Oke, waktu mau buka rekening sekuritas, banyak yang bertanya-tanya apakah ada fitur stop loss dan trailing stop. Termasuk pas gue kampanyekan untuk buka rekening sekuritas di RHB Tradesmart.
Gue jawab dulu sebelum gue jelaskan lebih lanjut ya. Jawabannya di RHB Tradesmart ada fasilitas stop loss dan trailing stop ini. Jadi gak usah khawatir…
Buat teman-teman yang baru mulai investasi saham atau yang mau belajar trading, dua fitur ini bisa dimanfaatkan untuk mengoptimalkan potensi kenaikan harga sahamnya sekaligus mencegah harga saham turun terlalu dalam.
Baca juga: Kriteria Memilih Sekuritas Terbaik
Gue jelaskan bagaimana cara pake fiturnya di aplikasi RHB Tradesmart. Dan ini gue sangat menyarankan pake RHB Tradesmart bukan cuma karena kerja sama ya. Karena selama gue pake emang bener-bener memuaskan. Coba baca postingan gue tentang kriteria membuka rekening sekuritas deh.
[toc]
Memanfaatkan Fitur Price Conditional Order dan Trailing Stop Order untuk Investasi Saham yang Optimal
1. Fitur Lengkap RHB Tradesmart
Bener banget kalo ada orang yang bilang kalo rekening sekuritas tuh fiturnya harus lengkap. Kudu bisa memfasilitasi order otomatis by system yang dipasang buat memitigasi risiko investasi!
Tanpa adanya fitur-fitur eksekusi transaksi otomatis, bisa-bisa investasi kita di saham terancam penurunan harga yang luar biasa. Apalagi untuk investor pemula yang tidak sepenuhnya fokus mengawasi transaksi sahamnya.
Dengan adanya fitur eksekusi transaksi otomatis, kita sebagai investor bisa tinggal pasang dan ditinggalkan. Begitu kondisi yang diinginkan terpenuhi, maka system perusahaan sekuritas akan langsung eksekusi transaksinya. Baik ketika nilai investasi saham meningkat mencapai batas tertentu ataupun ketika terjadi penurunan signifikan dari nilai saham yang diperdagangkan.
Nah, sekuritas andalan gue, RHB Tradesmart juga punya fitur ini. Adanya di menu Advanced Order.
Tbh gue sendiri sampe saat ini belom pernah sampe perlu pake pasang order eksekusi transaksi otomatis karena emang bukan buat short term trading.
Dan so far portfolio gue di RHB Tradesmart selalu ditambahin terus sih buat investasi jangka panjang. Tujuannya? Buat dana pensiun.
2. Price Conditional Order
Price conditional order ini bisa dipakai untuk 2 tujuan: setting target untuk ketika harga naik dan juga stop loss untuk mencegah harga turun terlalu dalam.
Gue jelaskan Price Conditional Order ini dari tujuannya ya.
2.a Setting Target Kenaikan Harga Saham
Ketika berinvestasi saham, sebaiknya sudah memiliki game plan yang jelas. Termasuk tujuannya untuk apa. Tapi kalaupun misalkan belum ditentukan tujuan yang akan dicapai, bisa juga menggunakan target kenaikan harga investasi sahamnya.
Dengan menentukan target berapa maksimal kenaikan yang diinginkan, investor bisa memasang target tersebut di menu Price Conditional Order. Dengan begini, investasi bisa langsung ditinggalin tanpa harus diawasi setiap hari.
Begitu harga saham di portofolio mencapai nilai target, maka system akan otomatis menjual dan merealisasikan penambahan nilainya bagi si investor. Mudah bukan?
Begini nih tampilannya (kemaren gue share di Instagram juga):
Jadi di bagian harga jual yang diinginkan, pasang target berapa harga maksimal yang diinginkan. Tentunya ini akan lebih akurat dan efektif apabila melalui proses analisa menggunakan analisa teknikal.
Misal membeli saham TLKM di harga Rp 4.620 per lembar saham. Setelah melakukan analisa maka target yang diinginkan adalah kenaikan sebesar 20% misalkan, atau sebesar Rp. 5.544 per lembar saham; nah masukkan harga Rp 5.544 di kolom tersebut.
Batas berlakunya order adalah sampai kapan order yang kita pasang tersebut aktif. Bisa dipasang 1 minggu, 2 minggu atau sampai 3 bulan ke depan. Jadi, selama order aktif maka ketika BBRI mencapai harga tersebut, akan otomatis dijual.
Menu yang sama pun bisa dipakai untuk menentukan batas maksimal penurunan harga untuk menjaga modal agar tidak tergerus penurunan yang terlalu dalam.
