Disclaimer: Postingan ini adalah hasil mengikuti workshop yang diadakan oleh Sun Life Indonesia untuk blogger di Jakarta pada tanggal 1 Agustus 2015 dan diikutsertakan pada lomba blog Sun Life Indonesia.
Indonesia sudah merdeka 70 tahun, kita sendiri sudah merdeka belom? Paling gak dalam masalah keuangan? Hiks. Gw sendiri pun belom. I still have to live paycheck to paycheck. Masih ada utang KPR dan utang konsumtif lainnya. Kebutuhan duit rasanya rauwis-uwis kan ya.
Trus, ngana mau hidup kayak begitu terus? Kagak maulah. Makanya kerja dan belajar segala macemnya. Mulai investasi sana sini. *ihik.
Kalo dari sharingnya Safir Senduk di acaranya Sun Life sekitar dua minggu yang lalu, ya memang wajar kalo kehidupan kita yang notabene bukan lahir dari keluarga kaya, bangsawan dan banyak harta harus dipenuhi perjuangan. Yang penting kita bisa kelola cashflow dan punya cashflownya orang kaya (menurut definisi Safir Senduk) yang mana cashflownya orang kaya ini dicirikan dari uang yang masuk, ada sebagian -minimal 10% lah yang dialokasikan untuk investasi, di luar ditabung dan kemudian dibelikan barang konsumtif. Tentu saja dengan catatan gak ada utang ya. 😀
Jadi yang paling kaya bukan dilihat dari profesinya yang karyawan, profesional atau pengusaha yang dilihat dari karakteristik penghasilannya, tapi dia yang bisa memiliki investasi paling banyak. *yajangan diprotes yang paling kaya adalah yang paling bisa bersyukur ya. Ini kita ngomongin dari segi perencanaan keuangan ya mameeen.. 😛 *ihikk
Jadi lengkapnya, dari tipsnya Safir Senduk kemaren, gimana sih biar bisa bijak mengelola keuangan? and brace yourself, this gonna be a long post.
0. Miliki Perlindungan
(iye ini gw kasih nomor 0 (nol) karena Safir gak sebutkan di presentasinya, tapi dia sempet singgung berkali-kali tentang hal ini. Jadi menurut gw layak dikasih nomor 0 sebelum nomor 1)
finance stuffKenapa memiliki perlindungan ini penting, karena percuma juga kita sudah kerja keras segala macem, investasi lalalili, giliran sakit kita harus bobol celengan. Atau amit-amitnya nih kalo misalkan pencari nafkah utama gak bisa kerja lagi, semua investasi yang ditujukan untuk masa depan jadi ludes-des-des. Jadi sebelum mulai investasi dan segala macem, cobak dilihat lagi perlindungan asuransinya sudah mencukupi atau belum?
Pertama asuransi jiwa untuk breadwinner – pencari nafkah utama, trus asuransi kesehatan, kemudian asuransi untuk aset utama kita yang kira-kira membutuhkan dana yang besar kalo kejadian ama aset itu.
Gw rasa langkahnya Sun Life ngadain acara kemaren itu pinter banget karena mereka gak perlu susah payah menjelaskan, yang hadir akan langsung terasosiasi dengan Sun Life yang menyelenggarakan acara sebagai perusahaan asuransi yang menyediakan produk perlindungan yang dibutuhkan.
Dan, iya, gw punya produknya Sun Life Indonesia. Beberapa alasan kenapa gw tiga tahun yang lalu pilih buat beli produk di Sun Life:
- -> Perusahaan sudah berdiri selama 150 tahun
- -> Struktur permodalan kuat (gw baru tahu bahkan risk based capital asuransi konvensionalnya mencapai 755% sementara syarat pemerintah cuma 120%; sedangkan untuk unit syariahnya 154% sementara syarat pemerintah cuma 30%)
- -> Agennya gak pernah maksain jualan produk yang gw gak mau. Ditanya gw butuhnya apa dan setiap pertanyaan dijawab dengan sabar
Udahlah ya, 3 hal itu aja udah cukup buat gw. Gak perlu disebutin total asetnya perusahaan yang pusatnya di Kanada ini kan ya. Oh ya, yang terpenting lagi, kalo misalkan ada yang gak setuju dengan asuransi konvensional, Sun Life ini punya unit asuransi syariah yang pengelolaannya benar-benar terpisah dan perusahaan ini hadir di banyak kota di Indonesia. Satu lagi yang gw kelupaa, Sun Life juga giat menggalakkan program financial literacy untuk hampir seluruh lapisan masyarakat. Jadi mereka gak takut nasabahnya pinter. 😀
Oke, kalo sudah punya asuransi, tips berikutnya dari Safir Senduk apaan?
