Di era keterbukaan informasi sekarang, banyak hal bisa dipelajari. Sehingga kalau memang kita niat, kita bisa saja meningkatkan kualitas hidup dengan cara apa pun. Salah satunya soal belajar saham pemula.
Ya, pas banget kan, saham memang lagi anget-angetnya. Faktanya, sampai sekarang saham bisa jadi satu instrumen andalan buat meningkatkan kekayaan. Ya, mungkin kalah populer dari kripto sih, sekarang ini. Tapi, ya dibanding kripto, bagi sebagian orang, saham lebih bisa “dipercaya”. Asal tahu cara kerjanya, mau belajar saham pemula sedikit lebih serius, kenali risikonya, saham itu cukup legit!
[toc]
Belajar Saham Pemula: Sekilas Pengertiannya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, saham artinya hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagi dalam pemilikan dan pengawasan.
Sedangkan menurut Bursa Efek Indonesia, saham digambarkan sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan yang merupakan klaim atas penghasilan dan kekayaan perseroan.
So, dari kedua pengertian itu bisa disimpulkan, kalau kamu memiliki saham atas perusahaan tertentu, maka itu artinya kamu adalah salah satu dari pemilik perusahaan tersebut. Dan, bersamaan dengan itu, muncul pula beberapa hak istimewa sebagai pemegang saham, misalnya mendapatkan hak atas dividen, hak untuk didengarkan suaranya, juga hak untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham.
Semakin besar saham yang kamu miliki, maka hak kamu juga akan semakin besar.
Mengapa sebuah perusahaan mengeluarkan dan kemudian menjual saham?
Ada banyak manfaat dan alasan bagi sebuah perusahaan untuk menerbitkan saham, dan kemudian menjualnya kepada publik melalui bursa saham.
Salah satu manfaat terbesarnya adalah untuk mendapatkan modal bisnis dalam skala besar, yang kemudian bisa digunakan untuk berbagai keperluan industrinya atau bisnisnya. Selain itu, jika sebuah perusahaan mampu menjual saham di lantai bursa saham, maka reputasi dan kredibilitas perusahaan tersebut berarti layak untuk diperhitungkan. Nantinya, akan banyak peluang bagi si perusahaan untuk mengembangkan bisnis di sektor industrinya.
Produk dalam Pasar Modal
Sebenarnya saham juga hanyalah salah satu dari sekian banyak produk di pasar modal. Kalau kamu belajar saham pemula, ada baiknya kamu juga berkenalan dengan produk lainnya. Nantinya, selain saham, kamu juga perlu mendiversifikasikan portofoliomu sebagai bagian dari upaya manajemen risiko.
Jadi, produk apa saja yang ada di pasar modal yang juga bisa jadi alternatif instrumen investasi? Mari kita lihat sekilas satu per satu.
1. Saham
Seperti yang sudah disebutkan di atas, saham merupakan bukti kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki, maka hak milik juga akan semakin besar.
Saham memiliki karakteristik yang fluktuatif terhadap kondisi pasar. Karena itu, pergerakan saham bisa berubah dengan cepat dan sewaktu-waktu. Untuk belajar saham pemula, kamu harus memahami hal ini agar tak kaget dan shock yang kemudian berujung panik saat menghadapi perubahan harga saham yang cepat.
Saham ada beberapa jenis. Apa saja?
Saham biasa adalah common stock yang diperdagangkan sehari-hari. Sedangkan saham preferen adalah saham dengan hak prioritas kepada pemegangnya, yaitu berupa hak untuk menukar dengan saham biasa, hak memengaruhi manajemen untuk berbagai keputusan bisnis, hak untuk memperoleh keuntungan dalam jumlah tetap dan risiko lebih kecil, dan hak untuk diutamakan saat pembagian dividen.
Sedangkan saham right issue adalah saham yang diterbitkan pada penawaran umum terbatas setelah saham sebelumnya beredar di publik. Right issue memberikan hak pada pemegang saham lama untuk memesan efek terlebih dulu sebelum kemudian saham terbitan baru ditawarkan pada publik.
