Sudah tahu ya, apa fungsi asuransi dan betapa pentingnya bagi kita untuk memilikinya. Yah, paling nggak, punya BPJS Kesehatan deh! Preminya terjangkau banget, dan manfaat perlindungannya—so far, sependek pengamatan—justru paling lengkap. Ini menurut saya, asuransi kesehatan terbaik banget deh, dari pemerintah.
Bahkan, kamu sudah sakit pun, mengajukan jadi peserta tuh masih bisa diterima loh. Asuransi kesehatan swasta lain nggak ada yang kayak gitu.
Apalagi di zaman sekarang, yekan? Penyakit udah macem-macem banget. Kayaknya, makin banyak aja tuh macam penyakit yang diderita oleh orang-orang zaman now. Nggak usah nyebutin COVID-19 deh, penyakit endemik lain tuh juga banyak. Belum yang bersifat kronis dan akut.
Nah, kalaupun kemudian ada yang dirasa kurang dari BPJS Kesehatan, kamu bisa tuh menambah asuransi kesehatan sendiri. Pasalnya, meski lengkap, program jaminan kesehatan dari pemerintah ini juga ada kekurangannya juga. Salah satunya yang “cukup menyebalkan” adalah soal antrean dan rujukan berjenjang.
Soal antrean, ya maklumlah ya, namanya juga asuransi buat seluruh rakyat Indonesia di mana pun berada, gitu. Banyak yang pakai, dan karena memang jadi murah sekali pengobatan dan perawatan kesehatan kita kalau bisa memanfaatkannya dengan baik.
Soal rujukan berjenjang, ya ini juga sudah ketentuan. Sebenarnya kalau memang gawat darurat, kita bisa langsung ke RSUP, tanpa harus ke faskes di tingkat terendah lebih dulu. Cuma, kadang ya kita maunya pengin langsung ditangani oleh dokter spesialis, karena satu dua pertimbangan. Nah, BPJS Kesehatan enggak meng-cover nih kalau kayak gini.
So, mari kita asumsikan kamu butuh tambahan asuransi kesehatan. Lalu, seperti apa sih asuransi kesehatan terbaik itu? Setidaknya ada 3 ciri asuransi kesehatan terbaik yang patut kamu pertimbangkan saat memilih. Mari kita lihat.
[toc]
Ciri Asuransi Kesehatan Terbaik
1. Punya jaringan kerja sama dengan banyak rumah sakit
Ini paling penting sih. Pasalnya, jaringan yang luas—misalkan punya kerja sama dengan rumah sakit-rumah sakit terbaik di seluruh Indonesia gitu—bikin kita tenang ketika pergi ke mana pun. Jadi selalu bisa dipakai, in case kita sakit di kota lain. Misalnya lagi perjalanan dinas atau tujuan apa pun sedang berada di kota lain, selain kota domisili kita.
Karena kalau enggak punya kerja sama dengan rumah sakit yang cukup luas, itu artinya kalau mengajukan klaim, kita juga akan terbatas. Bahkan bisa saja klaim ditolak.
Dan, terutama, menyangkut poin berikutnya ini nih.
2. Cashless
Sistem klaim asuransi kesehatan itu kan ada dua jenis, yaitu cashless dan reimbursement. Tapi menurut saya pribadi, asuransi kesehatan terbaik itu yang bisa klaim secara cashless, di mana saja kapan saja.
Metode klaim secara cashless ini kita udah nggak usah ribet lagi. Misalnya lagi di rumah sakit, tinggal bilang kalau kita peserta asuransi kesehatan A gitu, antara rumah sakit dan asuransi kesehatannya akan berkoordinasi sendiri. Kita pun akan dimudahkan prosesnya.
Beda kalau reimbursement, kita mesti nalangin dulu. Artinya, kita mesti punya duit. Ya, enggak apa sih, ada dana darurat. Tapi kalau bisa kan ya, nggak usah mencairkan dana darurat, manfaat asuransi sudah bisa kita dapatkan toh?
Nah, metode klaim ini enggak akan bisa kita dapatkan, kalau perusahaan asuransi yang bersangkutan enggak punya kerja sama dengan rumah sakit tempat kita dirawat. Dengan demikian, kita mesti nalangin dulu, baru deh minta direimburse. Takes time, of course, dan pastinya lebih ribet.
3. Murni
Maksudnya apa nih murni?
Ada jenis asuransi yang menjadikan asuransi kesehatan sebagai rider asuransi utamanya. Kenapa asuransi kesehatan terbaik itu yang murni, alias berdiri sendiri?
Karena manfaatnya akan bisa didapatkan secara penuh.
Asuransi kesehatan yang “hanya” menjadi rider akan membagi porsi premi untuk alokasi asuransi jiwa dan investasi, dan kemudian baru asuransi kesehatan. Dengan demikian, porsinya menjadi sangat kecil.
Berbeda dengan asuransi kesehatan murni, yang manfaatnya memang fully untuk perawatan kesehatan, sehingga preminya sendiri murah, dan pastinya manfaat perlindungannya ya bisa pol.
