Sadar enggak sih, bahwa kerja sebagai freelancer itu sebenarnya sama prinsipnya dengan menjalankan bisnis kecil-kecilan? Makanya, bikin plan itu penting. Syukur-syukur bisa dapat contoh perencanaan bisnis supaya nantinya kerjaan tersebut bisa sustainable.
Enggak cuma sejebret dua jebret doang.
Apalagi kalau nantinya kamu pengin menjalani profesi ini demi bisa mencapai kebebasan finansial. Wah, butuh road map banget nih, supaya prosesnya bisa terarah. Tanpa road map dalam bentuk perencanaan bisnis, susah loh untuk mengembangkannya.
Salah-salah, nanti malah stuck dan akhirnya gagal deh pensiun.
Membuat Perencanaan Bisnis
So, kalau kamu mau memulai karier sebagai seorang freelancer, ada beberapa langkah perencanaan bisnis yang perlu kamu lakukan. Ini perlu dipahami dulu sebelum kamu melihat contoh perencanaan bisnis untuk freelancer ini.
1. Tentukan Niche dan Spesialisasi
Memilih spesialisasi di sini enggak cuma tentang ngikut tren doang. Tapi, lebih pada mengidentifikasi bidang di mana keahlian kamu bisa bersinar dan memenuhi kebutuhan yang ada di pasar. Dengan fokus pada niche tertentu, layanan yang kamu tawarkan bisa jadi lebih unik, sehingga kamu nantinya berpeluang untuk lebih moncer dari sainganmu.
2. Mengenali Target Pasar
Mengenal target pasar dengan baik adalah kunci untuk menciptakan penawaran yang menarik dan strategi pemasaran yang efektif.
Artinya, enggak hanya paham siapa yang butuh layanan yang kamu tawarkan, tapi juga value dan bagaimana solusi yang mereka harapkan.
Dengan begitu, kamu bisa lebih mudah menyusun pesan untuk “menjual” layananmu, sehingga lebih relevan dengan mereka.
3. Merencanakan Branding
Freelancer perlu branding? Ya, perlu banget dong! Kamu nanti jualannya gimana kalau enggak punya brand? So, coba pikirkan branding seperti apa yang akan “mewakili” layananmu. Kamu bisa menggunakan namamu sendiri sebagai brand, atau bisa juga nama brand tersendiri.
Jika sudah ada nama brand, maka selanjutnya, buat rencana brandingnya yang akan membentuk identitas dari layananmu. Identitas yang konsisten dan menarik dapat membuat layanan terasa lebih dapat diandalkan dan profesional. Hal ini nantinya juga akan membantu dalam membentuk persepsi positif di mata target pasar.
So, mulai bikin desain brand, dari logo, palet warna, hingga suara dan pesan yang digunakan dalam semua komunikasi. Hasil dari “semedi” ini nantinya bisa kamu pakai untuk “wajah” kamu di media sosial, media kit, portofolio, dan banyak lagi.
4. Strategi Pemasaran
Zaman sekarang sudah banyak jalan atau media yang bisa dimanfaatkan untuk “menjual diri”. Jadi, manfaatkan saja semua yang bisa dimanfaatkan.
Mulai dari media sosial. Sekarang ada banyak sekali platformnya, mulai dari Instagram, LinkedIn, TikTok, YouTube, Lemon8 … eh Lemon8 termasuk media sosial enggak sih? Yang memungkinkan kamu kerjakan, masukkan ke dalam strategi.
Juga ada beragam freelancer marketplace, dari yang lokal sampai internasional. Yang paling top katanya Upwork. Untuk lokal ada banyak pilihan, misalnya Sribulancer, Projects.co.id, dan lain sebagainya. Kamu juga bisa membuat blog untuk menyimpan portofolio online. Ada banyak platform yang bisa digunakan untuk merepresentasikan beragam hasil karya, mulai dari foto, video, audio, hingga tulisan.
5. Buat Rencana Keuangan
Apakah kamu tahu, bahwa rencana keuangan dalam rencana bisnis—bisnis apa pun itu, termasuk bisnis freelancer—adalah sangat penting?
Banyak freelancer yang akhirnya failed karena kurang memperhatikan sisi yang satu ini. Salah satunya karena penghasilannya yang fluktuatif, banyak yang akhirnya kesulitan untuk survive. Mana kadang klien pakai telat lagi cairin invoice-nya!
