Beberapa tahun terakhir, generasi Z makin akrab dengan berbagai layanan keuangan digital. Bukan cuma soal menabung atau investasi, tapi juga soal utang. Salah satu yang paling sering dipakai: pinjaman online.
Di sisi lain, generasi ini juga dikenal sebagai kelompok kreatif yang banyak menghasilkan karya, mulai dari konten digital sampai bisnis berbasis kekayaan intelektual. Tapi ironisnya, sebagian justru kesulitan mengelola uang yang mereka hasilkan sendiri.
Pinjaman online muncul di tengah gaya hidup yang serba cepat dan kebutuhan yang terus bertambah. Di satu sisi, ada kemudahan. Di sisi lain, ada risiko yang sering dianggap sepele.
Nah, yang jadi pertanyaan: apakah Gen Z meminjam karena benar-benar butuh, atau cuma ikut arus tren digital yang lagi ramai?
Pinjaman Online untuk Generasi Z: Kebutuhan atau Tren?
Pinjaman online atau pinjol makin populer di kalangan Gen Z, terutama yang sudah mulai bekerja atau kuliah. Tapi apakah ini muncul karena kebutuhan yang mendesak, atau sekadar tren gaya hidup?
Jawabannya bisa dua-duanya—tergantung bagaimana dan untuk apa pinjaman itu digunakan.
1. Kemudahan Akses Bikin Pinjol Jadi Pilihan Cepat
Gen Z hidup di era serba digital, jadi segala yang bisa diakses lewat aplikasi jadi pilihan utama. Pinjol menawarkan kemudahan, cukup isi data, unggah KTP, dan dana bisa cair dalam hitungan menit.
Buat Gen Z yang butuh uang cepat untuk kebutuhan mendesak, seperti bayar kos, biaya kuliah, atau modal usaha kecil-kecilan, pinjol terasa seperti solusi instan.
2. Gaya Hidup Instan dan FOMO Memicu Tren Pinjol
Di sisi lain, banyak juga yang menggunakan pinjol bukan untuk kebutuhan mendesak, tapi buat memenuhi gaya hidup. Misalnya, beli gadget terbaru, ikut liburan bareng teman, atau nonton konser.
Yang paling update, penonton Coachella 60%-nya ternyata berutang. Ya, mungkin memang tak semuanya gen Z, tapi pasti banyak juga yang termasuk ke dalam generasi ini.
Rasa FOMO (fear of missing out) dan tekanan sosial di media sosial bikin banyak Gen Z merasa harus selalu up-to-date, meski keuangan belum cukup. Di sinilah pinjol jadi jebakan.
3. Kurangnya Literasi Keuangan Jadi Masalah
Banyak Gen Z yang belum benar-benar paham soal bunga, denda keterlambatan, dan konsekuensi jika tidak membayar tepat waktu. Akibatnya, banyak yang terjebak dalam lingkaran utang. Bahkan, sampai sempat muncul berita, gen Z susah dapat kerjaan karena BI checkingnya buruk.
Di sinilah pentingnya edukasi keuangan sejak dini, supaya bisa membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan.
4. Pinjol Bisa Jadi Solusi, Asal Digunakan Bijak
Pinjaman online tidak selalu buruk. Kalau digunakan untuk kebutuhan produktif dan dengan perhitungan matang, pinjol bisa membantu. Misalnya, untuk bayar kursus tambahan yang menunjang karier, atau modal usaha kecil. Tapi kalau hanya untuk konsumsi impulsif, risikonya bisa besar.
Tip untuk Gen Z agar Tak Gampang Terjebak Pinjaman Online dan Turunannya
Supaya gak terjebak dalam lingkaran utang yang gak selesai-selesai, penting banget buat lebih waspada sebelum memutuskan ambil pinjaman online. Beberapa tip sederhana ini bisa bantu jaga langkah tetap aman, tanpa harus mengorbankan kondisi keuangan ke depannya.
1. Bedakan Kebutuhan dan Keinginan
Ini yang paling dasar. Tapi justru sering diabaikan. Kadang karena lagi promo besar-besaran atau barang yang diinginkan keliatan “murah”, jadi merasa butuh. Padahal, itu cuma keinginan. Bukan kebutuhan.
Kalau memang gak mendesak dan bisa ditunda, jangan langsung cari pinjaman. Coba pikir dua kali. Uang yang dipinjam hari ini harus dibayar nanti — plus bunganya. Jadi, pastikan tujuannya memang penting.
Baca juga: Cara Mengelola Keuangan yang Tepat untuk Gen Z
2. Jangan Tergoda Proses Instan
Salah satu alasan pinjol begitu digemari adalah prosesnya cepat. Gak perlu jaminan, gak perlu datang ke kantor, dana langsung cair ke rekening. Tapi di balik semua kecepatan itu, ada konsekuensi yang gak main-main.