2.b Mencegah Penurunan Harga Terlalu Dalam dengan Stop Loss
Ya, dari menu yang sama bisa juga dipasang sebaliknya. Istilahnya stop loss. Untuk mencegah penurunan harga yang terlalu dalam.
Menggunakan contoh yang sama misalkan, saham BBRI dibeli di harga Rp 4.620 dan kita hanya bisa menerima penurunan sebesar 10%. Maka harga yang dipasang adalah sebesar Rp. 4.158
Dengan memasang harga jual terendah yang bisa kita terima, kita bisa tetap menjaga modal yang dipergunakan untuk investasi di level penerimaan risiko kita. Kita bisa meminimalisir kehilangan modal akibat penurunan harga.
Dan inipun bisa ditetapkan berlaku sampai kapan. Sebaiknya sih dicocokkan dengan pemasangan target tadi. Sehingga di rentang waktu tersebut kita gak perlu lagi harus mengawasi setiap hari pergerakan harga sahamnya.
3. Trailing Stop Order untuk Mengoptimalkan Kenaikan Nilai Investasi
Satu lagi fungsi yang bisa dimanfaatkan adalah Trailing Stop Order dimana fungsi utamanya adalah untuk mengoptimalkan pendapatan dari kenaikan harga dan meminimalisir turunnya modal dari penurunan harga. Fungsi ini akan bermanfaat terutama ketika kita sudah memiliki potensi pendapatan dari kenaikan harga.
Misalnya saja ketika membeli saham BBRI di angka Rp 4.620 tadi, ternyata saat ini harganya sudah naik 15% di Rp 5.313. Nah kita ingin menjaga agar ketika terjadi penurunan kita tidak kehilangan apa yang sudah kita dapatkan dan system langsung eksekusi penjualan.
Layarnya sebagai berikut:
Di bagian harga market, masukkan harga market saat mau create order. Yang paling penting adalah trailing stop step value. Disini dimasukkan faktor pengali dari fraksi harga sahamnya.
Misalkan saja harga BBRI yang sudah sebesar Rp 5.313 per lembar saham berarti fraksi perubahan harganya adalah Rp 25 untuk naik maupun turun. Dan kita ingin menjaga penurunan harga sebesar 5%-6% dari Rp 5.313 atau kita ingin harga terendah kita Rp 5.000. Apabila mencapai Rp 5.000 maka akan otomatis dijual.
Sumber: Website IDX
Maka penurunan harga sebesar Rp 313 dibagi dengan fraksi Rp 25 akan menghasilkan angka trailing stop step value 12 (313 : 25).
Ketika angka trailing stop step value dipasang angka 12, maka ketika terjadi penurunan harga sebesar 12 x Rp 25 = Rp 300 atau harga di market menyentuh Rp 5.013 per lembar saham, maka system akan otomatis menjual portfolio kita.
Dengan demikian kita masih akan merasakan hasil kenaikan harga dari awal kita beli di Rp 4.620 dan dijual di Rp 5.013 ketika terjadi tren penurunan harga. Dan ini dilakukan oleh system tanpa harus kita monitor setiap saat.
Kelebihan dari trailing stop order ini adalah ketika harga di pasar mengalami kenaikan, maka nilai absolut trailing stop juga akan mengikuti. Yang bersifat tetap adalah nilai step pengalinya.
Dengan demikian, kita bisa tenang membiarkan harga terus mengalami kenaikan. Disisi lain, kita juga bisa tenang bahwasannya sudah kita jaga penurunan harga agar tidak terlalu dalam sehingga kita masih bisa merealisasikan gain dari kenaikan harga awal kita.
Advanced Order Membantu Kedisiplinan Dalam Trading & Investasi Saham
Sebagai investor ritel, lebih-lebih sebagai investor pemula, hal paling sulit adalah mengontrol emosi. Meskipun awalnya bisa jadi kita sudah tahu di titik berapa kita harus jual ketika harga naik atau di titik mana harus cut loss ketika harga turun, tapi kenyataan tidak semudah itu.
Seringkali pikiran kita terpengaruh oleh emosi. Dan kemudian yang banyak terjadi adalah terlalu cepat menjual ketika harga naik dan berharap terlalu banyak harga akan kembali ke titik awal ketika harga sudah turun jauh.
Dengan fitur-fitur eksekusi transaksi otomatis inilah kita bisa yakin bahwasannya apa yang kita rencanakan di awal bisa tereksekusi dengan sempurna. Karena ketika system yang menjalankan, tidak ada perasaan terburu nafsu dan atau terlalu saying.
Jadi, kalau mencari perusahaan sekuritas untuk berinvestasi saham, pastikan bahwasannya fitur-fitur ini juga tersedia di aplikasi mobile bahkan untuk pengguna basicnya!
#InvestSmarterInvestNow