Pernah dengar soal obligasi tapi belum yakin, apaan sih itu? Banyak orang mulai melirik instrumen ini buat cari penghasilan tambahan. Sebelum ikut-ikutan beli, penting banget paham dulu apa itu obligasi dan bagaimana cara kerjanya. Soalnya, beda dengan saham atau tabungan biasa, obligasi punya sistem yang unik, tapi ramah untuk pemula.
Nah, kalau ngomongin soal penghasilan pasif, obligasi ini memang sering jadi pilihan. Pasalnya, instrumen ini memang bisa banget memberikan aliran dana rutin tanpa perlu repot.
Tapi ya, pastinya ada strategi khusus biar hasilnya maksimal dan risikonya tetap aman. Nah, sebelum masuk ke bagian itu, yuk kenali dulu apa itu obligasi dan dasar-dasarnya dengan cara yang simpel dan nggak bikin pusing.
Apa Itu Obligasi? Ini Pengertian dan Cara Kerjanya
Apa itu obligasi? Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan, pemerintah, atau lembaga lain sebagai cara untuk mengumpulkan dana.
Saat membeli obligasi, itu artinya kamu sedang memberikan pinjaman kepada pihak penerbit obligasi. Sebagai gantinya, kamu akan menerima bunga (disebut kupon) secara berkala serta pelunasan pokok utang saat jatuh tempo.
Obligasi biasanya punya jangka waktu tertentu, misalnya 1 tahun, 5 tahun, atau 10 tahun, sesuai kesepakatan atau penawarannya. Dibanding saham, obligasi dianggap lebih aman karena memberikan pendapatan tetap, meskipun potensi keuntungannya juga lebih terbatas.
Baca juga: Cara Investasi Obligasi yang Bisa Diterapkan oleh Siapa Saja
Gampangnya, cara kerjanya adalah seperti ini.
1. Dibeli dengan Harga Tertentu
Saat obligasi diterbitkan, ada harga yang harus dibayar untuk memilikinya. Misalnya, satu obligasi dijual Rp1.000.000. Harga ini disebut nilai nominal. Begitu beli, berarti ikut meminjamkan uang ke penerbitnya. Bisa pemerintah, perusahaan, atau lembaga lain.
Uangnya nanti dipakai untuk membiayai proyek atau kebutuhan tertentu. Sebagai gantinya, pemegang obligasi akan dapat bunga rutin selama masa pinjaman.
2. Menerima Kupon (bunga) secara Rutin
Setiap obligasi punya bunga yang disebut kupon. Misalnya, kupon 6% per tahun dari nilai nominal Rp1.000.000. Artinya, akan menerima Rp60.000 setiap tahun. Kalau dibayar dua kali setahun, berarti Rp30.000 setiap enam bulan.
Bunga ini dibayarkan selama obligasi masih dipegang. Jadi meskipun harga pasar obligasi naik turun, kupon tetap dibayar sesuai kesepakatan awal.
3. Menerima Kembali Pokok saat Jatuh Tempo
Obligasi punya masa berlaku. Bisa satu tahun, lima tahun, atau bahkan lebih dari sepuluh tahun. Di akhir masa itu, uang yang tadi dipinjamkan akan dikembalikan penuh. Jadi kalau dari awal beli seharga Rp1.000.000, maka saat jatuh tempo, akan menerima kembali Rp1.000.000.
Ini yang bikin obligasi tergolong instrumen pendapatan tetap. Karena selain bunga rutin, pokok utang juga dijamin kembali. Okors, kalau penerbitnya enggak gagal bayar.
4. Ada Peluang Untung dari Selisih Harga (Capital Gain)
Obligasi nggak harus ditahan sampai jatuh tempo. Bisa dijual kapan saja di pasar sekunder. Kalau dijual saat harga naik, ada potensi untung.
Misalnya, beli Rp1.000.000 lalu dijual Rp1.050.000, berarti dapat untung Rp50.000 dari selisih harga itu. Tapi kalau harga turun dan dijual di bawah harga beli, tentu bisa rugi. Jadi potensi capital gain ini tergantung kondisi pasar dan waktu penjualan.
Strategi Memanfaatkan Obligasi sebagai Passive Income
Sekarang sudah dapat gambaran dasar tentang apa itu obligasi dan kenapa instrumen ini cocok untuk dijadikan sumber penghasilan pasif. Tapi biar manfaatnya benar-benar terasa, nggak cukup hanya beli lalu ditinggal begitu saja.
Ada beberapa strategi sederhana yang bisa diterapkan supaya kupon rutin tetap mengalir, risiko tetap terkendali, dan tujuan keuangan bisa tercapai dengan lebih tenang. Berikut beberapa langkah yang bisa dipertimbangkan.
