“Mat, rekomendasi saham apa ya untuk masuk ke market hari ini?”;
“Kan udah market rally terus tuh, apa aman masuk saham sekarang?”
Adalah dua pertanyaan yang paling sering gue terima akhir-akhir ini. Terutama oleh teman-teman yang masih takut untuk mulai investasi saham.
Takut kejebak di harga tinggi dan rugi, tapi tergoda juga mendengar betapa beberapa saham bisa naik sampai puluhan persen. Sementara deposito hanya memberikan imbal hasil tidak lebih dari 4%. Apalagi di momen seperti saat ini ketika suku bunga acua sedang rendah-rendahnya.
Karena itulah, dorongan untuk memilih investasi lain untuk mengembangkan dana pun semakin kuat.
Baca juga: Trading Saham Online Menggunakan ARO dari RHB Tradesmart
Pas banget juga hari Jum’at lalu gue ikutan dengerin pemaparannya RHB Sekuritas Indonesia yang juga dihadiri sama Jonathan End dan Elva Saragih. Dibahas semua kekhawatiran teman-teman dan dikasih rekomendasi sahamnya juga. 😀
Seperti biasa, teman-teman bisa membaca dari atas ke bawah sampai selesai. Atau bisa juga membaca berdasarkan daftar isi di bawah ini biar ringkes per bagian saja. 😀
[toc]
Memanfaatkan Peluang Investasi Saham di Masa Pemulihan Setelah Vaksinasi dengan Rekomendasi Saham Pilihan RHB Sekuritas Indonesia
1. Apakah Kondisi Market Saat ini Tidak Terlalu Tinggi?
Pertanyaan pertama, apakah kondisi market saat ini tidak terlalu tinggi? Pasti ngeri dong kalo mau masuk bursa dan beli saham ternyata saham yang dibeli harganya sudah naik gila-gilaan.
Alih-alih bisa mendapatkan capital gain, malah nyangkut.
Pikiran ini wajar sih, karena kalau melihat grafik IHSG yang posisi terakhir ketika postingan ini ditulis, sudah naik 53% dari posisi terendahnya di bulan Maret 2020. Gila kan?!
Kurang dari setahun IHSG bisa naik 50% lebih!
Tapi, menjawab pertanyaan tadi. Kenaikan ini wajar. Kok bisa wajar? Yak arena diskon yang terjadi di awal tahun juga besar. Penurunan harga saham di IHSG gak kira-kira di bulan Maret kemarin ketika pandemi COVID-19 mulai terjadi.
Kalau dibandingkan secara YTD, di awal tahun IHSG tercatat di angka Rp 6.283,58. Dan kondisi saat ini bahkan masih belum kembali ke kondisi awalnya!
Kalau kita berharap saja IHSG kembali ke posisi semula sebelum krisis, masih ada kemungkinan naik 4,5%. Inipun dana asing belum semuanya kembali ke pasar saham negara ini. Ditambah lagi, kondisi saat inipun, belum semua berita-berita positif terkait pandemi terjadi.
Vaksinasi misalkan, rally di market sejauh ini masih didorong oleh berita positif hasil efektif 90% vaksin yang diproduksi oleh berbagai perusahaan farmasi dunia. Tapi, vaksinasi belum dilakukan! Bisa dibayangkan nanti ketika vaksinasi sudah dilakukan dan orang sudah bebas beraktivitas?
Kondisi ekonomi pun akan pulih sebagaimana semula. Dan kira-kira apa yang akan terjadi dengan IHSG?
2. Kembalinya Dana Asing Potensi Pertumbuhan IHSG Ke Depan
Ada beberapa hal lagi yang bisa menjadi pendorong kenaikan IHSG. Kalau dilihat dari sisi kinerja IHSG dibandingkan dengan beberapa bursa di Kawasan regional, saat ini IHSG hanya lebih baik dibandingkan bursa Singapura.
Sementara negara-negara lain sudah mencatatkan kineja YTD yang cukup bagus, IHSG masih mencatatkan nilai minus.
