Yeap, saatnya kita pantau pasar dan instrumen investasi lebih dekat, gaes! Kalau perlu, cari tips investasi khusus di tengah krisis. Ya, kayak di artikel ini! Nggak usah ke mana-mana lagi deh.
Jadi, kamu pasti sudah banyak tahu—dari mendengar atau membaca berita—bahwa nilai instrumen belakangan pada anjlok. Nggak cuma saham, kripto malahan lebih parah. Penyebabnya banyak sih, tapi salah satunya adalah naiknya suku bunga terutama yang dilakukan oleh The Fed, bank sentral Amerika Serikat, demi menahan laju inflasi negara adidaya tersebut yang katanya masuk ke level tertinggi dalam 41 tahun.
Inflasi yang melonjak tinggi ini bukannya tanpa sebab juga. Terjadinya perang Rusia – Ukraina, naiknya harga pangan dan energi, dan masih banyak hal menjadi faktor saling pendorong munculnya imbas satu dengan yang lainnya. Efek domino.
So, pada Maret 2022 lalu, The Fed pun menaikkan suku bunga acuan menjadi 0.25% hingga 0.5%. Lalu, disusul awal Mei 2022, suku bunga kembali dinaikkan hingga saat ini mencapai 0.75% – 1%. Angka ini sangat agresif loh, karena terjadi hanya dalam waktu yang singkat. Bahkan, masih ada juga yang memprediksi The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuan ini hingga 2.5% – 2.75% di akhir tahun nanti.
Lah, makin tinggi yak? Apa pula nanti pengaruhnya, dan bagaimana kita mesti bersikap menghadapinya? Tapi, siapa sih The Fed ini? Kok setiap keputusan dan kebijakan yang dikeluarkannya bisa banget memengaruhi ekonomi global? Lalu, tips investasi seperti apa yang bisa diterapkan di musim-musim begini?
Nah, barangkali ada di antara kamu yang masih belum kenal dengan The Fed. Jadi, mari kita lihat dulu, siapa The Fed sebelum intip tips investasi di tengah berbagai gejolak yang ada sekarang ini.
[toc]
Siapa The Fed?
The Fed adalah istilah singkat untuk menyebut Federal Reserve System, sistem bank sentral Amerika Serikat, yang sudah berdiri sejak 1913. Lembaga ini adalah lembaga independen, sehingga kebijakan yang mereka ambil tak terkait dengan pemerintah AS. Meski demikian, segala aktivitas dan kinerja tetap diawasi oleh pemerintah.
Awalnya, The Fed dibentuk sebagai bagian dari rencana perbaikan sistem perbankan AS yang di tahun 1907 – 1910 mengalami gejolak ekonomi. Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dengan dibentuknya The Fed ini. Mengatur besaran suku bunga adalah salah satunya. Selain itu, juga membuat berbagai kebijakan terkait keuangan nasional, mengawasi dan mengatur berbagai lembaga keuangan yang ada, dan memberikan fasilitas layanan keuangan untuk berbagai institusi yang membutuhkan.
Tapi, bukankah The Fed merupakan bank sentral nasional di AS? Artinya, seharusnya wewenang dan pengaruhnya ya hanya di AS saja dong? Nggak sampai bikin huru-hara sedunia begini.
Mengapa The Fed Bisa Memengaruhi Kondisi Perekonomian Global?
Well, ya, seharusnya sih begitu secara logika ya, Ferguso. Tapi masalahnya, AS sendiri punya peran besar di dunia. Salah satu negara terbesar dan adidaya, gitu loh. Kita enggak bisa menghindari hal ini, ya kan?
The Fed adalah lembaga independen, entitas utamanya adalah berbagai bank swasta dan komersial yang ada di AS. Seperti halnya Bank Indonesia, The Fed berwewenang untuk mengatur sektor perbankan, yang kemudian akan memengaruhi perekonomian nasional. The Fed punya otoritas tertinggi dalam hal ini, dan menjadi penentu kebijakan demi menjaga stabilitas ekonomi negara tersebut.
