Dalam setahun ini, pasar modal seakan diombang-ambingkan oleh badai. Meski di bulan-bulan dan minggu-minggu terakhir pergerakannya sudah cukup menggembirakan, tetapi kelen pasti ingat bagaimana kondisinya di sekitar bulan Maret hingga Juni.
Pandemi memang mengobrak-abrik hampir setiap lini kehidupan, tak ketinggalan pasar modal. Ditambah lagi, prkembangannya sekarang ini. Meski pasar modal sudah mulai menampakkan perkembangan positif, tetapi banyak berita utama keuangan penuh dengan potensi masa depan yang menakutkan, seperti kemungkinan resesi, perang perdagangan, dan potensi koreksi pasar yang berikutnya.
Pasar Modal yang Bikin Gamang
Ada yang ikut terombang-ambing jugakah? Atau, kamu termasuk tipe yang adrenalinnya justru mengalir deras di tengah pasar modal yang volatile ini? Memang, buat yang masih dalam fase awal berinvestasi, hal ini cukup jadi alasan sebagian orang segera mengambil semua uang dari investasi dan menyimpannya di tempat yang aman, seperti di bawah kasur.
But, you know what? Seberapa pun besarnya fluktuasi harga saham, hal yang paling buruk adalah menarik uang kamu keluar dari pasar modal ketika portofolio kamu mengalami tren turun. Mengapa? Karena sebenarnya, kamu belumlah rugi, ketika kamu belum menjual sahammu dan menarik keluar uangmu. Kamu masih dalam tahap “berpotensi rugi”, betul. Tapi belum rugi.
Tapi ya, memang, semua ini tergantung profil risikomu sih. Tetapi, kayaknya kalau kamu sudah terjun ke pasar modal, profil risikomu sudah pasti minimal banget adalah moderat. Buat kamu yang konservatif rasanya rada mustahil. Setidaknya, komposisi portofoliomu di pasar modal enggak banyaklah, dan pasti sebagian besar (atau semuanya) ada di saham blue chip.
Makanya, artikel ini ditulis.
Setidaknya, setelah membaca ini, kamu ingat akan prinsip terbesar dalam berinvestasi: tetap berpegang pada tujuan keuangan. Kuncinya hanya satu kok, kamu harus tetap tenang jika kamu mendengar prediksi keuangan yang buruk. Iya, tahu banget kalau kamu pasti tergoda untuk mengurangi kerugian tersebut. Tapi ingat, selama saham belum dijual dan uang ditarik, kamu belumlah rugi.
Cek daftar isi untuk melihat topik-topik yang akan kita bahas, atau boleh langsung baca saja semuanya ya.
[toc]
Tetap Tenang Saat Pasar Modal Bergejolak
Remember that it’s okay to hide
Mendengar berita keuangan secara berlebihan hingga membuatmu kamu memeriksa portofoliomu setiap hari bisa memicu peluang munculnya rasa takut dan waswas berlebihan, alih-alih get informed and so-called get updated with the news.
Jadi, lebih baik kurangi saja kebiasaanmu untuk mengecek berita-berita ini. Nggak usah setiap hari ngecek, rencanakan untuk memeriksa bagaimana kinerja investasimu secara berkala saja, misalnya setiap bulan atau setiap kuartal saja. Hal ini akan memberimu informasi yang kamu butuhkan untuk menjaga alokasi aset seimbang dan membuat perubahan yang perlu.
Cek data historis
Jika kamu mempelajari tren jangka panjang dan pengembalian historis secara keseluruhan, kamu akan melihat bahwa pasar modal cenderung selalu menunjukkan tren naik. Ya, tergantung sahamnya juga sih. So, kesimpulannya, asalkan kamu sudah percaya perusahaan berfundamental baik, kamu seharusnya tak perlu panik.
Investor cerdas yang tidak panik di tahun 2000 dan 2008 dapat menikmati hasil portofolionya pulih dengan seiring waktu. Pastilah stres, tapi kita mesti percaya pada rencana investasi yang solid dan tren historis pasar jangka panjang. Selama kamu sudah melakukan analisis yang benar sebelumnya, percayalah, nantinya semua akan berubah ke arah yang lebih baik.
Buat rencana volatilitas
Salah satu alasan mengapa kamu cenderung bereaksi berlebihan terhadap volatilitas adalah kamu lupa bahwa itu adalah bagian alami dari pasar modal. Fluktuasi pasar modal adalah hal yang sangat normal terjadi. Jika kamu berencana berkarier sebagai investor dalam jangka panjang, maka dalam perjalananmu, kamu sudah pasti akan menemui hal-hal ini nantinya.
Get used to it.
Yang pertama kamu lakukan adalah bersiap dan jangan berekspektasi berlebihan. Cara yang baik untuk melawan ekspektasi berlebihan adalah dengan membuat rencana untuk apa yang akan kamu lakukan saat terjadi penurunan. Rencana volatilitas kamu bisa sesederhana berkomitmen pada strategi head in the sand untuk penurunan.