Indeks KOSPI, di kondisi seperti ini bahkan bisa mencapai 29,5% secara YTD. Apakah bursa saham Indonesia tidak bisa mencapai kinerja yang sama?
Seperti kita tahu, dana asing di pasar saham negara ini masih cukup besar. Meskipun sudah menunjukkan tanda-tanda kembalinya dana asing tersebut, tapi keluarnya dana juga masih cukup besar.
Dengan harapan vaksinasi yang akan segera dilakukan pemerintah Indonesia dalam waktu dekat ini, diharapkan ekonomi negara kita akan segera berangsur pulih. Menurut berita, vaksin dari SInovac sudah mulai masuk ke Indonesia.
Ekonomi Indonesia pun diharapkan akan tumbuh sampai 5,5% menyusul vaksinasi yang akan dilakukan tahun depan. Ditambah kondisi suku bunga di negara maju seperti Amerika Serikat yang saat ini dijaga di kisaran 0% – 0,25% menjadikan pasar negara berkembang seperti Indonesia menjanjikan kesempatan yang lebih menggoda untuk pengembangan dana investor.
Dengan kondisi-kondisi tersebut, dana asing masih diharapkan akan masuk ke pasar negara kita dan mendorong IHSG untuk bisa mencapai lagi posisi Rp 6.300 atau bahkan mungkin bisa mencapai Rp 7.000 di tahun 2021 nanti.
3. Koreksi Market yang Wajar Bisa Jadi Peluang Mulai Investasi Saham
Ketakutan yang mungkin dirasakan ketika akan masuk ke pasar saham adalah bagaimana nanti, ketika sudah masuk kemudian terjadi koreksi terhadap saham yang kita pegang? Sebuah pertanyaan yang wajar.
Di sinilah perananan kita sebagai investor untuk tetap melihat bagus atau tidaknya saham yang akan kita beli. Selain itu strategi pembelian saham yang akan kita lakukan juga bisa membantu untuk memanage risiko tersebut.
Apabila terjadi koreksi, sebenearnya wajar saja. Karena siapa sih yang gak bakalan tergoda melihat saham pegangannya naik 50%? Pasti kalau kita jadi salah satunya akan tergoda untuk menjual dan merealisasikan keuntungan kan?
Ketika harga sudah naik tinggi, godaan terbesar pasti untuk merealisasikan gain. Ketika rame-rame orang menjual, harga pasti akan turun. Ingat hukum permintaan dan penawaran. Semakin banyak yang menawarkan untuk menjual, harga pasti akan turun.
Tapi jangan panik! Kalau ini terjadi, justru bisa jadi kesempatan untuk kita bukan? Malahan kita bakalan bisa beli saham-saham berkualitas ketika harganya sedang turun.
Untuk menghadapi kondisi ini, sebagai investor, manajemen likuiditas itu penting. Bagaimana caranya kita manage duit yang dimiliki biar gak kehabisan peluru ketika kesempatan datang. Bagaimana kita bisa investasi ketika harga sedang turun. Karena koreksi yang wajar itu sehat.
4. Menilai Value & Membeli Saham yang Dekat dengan Kehidupan
Kemudian, pertanyaan yang pasti akan timbul adalah: AKUTU HARUS BELI SAHAM YANG MANA?
Jonathan End di acara sharing tentang bagaimana dia memilih saham koleksinya. Menurut Jonathan, karena dia tinggal di daerah Sudirman dan setiap membuka mata ketika bangun tidur dia selalu lihat Menara Astra di seberang apartemennya maka dia membeli saham ASII. Dia koleksi rutin saham perusahaan tersebut.
Dan konsep ini sebenarnya bisa banget diterapkan bagi para investor yang bingung harus membeli saham yang mana.
Ketika akan berinvestasi saham, pilihlah perusahaan-perusahaan yang memiliki value yang bagus. Perusahaan yang kuat dan berfundamental kokoh. Salah satu ciri perusahaan ini adalah perusahaannya menjadi market leader.
