Belajar investasi P2P lending makin sering dibahas oleh para pejuang FIRE. Buat yang lagi menyusun strategi keuangan jangka panjang, instrumen ini sering dilirik karena menawarkan imbal hasil menarik, meskipun dengan risiko yang juga perlu dipahami.
Tapi sebelum terjun, penting banget buat tahu dasar-dasarnya dan bagaimana peran P2P lending dalam portofolio.
Investasi itu bukan soal ikut tren, tapi soal tahu kenapa dan bagaimana caranya. Sama halnya waktu mulai belajar investasi P2P lending, pendekatannya nggak bisa asal coba-coba. Butuh pemahaman yang cukup supaya langkahnya lebih terarah, apalagi kalau tujuannya untuk memperkuat fondasi menuju kebebasan finansial.
Langkah-Langkah Mulai Belajar Investasi P2P Lending untuk FIRE
Supaya nggak bingung harus mulai dari mana, langkah-langkah berikut ini bisa jadi panduan awal buat yang ingin belajar investasi P2P lending secara perlahan tapi pasti.
Semua poinnya dibuat agar mudah dipahami, terutama buat yang masih baru di dunia investasi dan ingin menjadikan P2P lending sebagai bagian dari strategi FIRE.
1. Pahami Dulu Apa Itu P2P Lending
Sebelum mulai investasi, penting banget buat tahu dulu apa sih sebenarnya P2P lending itu. P2P lending (peer-to-peer lending) adalah sistem pinjam meminjam uang secara langsung antara investor dan peminjam lewat platform online.
Jadi, kamu bukan menabung di bank atau beli saham, tapi meminjamkan uang ke orang atau bisnis kecil yang butuh dana. Nanti kamu akan dapat bunga sebagai imbal hasil. Tapi karena nggak ada jaminan seperti di bank, risikonya juga lebih tinggi. Makanya penting untuk benar-benar paham dulu cara kerjanya.
Baca juga: P2P Lending: Begini Cara Kerjanya!
2. Kenali Peran P2P Lending dalam Portofolio FIRE
P2P lending bukan satu-satunya kendaraan menuju FIRE. Tapi bisa jadi tambahan yang menarik kalau dipakai dengan bijak.
Tujuan dari FIRE adalah punya cukup aset untuk hidup dari passive income. Nah, bunga dari pinjaman P2P bisa jadi salah satu sumber passive income. Tapi karena risikonya lumayan, porsinya sebaiknya jangan besar-besar. Anggap saja sebagai pelengkap, bukan fondasi utama. Dengan cara ini, kamu bisa tetap tumbuhin aset sambil menjaga risiko tetap seimbang.
3. Pilih Platform yang Terdaftar dan Diawasi OJK
Jangan asal pilih platform cuma karena kelihatan menjanjikan. Langkah pertama yang wajib dilakukan: pastikan platform tersebut legal dan sudah terdaftar di OJK. Kenapa ini penting? Karena OJK mengawasi operasionalnya, jadi ada standar keamanan minimum yang harus dipenuhi.
Platform legal biasanya juga punya proses seleksi ketat buat peminjam. Mereka menyaring mana yang layak didanai dan mana yang terlalu berisiko. Jadi kamu sebagai investor nggak asal memberikan pinjaman tanpa data yang jelas.
4. Pelajari Profil Risiko Peminjam
Setiap platform biasanya membagi peminjam dalam kategori risiko: rendah, sedang, atau tinggi. Makin tinggi risiko, biasanya bunga yang ditawarkan juga makin besar.
Tapi jangan buru-buru tergiur bunga tinggi. Penting banget untuk baca detail pinjamannya. Cek apakah peminjamnya punya histori bayar yang bagus, usahanya jelas, dan tidak punya catatan telat bayar.
Kalau masih pemula, lebih aman pilih yang risikonya rendah atau menengah dulu. Pelajari alurnya pelan-pelan, sambil lihat perkembangan portofolio.
