Bulan puasa sering kali dilihat sebagai waktu untuk introspeksi dan pembangunan spiritual umat muslim.
Namun, di samping aspek rohani, periode ini juga bisa jadi peluang besar untuk bisa meningkatkan keuangan pribadi. Kok bisa? Iya, karena ada beberapa perubahan rutinitas harian yang harusnya tuh bikin ada peluang untuk menabung lebih banyak.
Melalui pengelolaan keuangan yang bijak dan disiplin, bulan suci seperti ini bisa menjadi momentum ideal untuk memperkuat fondasi keuangan pribadi.
Memahami Pola Keuangan yang Berbeda
Selama bulan puasa, terdapat beberapa perbedaan signifikan dalam konteks keuangan yang memengaruhi cara mengelola anggaran dan pengeluaran. Perbedaan-perbedaan ini enggak hanya berdampak pada kebiasaan konsumsi sehari-hari tetapi juga pada kesempatan untuk menghemat dan berinvestasi.
Terus perubahan pola keuangan kayak apa yang biasanya terjadi?
1. Perubahan Pola Konsumsi
Salah satu “hasil” yang akan paling tampak dari perubahan ini adalah pengurangan, atau bahkan eliminasi, pengeluaran untuk makan siang. Ya, wajar, karena enggak ada asupan makanan selama jam tersebut.
Tapi, di sisi lain, ada peningkatan pengeluaran untuk makanan dan minuman lebih “berkualitas” pada saat sahur dan buka puasa. Terutama buka sih, soalnya umumnya pengin dikasih “reward” setelah seharian puasa.
2. Perubahan Prioritas
Nah, ini ada kaitannya dengan poin 1 di atas. Pas puasa, kita pengin ada yang lebih istimewa. Sehingga, sering kejadian pengeluaran lebih banyak untuk beli bahan makanan, termasuk opsi yang lebih mahal atau mewah.
Sebenarnya ini wajar sih. Soalnya bukan cuma soal memuaskan selera; ini adalah cara menunjukkan apresiasi dan menghargai momen berbagi bersama keluarga.
Di sisi lain, bulan ini juga menandai peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan ibadah. Zakat, infak, dan sedekah menjadi lebih lebih banyak dilakukan—sebuah komitmen untuk berbagi keberkahan dengan mereka yang membutuhkan yang diajarkan oleh agama.
So, di sini kelihatan deh. Bulan suci enggak cuma mengubah kebiasaan konsumsi kita secara fisik, tapi juga memperdalam pemahaman dan praktik keuangan kita dalam konteks yang lebih luas dan berarti.
3. Peluang Penghematan
Niatnya ibadah, umumnya orang juga jadi membatasi aktivitas sosial dan hiburan di luar rumah. Artinya, pos keuangan ini akan menjadi lebih hemat selama sebulan ini. Buat yang berkeluarga, hal ini lebih terasa secara signifikan sih. Umumnya jadi lebih banyak memanfaatkan waktu bersama keluarga di rumah.
Di sisi lain, biasanya juga ada beragam promo dan diskon yang ditawarkan oleh toko dan layanan di waktu-waktu seperti ini. Nah, kalau dimanfaatkan dengan bener, hal ini juga bisa memberikan peluang tambahan untuk menghemat. Baik itu kebutuhan pokok atau barang-barang lainnya.
Cara Meningkatkan Tabungan di Bulan Puasa
Nah, dengan beragam perubahan pola keuangan yang terjadi selama bulan puasa, ini bisa jadi kesempatan lebih banyak untuk menabung dan berinvestasi.
Penghematan yang diperoleh dari berbagai aspek pengeluaran—baik itu dari pengurangan biaya makan siang, hiburan, atau manfaat dari promo dan diskon—dapat dengan bijak dialihkan ke dalam tabungan atau berbagai bentuk investasi.
Dengan demikian, bukan hanya memenuhi kebutuhan sekarang, tapi juga menyiapkan fondasi keuangan yang kuat untuk masa depan.
So, apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan tabungan (dan investasi) mumpung lagi beribadah?
1. Buat Anggaran Khusus
Menentukan prioritas menjadi langkah awal yang krusial selama bulan puasa. Yang pertama difokuskan adalah mengidentifikasi kebutuhan paling esensial dulu, seperti bahan makanan untuk sahur dan buka puasa, serta alokasi untuk zakat dan sedekah.
Setelah kebutuhan ini teridentifikasi, penting untuk mengalokasikan atau membuat anggaran dana secara spesifik untuk masing-masingnya. Dengan demikian, ada batasan pengeluaran yang jelas untuk menghindari kelebihan belanja.
Pendekatan ini enggak cuma akan membantu dalam mengelola keuangan dengan lebih efektif selama bulan suci, tetapi juga dalam memastikan bahwa semua kebutuhan penting dapat terpenuhi tanpa mengorbankan kesehatan keuangan jangka panjang.
2. Kurangi Pengeluaran Kurang Esensial
Mengurangi pengeluaran yang kurang esensial menjadi kunci, apalagi kalau memang niatnya ibadah, ye kan?
Perbanyak deh waktu yang dihabiskan di rumah, mumpung kerja juga pulang lebih cepet, misalkan. Bukber juga boleh, tapi dibatasi.
Bulan puasa itu adalah kesempatan untuk mengevaluasi kebutuhan hiburan kita. Jadi kenapa enggak sekalian saja mencoba membangun kebiasaan baru, yang akan membuat keuangan lebih sehat, hingga nanti ketika bulan suci sudah lewat.
3. Manfaatkan Promo dan Diskon
Berburu promo Ramadan—sampai nanti Lebaran—juga boleh, tapi lebih ke pendekatan penghematan sehingga dilakukan atas kebutuhan. Bukan sekadar, “Mumpung promo!” Atau, “Kapan lagi diskon?”
Jangan lupa untuk membandingkan harga antar toko untuk mendapatkan penawaran terbaik. Buat daftar belanjaan untuk menghindari pembelian impulsif yang bisa mengganggu anggaran.
4. Simpan Penghematan
Uang yang berhasil dihemat dari pengurangan pengeluaran ini itu langsung saja dialihkan ke dalam tabungan atau rekening investasi. Kamu bisa membuat “nama” tertentu untuk tabunganmu ini, supaya jadi motivasi. Misalnya, “tabungan enggak nongkrong”, atau “tabungan enggak jajan”. Atau, bisa juga kamu bikin tabungan untuk kurban.
Kamu bisa membuat rekening khusus, misalnya buka ewallet, lalu dipakai buat nampung hasil penghematan. Atau kamu juga bisa pakai cara tradisional, pakai stoples bening. Kenapa pakai stoples bening? Karena biar kelihatan uangnya. Biasanya sih, semakin banyak kelihatannya, semakin semangat deh nabungnya.
5. Evaluasi dan Sesuaikan Anggaran secara Berkala
Agar niat baik untuk berhemat ini bisa konsisten dan kamu bisa melakukannya dengan disiplin, gunakan aplikasi keuangan atau spreadsheet untuk memantau pengeluaran. Pastikan pengeluaran ini tetap dalam batas anggaran.
Semoga nantinya kamu bisa melanjutkan kebiasaan baik ini ketika bulan puasa sudah berlalu.
Mau tahu bagaimana merencanakan FIRE dan membangun aset 300 kali gaji dengan lebih detail? Kamu harus banget punya buku ini. Kamu bisa baca dan belajar secara fleksibel, dan dapatkan insight lebih detail mengenai konsep FIRE.
Sudah bisa dibeli di toko-toko buku di kota-kota besar di Indonesia! Get your copy now!
Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!