Seperti ASII tadi, dia menjadi perusahaan yang memimpin di sektor otomotif. Tidak hanya itu, gurita bisnis perusahaan pun sudah masuk ke berbagai sektor usaha lainnya.
Dengan melihat produk-produk perusahaan yang menjadi market leader, paling tidak kita bisa yakin bahwasannya perusahaan akan memiliki prospek bertahan di jangka panjang. Selain itu, kinerja perusahaan yang meningkat dan potensi pembagian keuntungan melalui dividen akan memberikan peningkatan nilai investasi kita ke depannya.
Trus saham apa yang harus dibeli ini? Hahaha! Pasti masih banyak yang bertanya-tanya kan? Berikut rekomendasi saham dari RHB Sekuritas Indonesia
5. Rekomendasi Saham RHB Sekuritas Indonesia
Apa saja sih saham-saham yang direkomendasikan oleh RHB Sekuritas Indonesia sebagai saham-saham yang memiliki value untuk bisa dipilih sebagai instrumen investasi?
Berikut 10 top pick rekomendasi sahamnya untuk value investing dari RHB Sekuritas Indonesia:
5.1. PT Astra International Indonesia Tbk (ASII)
Konglomerasi yang memulai bisnisnya di bidang otomotif dan menjadi market leader di penjualan mobil dan motor di Indonesia.
5.2. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Bank pemerintah yang memiliki portfolio terbesar di Corporate Banking.
5.3. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
Salah satu bank terbesar Indonesia yang memiliki karakteristik sebagai bank transaksinya orang Indonesia.
5.4. PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)
Perusahaan operator jalan tol milik pemerintah ini adalah perusahaan terbesar di bisnis ini dan menerima income dari para pengguna jalan tol yang harus beraktivitas setiap harinya.
5.5. PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI)
Bisa dibilang, dengan berbagai brand yang ada di bawah kendalinya, MAPI ini akan bangkit dengan bangkitnya kelas menengah Indonesia.
5.6. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)
PWON ini adalah perusahaan property pengelola berbagai mall besar di Indonesia. Kondisi ekonomi yang pulih akan mendorong pertumbuhannya.
5.7. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
Perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia ini bisa dibilang sebagai perusahaan yang siap menyambut era baru dunia teknologi Informasi.
5.8. PT United Tractors Tbk (UNTR)
Salah satu anak usaha ASII yang bergerak di bidang alat berat dimana juga memiliki anak usaha di bidang kontraktor pertambangan.
5.9. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)
Kontraktor BUMN yang terlibat dalam berbagai proyek infrastruktur pemerintah.
5.10. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN)
Konglomerasi Indonesia yang berfokus pada usaha di bidang multimedia.
Penutup: Optimisme Setelah Vaksinasi Jadi Peluang Investasi
Dengan begitu banyaknya berita positif dan juga optimisme yang ada di market, masuk ke pasar saham adalah pilihan yang logis. Peluang mengembangkan asset di pasar saham masih terbuka lebar.
Jangan sampai kita takut masuk ketika di awal pandemi karena takut saham turun lebih jauh, tapi takut juga masuk saat ini karena kenaikan saham sudah terlalu tinggi. Apalagi, dengan ARO RHB Tradesmart bisa membantu untuk memberikan sinyal ketika saham sedang bear, bull atau sebaiknya kita hold.
Kalau mau lihat video eventnya bisa dilihat langsung nih:
Jadi, kapan mau mulai? 😀
Oiya, disclaimer on ya! Termasuk disclaimer dari RHB Sekuritas Indonesia.
Yoga
kalo lihat info terakhir pak jokowi kalo vaksin itu di gratiskan saham farmasi bakal naik lagi atau gak ya mas dani? Secara, pasar pasti udah ngerasa bahwa gak ada keuntungan disana.
dani
Memang digratiskan tapi perusahaan farmasi kan tetap dibayar oleh pemerintah. Pembelian vaksinnya dibiayai APBN.
Jadi, perusahaan farmasi bagaimanapun juga tetap akan menerima uang 🙂