Bawa Rubicon, Pajero, Harley Davidson; kuliah di universitas yang SPPnya ratusan juta per semester, liburan ke Eropa, pakai bvlgari, sakit nggak perlu pakai antre di barisan BPJS Kesehatan. Jadi anak orang kaya itu memang bawa banyak privilege, memang.
Namun, di sisi lain, menjadi anak orang kaya juga dapat menjadi beban lo! Mereka kudu menghadapi tekanan untuk terus mempertahankan gaya hidup mewah dan memiliki harapan tinggi dari orang tua. Belum lagi kekayaan semakin jadi hal sensitif belakangan. Terutama ketika salah sedikit, rentan dirujak sama netizen. Dan, tahu sendiri kan, netizen kalau udah ngerujak? Keluarga kebawa-bawa, orang tua ditelusur, sekolah sama kampus juga kena imbas. Runyam segala urusan.
So, mau jadi anak orang kaya atau rakyat jelata, kita memang kudu bijak. Tapi jadi rakjel yang bijak mah … emang sudah biasa. Tapi jadi anak orang kaya yang bijak … nah, itu kayaknya agak jarang dibahas. Apalagi belakangan, yekan?
Jadi, seandainya kamu berteman dengan anak orang kaya (dan belagu), atau kamu adalah orang kaya dan punya anak, atau kamu sendiri adalah tipe orang yang ya … gitu deh, ada baiknya kamu share atau simak artikel ini sampai selesai.
Kriteria Seseorang Bisa Dikatakan Kaya
Sepertinya sih subjektif ya.
Kriteria seseorang dikatakan kaya dapat bervariasi tergantung pada konteks dan perspektifnya. Namun, berikut adalah beberapa faktor yang sering kali dianggap sebagai penentu seseorang kaya:
Kekayaan finansial
Kekayaan finansial merupakan faktor yang paling sering dijadikan ukuran kaya atau tidaknya seseorang. Seseorang yang memiliki kekayaan yang signifikan, seperti aset, investasi, atau penghasilan yang tinggi, dapat dianggap sebagai orang kaya.
Tingkat pendapatan
Nah, ya, itu tadi. Tingkat pendapatan juga dapat menjadi faktor penentu kaya atau tidaknya seseorang. Orang dengan pendapatan yang tinggi cenderung dianggap lebih kaya daripada orang dengan pendapatan rendah.
Gaya hidup
Orang yang mampu membeli barang-barang mewah seperti Rubicon, motor Harley Davidson, rumah mewah, atau liburan eksklusif ke benua yang jauh, sering dianggap sebagai orang kaya.
Status sosial
Status sosial juga dapat memengaruhi persepsi tentang kekayaan seseorang. Orang yang memiliki posisi atau jabatan yang tinggi, seperti CEO, pemimpin politik, atau selebriti, sering dianggap sebagai orang kaya. (Padahal ya bisa saja kan karyawan kaya?)
Pengaruh
Seseorang yang memiliki pengaruh atau kekuasaan yang signifikan dalam suatu bidang, seperti bisnis, politik, atau media, juga sering dianggap sebagai orang kaya.
Yep, definisi kaya memang subjektif. Buat yang biasa naik Honda Beat, mereka yang punya Kawasaki Ninja bisa jadi dianggap kaya. Sementara yang punya Harley Davidson akan dianggap lebih kaya lagi.
So, penting untuk diingat bahwa definisi kaya dapat bervariasi tergantung pada konteks dan perspektif yang digunakan. Ada orang yang mungkin merasa kaya dengan memiliki hidup yang seimbang, bahagia, dan memiliki waktu luang yang cukup, sementara orang lain mungkin merasa kaya dengan memiliki pengalaman atau kebebasan yang unik. Oleh karena itu, kaya dapat diartikan secara berbeda oleh setiap orang.
Jadi, karena definisinya bisa beragam, pun rentan terhadap kondisi sosial saat ini, adalah penting bagi anak orang kaya mana pun untuk bijak dalam bersikap.
Sikap Bijak yang Harus Dimiliki oleh Setiap Anak Orang Kaya
Belajar menghargai uang dan mengelola keuangan secara bijak
Meskipun hidup dalam keluarga sultan, bukan berarti anak orang kaya tersebut akan hidup bebas tanpa batas.
Penting untuk mengajarkan anak-anak untuk menghargai uang dan mengelola keuangan secara bijak. Anak-anak yang bijak akan memahami nilai uang dan memperoleh pengalaman mengenai pengelolaan keuangan dengan membuka tabungan, investasi, dan pengalaman bekerja untuk mendapatkan penghasilan mereka sendiri.
Terlibat dalam kegiatan sosial dan memberikan kontribusi kepada masyarakat
Anak orang kaya harus memahami keuntungan atau privilege dari posisi mereka dalam masyarakat dan memperhatikan tanggung jawab sosial mereka.
Misalnya saja, aktif dalam kegiatan sosial. Dengan demikian, anak orang kaya tersebut dapat mempelajari arti kebersamaan dan memberikan kontribusi bagi masyarakat. Terlibat dalam kegiatan sosial seperti menjadi relawan atau memberikan donasi untuk amal juga dapat membantu membangun hubungan sosial dan memperluas jaringan mereka.
Menjadi mandiri dan berprestasi
Sebagai anak orang kaya, sering kali terdapat tekanan untuk mengejar karier dan meraih kesuksesan yang besar. Mereka harus tetap mandiri dan mengembangkan diri dengan meraih prestasi yang berasal dari usaha mereka sendiri. Mereka harus memilih karier atau bisnis yang sesuai dengan minat dan bakat mereka, serta mampu menunjukkan bahwa mereka dapat meraih kesuksesan dengan kerja keras mereka sendiri.
Menjalin hubungan yang sehat dengan keluarga dan teman
Ketika hidup di dalam keluarga kaya, sering kali tekanan dan ekspektasi yang tinggi dapat menjadi sulit untuk diatasi. Namun, menjadi anak orang kaya yang bijak berarti kudu siap menjalin hubungan yang sehat dengan keluarga dan teman.
Menghargai dan menghormati orang lain, mendengarkan dan memperhatikan pandangan mereka, serta berkomunikasi dengan terbuka dapat membantu menjaga hubungan yang sehat dan memperkuat ikatan keluarga dan persahabatan.
So, kesimpulannya, menjadi anak orang kaya yang bijak memerlukan kerja keras, pengorbanan, dan komitmen. Hal ini meliputi mempelajari cara mengelola keuangan secara bijak, terlibat dalam kegiatan sosial, meraih prestasi yang berasal dari usaha sendiri, dan menjalin hubungan yang baik dengan lingkungan di sekitarnya.
Nah, jadi menurutmu, lebih enak jadi anak orang kaya atau rakyat jelata biasa aja?
Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!