Kategori
Fragment

the 8th wonders

Post ini tidak ada hubungannya dengan program new 7 wonders of the world dan atau Komodo. 🙂

Gw baru aja gabung kelas CFP (Certified Financial Planner) dan dihari pertama kami belajar soal compound interest. Keajaiban dunia ke 8.

Selama kerja di bank, sehari-hari gw emang berinteraksi dengan yang namanya compound interest. Perhitungan bunga tabungan, deposito dan gak ketinggalan kartu kredit.

Sebenernya gak ajaib yang bagaimana begitu sih, cuman hasil penghitungan pake compound interest ini yang bisa bikin menganga. Konsep compound interset ini adalah dengan menambahkan hasil perhitungan ke dalam principal awal untuk mendapatkan hasil periode perhitungan berikutnya.

Misalkan saja kita menempatkan Rp. 10 juta di sebuah instrumen investasi dengan return 15% untuk 30 tahun, hasil pekerjaan compound interest akan memberikan kita kurang lebih Rp. 660 an juta.

Nah kalo kita bisa nemu investasi dengan return 30% dengan nominal dan jangka waktu yang sama return yang bisa didapatkan sebesar kurang lebih Rp 22 an milyar!

Sayangnya konsep compound interest ini juga berlaku untuk inflasi! Jadi harga barang dan biaya hidup sudah pasti juga ikut ajaib. (Fiuuuhh!!). Untungnya nih, banyak instrumen investasi yang rata-rata returnya jauh lebih gede dari inflasi.

Kalo Ligwina Hananto bilang di bukunya “activate your money!”. Untuk melawan inflasi dengan investasi di instrumen yang returnnya lebih gede dari inflasi.

Jadi mikir banget nih udah invest dimana aja. Hmmmm..

(Garuk-garuk kepala, buka buku tabungan)
(Melotot)

6 tanggapan untuk “the 8th wonders”

Numpang beropini ya Dan…
Terkadang aku berpikir Dan, Andai saja didunia ini orang2 berpikirnya sederhana. Investasi ya hanya sekedar menabung untuk masa depan. Tidak ada bunga, tidak ada return atau apalah, yang pasti hanya sekedar untuk “makan” di masa depan, mungkin inflasi tidak akan ada. Permainan uang juga tidak ada dan yang pasti paham kapitalis insya Allah juga tidak ada. Ya kalau Bank ingin biaya operasionalnya tetap jalan, ambil saja biaya administrasi dari si penabung dan juga si penghutang.
Jika ingin mendapatkan untung, berniagalah, bisa berdagang, bekerja dll. Jaman sekarang kan cari untung dari investasi. Kalau bisa uang ditaruh, ongkang-ongkang kaki, bisa makan dan minum, tanpa kerja. Ya, aku kadang merasa ini gak adil saja, he he he. Ya mungkin karena aku penganut teori konvensional, kalau mau mendapatkan penghasilan, bekerjalah, atau berdaganglah. Bukan penganut paham cashflow quadrant-nya kiyosaki sih, he he he.

Setuju banget Sur dengan pendapat sampean… 🙂

Justru kalau kita ingin kaya, sebenernya yang memberikan kepastian lebih baik adalah dengan usaha. Usaha di sektor riil malah bisa memberikan return penghasilan yang jauh lebih besar daripada investasi di kertas. Keuntungan besar dari hasil usaha riil inilah yang kemudian menjadikan peluang usaha di investment management industry. Kita lihat kan, di dunia ini perekonomian dikendalikan oleh korporasi-korporasi besar di bidang komoditi, consumer goods, otomotif dan sebagainya, sementara para investment managers, hedge fund dsb ada hanya karena perusahaan2 tersebut ada. Hehehe..

Menurutku pribadi, konsep inflasi mau ga mau akan timbul Sur dengan adanya supply and demand. Untuk barang aja, ketika sebuah barang ternyata banyak peminatnya sementara supply dari si penyedia barang tetap, mau ga mau harga dari barang itu tentu akan naik. Kenaikan harga ini yang sederhananya menjadi pemicu inflasi. Aku setuju dengan sampean, kita mesti bisa berniaga dan mendapatkan keuntungan dari sana, nah sekarang ini kan banyak yang jadi pegawai, termasuk saya :). Untuk bisa menghadapi inflasi yang nyata adanya dan mempersiapkan kondisi keuangan biar kehidupan keluarga lebih stabil diriku menggunakan perencanaan keuangan. Kalo saya pribadi sih tujuan utamanya bukan untuk jadi kapitalis yang mengandalkan untung dari investasi di kertas tanpa harus kerja :). I still want to be an entrepreneur.. 🙂

Oh.. ya ya ya… aku kok jadi lupa teori ekonomi dasar ya tentang hukum permintaan dan penawaran, he he he..Supply dan Demand, seperti yang terjadi pada harga harddisk portable sekarang ini… hiks… kok sekarang jadi mahal..

Btw, tapi setahuku ada juga harga yang memang sengaja dimainkan. Yang lagi santer sekarang ini adalah harga timah dunia yang turun drastis. PT Timah sampek mutung ekspor karena mereka merasa ini adalah permainan kapitalis barat sono… Nah ini yang bikin aku mangkel Dan..

Nah masalahnya, konsep2 permainan uang ini sudah mulai di adop sama orang2 indo yang melihat itu sebagai peluang untuk mencari kekayaan secara cepat.. hiks…..

Yowes wayahe kerjo maneh, he he he he…
Aku juga pengen jadi entrepreneur Dan, dan itu dengan berniaga. Ya minimal kalau sekarang belum bisa jadi, ya minimal jiwa entrepreneurnya harus didapat.. 🙂

wkwkwk. Wis ora tau ngerti regone hard disk Sur.. 😛

Kalo harga yang dimainkan memang diluar teori Sur. itu memang udah ada moral hazard dari si empunya niatan. Tapi overal prinsip ekonomi yang kita pelajari dulu memang dasar berlakunya ekonomi di dunia ini (jiaaahh!!).

Aku balik turu maneh Sur. Ijin sakit mau. hehehe.. 😛
Hidup enterpreneurship!

Posting dan diskusi yang menarik!

Kebetulan saya menjalani hidup dan menikmati rezeki dengan sederhana. Sepanjang kita punya niat baik dan kerja keras, Insya Allah rezeki itu akan mengikuti.

Terus terang saya malah panik kalau baca pendapat para financial planner itu, sama Dan, saya juga bakal melotot lihat buku tabungan karena nggak sesuai sama teori-teori mereka 😀

Bener Mba apa yang mba bilang, sepanjang kita punya niat baik dan kerja keras, Insya Allah rezeki itu akan mengikuti.

Kebetulan saya ini juga lagi sedang belajar ilmunya financial planning. Setelah beberapa minggu mempelajari, intinya sebenernya sama dengan apa yang mungkin Mba Bintang Timur lakukan. Merencanakan dan mengatur keuangan sesuai kebutuhan kita. Nah bagaimana kita mengaturnya? sesuai dengan pandangan dan pilihan masing-masing orang.

Mungkin saja saya pribadi ga punya uang lebih di tabungan sesuai ketentuan para financial planner itu, tapi uang saya bisa dalam bentuk emas, kebun, kos-kosan dan lain sebagainya yang tujuannya memang untuk mempersiapkan masa depan yang mana mungkin malah lebih bagus karena tidak terpotong biaya administrasi tabungan dan sebagainya. Ya ga Mba? hehehe….

teorinya memang aga bertele-tele, tapi intinya kita sudah lakukan kok sepertinya. 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dalam blog ini dilindungi oleh hak cipta
Exit mobile version