Ada juga warrant, yaitu hak untuk membeli saham biasa dengan harga dan waktu yang sudah ditentukan. Biasanya warrant diperdagangkan bersama saham atau obligasi. Tujuan penjualannya adalah agar saham atau obligasi yang diterbitkan emiten yang bersangkutan bisa dibeli sekalian oleh si investor.
2. Obligasi
Mau lebih afdal dalam belajar saham pemula, belajarlah juga tentang obligasi.
Obligasi adalah surat perjanjian utang bisnis dari satu pihak pada pihak lain. Kupon atau bunga menjadi salah satu sumber keuntungan dari obligasi ini. Dibayarkannya biasanya sih teratur sesuai kesepakatan, misalnya bulanan, semesteran, atau tahunan. So, ini lumayan loh, bisa jadi semacam pendapatan tetap sampai jatuh tempo utangnya.
Biasanya yang diperdagangkan di pasar modal biasanya adalah obligasi korporasi maupun obligasi negara.
3. Reksa dana
Reksa dana juga merupakan salah satu produk pasar modal loh, meskipun ya tetap saja terdiri atas saham dan obligasi. Tinggal proporsinya saja yang berbeda, sesuai jenis reksa dananya.
Kalau secara harfiah, reksa dana berarti upaya untuk menghimpun dana investasi dari sekumpulan investor, yang dikelola oleh manajer investasi.
Sumber keuntungan instrumen ini adalah dividen, peningkatan nilai aktiva bersih, dan capital gain.
Jenis Saham
Sudah tahu dan kenal dengan beberapa produk pasar modal? Mari kita lanjut belajar saham pemula kita dengan mengenali beberapa jenis saham.
Sebenarnya tidak pernah ada teori valid dan resmi mengenai penggolongan jenis saham ini. Misalnya yang datang dari Bursa Efek Indonesia. Istilah jenis saham ini hanya beredar di kalangan investor, yang seharusnya juga kamu pelajari dalam proses belajar saham pemula.
1. Saham blue chip
Untuk kamu yang masih belajar saham pemula, akan baik kalau kamu berkenalan dengan jenis saham pertama ini terlebih dulu.
Saham blue chip adalah saham-saham milik emiten perusahaan besar, menjadi leader di sektornya, memiliki kondisi kesehatan keuangan perusahaan yang prima, dan bereputasi baik.
Contoh saham blue chip adalah BBCA, ICBP, UNVT, TLKM, BBRI, dan sebagainya.
2. Saham dividend aristocrate
Disebut saham dividend aristocrate karena emiten-emiten pemiliknya royal dalam pembagian dividen. Bisa lebih tinggi, bisa juga lebih sering.
Hal ini bisa terjadi karena memang perusahaan sudah mampu memiliki pendapatan tinggi yang stabil dan teratur. Kekurangannya, perusahaan kemungkinan tidak dapat mengembangkan bisnisnya lebih jauh lagi, karena memang sudah terbesar di sektornya.
3. Growth stock
Saham growth stock adalah saham milik emiten yang pertumbuhan bisnisnya melesat dengan cepat. Bisa jadi perusahaan tidak selalu memberikan dividen, karena mereka membutuhkannya untuk mengembangkan bisnis secara lebih masif.
4. Second tier
Saham yang termasuk dalam kategori second tier adalah saham milik emiten yang bertumbuh dengan cukup baik, meskipun bukan yang terbaik. Saham ini kurang populer, tetapi kalau kamu cermat dalam menganalisisnya, bisa jadi kamu akan menemukan hidden gems di jenis saham ini.
5. Saham spekulatif
Atau, yang lebih populer dengan sebutan saham gorengan. Risiko saham-saham ini sangat tinggi, tetapi juga bisa saja memberikan keuntungan hingga ratusan persen.
