂

Balas

Ini salah satu lomba yang saya skip karena hadiahnya gede. Kalo gede gitu, biasanya sih pada ngeluarin jurus pamungkas.

Tapi ketidakikutsertaan saya di lomba ini bukan jadi alasan kenapa saya setuju sama tulisan mas Dani dari atas sampe bawah.

Mau nulis sendiri takut dibully. Blogger2 serem kalo marah hihi

Iya Mbak Rinrin. Semakin ke sini semakin ngeri temen-temen blogger kalo marah. Udah kayak gak ada lagi yang bener selain dia. Hiks. Kalau lomba judulnya review dan saya gak punya/gak pernah pakai rasanya hampir pasti saya ga akan pakai.

Balas

Menggarisbawahi dua statement ini…

1..Saya setuju dengan pernyataan pepih nugraha (direktur kompasiana) kalau mau menulis sebaiknya dari sebuah keadaan yg lebih baik dulu.. (Ia sendiri mengakui dalil ini pasti akan diributkan)..keadaan pemikiran yg baik, keadaan ekonomi yang baik dan lain sebagainya yang baik ? (Kornelius Ginting)

2.Kalo masih ada yang ngerasa gak mendapatkan apa yang diinginkan, yaudah sih. Gak semua dalam hidup bisa kita dapatkan. Kalo masih gak terima dengan ini, mungkin ada yang perlu diberesin dari masa kecil dulu. (Dani Rachmat)

*Pengen ngobrol khusus jadinya hehehe.

Hayuk Mbak Donna. Ngobrol khusus bisa lewat WhatsApp kalo misalkan belum sempet ketemu. Jadi penasaran kenapa kedua hal tersebut yang njenengan highlight 😀

Balas

Wkwkwkwkwkwkw.. Iya Ci Yance, awalnya gak ngeh. Tapi karena riwa-riwi keshare-in hal yang sama jadinya kepo juga deh sayaaah. Udahlah ngeblog apa adanya aja ya Ci. Biar tenang hidup 😀

Balas

Wah brand Advan jadi naik pamor krn kasus nya hehe .. awalnya saya gak tahu brand ini sampai baca fb belakangan ini yg rame 😀 . Klo lomba hadiahnya besar pasti banyak saingannya, harusnya sih sdh siap diri aja klo gak terpilih 😀 .

Klopun kita somasi rame2 brand nya apa kita bakalan dapat duit dr situ? Atau kecipratan trafik tinggi?. Trafik tinggi tanpa duit ya sama aja boong toh WA sdh 3 bulan hancur2an.

Hahahaha. Nah iya itu Mbak Nella, saya takutnya para bloggers juga lupa. Kalo bloggers bisa men-somasi brand, brand juga bisa dong dengan dalih pencemarn nama baik. Hate speech. Kan rugi juga bloggers.
Soal WA, iyaaaaa. Kok jatoh banget yaaa sekarang. Huahahaha…

Balas

Jiaaaah… Bijak oponeh Diiiit. Iki lak penggaweanku ndek kantor nggawe bahasa sing sejenis soale. Dadine yo iso relate sama kondisine. Hayuk kapan ketemuaaann…

Balas

Timeline saya sempet rame sama share lomba ini. Karena ga paham bener masalah ini saya milih diem aja. Takut salah ngomong, gawat itu. Mungkin komen saya bisa didelete tapi kalau ada yang sempet capture gimana coba? Huehehehe… Lomba hadiah gadget gini saya ga ngoyo kudu menang. Dengan memerhatikan pola lomba gini, nyadar diri lah saya bakal kelelep. Siapa sih yang ga seneng dapat suit atau barang mahal? Tapi ngabisin effort bermalam-malam mending saya pilih lomba lain yang sekiranya bisa saya ikutin.