Bunga bisa tinggi, dan denda telat bayar bisa nambah tiap hari. Bahkan, kalau salah pilih pinjol, data pribadi bisa disalahgunakan. Jadi, jangan karena mudah lalu asal klik “setuju”. Tahan dulu. Cek, baca ulang, baru ambil keputusan.
3. Biasakan Punya Dana Darurat
Dana darurat itu penting banget. Gak perlu langsung gede nominalnya. Cukup konsisten menyisihkan uang dari penghasilan bulanan. Sedikit demi sedikit lama-lama jadi tameng.
Misalnya, kamu sisihikan Rp20.000 per minggu. Sebulan bisa kumpul Rp80.000. Enam bulan udah hampir setengah juta. Dana ini bisa jadi penyelamat waktu butuh uang mendadak. Jadi gak perlu lari ke pinjol setiap kali kepepet.
4. Pelajari Cara Kerja Pinjol
Jangan asal pinjam. Harus tahu dulu aturan mainnya. Setiap pinjol punya sistem sendiri soal bunga, tenor, dan denda. Misalnya, ada yang kelihatannya bunganya kecil, tapi ternyata harian. Artinya, makin lama nunggak, makin mencekik.
Pilih pinjol yang terdaftar dan diawasi OJK. Cek daftarnya di website resmi OJK. Jangan pakai pinjol yang cuma bermodal aplikasi tapi gak jelas legalitasnya. Karena risiko data bocor dan penagihan kasar itu nyata.
5. Hati-Hati Gaya Hidup FOMO
Scrolling medsos tiap hari bisa bikin pengin ikut tren. Orang lain jajan kopi mahal, staycation, pakai gadget terbaru, update liburan sampai konser. Lama-lama jadi merasa ketinggalan. FOMO itu bisa bikin siapa saja lupa realita keuangan.
Kalau belum mampu, enggak apa-apa, padahal. Bukan berarti gagal hidup. Prioritaskan stabilitas keuangan dulu, baru mikir gaya hidup. Lagi pula, hidup gak harus selalu kelihatan keren di Instagram.
6. Cari Alternatif Selain Pinjol
Pinjaman bukan satu-satunya jalan. Ada banyak cara lain buat dapat uang tambahan. Bisa mulai jual barang bekas yang masih layak. Bisa coba kerja freelance kecil-kecilan, seperti nulis, desain, atau jadi admin online shop.
Kalau masih kuliah, bisa cari beasiswa atau dana bantuan. Beberapa kampus juga punya program keringanan biaya. Intinya, cari opsi yang gak langsung bikin terikat utang.
7. Ngobrol Keuangan Itu Nggak Tabu
Kadang malu buat cerita soal masalah uang. Padahal, justru dengan ngobrol, bisa dapet jalan keluar. Bisa minta saran dari orang yang lebih pengalaman, kayak kakak, dosen, atau teman kerja.
Mereka mungkin pernah di posisi yang sama. Atau bahkan punya info soal peluang yang gak kamu tahu. Jadi, jangan pendam sendiri. Cari tempat yang nyaman buat cerita dan diskusi. Uang bukan hal tabu. Yang bahaya justru kalau gak pernah dibahas.
Baca juga: Tip Menghindari Penipuan Berkedok Pinjaman Online lewat WA dan SMS
Menjadi generasi yang tumbuh di tengah teknologi dan punya banyak akses ke peluang, Gen Z sebenarnya punya modal besar untuk membangun masa depan finansial yang kuat. Apalagi banyak yang sudah mulai menciptakan karya, membangun usaha, atau menghasilkan kekayaan intelektual sejak muda.
Sayangnya, semua itu bisa jadi sia-sia kalau gak dibarengi kebiasaan kelola uang yang sehat. Terjebak utang dari pinjaman online justru bisa menjauhkan dari tujuan jangka panjang seperti FIRE.
Jadi kalau memang ingin bebas secara finansial lebih cepat, penting buat mulai bijak sejak sekarang: tahan gaya hidup impulsif, kelola utang dengan kepala dingin, dan fokus ke hal-hal yang benar-benar bernilai untuk masa depan.
Mau tahu bagaimana merencanakan FIRE dan membangun aset 300 kali gaji dengan lebih detail? Kamu harus banget punya buku ini. Kamu bisa baca dan belajar secara fleksibel, dan dapatkan insight lebih detail mengenai konsep FIRE.
Sudah bisa dibeli di toko-toko buku di kota-kota besar di Indonesia! Get your copy now!
Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!