Indeks Saham: Senarai yang Bisa Jadi Bahan Belajar Saham Pemula
Sulit membedakan mana saham blue chip, mana second tier, mana yang gorengan? Maka, kamu bisa coba untuk mencermati beberapa indeks saham yang sudah disediakan oleh Bursa Efek Indonesia.
Sampai saat artikel ini ditulis, tak kurang dari 40 indeks saham ada di Bursa Efek Indonesia. Untuk langkah awal belajar saham pemula, kamu enggak perlu mempelajari semuanya sekaligus. Berikut ada 3 jenis indeks saham yang bisa kamu pelajari lebih dulu sebagai investor pemula.
Indeks LQ45
Indeks saham ini cocok banget sebagai bahan belajar saham pemula. Berisi 45 emiten saham terpilih berdasarkan kapitalisasi pasar yang besar dan likuiditas tinggi, indeks ini bisa menjadi acuan pertama untuk memilih saham terbaik. FYI, Indeks ini diupdate 6 bulan sekali.
IDX Quality30
Sesuai yang didefinisikan di situs Bursa Efek Indonesia, indeks saham ini terdiri atas 30 emiten saham perusahaan yang secara historis memiliki profitabilitas tinggi, solvabilitas baik, dengan pertumbuhan laba yang stabil.
Indeks ini juga cocok buat bahan belajar saham pemula.
Jakarta Islamic Index 70 (JII70)
Buat kamu yang pengin belajar saham pemula yang syariah, ini adalah indeks saham yang perlu kamu pantau. Di dalamnya ada 70 saham syariah dengan kinerja emiten yang baik dan berlikuiditas tinggi. Seperti halnya LQ45, indeks ini akan diperbarui setiap 6 bulan sekali.
Keuntungan dan Risiko Berinvestasi Saham
Investasi saham bisa memberikan beberapa jenis keuntungan. Kalau bisa dilakukan secara strategis, bahkan bukan tak mungkin bisa memberimu keuntungan berkali-kali lipat. Hal inilah yang membuat banyak orang mau mulai belajar saham pemula. Yah, asalkan nggak sekadar FOMO, motivasi apa pun bisa kok dipakai sebagai dorongan untuk mulai investasi.
Yang penting, mulai dulu. Betul?
Berikut beberapa keuntungan yang bisa kamu dapatkan dari saham.
1. Capital gain
Adalah keuntungan yang bisa kamu dapatkan dari selisih harga jual saham yang lebih tinggi daripada harga belinya. Misalnya kamu membeli saham ABCD dengan harga Rp1.000 per lembar. Selang beberapa waktu, kamu bisa menjualnya dengan harga Rp1.100 per lembar. Maka kamu akan mendapatkan capital gain sebesar Rp100 dikali banyaknya saham yang terjual.
2. Dividen
Dividen merupakan keuntungan bisnis yang dibagikan kepada para pemegang saham sesuai proporsi kepemilikan masing-masing. Biasanya pembagian dividen ini dilakukan satu tahun sekali setelah ada Rapat Umum Pemegang Saham. Namun, kalau memang keuntungan perusahaan sangat tinggi, bukan tak mungkin dilakukan sampai dua kali dalam satu tahun.
Nah, sudah tahu keuntungannya, kamu juga perlu memahami risiko investasi saham saat belajar saham pemula.
Risiko investasi saham ada beberapa. Apa saja?
1. Capital loss
Kebalikan dari capital gain, capital loss adalah kerugian yang kita dapatkan kalau kita menjual saham dengan harga yang lebih rendah daripada harga belinya. Penyebabnya banyak, salah satunya adalah ketika memang sedang terjadi gejolak sehingga pasar saham terkoreksi.
2. Delisting
Ketika emiten perusahaan tak lagi dapat melanjutkan perdagangan sahamnya di pasar modal—dengan berbagai alasan—dan delisting, maka kita tidak akan dapat menjual saham yang kita miliki. Dengan demikian, modal pun juga akan hilang.
Cara Beli dan Jual Saham
Nah, sekarang sudah tahu jenis saham, juga indeksnya, mari kita lanjut belajar saham pemula ke cara menjual dan membeli saham.