Dan saya juga ga kepikiran Advan bakal segitunya mempertaruhkan brandingnya cuma bust ngatur skenario gini. Apa yang kejadian di belakang meja sana ga sedetik pun saya lihat atau dengar. Cuma bisa bersimpati sama peserta yang kecewa. Postingannya mewakili yang ingin saya sampaikan tapi clueless takut salah, Mas hehehe.

Makasih banyakMbak Efi. Saya juga sebenernya gak mau ikutan komen, cuma kok sebagian teman-teman yang lain malah semakin emosi demi membaca pernyataan resmi Advan. Semoga sih ga ada yang terlalu menurutkan hawa nafsu sampai-sampai membutakan akal budi. Toh ini hanya sekedar lomba yang siapapun bisa menang. ?

Balas

Aku meyakini dua hal Mas. Satu, kalau rejeki ga kemana; dua, Alloh kasih rejeki ga akan mungkin tertukar. Setiap ikut lomba kalau menang ya sukur, kalau kalah ya sudah. Kayag mas Dani bilang tuh “Udahlah ngeblog apa adanya aja ya Ci. Biar tenang hidup ?” ?

Hueee. Mbak Ninaaa. Makasih ya udah dibacain juga komen-komennya yaaaa. Maaf baru dibalas. Hihihi. Melakukan yang terbaik untuk aim for the highest but expect nothing lah ya Mbak. *halah

Balas

Mas Dani, aku salut sama cara berpikir Mas Dani. Sorry, bukan sok mau muji atau nyanjung atau gimana. I’m just speaking up my mind as what it is. Aku juga nggak ikut lombanya. Saat baca status yang heboh bersliweran, ikut sebel nggak? Iya dong, pasti. Tapi ya sudah sebel-sebel aja. Sama sekali nggak sampai jadi mikir “Memalukan nama brand lokal blablabla” nya. Karena menurutku tidak fair kalau kita langsung memboikot and say bad words about the brand (Advan) padahal (mungkin) kejadian ini ‘hanya’ ulah oknum tertentu aja atau gimana. Sampai akhirnya banyak yg bikin status, “Ati-ati aja mainin blogger”, di situ aku ikut bergidik serem. Hahahaha. Kesannya bringas amat padahal belum tau letak masalahnya di mana (menurutku). Poin ini: Gw sih masih berharap gak ada yang harus diberhentikan dari pekerjaan ya. Ngeri gw mbayanginnya. –> Aku juga setuju. Belakangan ada beberapa teman yang (sorry) kena PHK dan itu serem banget. Nggak kebayang gimana menghidupi istri dan anak2nya (belum lagi kalau ternyata harus menghidupi ibu/bapaknya yg sepuh, ikut nyumbang biaya sekolah adiknya yg terkecil, dll). Mungkin dikasih break (apa sih istilahnya) tanpa digaji aja kali ya. Kalau langsung diberhentikan… Oh God, are we really that mean??? Hidup sudah complicated, why would we complicate it more. Belakangan ini aku juga hampir gak pernah ikut lomba lagi. Selain emang nggak bisa bagi waktu (Gesi memang tidak bijaksana hahahaha), aku juga serem belakangan ini liat status nyinyir related to lomba blog, entah ttg mepet DL lah, postingan pemenang padahal biasa lah, dll. Aaakkkk, ayo lah, woles aja. Salam hangat dari Jogja utk keluarga mas Dani ya.

Mbak Grace, mohon maaf yaaa kalau baru dibalas. Nah ituuuu… Pas pertama kali baca keanehan emang mikir ini penyelenggara lombanya kok bisa seaneh ini ya, tapi gak ada sama sekali mikir ini perbuatan Advan sebagai the whole corporation.
Waktu baca statement resminya Advan saya langsung keinget keluarganya yang fiberhentikan sementara itu. Bagaimana mereka ya. Karena langsung keinget keluarga di rumah. Hiks. Semoga ga ada yang sampai kehilangan pekerjaan karena ini.
Makasih banyak ya Mbak Grace. Sekalinlagi mohon maaf baru dibalas. Salam juga untun keluarga ya Mbak ?