1. Pilih Obligasi dengan Kupon Rutin
Kalau tujuannya untuk punya penghasilan pasif, penting banget paham dulu apa itu obligasi. Intinya, obligasi adalah surat utang yang bisa kasih pemasukan rutin lewat kupon atau bunga. Jadi jangan asal beli.
Pilih yang kasih kupon secara teratur. Ada yang dibayar tiap bulan, ada juga yang tiap 6 bulan. Misalnya kamu beli obligasi dengan kupon 6% per tahun, dan bayarnya per 6 bulan, berarti kamu dapat pemasukan dua kali setahun tanpa harus ngapa-ngapain.
Uangnya langsung masuk ke rekening. Tinggal duduk, santai, dan biarkan kupon jalan terus. Cocok banget buat yang mau penghasilan stabil tanpa ribet.
2. Sesuaikan Jangka Waktu dengan Kebutuhan
Obligasi itu punya masa jatuh tempo. Ada yang 1 tahun, 3 tahun, 5 tahun, bahkan sampai 10 tahun lebih. Kalau butuh uang rutin dalam waktu dekat, lebih baik pilih obligasi jangka pendek. Tapi kalau ingin passive income untuk pensiun 10 tahun lagi, ambil yang jangka panjang.
Semakin panjang durasinya, biasanya bunganya juga lebih tinggi. Tapi tentu harus siap uangnya “nggak diutak-atik” dulu sampai waktunya cair.
Jadi jangan asal pilih, sesuaikan sama rencana keuangan.
3. Diversifikasi di Beberapa Obligasi
Jangan taruh semua telur di satu keranjang. Prinsip itu juga berlaku di obligasi. Itulah mengapa penting untuk pahami dulu apa itu obligasi buat yang baru pertama kali, supaya lebih mudah atur strategi.
Supaya aliran pendapatan lebih stabil dan risiko bisa ditekan, sebaiknya beli obligasi dari beberapa jenis. Bisa kombinasi antara obligasi pemerintah dan obligasi korporasi. Atau bisa juga kombinasi jangka pendek dan jangka panjang.
Kalau salah satu nggak perform, yang lain masih bisa backup. Jadi passive income tetap jalan terus tanpa terganggu.
4. Gunakan Obligasi Pemerintah untuk Keamanan
Buat yang baru mulai, bisa pertimbangkan beli obligasi dari pemerintah. Misalnya ORI (Obligasi Ritel Indonesia) atau SBR (Savings Bond Ritel).
Kenapa ini cocok buat passive income? Karena risikonya sangat rendah. Uang kamu dijamin negara. Kuponnya tetap, dan pasti dibayar. Jadi nggak perlu takut kehilangan dana pokok.
Apalagi sekarang beli obligasi pemerintah bisa lewat aplikasi online. Gampang dan praktis. Tinggal pilih seri yang cocok, lalu nikmati kuponnya secara rutin.
5. Reinvest Kupon agar Pendapatan Tumbuh
Ini strategi buat yang mikir jangka panjang. Setiap kali dapat kupon, jangan langsung dipakai habis. Sisihkan sebagian buat beli obligasi baru. Dengan begitu, kamu nggak cuma dapat kupon dari obligasi awal, tapi juga dari yang baru.
Lama-lama, jumlah kupon yang masuk makin besar. Efek ini disebut compounding. Pendapatan pasif kamu tumbuh sendiri seiring waktu. Tanpa perlu nambah modal dari luar, cukup manfaatkan hasil investasi sebelumnya.
Baca juga: Cara Investasi Dolar untuk Pemula: Panduan Praktis Mulai dari Nol
Paham apa itu obligasi dan tahu cara memanfaatkannya dengan tepat bisa jadi langkah awal buat membangun penghasilan pasif yang stabil. Dengan strategi yang pas, instrumen ini bukan cuma jadi tempat menyimpan uang, tapi juga bisa bantu mewujudkan tujuan keuangan jangka panjang. Kuncinya ada di konsistensi dan perencanaan.
Jadi, nggak perlu buru-buru, cukup mulai dari yang sederhana dan pelajari sambil jalan.
Mau tahu bagaimana merencanakan FIRE dan membangun aset 300 kali gaji dengan lebih detail? Kamu harus banget punya buku ini. Kamu bisa baca dan belajar secara fleksibel, dan dapatkan insight lebih detail mengenai konsep FIRE.
Sudah bisa dibeli di toko-toko buku di kota-kota besar di Indonesia! Get your copy now!
Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!