Zaman sekarang sih sudah gampang, dan saran buat kamu, jangan persulit diri sendiri. Pakai saja aplikasi, jangan ribet-ribet.
Oke, mari kita lihat step by step saja.
1. Pilih sekuritas
Seperti yang sudah disebutkan di atas, jangan persulit diri sendiri. Pilih saja sekuritas yang sudah populer, dan yang sudah punya aplikasi mobile yang praktis. Nantinya, ke depan, kamu bakalan akan sering utak-atik, jadi lebih baik pilih yang user friendly dan sudah direkomendasikan banyak orang.
Beberapa kriterianya:
- Buka rekeningnya nggak ribet, begitu juga proses jual belinya
- Kalau bisa, yang nggak pakai minimal setoran
- Yang jarang crash. Ini bisa kamu lihat dari review di PlayStore atau AppStore
- Yang biaya adminnya paling minim
2. Buka Rekening Dana Nasabah
Sekali lagi, pilihlah sekuritas yang syarat buka rekeningnya paling mudah. Syaratnya memang berbeda satu sama lain, tetapi biasanya sih minta foto identitas diri dan selfie. Ada yang harus melampirkan buku tabungan, ada yang tidak. Ada yang wajib pakai NPWP, ada yang tidak. Dilengkapi saja semua syaratnya, dan segera kirim registrasinya.
Setelah proses verifikasi, biasanya Rekening Dana Nasabah sudah langsung bisa digunakan.
3. Setor deposit
Kamu akan diminta untuk transfer deposit ke RDN, dengan nomor rekening yang sudah dibuat. Ada yang memberlakukan minimal deposit, ada juga yang tidak. Kamu bisa menyesuaikannya.
4. Pilih saham
Sebagai orang yang masih dalam tahap belajar saham pemula, saran terbaik untuk kamu adalah mulailah dengan berinvestasi jangka panjang, alih-alih trading saham pemula. Metode ini akan lebih meminimalkan risiko, sekalian kamu belajar dulu mengamati pergerakan harga saham.
Lakukan analisis terhadap emiten dengan mencermati laporan keuangan yang sudah disediakan. Kalau kamu masih merasa kesulitan untuk melakukannya, kamu bisa memilih saham dari perusahaan yang sudah cukup familier dulu. Sembari jalan, belajarlah cara membaca laporan keuangan. Lalu lakukan analisis dan review seiring waktu kamu terus berinvestasi.
5. Beli saham
Buka aplikasi saham sekuritas yang sudah kamu pilih. Biasanya di beranda aplikasi tersedia menu daftar saham perusahaan yang diperdagangkan di bursa. Kamu bisa mencari saham dari perusahaan yang kamu incar di daftar tersebut. Kode emiten akan terdiri atas 4 huruf. Misalnya BBCA untuk saham BCA, TLKM untuk saham Telkom, UNVR untuk saham Unilever, dan sebagainya. Kalau kamu belum hafal, enggak masalah. Kamu selalu bisa mencari tahu dengan googling.
Cermati daftar sahamnya, cari emiten perusahaan yang kamu incar. Kalau sudah ketemu dan ingin segera beli sahamnya, pilih menu “buy” yang sudah disediakan.
Aplikasi ini biasanya juga dilengkapi dengan grafik dan fitur-fitur untuk memantau pergerakan saham. Manfaatkan semua yang disediakan untuk membantumu untuk belajar saham pemula.
6. Jual saham
Sama halnya dengan membeli, menjual saham juga butuh strategi yang tepat. Kapan sih kamu perlu untuk menjual saham?
- Ketika target tujuan keuanganmu sudah dekat, alias saat kamu butuh dananya
- Ketika harga saham mencapai titik tertinggi, untuk profit taking
- Saat kamu merasa salah beli saham
Mungkin akan terjadi ketika kamu harus menjual saham dengan harga yang lebih rendah ketimbang saat membelinya. Ini kamu lakukan agar kerugian tak semakin besar. Tindakan ini disebut dengan cut loss.