So, punya rencana keuangan is a must. Meliputi perkiraan penghasilan rata-rata setiap bulan, target pemasukan, biaya operasional, hingga kamu juga perlu membuat dana darurat khusus untuk bisnis.
Contoh Perencanaan Bisnis untuk Freelancer
Nah, untuk membuat perencanaan bisnis untuk freelancer, ada beberapa komponen utama yang perlu disiapkan untuk memastikan bahwa bisnis dapat berjalan dengan efisien dan lancar.
Supaya memudahkanmu, berikut adalah contoh perencanaan bisnis untuk freelancer yang mungkin bisa disontek. Kamu bisa menyesuaikan per komponen dalam contoh perencanaan bisnis ini dengan kondisi yang kamu miliki.
1. Ringkasan Eksekutif
- Tujuan Bisnis: Menyediakan jasa desain grafis yang berkualitas untuk klien di industri kreatif.
- Target Pasar: UKM di sektor kreatif, termasuk agensi pemasaran dan penerbit buku.
- Strategi Pemasaran: Menggunakan media sosial dan jaringan profesional untuk membangun eksistensi online.
- Proyeksi Keuangan: Memperkirakan pendapatan tahun pertama dengan asumsi 5 proyek besar.
2. Deskripsi Bisnis
- Jasa yang Ditawarkan: Desain logo, branding, dan materi pemasaran.
- Visi dan Misi: Memberikan layanan desain yang inovatif, sesuai tren, dan memenuhi kebutuhan klien dengan cara yang efisien dan profesional.
- Struktur Bisnis: Operasi solo dengan kemungkinan menyewa asisten atau kolaborator freelance untuk proyek besar yang butuh banyak SDM.
3. Analisis Pasar
- Analisis SWOT: Identifikasi kekuatan (misalnya kreativitas, adaptasi teknologi), kelemahan (seperti adanya keterbatasan sumber daya), peluang (bisa menyebutkan pasar yang berkembang), dan ancaman (misalnya persaingan ketat, kamu juga bisa melakukan benchmarking dengan menyebutkan siapa saja kompetitormu).
- Target Pasar: Detail tentang karakteristik dan kebutuhan target pasar, termasuk di dalamnya tren.
4. Strategi Pemasaran
- Branding dan Identitas: Bikin logo, dan menentukan warna brand. Kalau perlu, buat avatar sekalian sebagai representasimu di dunia maya, jika tidak ingin membranding diri sendiri.
- Promosi: Aktif di media sosial: Instagram dan TikTok, serta dribbble sebagai website untuk menyimpan portofolio. Platform lain bisa menyusul setelah 6 bulan berjalan.
- Networking: Membangun jaringan melalui keikutsertaan dalam acara industri dan platform online seperti LinkedIn.
5. Rencana Operasional
- Proses Kerja: Detail alur proses dari pengambilan proyek, pengembangan, hingga penyerahan akhir.
- Alat dan Teknologi: Daftar perangkat lunak dan hardware yang diperlukan untuk menyediakan layanan.
- Manajemen Waktu: Strategi untuk mengelola waktu dan proyek secara efektif, termasuk penggunaan aplikasi manajemen proyek.
6. Rencana Keuangan
- Pendapatan: Proyeksi pendapatan berdasarkan jumlah proyek dan tarif jasa.
- Biaya Operasional: Rincian biaya tetap dan variabel, termasuk perangkat lunak, peralatan, dan pemasaran.
- Analisis Break-Even: Kalkulasi titik di mana pendapatan sama dengan biaya, untuk menentukan kapan bisnis mulai menghasilkan profit.
7. Hal-Hal Lainnya
- Portofolio: Kumpulan pekerjaan terbaik sebagai bukti kemampuan desain.
- Testimoni Klien: Ulasan dan testimoni dari klien sebelumnya untuk membangun kepercayaan.
- Sertifikat dan Penghargaan: Dokumentasi pengakuan profesional atau sertifikasi yang relevan.
Nah, itu dia contoh perencanaan bisnis yang bisa disontek. Sifat dari contoh perencanaan bisnis untuk freelancer ini fleksibel ya, artinya kamu dapat menyesuaikannya dengan kebutuhan dan kondisimu. Kamu juga bisa mengembangkannya, lagi-lagi agar lebih sesuai dengan kondisi dan layanan yang kamu tawarkan.
Yang perlu diingat, adalah penting untuk secara teratur meninjau dan memperbarui rencana bisnis ini untuk memastikan bahwa tetap relevan dengan kondisi pasar dan tujuan bisnis.