Balas

Tulisan ini baik sebagai penetral nih, Mas. Hehehe. Cuma menurutku sih wajar jika ada rasa kecewa dan emosi bagi para peserta lomba, mengingat effort yang dikeluarkan mungkin cukup besar. Dan dikecewain itu sakitnya di siniii. Hahahaha.

Kalo mau ambil sisi positifnya, pada kasus ini kedua belah pihak jadi punya pelajaran ya. Pihak penyelenggara lebih detail dalam membuat syarat dan ketentuan, jangan sampai jadi celah untuk masalah sekecil apapun. Karena yang namanya peserta protes itu memang ada.

Dari sisi peserta, saya setuju sama komentar Mas Dani yang bilang untuk legowo. Walaupun kalo ngomong doang gampang sih. Ihihihi. Tapi diusahakan itu lebih baik. Pasti ada rencana yang lebih baik lagi nanti.

Satu lagi yang saya setuju, yaitu semoga bisa baik-baik dan kepala dingin dalam berkomentar. Takut efeknya fatal buat orang lain.

Aduuuuh semoga komentar saya ini baik-baik juga ya. Ngeri salah hehehe…

Itulah Lia. Mestinya ga usah sebar-sebar energi negatif toh ya. Dibilang sok ngajarin ya seterah deh gw ini. Yes memang panitia salah, tapi apa kesalahannya itu kemudian gak ditindaklanjuti, apa kemudian gak ada langkah perbaikan dari manajemen dan perusahaan. Lah ini ada malah semakin ngamuk. Heran sama apa yang mereka mau sebenarnya. Sudah terjawab loh tuntutannya sebenarnya. Termasuk yang soal meminta publish akun sosmed dan identitas asli para pemenangnya.

Balas

Dan dan gw jarang komen loh akhirnya komen hahaha
dan aku setuju setujuuuuu banget tulisanmu… makanya aku g mau kalau review ga coba barangnya dulu. big no kalau sekarang, berat ati kalau nulis ga bener sekarang. dulu seh ga ngerasa sekarang ngerasa banget :”). rata2 review lombaku kudu coba dulu walau cuma kosmetik.

dari 2008 jarang ada lomba aku dah ikut lomba dan jarang banget yang mau minta maaf seperti ini panitianya lohhh
tapi entahlah, mungkin sekarang eranya berbeda

Nah itu kan Mbak Echa. Banyak yang minta diperlakukan fair, rasa keadilannya terusik, giliran ditanya kejujuran masing-masing eh pake terapin standar ganda. Ini yang bikin saya heran Mbak, giliran manajemen sudah kasih jawaban resmi dan ngebatalin keputusan eh lhakok malah pada ngamuk.

Balas

WELL SAID! capslock jebol btw aku ngerasa disindir soal review Acer. Hapus ah..hahaha. sok2an ikut review padahal cuma modal baca dan nonton pideonya.

Etapi salut lah sama blogger yg analisa soal kejanggalan ini sampai segitunya. Saya aja kalo ikut lomba blog, ga menang, paling banter2 mutung terus males ikutan lagi. Haha. mental pengecut kalo ini mah

But still, komen2 yg Anda sebut ngeriiih itu memang benar adanya. Netizen kalo lagi emosi suka gitu ya? :)) bikin dunia seakan2 sudah kehabisan org baik, yg sabar dan nggak emosian. Ngeriiih

Jiaaah… Kenapa merasa disindir Om. Saya beneran gak ada niat nyindir soal yang Acer. Wkwkwkwk. Itu cuma mau kasih contoh postingan soal lomba yang saya publish di blog. Kalo temen-temen yang lain tuntutannya ngerih, apa bener mereka sudah memberikan sesuai yang diminta kan….
Nah netizen sini (baca: blogger yang ikut lomba dan sebagian yang ikut emosi) kenapa ya kok sampe segitunya banget kalo berhadapan sama kejadian begini…

