Kategori
Perencanaan Keuangan

Alokasi Uang Pesangon setelah Kena PHK: Kelola dengan Bijak!

Gelombang PHK sepertinya belum akan usai. Bahkan banyak pihak memprediksi, fenomena ini akan  berlanjut hingga tahun depan, seiring proyeksi datangnya resesi global 2023. Wah, sepertinya akan semakin banyak orang yang harus bertahan hidup dengan uang pesangon yang diberikan.

Memang uang pesangon ini bisa beberapa kali gaji. Dalam arti ya, gede. Tapi ya, namanya juga uang pesangon, kan bukan bonus atau insentif. Rasanya pasti beda saat menerimanya. Ya kan?

Sebagai karyawan yang menjadi korban PHK, siapa pun di antara kamu harus bisa mengelola uang pesangon ini dengan baik. Semoga sih enggak sampai habis, kamu sudah bisa menemukan pekerjaan lagi atau sudah berbisnis secara mandiri, sehingga sudah ada pemasukan lagi.

So, kali ini kita akan membahas khusus tentang pesangon ya. Bukan, bukan secara aturan sih—kalau yang itu rumit bener, dan enggak pas kalau dibahas di blog ini. Tapi kita bahas dari sudut pandang keuangan, of course.

[toc]

Update Terbaru Perusahaan yang PHK Karyawan

Tapi sebelum menginjak ke pengelolaan uang pesangon, ada baiknya kita lihat dulu situesyen yang sekarang terjadi.

Hanya di bulan September saja, terjadi pemutusan hubungan kerja di 3 perusahaan besar, yang secara kebetulan ketiganya ada hubungannya dengan teknologi.

1. Shopee

Saat terjadi PHK startup global dari awal tahun 2022, dan beberapa kali diisukan juga akan melakukan perampingan, Shopee akhirnya beneran mem-PHK 3% karyawannya.

Alasannya karena adanya ketidakstabilan ekonomi, sehingga perusahaan merasa perlu melakukan efisiensi. Dari 6.000-an karyawan Shopee Indonesia, sejumah 187 orang akhirnya dirumahkan. Sedihnya, pemberitahuannya terjadi hanya satu hari sebelum dipecat. Sontak drama terjadi di mana-mana.

2. Tokocrypto

Menyusul Shopee, masih di bulan September, salah satu pedagang aset kripto terbesar, Tokocrypto, juga melakukan PHK terhadap 20% dari total 400-an karyawannya. Menurut pengakuan manajemen, Tokocrypto merekomendasikan mereka yang di-PHK pada perusahaan lain yang selama ini menjadi mitranya.

Sementara sebagian di-PHK, sebagian karyawan lain dipindahtugaskan ke entitas bisnis yang lain, yaitu TokoMall dan T-Hub.

Langkah ini diakui sudah melalui banyak pertimbangan, analisis, dan prediksi manajemen dengan mengacu perubahan kondisi yang terjadi belakangan, termasuk berkaitan dengan crypto winter yang berkepanjangan.

3. Indosat

Terakhir, Indosat juga melakukan PHK terhadap 300-an karyawan baru-baru ini. Alasan pemecatan—menurut keterangan pihak manajemen perusahaan—adalah demi reorganisasi agar pertumbuhan perusahaan lebih maksimal ke depannya.

Yang cukup menarik dari kasus PHK Indosat adalah karyawan yang terdampak sudah 100% menyetujui keputusan ini, karena mereka mendapatkan kompensasi yang cukup besar, yaitu berupa uang pesangon rata-rata sebesar 37 kali upah. Bahkan, yang terbesar mencapai 75 gaji bulanan, yaitu sekitar Rp4.5 miliar.

Kembali ke atas

Alokasi Uang Pesangon

Wah! Bayangin dapat pesangon sampai Rp4 miliar! Tapi memang sih, uang pesangon itu ada aturannya. Ada undang-undangnya, dan kamu bisa baca sendiri saja.

Umumnya diperhitungkan berdasarkan masa kerja. Kalau bisa sampai 75 kali gaji bulanan, bisa jadi karyawan yang bersangkutan sudah cukup lama tuh bekerja di Indosat. Mungkin malah salah satu senior.

Bersyukurlah jika memang perusahaanmu mau memperhatikan hak-hak karyawan seperti ini. Memang akan beda rasanya dengan kalau kita menerima uang bonus atau insentif, tapi yah, kondisinya memang begini. Daripada menyalahkan keadaan, akan lebih baik kalau kita memikirkan masa depan.

So, jika kamu menerima uang pesangon, maka alokasi apa saja yang bisa dipertimbangkan pemanfaatannya?

Kembali ke atas

1. Utang

Utang merupakan satu pos pengeluaran yang penting, dan enggak boleh sampai dilalaikan. Bahkan, di saat yang sulit utang harus tetap jadi prioritas.

