Semua orang kayaknya sudah tahu kalau menabung itu baik. Bahkan, berani taruhan, kamu pun juga sudah diajarin dan sudah dibiasakan menabung sejak kecil. Betul? Tapi, apakah kamu sudah tahu cara menabung yang bener?
Memang, menabung itu adalah salah satu hal yang sudah disadari penting untuk dijadikan sebagai kebiasaan sejak dini. So, sudah wajar jika kamu semua sudah pada punya celengan sejak balita. Tujuannya baik, agar kita terbiasa memiliki dana cadangan untuk kebutuhan di masa depan atau keperluan yang bersifat mendadak nantinya.
Jadi, seharusnya sih memang kamu semua sudah tahu bagaimana caranya menabung. Tapi, kalau enggak bener cara nabungnya, kadang ya susah juga duitnya terkumpul.
Loh, kok bisa?
Iyalah, karena kesabotase mulu buat kebutuhan (yang katanya) lebih mendesak. Entah mendesak beneran, atau mendesak karena kita desak-desakin. Ya, tahu kan ya, maksudnya gimana?
Nyatanya, masih banyak pasti yang belum punya tabungan yang layak. Padahal, kerja juga sudah beberapa lama, yekan? Siapa hayo yang suka kepikiran, “Kerja mulu, kok gini-gini aja ya?”
Nah, barangkali ini nih salah satu penyebabnya: kamu belum tahu cara menabung yang benar.
Kayaknya sepele memang, tapi ya gede juga kan efeknya?
Disclaimer: Artikel ini bukan ditulis oleh Bang Mamat
[toc]
Coba, kita lihat, tanda apa sajakah yang bisa kelihatan kalau cara menabung kamu belum bener.
1. Rekening masih campur aduk
Sebenarnya sih ada alasan, bahwa kalau kebanyakan rekening itu justru malah boros biaya admin. Ya, tapi itu kan dulu. Sekarang banyak ewallet ataupun aplikasi digital bank yang ramah buat pengelolaan keuangan sehari-hari, lantaran minim biaya admin.
Bahkan, sekarang mau transfer antarbank juga memungkinkan tanpa biaya admin dengan satu aplikasi ewallet khusus kan?
Ini juga bukan hal yang wajib, tapi dengan kamu tidak mencampuradukkan rekening buat belanja harian, buat nabung, buat hedon, sampai buat investasi, maka akan lebih mudah bagimu untuk memilah dan mengelola kebutuhan. Di awal kamu menerima penghasilan—gaji misalnya—kamu juga bisa langsung pisahkan sesuai alokasi yang sudah kamu tentukan. Satu kebutuhan dengan yang lainnya tidak akan terganggu.
Dan, tahu nggak sih, menjadikan satu rekening tabungan itu membuat saldomu semakin besar. You knowlah ya, godaan itu sungguh besar mana kala kamu melihat saldo tabungan yang gemuk. Jadi kebanyakan ide dan mau deh, yang sebenernya nggak perlu-perlu amat.
2. Belum rutin
Saat sudah memisahkan rekening tabungan dengan rekening-rekening yang lain, maka kamu bisa lebih memastikan aktivitas satu dengan yang lain bisa terpisah, sehingga keuangan pun akan lebih mudah dikontrol dan dikendalikan.
Selanjutnya, kamu tinggal memastikan untuk bisa rutin mengisi rekening khusus tabungan. What? Dengan begini, kamu juga masih kesulitan menabung? Masih kadang nabung, kadang lupa?
Menabung memang bisa diturunkan prioritasnya, jika misalnya ada keadaan darurat atau mendesak. Misalnya, kamu kehilangan mata pencaharian karena satu atau lain hal, sehingga untuk memenuhi kebutuhan, kamu harus mengandalkan uang tabungan. Nah, ini berarti mengisi tabungan turun prioritas, karena justru uang tabungan sedang dipakai untuk survive.
Kalau kayak gitu, bisa jadi memang kamu belum bisa menabung dengan baik. Tapi, kalau tidak ada yang mendesak, penghasilan lancar, bahkan mungkin ada uang lebih pun ternyata tetap enggak bisa menabung, sepertinya ada yang salah tuh dengan cara menabung kamu.
3. Saving ratio masih kecil
Idealnya memang saving ratio setipis-tipisnya adalah 10% dari penghasilan rutin. Lebih besar, tentu lebih bagus.