1. Miliki investasi sebanyak mungkin
Harapannya investasi ini akan jadi aset produktif yang kasih kita penghasilan tanpa harus susah-susah bekerja di masa depan kan. Trus kalo tanya asetp investasi apa yang punya lebih banyak keuntungan dan sebaiknya dipilih jawabannya apa? Untungnya kemaren dijelasin juga sebagai berikut:
- a. Saham: Yup, you read it right. Masih ada yang takut beli saham? Mulai kikis ketakutan itu karena dengan beli saham, artinya kita juga ikut punya perusahaan. Nah karena saham yang kita beli berarti bikin kita ikut punya perusahaan, pastinya pilih saham ya yang menguntungkan dong deh ya. Keuntungan saham ini sebenernya bisa didapatkan dari capital gain dan dari deviden tunai yang dibagikan tiap tahun. Gw pernah nulis soal saham ini di postingan ikut berkontribusi, atau yang tentang saham.
Jadi pilih saham yang gimana dong? Pilih aja saham bluechip perusahaan yang sudah matang yang memang tidak banyak pergerakan. Lebih mahal memang harga sahamnya, tapi tiap tahun kita akan dapet dividen dan bisa disimpan dalam jangka waktu lama. Selain itu gak perlu juga kuatir soal harga yang naik turun. Misalkan beli sahamnya Astra Internasional atau Indofood dan Unilever. Jadi gak perlu takutlah buat mulai beli saham. Bisa bayangin gak kalo misalkan office assistant di kantor bilang: “Pak saya ini pemiliknya Astra loh”, cuma karena dia punya 1 lot sahamnya Astra yang kira-kira dia beli dengan harga Rp. 650an ribu.
- b. Investasi yang dikelola manajer investasi: Okelah takut kalo beli saham sendiri. Ada nih pilihannya, lewat investasi yang dikelola sama manajer investasi. Apaan tuh bentuknya? Reksadana dan atau Unit Link. Murah, bisa beli Rp. 100 ribu aja sudah bisa dapet reksadana. Kalo unitlink silahkan ditanyakan ke masing-masing agen asuransi kepercayaan. Lewat dua instrumen ini, kita cuman perlu beli doang tanpa harus ikut mikirin kapan jual lalalili. Sudah dikelola sama orang-orang berpengalaman. Gw juga sudah pernah posting tentang reksadana sebelumnya.
- c. Properti: Nah ini yang butuh modal gede, tapi ada satu saran yang harus diperhatikan. Kalo mau investasi di properti, usahakan bukan dengan tujuan dijual, tapi disewakan. Karena kalo jual properti kan belom tentu bisa cepet ya. Nah kalo mau nyewain pun usahakan dengan siklus pembayaran yang lebih tepat dan sewakan ke entitas penyewa yang lebih banyak. Jadi daripada menyewakan ke satu keluarga berisi sepuluh orang, lebih baik sewakan ke sepuluh orang meskipun mereka single. Yak betul!! Bisnis kos-kosan dengan penerimaan bulanan lebih menguntungkan daripada sewain rumah mewah ke satu keluarga.
Katanya loh ya ini. Gw juga belom pernah.
Jangan pernah tergoda investasi yang menjanjikan keuntungan pasti, ada bonus kalo bisa bawa member baru, skema investasinya gak bisa dijelaskan dengan sederhana. Percaya deh, gak ada investasi yang paling menguntungkan, yang ada yang paling tepat untuk masing-masing individu.
2. Siapkan dana untuk masa depan
Oke, kalo ngomogin siapkan dana untuk masa depan ini kira-kira apa dulu yang perlu disiapin? Kalo dari Safir Senduk kemaren, ini nih urutannya: biaya nikah, beli rumah, dana pendidikan anak dan dana pensiun. Jangan beli mobil duluan, rumah lebih penting, kalo gak bisa cash, nyicil ya nyicil deh demi rumah idaman.