5. Mulai dari Dana Kecil Dulu
Kunci utama saat baru mulai: jangan langsung all-in. Uji coba dulu dengan nominal kecil, misalnya Rp100.000–Rp1 juta per pinjaman.
Tujuannya biar kamu bisa belajar dulu cara kerja platform, cara pilih borrower, dan melihat apakah pinjamanmu lancar dibayar atau malah macet. Dari sini kamu bisa tahu mana strategi yang cocok buatmu. Kalau udah paham dan nyaman, baru naikkan dana perlahan.
6. Diversifikasi dalam Diversifikasi
Diversifikasi nggak cuma soal punya banyak jenis investasi. Di dalam P2P lending sendiri, kamu juga perlu sebar dana ke banyak peminjam. Jangan taruh semua di satu borrower. Kalau yang satu macet, dampaknya nggak terlalu besar karena yang lain masih bisa jalan.
Idealnya, satu borrower cukup didanai dengan nominal kecil saja. Semakin banyak kamu sebar dana ke peminjam berbeda, semakin stabil juga kinerja portofolio kamu secara keseluruhan.
7. Perhatikan Jangka Waktu dan Likuiditas
P2P lending biasanya punya tenor pinjaman mulai dari 1 bulan sampai 24 bulan. Semakin lama tenornya, semakin lama juga uangmu “mengendap” di sana.
Beda dengan saham atau reksa dana yang bisa dicairkan kapan aja, P2P lending itu nggak likuid. Jadi kamu harus pastikan, dana yang kamu pinjamkan itu bukan dana darurat atau uang yang dibutuhkan dalam waktu dekat. Sesuaikan tenor pinjaman dengan rencana keuanganmu. Kalau ragu, lebih baik pilih pinjaman jangka pendek dulu.
8. Rutin Evaluasi dan Catat Performa
Jangan cuma setor dana dan lupa. Catat semua aktivitas investasimu. Lihat siapa yang bayar tepat waktu, siapa yang nunggak, dan berapa return bersih yang kamu dapat.
Evaluasi ini penting untuk tahu apakah strategi investasimu sudah tepat. Kamu juga bisa lihat platform mana yang performanya paling stabil. Lakukan evaluasi ini rutin setiap 3–6 bulan. Dari situ kamu bisa tentukan: lanjut, perbaiki strategi, atau pindah ke platform lain.
9. Gabungkan dengan Instrumen Lain
FIRE butuh strategi investasi jangka panjang yang solid. P2P lending bisa jadi bagian dari strategi itu, tapi jangan jadikan satu-satunya. Tetap punya porsi di instrumen lain seperti saham, reksa dana, obligasi, atau emas.
Tujuannya untuk jaga keseimbangan risiko dan potensi imbal hasil. Saat pasar saham turun, mungkin P2P lending bisa tetap menghasilkan. Tapi kalau P2P lending macet, saham atau obligasi bisa jadi penopang. Intinya, jangan bertumpu pada satu kaki saja.
Baca juga: Tip Menghindari Penipuan Berkedok Pinjaman Online lewat WA dan SMS
Belajar investasi P2P lending bisa jadi langkah tambahan yang menarik dalam perjalanan menuju FIRE, asalkan dijalani dengan strategi yang tepat dan penuh pertimbangan.
Selama paham risikonya, menyusun portofolio yang sehat jadi lebih mudah dilakukan. Kuncinya tetap sama: pelan-pelan, konsisten, dan nggak buru-buru ingin hasil besar.
Mau tahu bagaimana merencanakan FIRE dan membangun aset 300 kali gaji dengan lebih detail? Kamu harus banget punya buku ini. Kamu bisa baca dan belajar secara fleksibel, dan dapatkan insight lebih detail mengenai konsep FIRE.
Sudah bisa dibeli di toko-toko buku di kota-kota besar di Indonesia! Get your copy now!
Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!