Sekarang, coba cek, berapa banyak kamu bisa menabung dengan dirasiokan terhadap penghasilan kamu. Apakah lebih atau kurang dari 10%?
Jika kurang, coba cek alokasi belanja. Apakah seimbang? Juga terhadap pos-pos yang lain.
Cara Menabung yang Bener
Oke, kalau beberapa hal di atas masih kamu alami sampai sekarang, bisa jadi memang kamu belum tahu cara menabung yang bener.
Yang bener ini menurut siapa? Ya, menurut banyak pakar keuangan atau finplanner. Seenggaknya, coba ubah cara menabung kamu mengikuti cara berikut ini. Lalu, coba dilihat barang beberapa bulan. Kalau terbukti dengan cara ini, uang tabunganmu bisa meningkat signifikan, berarti memang cara menabungmu yang lama itu kurang oke.
Tapi, kalau dalam beberapa bulan, kamu masih saja sulit untuk punya tabungan, bisa jadi masalahnya bukan pada cara menabung yang kurang bener. Pasti ada hal lain yang lebih serius terjadi.
1. Autodebit
Setelah menerima penghasilanmu—apa pun bentuknya—langsung potong sebesar 10% dengan sistem autodebit ke rekening tabungan.
Dengan begitu, kamu enggak ada alasan lagi lupa menabung. Hal ini juga cukup efektif untuk mencegahmu belanja sebelum menabung.
Tentukan tanggal autodebit sesuai tanggal gajian, atau kapan pun kamu menerima penghasilan. Konsistenlah, sehingga kamu bisa melatih diri sendiri untuk disiplin menabung. Seiring waktu, kamu bisa meningkatkan jumlah tabungan yang diautodebit, sehingga tabungan pun bisa semakin berkembang.
2. Bisa mulai dari alokasi paling minim
Duh, 10% harus ditabung itu berat! Aku kan butuh skin care impor ntuh yang rutin, aku juga butuh langganan streaming film dan musik yang premium, bukan yang basic. Kuota internet juga masih mesti banyak, karena masih sering Zoom meeting sama kantor.
Oke, oke. Coba dengan 2% dulu? Iya, enggak masalah kok kalau kamu mau mulai dari sekecil 2% dari penghasilan dulu. Yang penting, harus rutin. Lakukan dengan autodebit seperti di atas. Lalu, pastikan bahwa kamu bisa menaikkan porsinya seiring waktu.
3. Kumpulkan uang kembalian dan recehan
Jangan sepelekan uang recehan dan duit kembalian jajan.
Misalnya, kamu jajan ke minimarket, dan dapat kembalian lima ratus perak, seribu dua ribu, kumpulkan deh dalam satu wadah khusus. Stoples khusus yang bisa saja kamu percantik dengan pernak-pernik ini itu. Biar makin semangat nabungnya, yekan?
Di akhir bulan, coba kamu buka celengannya. Bisa jadi, kamu akan surprise sendiri loh.
Uang receh dan kembalian ini bisa banget bantu kamu mengurangi penggunanaan kartu debit dan kartu kredit untuk membayar salah satu gaya hidupmu.
4. Buat judul untuk tabunganmu
Hanya menyisihkan uang karena merasa wajib menabung dan menyisihkan uang agar nanti bisa dipakai untuk anu atau dibelikan inu, bakalan kerasa banget bedanya loh.
Tabungan tanpa judul—hanya berupa kewajiban (because everyone says so)—biasanya ya akan gitu-gitu aja, apalagi ya cuma tarsok tarsok aja mulainya. So, coba buat “judul” untuk tabunganmu. Mau dipakai untuk beli Iphone terbaru? Mau dipakai untuk liburan setelah pandemi?
Bebas kok, kamu bikin judulnya. Toh, nanti pada akhirnya, kamu masih bisa menimbang lagi, buat apa tabunganmu itu nantinya? Semoga sih, kamu pas lagi waras, sehingga sayang melepas uang tabungan begitu saja untuk sesuatu yang kurang bermanfaat atau berfaedah.
Yekan?
Nah, itu dia beberapa cara menabung yang bisa kamu coba, dan semoga bisa efektif membantumu mengumpulkan tabungan.
Ada cara lain yang belum disebutkan di atas? Boleh, ditulis di kolom komen ya!
Semoga dengan begini, kamu enggak ada alasan lagi untuk menunda menabung. Dan, semoga tabunganmu bisa cepat menggunung!
drake
fb
dani
Apa nih?