Ironis3. Atur Pengeluaran
Poin terakhir dari sarannya Safir Senduk untuk bisa bijak mengelola keuangan adalah mengatur pengeluaran. Yeaaah right. Kayak gampang aja ya ngatur pengeluaran ditaroh di akhir gini. Hahahaha. Kalo menurut si belionya ini, untuk bisa ngatur keuangan ya kita kudu:
- -> Ketahui di mana kita borosnya trus kurangi deh pelan-pelan. Ini gak usah saling tuding deh buat yang udah nikah ato pacaran siapa yang paling boros antara cewek ato cowok. Sama aja kok. Cewek mungkin borosnya sering dalam jumlah yang kecil-kecil sementara cowok jarang belanja tapi sekalinya belanja langsung mihil. Hayo ngaku apa ngakuu? 😛
- -> Kendalikan keinginan. Ini sudah berkali-kali disebut dan berkali-kali lagi. Bedakan antara butuh dan ingin. Sederhana tapi susah buanget diaplikasikan. Wkwkwkwk.
- -> Prioritaskan pengeluaran. Jadi ya, kalo dapet gaji tiap bulan atau uang dari proyek, langsung deh belanjakan sampe habis itu duit, tapi inget prioritaskan pembelanjaannya dengan pembagian seperti ini: Zakat/infaq/sedekah (2,5% – 10% gaji), bayar hutang (30% – 40% kalo ada cicilan KPR), investasi (minimum 10%), premi asuransi (10%) dan sisanya biaya hidup. Inget, utang kudu dibayar ya. 😀
Jadi kalo itu semua dilaksanakan dengan teratur dan konsisten, ya paling gak ada harapan lah ya buat bisa punya investasi-investasi yang bisa jadi aset produktif kita dan kita jadi orang kaya. Ihik. Ya meskipun balik lagi, kaya ato nggaknya kita tergantung dari kecukupan hati kita menerima rejeki yang dibagi sama Allah. 😀 *benerin kopyah
Demikian tips mengelola keuangan dari Safir Senduk di acara temu blogger Sun Life. Semoga kita bisa menjadi #lebihBaik dan bagaimanapun, semuanya akan lebih indah pada waktu ada uangnya. 😀
Postingan lain bertema personal finance:
[display-posts category=”finance”]
23 tanggapan untuk “Tips Mengelola Keuangan dari Safir Senduk”
setuju banget sama ulasannya
ya point ke nol aja baru terpikirkan tahun kemarin, point berikutnya menyusul tapi alhamdulillah sekarang dikit dikit mikirnya buat masa depan jadi mau ganti gadget malah gak jadi, biarpun pengen banget once in a lifetime punya hp yang ada simbol buah dimakan itu lho, bisa seh beli tapi buat apa ya terus cicilan rumah dan asuransi dikemanain
ya sekian curhatnya
Iya Mbak Elok, semoga bisa semakin konsisten yaaa. Itu iPhone emang mihilnya gak ketulungan. Hahaha. Sebut merek deh. Kalo memang butuh yagapapa. Tapi seringnya kan keinginan nyaru sebagai kebutuhan ya Mbak 😀
Ide-ide yang bagus untuk persiapan masa depan (kalau saya mikir masa depannya itu masa pensiun kalau sudah gak bisa kerja lagi). Untuk asuransi jiwa itu ya memang penting, tapi mesti dipelajari secara mendalam klausa-nya dulu…
Jaminan di hari tua seperti pensiun dan kesehatan menurut saya itu bermasalah banget di Indonesia. Saya denger banyak orangtua dari beberapa teman yang gak punya uang pensiun dan hidupnya jadi tergantung sama anak-anaknya, padahal ya anak-anaknya juga berjuang buat biaya kehidupannya sendiri, walhasil bulet… 🙁
satu lagi…selalu siapkan tabungan khusus untuk hal-hal mendadak yang terpisah dari dana pensiun. Mau masukin cuman 100 ribu tiap bulan atau 1 juta tiap bulan gak masalah tapi dana itu kelak bisa bermanfaat buat hal-hal yg tidak bisa kita perhitungkan (risk management banget deh…)
Mungkin sebenarnya yang bermasalah bukan programnya Mbak Indah, banyak peserta yang ketika berhenti kerja langsung mencairkan dana jaminan hari tuanya. Alasannya untuk modal usaha tapi kenyataannya kemudian dipergunakan untuk kebutuhan hidup. Mereka tidak mengenal dana darurat dan investasi.. Sehingga akhirnya ketika tua harus bergantung ke anak. Saya tahu yang kasusnya begini juga.