Balas

Wkwkwk.. Aku juga ikutan lomba Acer yang duluuuu banget. Modalnya juga cuma baca review dari website tekno sama daei webnya Acer. Ya elah.. Pas kalah, cuma bisa bilang, “Males ah ikut lagi. Sampe 3 post gw belain, masih kalah.”
ngikik

Hebohh yah, duh mau pertamax ternyata udah rame di mari hahaha. numpang ninggalin jejak ajah 😛

Tambahan, paling sukak paragraf ini, Dan –> Jangan seneng NgeBUZZ dan bikin postingan waktu diundang event (dan dibayar) aja. Giliran ada masalah begini, malah kita berlomba-lomba komen dengan nada yang ampun deh bacanya aja ngerih. Trus share postingan-postingan yang menyudutkan dan malah bikin postingannya sendiri dan bangga bisa dapet sekian ribu views dari share postingan itu.
Nice article lah ini 😀 😀

Hueheheheee. Makasih banyak Om Halim… 🙂
Ya mestinya kalo ngomong mau support brand lokal ya memegang teguh komitmennya kan ya… 😀 Jangan ada uang brand disayang, gak ada uang brand ditendang 😀

Balas

aku ngikutin pas awal2nya aja Dan
nggak ngeh ada blogger yg sampai segitu marahnya..
baru nyadar juga banyak kasus blogger di luar sana, rameee ternyata ya kehidupan blogger he..he..
iya sih aki setuju kalau mau selesaikan masalah baiknya lihat dari segala sisi supaya imbang dan ketemu salahnya di mana

nice posting Dan, pemikiran yg mencerahkan as always

Iya Mbak Mondaaa… Rameeee banget. 😀
Saya melihat begini karena emang detach dari permasalahan yang ada. Semoga kalo pas ngalamin sendiri bisa objektif Mbak… Makasih ya Mbak Monda.. 🙂

Balas

Aku cuma baca aja kehebohan itu tapi gak ikut share, skrg ga berani share2 yang negetif yang aku sendiri ga paham. Kalau setelah tahu siapa di balik domain advanactivation.com itu aku juga jadi kepikiran bahwa ini ADVAN juga kayaknya jadi korban karena tim medsos yang dimaksud adalah agensi. Semoga masalah ini cepet kelar.

Nah itu, kalau memang seperti itu kan ya gak pas kalo Advan dilempari komen-komen bernada kebencian kan ya Mis Fenn. Saya juga cuma baca-baca komen-komen dan tindakan apa yang diambil sama Advannya. Nah kalo sampe tim medsos adalah agensi dan mereka melakukan ini demi keuntungan pribadi, pasti bakalan ada balasan buat mereka kan…

Balas

Wah Put, mestinya dibuat jadi biar temen-temen juga pada dapet gambaran gimana tim sosmed bekerja. Karena kok ya bisaaaaa segahar itu ya komen. Kalo misalkan tim sosmednya gak seperti yang dituduhkan bagaimana kan.

Balas

Menang atau kalah dalam lomba itu biasa. Bagaimana menyikapi kekalahan itu yang membuat seseorang lebih luar biasa.

Dalam lomba Advan ini sendiri gw pribadi nganggep jawaban Advan dah cukup dan gak perlu diperlebar lagi. Apalagi sampai komen bawa blogger senusantara – ati2 sama blogger – duh rasanya gatel banget. I am a blogger – Indonesian Blogger. Is this how we want to be known for? Hmmmm. Sedih banget apalagi pas kmrn acara temen nobar. Alamakjannnn. Malu gw setengah mati.

Trs itu tim agency dipecat. Masih kurangkah? Kita (secara langsung n gak langsung) telah membunuh mata pencaharian seseorang. Berapa anggota keluarga yang ditanggung? Gmn nasib keluarganya itu?

