Yuuuk … Belajar cara mengatur keuangan lagi! Yah, namanya belajar, nggak ada habisnya ya kan? Barangkali kamu juga sudah terbiasa dan sudah tahu cara mengatur keuangan, tapi enggak ada salahnya baca artikel ini lagi untuk sekadar mengingatkan. Siapa tahu bisa dapat insight atau ide lagi, supaya atur keuangannya lebih ciamik lagi.
Yep, bisa menemukan cara mengatur keuangan yang ‘gue banget’ ini memang penting ya? Karena kondisi orang beda-beda, sehingga wajar kalau cara mengelola keuangan juga harus beda. Baik keuangan rumah tangga maupun mengatur keuangan pribadi. Kadang ya yang cocok di sana, enggak mesti cocok juga di sini. So, yeah, kayak jodoh, yekan?
Kalau bisa ketemu yang pas, manajemen keuangan kita tuh akan menciptakan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran. Seimbang bukan selalu berarti sama loh, tetapi artinya terkendali. Yang artinya lagi, kita tak hanya bisa memenuhi kebutuhan buat hidup saat ini, tetapi juga untuk masa depan.
Jadi, bagaimana cara mengatur keuangan yang sehat itu? Yang seimbang itu? Mari kita lihat. Kamu juga boleh menambahkan nanti. Sila ditulis saja di kolom komen.
[toc]
7 Langkah Cara Mengatur Keuangan
Bisa jadi, setiap orang punya cara mengatur keuangan keluarga dan pribadi versinya masing-masing. Yang di bawah ini adalah versi perencanaan keuangan yang common. Biasanya direkomendasikan oleh para perencana keuangan. Kamu boleh memakainya, dan kemudian menyesuaikan dengan kondisimu. Sebisa mungkin ditulis agar mudah diaplikasikan dan bersifat fleksibel.
Tentukan pos-pos pengeluaran
Cara mengatur keuangan sebenarnya punya prinsip satu saja: menyeimbangkan antara penghasilan dan pengeluaran. Seimbang, sekali lagi, bukan melulu berarti sama. Uang yang masuk sama dengan uang keluar. Nggak selalu begitu. Di keuangan, kalau uang masuk = uang keluar justru berarti tidak seimbang.
Di keuangan, seimbang adalah ketika uang masuk = uang keluar + aset yang dimiliki. Intinya, kalau gajimu ternyata kepakai semua, tanpa memberimu aset, itu artinya ada yang nggak sehat. Dan memang, yang namanya manusia itu banyak mau, tapi sayangnya uang yang dimiliki terbatas. Jadi ya, mau nggak mau harus diatur.
So, yang pertama, tentukan dulu apa saja kebutuhanmu. Kamu bisa kategorikan masing-masing dalam pos pengeluaran. Misalnya ada pos kebutuhan rutin, pos sosial—yang terdiri atas arisan, iuran kompleks, dan sebagainya—pos cicilan utang, tabungan, investasi, hingga pos buat self reward dan hiburan. Kamu yang mengenali kebutuhanmu, so, kamu juga yang bisa membaginya ke dalam beberapa pos pengeluaran.
Buat rencana dan anggaran bulanan
Setelah kamu mengenali kebutuhanmu sendiri, maka cara mengatur keuangan berikutnya adalah menentukan bujet alias anggarannya di setiap pos. Kamu bisa menyusun bujet ini berdasarkan pengeluaran yang sudah-sudah.
Nah, dari sini nanti akan terlihat, jika ada pos yang tidak seimbang. Misalnya, ternyata pos self rewardnya malah makan 60% dari penghasilan. Ya ini nggak bener, makanya kamu besar pasak daripada tiang. So, harus disesuaikan.
Untuk membuat bujet yang ideal, bagi pos pengeluaran dalam persentase. Ada beberapa metode yang bisa kamu pertimbangkan, misalnya:
- 50/30/20, terdiri atas 50% untuk kebutuhan rutin, 30% tabungan, 20% self reward.
- 40/30/20/10, terdiri atas 40% kebutuhan rutin, 30% cicilan, 20% self reward, 10% investasi
- 60/20/20, 60% kebutuhan rutin, 20% investasi, 20% seneng-seneng
Nah, bisa kamu sesuaikan sendiri ya, tergantung banyaknya jenis kebutuhanmu. Isokey kalau misalnya belum bisa pas. Bulan depan, dilihat di mana kurang pasnya, lalu diperbaiki.
Prioritaskan safety net
Adalah penting untuk memasukkan jaring penyelamat keuangan dalam cara mengatur keuangan yang kamu lakukan. Apa itu jaring penyelamat keuangan? Yaitu pos yang akan membantumu kala kondisi darurat terjadi. Yang masuk di sini adalah dana darurat dan asuransi.