Asuransi kesehatan yang murni ini pun bentuknya ada yang asuransi kesehatan tradisional maupun asuransi kesehatan unitlink. Nah, mau yang mana, sudah pasti harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuanmu, karena harga preminya berbeda, pun manfaat perlindungannya juga berbeda.
Nah, setelah tahu 3 ciri utama asuransi kesehatan terbaik, lalu gimana ya cara memilihnya sekarang?
Memilih Asuransi Kesehatan Terbaik
1. Kenali kebutuhan
Asuransi kesehatan terbaik itu yang kayak gimana? Ya, yang sesuai dengan kebutuhanmu. So, sangat relatif sebenernya. Tergantung kebutuhan seperti apa yang kamu punya.
Misalnya, kamu butuh yang standar aja. Toh, sudah ada BPJS Kesehatan. Badan kamu juga masih dalam kondisi fit, bisa olahraga teratur, makan juga normal—kadang sehat, kadang cheating. Biasalah. Usia juga masih muda.
Tapi, kamu mungkin butuh asuransi yang lebih banyak meng-cover rawat inap, karena kamu ada penyakit yang memang akan banyak mengharuskanmu untuk menginap di rumah sakit untuk pengobatan.
Biasanya biaya rawat inap itu memang lebih besar, sehingga banyak orang memilih prioritas asuransi kesehatan tambahannya untuk meng-cover di area ini. Untuk rawat jalan dan pengobatan, pakai BPJS Kesehatan.
So, kenali kebutuhanmu. Dengan mengenali kebutuhan sendiri, kamu akan tahu asuransi seperti apa yang sesuai dan bisa kamu manfaatkan semaksimal mungkin.
2. Sesuaikan kemampuan
Nah, ini juga perlu pertimbangan tersendiri nih.
Misalkan, kita ambil yang premi mahal—pastinya fasilitasnya juga lebih lengkap—tapi kalau terus mengganggu kebutuhan sehari-hari ya, kurang bagus juga. Nggak lucu kan, kalau misalkan buat bayar premi, kita terus harus ngutang? Hadeh ….
Tapi, di sisi lain, kalau manfaatnya terlalu minim, bisa jadi saat dibutuhkan, kita akan harus nombok terlalu banyak. Ini bahaya juga buat keuangan, apalagi kalau kita nggak punya dana darurat atau dana daruratnya tipis.
So, pertimbangkan dengan saksama. Balik lagi ke poin pertama: sesuai dengan kebutuhan.
3. Bandingkan satu sama lain
Kayak mau beli barang, bandingkan produk asuransi satu dengan yang lain sebelum memutuskan asuransi kesehatan terbaik mana yang kamu butuhkan untuk dimiliki.
Jangan langsung main beli, tanpa tahu perbandingannya satu dengan yang lain, karena produk asuransi itu banyak banget. Paling nggak ya antara 2 sampai 3 produk harus kamu komparasi. Terutama dari jangkauan perlindungannya, besar preminya—yang dibandingkan dengan manfaatnya—dan juga rekam jejak perusahaan asuransi itu sendiri.
Ada banyak perusahaan asuransi yang bermasalah dalam pengurusan klaim. So, pastikan kamu melakukan survei kecil-kecilan dulu sebelum memutuskan produk asuransi kesehatan terbaik mana yang hendak diambil.
4. Pelajari polis dan ketentuan dengan saksama
Ada asuransi kesehatan yang mensyaratkan masa tunggu penyakit. Maksudnya, beberapa jenis penyakit tidak dapat diklaim dalam jangka waktu tertentu. Misalnya untuk penyakit asma, ginjal, diabetes, vertigo, jantung, hipertensi, dan sejenisnya. Kita mesti nunggu dulu, misalnya satu tahun sejak masa berlaku asuransi, jika hendak mengajukan klaim untuk penyakit ini.
Karena itu, pelajarilah polis dan ketentuan dengan saksama.
Ada juga yang menentukan soal pre-existing conditions. Ini beda dengan masa tunggu. Jika kamu sakit akibat pre-existing conditions, maka klaim kamu akan ditolak. So, pastikan kamu tahu apa saja yang masuk ke dalam pre-existing conditions ini.
Pastikan juga bahwa asuransi kesehatan tersebut memiliki kerja sama dalam jaringan yang luas dengan rumah sakit-rumah sakit bereputasi baik juga.
Pastikan Kamu Dapat yang Terbaik
Nah, memang bakalan banyak yang perlu dipelajari dan dipahami saat kamu hendak memilih asuransi kesehatan terbaik.
Semoga sedikit ulasan di atas dapat membantumu memutuskan ya. Semoga kamu bisa segera punya asuransi kesehatan yang dapat melindungimu dari risiko finansial yang bisa terjadi akibat menurunnya kesehatan.
Namun, meski sudah ada asuransi, adalah penting untukmu tetap menjaga tubuh agar tetap sehat ya. Olahraga teratur, makan sehat, dan jangan lupa istirahat.