Belajar bisnis online? Enggak ada kamus terlambat. Kapan pun kamu siap, kamu selalu bisa memulai bisnis kapan saja. Faktanya, bisnis online memang bisa jadi alternatif penghasilan tambahan, terutama buat kamu yang kerjaannya kantoran tapi masih punya banyak waktu luang di luar jam kerja.
So, kita akan bahas khusus tentang belajar bisnis online di artikel ini. Mulai dari menentukan produk, sampai alternatif cara pemasarannya. Ketimbang kepanjangan, yuk, langsung simak cara bisnis online dari awal sampai akhir ya!
[toc]
Panduan Belajar Bisnis Online
Well, sekadar mengingatkan, bahwa cara memulai bisnis itu enggak pernah mudah. Tapi, kalau siap bekerja keras, nantinya bisa saja yang sebelumnya merupakan penghasilan tambahan akhirnya malah jadi diseriusin dan jadi pekerjaan utama.
So, buat kamu yang memang berniat belajar bisnis online, ini dia beberapa tip buat kamu.
1. Temukan kebutuhan (calon) target pasar
Kadang, di sinilah kekeliruannya. Terkadang yang terjadi adalah saat kita memilih produk yang ingin dijual, keputusannya berdasarkan keinginan kita sendiri—yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan pasar.
Akibatnya ya, kalau enggak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh calon target pasar, ya gimana bisa laku, iya kan? Dengan menjual produk yang sesuai dengan kebutuhan orang banyak, maka peluang untuk laku itu lebih besar.
CBS Insight pernah membuat penelitian, bahwa 42% perusahaan rintisan itu bangkrut yang disebabkan oleh kegagalan mengidentifikasi kebutuhan pasar. Pasalnya, produk yang ditawarkan tidak bisa menjadi solusi atas masalah yang dialami oleh (calon) pelanggannya.
Jadi, saat belajar bisnis online dan untuk menentukan kebutuhan target pasar, lakukan hal-hal berikut:
- Cari masalah orang-orang yang ada di sekitarmu
- Observasi langsung, jangan hanya berasumsi. Tanyai orang-orang, lakukan polling atau survei di media sosial.
- Pilih masalah yang berpotensi bisnis yang baik
2. Survei mereka yang sudah lebih dulu menekuni bisnis ini
Belajar bisnis online, kamu juga perlu untuk mengenali siapa saja yang akan menjadi “lawan”-mu. Jika mereka lebih sukses, belajarlah dari mereka. Jika mereka melakukan kesalahan, belajarlah juga dari kesalahan tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Mereka punya channel pemasaran di mana saja?
- Apakah mereka memanfaatkan media sosial? Atau website? Atau ada platform yang lain?
- Apakah mereka punya lapak online di ecommerce? Ecommerce atau marketplace mana saja yang mereka manfaatkan?
- Foto produk mereka seperti apa?
- Bagaimana cara mereka menyampaikan pesan kepada pelanggan?
- Metode customer service seperti apa yang mereka lakukan?
- Mereka pernah melakukan promosi seperti apa saja?
- Apakah mereka cukup aktif berinteraksi dengan follower atau pelanggan?
- Bagaimana rata-rata rating produknya?
- Bagaimana testimoni pelanggan mereka?
- Apa yang biasanya dikeluhkesahkan oleh pelanggan mereka?
- Metode pembayaran apa saja yang mereka gunakan?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas akan sangat membantu kamu membuat deskripsi detail terhadap kompetitor. Dengan demikian, kamu akan tahu kelebihan dan kelemahan mereka. Kamu juga bisa membuat strategi untuk mengisi kelemahan yang ada dan mengadopsi sistem bisnis mereka—tentunya dengan disesuaikan kondisi bisnismu.
Ada beberapa tipe kompetitor yang mesti kamu perhatikan:
- Kompetitor utama: bisnisnya memiliki target pasar yang sama persis dengan (calon) bisnismu, atau bisa juga punya produk yang sama. Misalnya, sama-sama jualan baju muslim wanita dewasa.
- Kompetitor sekunder: punya produk sejenis tapi target pasarnya berbeda. Misalnya, kamu mau jualan baju muslim wanita dewasa big size. Nah, toko online yang jualan baju muslim anak-anak akan menjadi kompetitor sekundermu.
- Kompetitor tersier: mereka punya produk yang ada kaitannya dengan produk yang kamu jual. Misalnya, kamu jualan baju muslim wanita, dan ada olshop yang punya signature products berupa pashmina.
Nah, identifikasi para kompetitor menurut tipenya masing-masing, dan tandain deh, yang paling “mengancam”. Ada satu hal penting yang harus kamu lakukan kemudian: cari celah agar kamu bisa memenangkan kompetisi. Kamu bisa mencari apa yang kurang dari mereka, dan cari solusi untuk menyelesaikan kekurangan itu untuk jadi kelebihan bisnismu.
3. Tentukan model bisnis
Pertanyaan selanjutnya dalam belajar bisnis online adalah model seperti apa yang cocok dan akan menguntungkan untukmu? So, kamu harus membuat bisnis plan sedetail yang kamu bisa.
Produk yang sama, bisa dijual dengan berbagai macam cara. Misalnya saja:
- Menjual produk sendiri, misalnya kamu berjualan pernak-pernik home décor yang kamu buat sendiri. Artinya, kamu menjual hasil buatan tanganmu sendiri.
- Punya workshop, lalu meng-hire sejumlah pekerja dengan alat kerja yang kamu sediakan. Ini juga termasuk menjual produk sendiri sih, tetapi kamu lebih ke manajemennya.