Utang bisa jadi salah satu alokasi pengeluaran yang bisa dibiayai dengan uang pesangon. Tapi, kamu juga perlu mempertimbangkannya dengan baik. Bukan langsung lunasi saja semua—meski kalau memungkinkan juga akan lebih baik.

Maksudnya begini, kamu perlu menyesuaikannya dengan kondisi. Memang barangkali uang pesangon yang kamu terima cukup, tetapi bisa jadi ada kebutuhan lain yang sama pentingnya. So, jangan semua dana dihabiskan untuk membayar utang begitu saja. Mungkin ada beberapa utang yang bisa direstrukturisasi. Misalnya, tenornya diperpanjang sehingga cicilan jadi lebih ringan, atau mungkin bisa diskon bunganya. Intinya, coba kamu usaha untuk nego dulu dengan pemberi pinjaman dengan alasan kondisi yang baru saja di-PHK. Bisa jadi, kamu akan mendapat keringanan.

Kembali ke atas

2. Premi Asuransi

Meski di-PHK, asuransi tetap harus diamankan, karena asuransi merupakan satu jaringan pengaman untuk keuangan kita. Uang pesangon juga bisa menjadi sumber dana untuk iuran premi asuransi, terutama asuransi jiwa yang biasanya nominalnya cukup tinggi.

Meski demikian—seperti halnya utang—kamu perlu juga untuk mencari informasi dari perusahaan asuransi, barangkali ada kebijakan tertentu untukmu karena kamu sedang dalam masa sulit. Mungkin bisa cuti premi dulu, atau kebijakan lain.

Intinya, uang pesangon boleh saja digunakan untuk membayar premi, tetapi harus tetap diperhitungkan dengan baik. Uang pesangon kamu boleh saja banyak, tetapi pada satu titik bisa habis juga kalau digunakan tanpa perhitungan yang cermat.

Kembali ke atas

3. Modal usaha

Modal usaha juga bisa jadi alokasi uang pesangon yang pas, apalagi jika memang kamu berniat untuk merintis bisnis kamu sendiri selepas bekerja kantoran.

Masih sama seperti uraian di atas, perhitungkan semua kebutuhanmu dengan sebaik-baiknya. Buat perencanaan bisnis sedetail mungkin. Kamu bisa menyisihkan dulu sekian persen untuk modal usaha ini, dan kemudian mencari jalan terbaik untuk mengembangkannya dengan berbisnis.

Kembali ke atas

4. Tagihan minimal 3 bulan ke depan

Well, ini sebenarnya hanya angka asumsi sih, bahwa dalam 3 bulan ke depan, kamu sudah bisa menemukan pekerjaan baru. Meski mungkin bisa jadi lebih lama lagi. So, perhitungkan dan sesuaikan dengan kondisi ya.

Tagihan di sini misalnya adalah tagihan listrik, air, dan berbagai utilitas rumah lainnya. Kalau besarannya tidak tetap, kamu bisa mengambil nominal rata-ratanya. Sementara itu, dalam 3 bulan ke depan, atau durasi lainnya yang sesuai dengan asumsi, usahakanlah untuk berhemat. Hemat listrik, hemat air, dan hemat semua yang mungkin untuk dihemat, agar pengeluaran bulanan bisa lebih ditekan lagi.

Kembali ke atas

5. Investasi

Investasi adalah pos pengeluaran prioritas terakhir dalam pemanfaatan uang pesangon. Bukannya enggak penting sih, tetapi di masa sulit, investasi bisa banget diturunkan prioritasnya. Fokus saja dulu ke berbagai kebutuhan esensial.

Tetapi, jika pos lain sudah aman, investasi ini bisa jadi alokasi uang pesangon yang cocok. Ya, daripada uang pesangon dipakai buat hal-hal yang lebih enggak penting lagi kan. Misalnya, buat beli mobil, beli handphone terbaru, atau beli barang-barang lain yang tidak produktif dan malah konsumtif. Pastinya akan lebih baik kalau diinvestasikan saja.

Ada beberapa opsi instrumen investasi yang bisa dipilih untuk menginvestasikan uang pesangon, seperti:

  • Logam mulia
  • Deposito
  • Reksa dana pasar uang, dan jenis reksa dana lainnya
  • Saham
  • Properti

Pilih sesuai profi risiko dan juga sesuaikan dengan kemampuan ya. Perhitungkan dan analisis dengan baik, agar keuntungan bisa optimal.

So, semoga kamu semua yang terdampak gelombang PHK tahun ini bisa segera membaik kondisinya ya. Yok bisa yok, bertahan! Bertahan dan lebih baik tahun depan!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dalam blog ini dilindungi oleh hak cipta
Exit mobile version