Sebagai investor pemula, sudah disarankan untuk berinvestasi dalam jangka waktu yang panjang. Jika kamu memang ingin menjual saham koleksimu, lakukan analisis mendalam dan jauhkan emosi saat sedang mempertimbangkan keputusan. Jika memang ada perubahan fundamental perusahaan, maka tak ada yang melarangmu untuk cut loss.
Tip Belajar Saham Pemula dengan Mudah
Sebenarnya belajar saham pemula itu simpel kok. Hanya saja, kamu memang perlu sabar dan pergunakan waktu sebaik-baiknya untuk menyerap berbagai informasi sebelum terburu-buru membeli saham dan mengharapkan keuntungan.
Ingat, sebagai orang yang masih belajar saham pemula, kamu disarankan untuk berinvestasi jangka panjang dulu, sebelum mungkin mempertimbangkan untuk trading. Supaya apa? Supaya kamu dapat filosofi dan paham betul makna dari investasi saham ini.
Dengan demikian, emosi kamu juga akan terlatih, kamu pun bisa tahan terhadap berbagai godaan, baik godaan untuk membeli ataupun menjual saham, dan bisa menghindari panik.
1. Mulai modal kecil
Investasi memang bisa jadi salah satu jalan untuk membantumu mewujudkan tujuan finansial dan mimpi di masa depan. So, kalau memang belum terlalu mampu, kamu selalu bisa memulainya dengan modal kecil. Dengan demikian, kamu tak perlu khawatir mengalami kerugian terlalu besar. Sembari belajar saham pemula, kamu bisa menjajaki, apakah saham adalah investasi yang sesuai untukmu atau tidak.
Kalau memang cocok, kamu bisa lanjut. Kalau kurang cocok, kamu selalu bisa menarik danamu (dengan potensi kerugian yang minim), dan memindahkannya ke instrumen lain.
2. Sabar saat belajar
Untuk bisa mengoptimalkan keuntungan dan mengelola risiko investasi saham dengan baik, kamu memang perlu untuk memahami betul cara kerjanya. Kamu nantinya harus belajar untuk membaca laporan keuangan, membaca berbagai chart, mengamati pergerakan pasar, hingga memantau berbagai isu dan berita yang bisa memengaruhi nilai investasimu.
Belajar saham pemula memang tak hanya soal liat harga saham tinggi lalu jual, dan lihat harga saham murah, langsung beli. Nggak sesederhana itu. So, take your time untuk mempelajarinya dari hari ke hari. Enjoy the ride!
3. Diversifikasikan
Kamu mungkin pernah mendengar kata-kata Warren Buffett, “Diversifikasi adalah perlindungan terhadap ketidaktahuan.” Well, si opa berkata demikian, karena 69% portofolionya terkonsentrasi ke 4 emiten saja.
Tapi, bukan berarti kamu harus “memusuhi” diversifikasi. Si Opa sudah melanglang dunia investasi selama puluhan tahun. Dia juga punya tim analis yang kuat. Dia lebih suka strategi untuk mengumpulkan telur di sedikit keranjang, dan mengawasi keranjangnya dengan saksama.
Namun, untuk pemula—dengan ketidaktahuannya—sebaiknya mendiversifikasikan portofolio ke beberapa instrumen dengan tingkat risiko yang berbeda, sebagai upaya mengelola risiko lebih baik. Dengan demikian, ketika saham—misalnya—lagi turun nilainya, portofoliomu masih seimbang dengan keuntungan dari instrumen yang lain.
Nah, demikian langkah belajar saham pemula yang bisa kamu lakukan, mulai dari nol hingga menguntungkan. Cukup panjang ya bok? Tapi semoga lengkap dan bisa memenuhi kebutuhanmu akan informasi belajar saham pemula.
Sampai ketemu di lantai bursa ya!
Zaenal
makasih ka lengkap artikelnya, sedikit ada gambaran apalagi bagi sy yang masih awam dan Belajar Tentang Saham