- Reselling dari supplier, kamu mengambil barang dari orang lain dan kemudian menjualnya. Keuntungan didapatkan dari selisih margin dengan harga kulakan.
- Dropship, kamu bekerja sama dengan supplier, mirip dengan reselling. Tapi kalau reselling, kamu harus nyetok barang dulu baru dijual. Dropship memungkinkanmu untuk bisa berjualan tanpa harus nyetok barang.
- Afiliasi, dengan referral. Untuk setiap kali pembelian, kamu akan mendapatkan komisi. Ini bisa dibilang pure marketing aja.
Nah, jadi, yang mana yang cocok kamu lakukan? Hanya kamu sendiri ya, yang bisa menentukan.
4. Buat peta target pasar
Setelah kamu melakukan riset pasar terhadap kebutuhan orang banyak, pun survei kompetitor, tahap berikutnya dalam belajar bisnis online adalah menentukan target pasarmu sendiri.
Beberapa pertanyaan yang bisa memandumu untuk membuat persona pelanggan:
- Siapa mereka?
- Laki-laki atau perempuan?
- Berapa usia mereka? Buatlah yang spesifik dan rentangnya tidak terlalu jauh, sehingga akan lebih tertarget dan lebih mudah dibuat strateginya
- Di mana saja mereka tinggal? Buat deskripsi daerah domisili mereka.
- Apa pekerjaan mereka?
- Berapa penghasilan mereka?
- Apa pendidikan terakhirnya?
- Menikah, single, atau status yang lain?
- Apa saja hobi mereka?
- Apa value atau mindset yang mereka miliki?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas akan membantumu mendeskripsikan seperti apa target pasarmu. Dengan target pasar yang terdefinisikan dengan baik, kamu akan lebih mudah menentukan produk seperti apa yang kamu jual, strategi marketing apa yang paling tepat, bahasa seperti apa yang harus kamu gunakan, dan di mana kamu harus memasarkan produkmu.
5. Buat lapaknya
Zaman sekarang, orang bisnis itu sebenarnya cukup dimudahkan lantaran internet memungkinkan segalanya bisa diwujudkan. Toko mau dibuka 24/7, bisa. Mau target pasar luar negeri, bisa. Apa sih yang enggak bisa dilakukan dengan teknologi sekarang?
Belajar bisnis online, maka kamu juga harus cukup melek teknologi. Ada beberapa opsi lapak online yang bisa kamu pilih, sesuaikan saja dengan sumber daya yang ada:
- Buat website sederhana, bisa pakai WordPress, jika memang kamu cukup familier.
- Jualan di marketplace is a must. Belajar bagaimana mengoptimasi jualan di ecommerce, supaya nggak kalah dengan yang lebih dulu jualan.
- Promosi di media sosial juga bisa jadi opsi. Apalagi di Instagram dan Facebook sekarang juga ada fitur shop dan marketplace juga.
- Kerja sama dengan aplikasi, misalnya kayak aplikasi unicorn ijo itu. Ada fitur layanan pesan antar, pun layanan belanja. Segala bisa.
Silakan ditambah, kalau misalnya ada yang lain. Baru kepikiran 4 itu aja sih. Biar cuma 4, kalau ditekuni ya sudah cukup repot tuh kalau sendirian.
Nggak perlu langsung punya lapak di semua opsi itu. Jalani saja satu per satu, mulai dari yang menurutmu paling “ramai” dulu. Makanya, ini juga harus kamu riset sekalian riset target pasar.
6. Berikan layanan pelanggan yang terbaik
Biarpun produknya kualitas nomor satu, tapi kalau pelayanan buruk, ya jadi buruk aja. Kalau di marketplace udah deh, habis banget kalau sampai pelayanannya buruk.
So, sedari awal, siapkan hal ini sematang kamu membuat strategi bisnisnya. Kalau perlu, buat template untuk menjawab komplen. Kalau komplen A, maka jawabnya begini. Komplen tentang B, jawabnya begono. Dan seterusnya.
Ingat, tak semua komplen itu berarti masalah. Maksudnya, komplen kadang bisa berarti masukan buat kita untuk meningkatkan kualitas produk atau apa pun yang dikomplen itu. Memang kadang pelanggan juga ngasal komplennya, tapi pastinya kamu bisa memfilter mana yang seharusnya dianggap sebagai masukan, dan mana yang asal mencela dan nggak perlu diambil hati.
7. Siapkan modalnya
Sudah pasti, modal jangan lupa disiapkan. Bahkan untuk model bisnis afiliasi pun, kamu tetap butuh modal, karena modal tidak melulu berupa dana. Kamu juga butuh modal berupa alat kerja.
Cari tahu apa saja yang kamu perlukan, dan kemudian siapkan dengan baik. Untuk beberapa hal, mungkin kamu bisa lengkapi sambil jalan. Yang penting ada beberapa yang bisa dipakai untuk mulai dulu.
Jangan lupa untuk sehatkan keuangan pribadi. Pasalnya, belajar bisnis online tapi keuangan pribadi enggak sehat—cash flow masih negatif—bisa jadi membahayakan juga nantinya.
Ini buku yang bisa bantu kamu.
Ebook Kemerdekaan Finansial Level #1: Arus Kas Positif & Budgeting, termasuk alat cek kesehatan keuangan & budgeting + contoh pengisian. Hanya Rp47.770, cara belinya tinggal klik saja button di bawah ini, dan ikuti petunjuk berikutnya.