Dari sudut Advan sendiri juga punya kekurangan. Gw akui itu dan dia juga dah membalas dengan surat itu juga sudah ok dr sisi brand korporat. What do you want more? Masih bingung gw jujurnya dengan mksd koken2 itu Dan. maaf kebawa esmossi

Nah itu. Pake hati-hati dengan blogger dan bawa nama bloggers se Indonesia. Ya apa mau asosiasikan diri dengan preman kan? Gw selama ini menghindari tindak kekerasan (fisik dan verbal) nah kalo ngancam kek gitu sama aja kekerasan verbal (dalam bentuk tertulis) gak sih kan ya? Apalagi kalo sampe ada yang bawa nama blohger buat minta-minta jatah. Kami Blogger lohh! Dihh!! Yang wajar aja napa sik? Emang kalo situ blogger bisa kasih apa kan pertanyaannya. ROI tiap orang gimana udah dihitung emang?

Balas

Gw baca Ttg ini di blog Andy… Mencurigakan banget emang lomba nya. Masa bisa bisa nya 3 pemenang blogger baru semua cuma 1 tulisan. Trus selama lg rame rame mereka semua diem… Aneh banget. Keliatan kalo fiktif…

Iya Ko Arman. Cuma perusahaan udah kasih statement resmi, meminta maaf dan anulir semua pemenang. Nah malah blogger lebih beringas lagi komennya. Jadi heran maunya apa kan..

Balas

Gw dong, tau ada lombanya ya gr2 heboh2 ini. Hahaha… telat ya gw. Bner itu, rejeki mah ga ketuker deh. Btw kata2 ini

“Kalo masih gak terima dengan ini, mungkin ada yang perlu diberesin dari masa kecil dulu.”

Berasa baru keluar seminar parenting bu Elly ya pakk. Hahaha…

Sama BuYuuuu… Baru tahu lomba ini ya setelah pada beredar kata-kata gak enak. Hihihi. Sengaja ambil kata-kata Bu Elly yang tentang nerima kekecewaan. Jangan kek anak kecil begitu yang didapat gak kayak yang dimau eh terus kemudian tantrum di sosmed. Huehehehehe.

Balas

x))

Advan untung banget ini ya diomongin blogger seIndonesia. A bad publication is still a publication, right? 😉

Kebesaran hati dan kejujuran itu sama mahal dan sulitnya ketika kita berjuang tetap sehat mencegah sakit 🙂

Kurang mengerti seh tentang perlombaaan itu..

tapi apapun itu , setelah baca tulisan ini..
Berjiwa besar itu memang tidak mudah, kekecewaan biasanya selalu berujung dengan kemarahan, ketika amarah ada maka kesalahan sering terjadi, yang lebih menyedihkan ketika kesalahan berujung menutup rejeki orang.

Semoga selanjutnya semuanya lebih bijak dalam menghadapi suatu masalah, dan lebih menahan diri untuk menulis yang negatif.

Terima kasih Dani buat tulisan ini.

Iya Nik. The saddest past itu cuma karena uang yang bukan uang mereka dan belum tentu jadi uang mereka juga udah komentar sepedas itu yang bisa jadi menutup rejeki orang loh. Sedih banget deh gw. Hiks. Makasih ya Nik

Balas

Saya sempat komen bahwa jika pemenang memang fiktif berarti sama saja korupsi, tentunya yg dimaksud adalah oknum. Memang sangat disayangkan sekali, perusahaan nasional sekelas Advan rasanya menyedihkan bila tidak jujur. Saya nggak ikut lombanya, tp terus terang ikut gemes (soalnya Advan bagi2 tablet juga di Oriflame dg syarat tertentu), semoga aja beneran dikasih tuh bulan depan. Efek jangka panjangnya memang soal kepercayaan Mas, ibarat pepatah “karena nila titik, rusak susu sebelanga”

Semoga segera selesai lah masalahnya.