Pemerintah dengan program Jaminan Kesehatan Nasionalnya akhir-akhir ini cukup membantu untuk bidang kesehatan. Saya sendiri sudah merasakan manfaatnya ketika Ibu harus dirawat di rumah sakit.
Oiya, kebiasaan menyiapkan dana darurat itu juga belom membudaya di sini Mbak Indah. Asuransi saja masih banyak yang antipati. Katanya asuransi yang uangnya hilang itu kok rugi. 🙁
Makasih banyak ya Mbak Indaaah untuk tambahannya 🙂
Wah senang mendengar jaminan kesehatan semakin membaik, dulu tahunya ya untuk pegawai negeri aja yg pasti..kalau sudah merata jelas lebih baik lagi 🙂
Soal masalah darurat itu suka bikin deg-deg-an. Bukan apa-apa, resiko hidup di Indonesia sebenernya lumayan banyak seperti kebakaran atau kebanjiran.. 🙁
Iya Mbak Indah. Risiko kejadian di sini sebenernya lebih banyak memang Mbak Indah. Syukurlah memang Jaminan Kesehatan Nasional ini sekarang cukup membantu. 🙂
*gelar karpet*
Iya nih,mas. Lagi butuh banget baca baca ginian biar semangat ngatur duit. Btw pak suamiku untuk yg poin O rada antipati, kubujuk ampe melet dia gak goyah. Dia hanya ikut yg ‘merek pemerintah’. Jadi, aku aja yg ikut asuransi.
Kayae kudu beneran mulai melek nih soal financial planning 🙂
Wah, kenapa Mbak kok beliau gak mau ikutan asuransi? Kalo tidak mau yang konvensional kan ada yang syariah ya. Semoga pendirian beliau segera berubah ya..
Saya juga belum merdeka, merdeka dari masalah keuangan. Masih terus berjuang.
Tulisan dan tipsnya oke punya. Semoga menang ya Dani.
Sama-sama berjuang kita Mas. Hehehe. Makasih banyak ya Mas Alris. 🙂
nunggu warisan aja deh bo huahuaha
Enaknyaaa yang bisa ngarepin warisaaan. Hahahahaha.
bener banget kalau uang banyak tapi gak punya perlingungan sekali sakit bisa habis banyak
Iya Mbak Lid. Salah satu fungsi asuransi untuk jaga-jaga kalo pas sakit. 😀
bener loh, bisnis kos2an lebih menguntungkan… rumah yang uda dibeli si suami di kampung kan akhirnya dikosin karena dia lebih milih tinggal di jakarta… emang pendapatannya ga segede kayak ngekost di jakarta, tapi lumayan buat nambah pundi2…
dan dana masa depan terutama setelah pensiun itu bener penting banget… coba kalo uda pensiun trus kita ga nyiapin apa2… yang ada malah makin stress…
Waaaah senangnya sudah ada koskosan. Impian banget emang Mel punya kosan. Huhuh. Semoga gw bisa punya kosan juga yaaaaa. Amiiiinn..
pernah baca sih bukunya Safir Senduk…
udah dipisah2in, eh lah kok ujung2nya duit buat operasional tinggal segini ya….??? ambil sini dikit sana dikit dan ga jadi deh nabungnya…ini aq yg ga pinter2 apa uangnya yg kurang siiih…. hahahahaha
*malu-malu sodorin tangan.. *samaaa. Huahahahaha..
kok ga bs baca postnya ya mas? cm muncul komen aja 😀
Waduuuh. Kenapakah? Gatahu euy kenapakah… :'(
“semuanya akan lebih indah pada waktu ada uangnya. ”
Setuju banget ama ini 🙂
Mas,
Bagus tulisan nya, sy juga yg termasuk nyaman dengan sunlife, ga maksa gitu agen nya.
Ih, gw ngedraft tulisan ini ga beres2 deh KZL *malah curcol* hihihihihi