Karena AS adalah negara besar, dan menjadi pusat dunia, banyak negara berhubungan dengan AS. Kondisi perekonomian AS pun baik langsung atau tidak langsung akan memengaruhi berbagai negara yang bersinggungan dengan negara Paman Sam tersebut. Alhasil, kebijakan The Fed pun menjadi faktor penentu juga.
Misalnya seperti penaikan suku bunga acuan yang sekarang terjadi. Hal ini ditentukan oleh The Fed, yang kemudian menarik para investor untuk berinvestasi lebih banyak di AS. Mereka berbondong-bondong masuk ke pasar AS. Pasar negara lain, termasuk Indonesia, menjadi tampak tidak menarik lagi bagi para investor ini. Karena itu, terjadi aksi jual massal yang mengakibatkan pasar saham negara selain AS menjadi goyang.
Suku bunga Bank Indonesia sendiri diperkirakan juga akan terpengaruh, meskipun mungkin tidak secara drastis seperti yang dilakukan The Fed.
Lalu, kalau udah kayak gini, kita mesti gimana dong? Nah, mari kita lihat tips investasi berikut ini.
Tips Investasi di Tengah Kenaikan Suku Bunga The Fed
Dari berbagai sumber bisa ditelusuri dan disimpulkan, bahwa aset keuangan seperti saham dan obligasi besar kemungkinan masih akan menurun dalam beberapa waktu ke depan. Apalagi melihat adanya wacana untuk kembali menaikkan suku bunga menjadi 2.5% – 2.75% itu.
Jadi, tips investasi apa yang bisa dilakukan?
1. Kembali ke tujuan keuangan
Yes, balik lagi ke tujuan keuangan ketika kita memilih instrumennya. Buat yang horizon waktunya masih panjang, tenang, jangan panik. Jangan buru-buru jual, tetapi tetap update dengan berita. Toh untuk beberapa jenis saham bahkan sampai sekarang juga masih laris dibeli investor asing.
It’s just another market cycle. Tips investasi terbaik, kalau ada amunisi, bolehlah ditambah dengan melakukan analisis fundamental dulu tentunya.
Kalau memang tujuan keuangan sudah dekat, ya boleh saja kamu mulai pindahkan ke instrumen yang lebih rendah risiko, yang tidak berhubungan langsung dengan pasar produk keuangan. Misalnya ke tabungan biasa, atau deposito. Pastikan kamu memiliki dana cukup untuk menambal penurunan portofolio ini ya.
2. Pilih instrumen dengan value yang jelas
Kalau lagi goyang begini, tips investasi yang bisa dilakukan adalah memilih produk-produk yang sudah jelas value-nya dan memiliki track record yang bisa dipertanggungjawabkan.
Investasi saham misalnya. Pilihlah saham-saham likuid dan berfundamental bagus, alih-alih spekulasi terhadap saham-saham agresif. Sesuaikan sektor dan sentimen yang mendukung. Kalau mau sektor baik tapi sentimen kurang, ya tetap saja ya, hasilnya kurang oke.
Ingat, situasi ekonomi kita sekarang sedang dalam posisi yang labil. Carilah aman dulu, daripada nanti menyesal.
3. Dana darurat jangan ditawar!
Perkuat jaring pengaman keuanganmu, dan pertahankan supaya tetap stabil ya. Kalau mau dipakai, pastikan memang dipakai untuk keperluan yang tidak terencana, mendadak, yang sangat penting. Diskon midnight sale tidak termasuk dalam “tidak terencana, mendadak, dan sangat penting” ini ya.
Dan, kalau memang terpakai, berkomitmenlah pada diri sendiri untuk mengembalikannya ke nominal ideal kembali.
Nah, itu dia beberapa tips investasi dan juga tambahan wawasan mengenai The Fed dalam artikel kali ini. Intinya, jangan panik ya dengan perkembangan berita akhir-akhir ini. Tapi tetap pantau, agar kamu keep updated dengan apa yang terjadi sehingga bisa memutuskan yang terbaik dengan kepala dingin.