Rencana juga bisa bersifat proaktif, bukan hanya reaktif. Karena kamu tahu bahwa penurunan pasar adalah normal dan alami, maka kamu harus punya strategi tertentu untuk menghadapinya–setidaknya, yang bisa membuatmu tetap merasa nyaman.
Dengan demikian, kamu akan terbiasa dan tetap fokus pada tujuan terbesarmu.
Apa yang Harus Kamu Lakukan Sekarang?
Sebagai manusia, emosi memang bisa jadi sangat dominan dalam hidup sehari-hari. Apalagi kalau kita sedang dilanda rasa takut. Wajar kok.
Simak tip investasi berikut yang bisa kamu terapkan di pasar modal yang volatile selama pandemi ini!
Cek profil risiko sebelum berinvestasi
Meskipun untuk saat ini pasar modal volatile dan mengalami tren penurunan sejak awal tahun, tetapi kamu harus tetap tenang dalam mengambil keputusan investasi.
Sebelum kamu mengambil keputusan untuk menjual investasimu, periksalah lagi profil risiko yang kamu miliki. Jika kamu mengalami kepanikan sekarang, maka kemungkinan kamu sedang melihat potensi kerugian yang melebihi batas toleransi yang bisa kamu terima. So pertimbangkan lagi. Nggak perlu memaksakan diri untuk tetap menahan saham yang sudah kamu miliki, karena kalau memang ternyata ini sudah di luar batas toleransi. Bisa-bisa malah stres.
Lesson learned, ternyata kamu belum siap menghadapi risiko besar yang dibawa oleh investasi di pasar modal. Mungkin saja kamu dulu memulai dari garis start yang kurang tepat, misalnya saja hanya fokus pada imbal semata yang memang cukup besar, ataupun nggak paham dengan profil risiko diri sendiri.
So, kamu mau cut loss karena khawatir kerugian semakin besar? Nggak apa, tarik saja danamu.
Jika kerugian saat ini masih dalam batas toleransi kamu, kamu bisa memperpanjang jangka waktu investasimu. Karena investasi pasar modal sejatinya lebih cocok untuk tujuan jangka panjang. Maka, nantinya keuntungan yang optimal akan kamu peroleh ketika waktu investasimu juga bersifat jangka panjang.
Ketahui saat yang tepat untuk berinvestasi
Sebenarnya kondisi kapan pun bisa kita manfaatkan untuk berinvestasi. Untuk kondisi saat ini, ketika obligasi dan saham mengalami penurunan, dapat dikatakan kondisi seperti ini adalah kondisi “diskon/sale” pasar modal.
Ketika kamu memutuskan untuk berinvestasi, jangan lakukan investasi langsung secara bersamaan. Mengingat pandemi ini belum usai–apalagi kemudian diikuti dengan resesi–maka pasar modal juga masih akan volatile dalam jangka waktu beberapa lama ke depan.
Dengan demikian, akan lebih baik untukmu berinvestasi secara bertahap demi mendapatkan hasil lebih maksimal, sembari pantaulah pergerakannya secara berkala. Segera lakukan rebalancing setiap kali muncul kekurangseimbangan, dan fokuslah pada tujuan utamamu dalam berinvestasi.
Berinvestasi dengan dana yang telah disiapkan
Hard limit: hanya investasikan dana yang memang dialokasikan khusus untuk berinvestasi.
Di tengah kondisi ekonomi sedang yang tidak menentu seperti sekarang ini, jika kamu mau masuk ke bursa saham, pakailah dana lebih (excess fund) yang memang untuk berinvestasi. Jangan pernah menggunakan dana untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan, atau bahkan dana darurat untuk membeli saham.
Lakukan diversifikasi investasi
Kondisi pasar modal saat ini adalah saat yang tepat untuk melakukan diversifikasi investasi.
Jika kamu termasuk yang agresif berinvestasi di pasar modal, maka saat ini kamu dapat membeli juga produk investasi dengan risiko moderat, misalnya deposito atau surat utang pemerintah.
Nah, untuk kamu yang telah memiliki obligasi, juga dapat mencoba melihat peluang untuk berinvestasi saham.
Diversifikasi aset inilah yang dapat mengoptimalkan hasil. Selalu ingat ya, kamu harus paham betul profil risikomu saat memilih masing-masing instrumen investasi.
Jangan lupa, proteksi!
Proteksi is a must! Kamu bisa tetap tenang jika kamu atau keluargamu mengalami sakit karena kamu memiliki asuransi di tengah situasi yang penuh ketidakpastian seperti ini. Perusahaan asuransilah yang akan membayar klaim atas risiko yang kamu atau keluargamu alami.
Jadi, jangan sampai lupa membayar premi ya.
Nah, last but not least, kamu tetap harus tenang dalam mengambil keputusan di saat pasar modal sedang volatile seperti ini. Jangan langsung jual semua ataupun beli borongan. Sebelum menjual atau membelinya harus mengenal profil risikonya juga, ya.
Tetap semangat dan sehat selalu.