Gak tau apa2 soal ini Dan, aku pusing baca post ini soalnya gak ngerti masalahnya…hahahahaha…cuma walo pusing bacanya, tetep aja sih dibaca sampe abis soalnya kayaknya seru deh masalahnya..hihihihi…

Dari semuanya, aku paling setuju di bagian review itu Dan. Lah iya, yang namanya review harusnya yang memang udah pernah dipake dong biar hasilnya valid 😀

Sori baru dibalas ya Lis. Hihihi. Emang bikin pusing ini kelakuan blogger jaman sekarang ya. Hahaha.
Nah iya, yamasa lomba review, isinya hasil baca, giliran gak menang protesnya luar biasa… 😀

Balas

Selalu ada dua sisi dari sebuah peristiwa
Tulisan ini hadir sebagai penyeimbang dari segala hiruk pikuk dua blogger belakangan ini

Saya sih gak ikutan lomba, tapi tergelitik juga untuk ikut komen dibeberapa link terkait. Sayang banget karena advan mendapat publikasi negatif karena hal ini. Dan saya juga bisa pahami kekecewaan blogger (terutama peserta) tentang tidak transparannya lomba ini, apalagi gak bisa memunculkan para pemenang. Sebab kalau saya disisi pemenang pastinya akan menuntut balik ke advan ketika sudah dinyatakan menang tapi kemudian dibatalkan 🙂

Ah sudahlah
Yang pasti banyak pelajaran yang bisa diambil dari lomba ini. Betapa media sosial berkembang pesat, membuat kita harus lebih bijak memainkan jari dan berpikir matang-matang sebelum mengetikkan dan mempublish setiap kalimat. Ada tanggung jawab besar disana 🙂

Waah.. Aku ketinggalan euforia advan! Baru ngeh abis baca ‘sisa2’ kekecewaan teman2 peserta lomba. Tp trus kepo dan nyari awal mulanya.. Hehehe..
Mudah2an cepet selesai dg baik ‘kasus’ ini.
Yg perlu dicatat, tidak semua pihak bisa disenangkan dg suatu keputusan. Jadi legowo aja 😀

Huehehehe.. Iya Da. Gak semua pihak bisa dipuaskan memang ya… Syukurlah kalo memang tahu kejadian ini udah di akhir Da. Ga perlu rusuh hati rasanya.

Balas

Sebenarnya yg kepikiran sama mas Dani jg mungkin dipikirkan kita-kita blogger. Dilema antara kecewa dan brand lokal. Sy yg gak hoki lomba blog dan gak ikutan lomba ini aja ikutan gregetan sama oknum tsb. Yah, ibarat masak udah keasinan, ditambah air juga akan lama masaknya sampai asat, ditambah gula juga masakannya jadi gak jelas rasanya. Hehehehe. tinggal masukin suatu bahan aja yang bisa menyerap rasa asinnya. Thanks mas Dani buat pencerahannya.

Hahaha… 😀
Berbicara kemenangan dan duit membuat orang (bukan hanya blogger) kalap mas, SEMUA INGIN JADI PEMENANG 😀
Mereka (blogger) tidak menyadari di balik meramaikan kekurangan lomba ini, Advan kembali panen traffic dan semakin dikenal orang. Terlepas dari kesalahannya menjuri, toh masyarakat awam kan gak tau (yg tau hanya blogger). Semakin diramaikan lagi, Advan semakin dikenal xixixi..

apapun yang terjadi semoga segera selesai, tidak ada pihak yang dirugikan baik blogger maupun Advan, kita bisa bergandengan tangan lagi, adem lagi dunia blogging, kangen masa dulu ketika baru ngeblog kayanya adem ayem, semakin tau malah semakin bikin geleng-geleng

aku salut dengan cara berpikir mas Dani yang punya wawasan berdimensi 8 mata angin.. heheheh
aku pribadi tak merasa terbully, biasa saja, karena aku paham menghadapi orang yang sedang merasa paling tersakiti (padahal nggak, cuma rugi bandwith & waktu saja).