Dana darurat
Pastikan kamu menargetkan setidaknya 3 – 12 kali pengeluaran rutin bulanan. Ini tergantung dengan jumlah jiwa yang menggantungkan hidupnya padamu. Semakin banyak, pastinya akan semakin besar pula nominalnya. Dana darurat akan penting artinya ketika misalnya kondisi terburuk kamu enggak bisa mendapatkan penghasilan, kamu tetap bisa hidup dalam beberapa bulan ke depan.
Asuransi
Yang pertama mesti kamu punya adalah asuransi kesehatan. Kalau kamu karyawan, biasanya secara otomatis kantor akan mengikutkanmu dalam BPJS Kesehatan. Ini saja sebenarnya sudah cukup. So, buat kamu para pekerja lepas, kamu juga perlu punya. Yang kedua, asuransi jiwa. Ini penting terutama jika kamu adalah tulang punggung keluarga dan pencari nafkah utama.
Alokasikan investasi di depan
Di pembagian pos pengeluaran, memang seharusnya kamu sudah mengalokasikan investasi dan tabungan di depan. Jadi, sebaiknya kamu memperlakukannya sebagai salah satu “pengeluaran”. Ini adalah salah satu cara mengatur keuangan yang efektif supaya konsistensimu berinvestasi terjaga.
Hindari berinvestasi atau menabung dengan uang sisa belanja. Karena enggak akan pernah tersisa.
Kelola utang
Utang adalah beban hidup, ini bener. Tetapi, utang tidak dilarang. Kalau memang dibutuhkan dan bisa memperhitungkannya dengan bijak, utang bisa menjadi satu solusi keuangan yang cukup efisien. Terutama jika kita mau beli aset yang besar. Rumah, misalnya.
Nah tapi ya itu tadi, kamu harus paham cara mengatur keuangan dengan bener. So, jadikan satu pos khusus untuk cicilan utang, dan besarnya sebisa mungkin tidak melebihi 30% penghasilan setiap bulan. Ini penting, agar keseimbangan arus kas kamu terjaga. Jangan sampai, cicilan utang sampai mencapai lebih dari ini, 60% misalnya. Hadeuh, berat beud, Ferguso. Ya, kecuali ada perhitungan khusus yang sudah sangat cermat ya.
Tambah penghasilan
Kalau misalnya pengeluaran sudah dianggarkan, dan ternyata arus kas tetap nggak positif gimana? Alternatifnya ya, tambah penghasilan.
Memperbesar penghasilan bisa juga menjadi faktor penyeimbang dalam cara mengatur keuangan. So, yeah, move your a*s a little bit more. Pagi sampai sore kantoran, malamnya kamu bisa mengerjakan yang lain. Juga di weekend.
Ingat, nantinya kamu akan sampai juga ke titik ketika kamu sudah tak bisa bekerja lagi, yaitu di masa pensiun. So, persiapannya kudu dipikirkan dengan saksama, karena siapa yang mau kerja di usia senja? Karena itu, mendingan kamu kerja keras dan cerdas sekarang, demi menuai hasilnya di masa depan.
Pantau dan review berkala
Pantau dan review secara berkala rencana keuanganmu. Ini juga salah satu bagian dari cara mengatur keuangan yang penting.
Dengan memantau dan melakukan review secara berkala, kamu bisa mengantisipasi hal-hal yang mungkin berjalan tidak sesuai dengan harapan, dan mendapatkan solusinya.
Nah, itu dia langkah paling sederhana dari cara mengatur keuangan. Kamu bisa menyesuaikannya dengan kondisimu. Nggak ada yang salah, tetapi kalau misalnya terjadi ketidakseimbangan, nah, di situlah ada sesuatu yang kurang optimal. Cari akar masalahnya di mana, dan perbaiki.
Kebetulan nih, ada ebook yang bakalan cocok buat kamu yang lagi mencari cara mengatur keuangan yang lebih baik. Dengan baca ebook ini, kamu akan dituntun untuk memperbaiki arus kas sehingga menjadi positif, sekaligus ada juga sheet untuk budgeting. Cucoks kan?
Ebook Kemerdekaan Finansial Level #1: Arus Kas Positif & Budgeting, termasuk alat cek kesehatan keuangan & budgeting + contoh pengisian. Hanya Rp47.770, cara belinya tinggal klik saja button di bawah ini, dan ikuti petunjuk berikutnya.
Eki Robi Awaludin
terlihat mudah saat membaca sekaligus membayangkannya, semoga saat di praktekkan tidak begitu mengalami banyak kendala. Harus banget ini saya coba perhitungannya seperti apa yang telah disarankan oleh penulis.
dani
Terima kasih Mas Eki 🙂