Aku membuat pernyataan tegas di fanpage Advan dan FB pribadi, karena harga diriku sebagai blogger terusik. aku nggak suka ada segelintir blogger menjadi provokatif, padahal pihak brand sudah meminta maaf secara terbuka. aku nggak ingin blogger diasosiasikan sebagai kumpulan para pemberang dan mentang-mentang.

aku bukan anti lomba review gadget, aku juga pernah jadi peserta & pemenang lomba review gadget, pernah juga jadi juri lomba, pernah juga jadi konsultan launching produk gawai.

Hanya saja, seperti yang dibeberkan oleh mbak Echa di atas, blogger perlu mawas diri dan jujur, jangan berkhayal membual, mereview berdasarkan user experience lebih beradab. Perkecualian kalau tema lomba menuntut imajinasi, semisal ‘andai aku memiliki gawai XZ’

Syukurlah kalau tidak merasa terbully. Karena saya melihat mereka melakukannya. Sama Om Yos. Harga diri saya juga terusik karena merasa tercatut disebut sebagai bagian dari SEMUA bloggers itu. Gak mau aja kalau bloggers dianggap sebagai kumpulan preman yang suka mengancam. Maaf saya pakai kata preman karena ungkapan seperti “jangan main-main sama bloggers”. Setuju bahwasannya ada indikasi kecurangan, tapi kenapa permintaan maaf secara terbuka malah jadi kayak minyak tanah disiramkan ke atas api. Semakin beringas komennya. :'(
Saya juga bukan anti lomba review, tapi ya itu mbokya jujur. Bener loh most of the people yang marah-marah kemungkinan besar memang gak pernah pakai. Cuma comot informasinya. Kalau memang belom pernah pakai ya di postingannya mestinya juga disampaikan ya Om.
Semoga segera sadar sih ya mereka yang ngomongnya pake bahasa keras itu.

Balas

memang sih seharusnya kita bangga punya brand dari negeri sendiri…dan rasanya persoalan ini sudah selesai..dan kita tunggu saja bagaimana dan siapa pemenang kontes tersebut…
o iya mas dani saya juga gak ikutan lomba ini tpi ikut-ikut kepancing juga #eh 😀

salam kenal mas dani… 🙂

Wkwkwk baru pertama kali aktif lagi ngeblog setelah sekian lama mengurung diri, eh ternyata blogsphere lagi ada permasalahan. Hmm pertama kali tau dari facebook. Baca komentarnya juga ngeri2, apalagi yg dari peserta yg nulis bener2 dengan segala kemampuannya.

Wkwkwkwkwk. Iya Om Jefry. Ngerih abis. Yakalo yang ikut mungkin wajar ya. Tapi yang gak ikut dan ternyata ngomongnya jauh lebih gahar iniloh yang bikin serem. Hahaha..

Balas

Ini postingan terpanjangmu yang pernah kubaca mas, hahahaha.. Dari mata sepet jadi seger jadi sepet lagi sekarang peace.. Sempat lihat timeline berita ini sekilas di salah satu page teman, tapi karena engga tertarik jadi engga dibaca lebih lanjut.
Ternyata heboh sekali ya impactnya, tapi entah kenapa impactnya itu berasa dibuat-buat supaya banyak yang merasa “kasihan” dengan apa yang dialami “si blogger tak puas” itu.. Oke, saya panggilnya “si blogger tak puas” nyinyir.
Sorry to say, too demanding isn’t good for your life, apalagi melibatkan banyak pihak yang tidak tahu menahu soal ini.
Saya lebih berpikir ke orang-orang yang menjadi panitianya, jangan sampai hal seperti ini membuat mereka harus kehilangan mata pencaharian di kala kondisi ekonomi sedang tidak menentu seperti sekarang ini.

Jadi hasil akhir ceritanya gimana ?
Dolly orangnya cuma mau tau hasil akhir
Hueheheeh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dalam blog ini dilindungi oleh hak cipta
Exit mobile version