Contoh perencanaan keuangan pribadi mahasiswa tidak kalah penting dengan orang yang sudah mandiri secara finansial.
Pasalnya, sebagian besar mahasiswa belum punya pendapatan sendiri, sehingga masih disupport kebutuhan biaya hidup dan kuliahnya. Kalaupun sudah bisa mulai mencari penghasilan sendiri, biasanya juga gaji ataupun upahnya pun belum terlalu tinggi. Padahal ya, kebutuhannya juga banyak. Kadang, sebagian malah harus membayar kuliahnya sendiri.
Hal inilah yang menjadi dasar betapa pentingnya perencanaan keuangan bagi mahasiswa. Jangan sampai uang bulanan yang dikirim, sudah habis sebelum akhir bulan. Pun penghasilan yang “belum seberapa” itu.
Kalau sampai boros, alhasil, bukan memikirkan menuntut ilmu di perguruan tinggi, melainkan harus mikirin gimana caranya bertahan hidup. Apalagi jika hidup di perantauan, biasanya ya biaya hidup akan lebih banyak. Apalagi kalau udah pacaran … wah. Bisa lebih banyak lagi.
Karena itulah, kamu perlu mempelajari contoh perencanaan keuangan pribadi untuk mahasiswa berikut ini. Yes, di artikel ini nanti akan ada contoh perencanaan keuangan pribadi yang bisa disontek, terutama buat kamu yang masih mahasiswa. Tapi sebelum itu, mari kita reminding lagi soal apa dan bagaimana perencanaan keuangan pribadi itu.
[toc]
Bagaimana Melakukan Perencanaan Keuangan Pribadi Mahasiswa?
Perlu digarisbawahi jika contoh perencanaan keuangan pribadi sudah pasti akan berbeda tiap orangnya. Tapi secara garis besar tetap sama, entah itu mengandalkan support orang tua ataupun bekerja part time.
1. Buat Catatan Keuangan
Dalam contoh perencanaan keuangan pribadi ini, kamu akan paham, bahwa sebagai mahasiswa, haruslah bijak menggunakan dana yang diberikan oleh orang tua, ataupun yang didapatkan dari bekerja paruh waktu di sela-sela kuliah. Ini juga jadi kesempatan buatmu untuk belajar mengelola keuangan dengan baik, sehingga nantinya kamu sudah enggak shock lagi ketika sudah benar-benar terjun di kehidupan karier yang sesungguhnya.
Kamu bisa mencatat uang masuk dan juga uang keluar secara rutin tiap bulannya. Pengeluaran yang dibuat juga harus disesuaikan dengan biaya kos, biaya transportasi, biaya makan, dan juga biaya kuliah.
Hitunglah berapa total biaya pengeluaran yang setiap bulannya harus kamu keluarkan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kalau perlu dicatat, catatlah dalam sebuah buku pengeluaran. Jika ingin praktis, kamu bisa menggunakan aplikasi yang tersedia di smartphone. Hal ini bisa membantu kamu menghitung secara otomatis, sehingga kamu bisa membatasi pengeluaran jika lebih besar daripada pemasukanmu. Pastikan keuanganmu tidak defisit ya!
2. Mulai Menabung
Menabung mungkin terdengar sebagai petuah klasik, tapi jika dijalankan memang sangat penting dan memberikan banyak manfaat, apalagi bagi mahasiswa.
Dalam contoh perencanaan keuangan pribadi ini, jika kamu memiliki dana yang masih tersisa dari kiriman orang tua setiap bulannya ataupun dari penghasilan yang lain, lebih baik disimpan atau ditabung. Hindari menggunakan uang tersebut untuk hal yang tidak berguna.
Tabungan bisa menjadi dana daruratmu jika pemasukanmu sedang tersendat, meskipun sebenarnya—seharusnya—dana darurat dan tabungan adalah dua pos yang berbeda. Tetapi, jika memang masih terbatas, it’s ok jika masih kamu anggap sama.
Dana darurat ini penting, karena tidak ada yang tahu ke depannya akan seperti apa. Misalnya, orang tua sedang mengalami kesulitan, maka kamu pun tidak harus menambah beban mereka. Bahkan, kalau perlu dan kamu mau, kamu malah bisa membantu mereka.
3. Mencari Penghasilan Sampingan
Sebagai mahasiswa, kamu memang bisa sekali mencari pekerjaan sampingan.
Apalagi pada era yang sudah serba online seperti saat ini. Pekerjaannya bisa dilakukan di sela-sela kegiatan perkuliahan seperti menjadi penulis artikel, seorang bloger, YouTuber, affiliate marketer, hingga membuka bisnis online. Secara offline pun bisa kamu lakukan dengan mencari pekerjaan part time, menjadi waitress, barista, dan yang lainnya.
Uang hasil kerja sampingan ini lumayan juga untuk menambah pemasukan dan bisa dimanfaatkan juga buat kebutuhan sehari-hari. Bahkan, tidak jarang ada yang sampai bisa membayar kuliah sendiri dari hasil kerja sampingan. Selagi mau berusaha, ibaratnya selalu ada jalan menuju Roma!
4. Menerapkan Gaya Hidup Minimalis
Menerapkan gaya hidup minimalis merupakan salah satu contoh perencanaan keuangan pribadi mahasiswa yang bisa kamu terapkan. Caranya dengan mengendalikan diri dalam membeli sesuatu. Misalnya kamu tidak perlu membeli baju, sepatu, handphone yang mahal, apalagi jika tidak terlalu dibutuhkan.
Menerapkan gaya hidup minimalis sebenarnya bukan berarti tidak boleh membeli barang yang mahal dan juga branded. Jika harga yang mahal itu memiliki kualitas yang awet untuk lima tahun ke depan, why not?
Lebih baik membelinya sekali karena awet daripada membeli yang murah tapi harus berkali-kali karena cepat rusak. Apalagi sebagai mahasiswa, jumlah uang yang dikeluarkan tentu sangat berarti. Jadi, anggap saja kamu menghemat jika dibandingkan harus membeli yang kualitasnya kurang bagus dengan harga murah.
Sebagai mahasiswa, perlu digarisbawahi juga bahwa mengikuti tren tidak akan pernah ada habisnya. Kamu hanya perlu memahami apa kebutuhan yang harus kamu penuhi. Orang yang paling mengerti hidupmu adalah diri kamu sendiri. Jangan tergoda untuk ikut-ikutan mengikuti nafsu hedonisme seperti yang lainnya. Ingat, ada perencanaan keuangan yang harus dijalankan.
5. Mencari Beasiswa
Ini juga contoh perencanaan keuangan pribadi yang biasanya dilakukan oleh mahasiswa.
Jika memang dana yang diberikan oleh orang tua kurang, kamu bisa mencari beasiswa yang memberikan uang saku setiap bulannya. Uang beasiswa ini biasanya sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan hidup selama menuntut ilmu. Beberapa beasiswa bahkan membayarkan biaya kuliah setiap semesternya.
Hal ini tentu saja sangat membantu kamu dalam melakukan perencanaan keuangan mahasiswa, sehingga kamu dapat memiliki tabungan yang lebih banyak lagi sekalipun bersisa.
Contoh Perencanaan Keuangan Pribadi Mahasiswa
Mari kita sekarang lihat contoh perencanaan keuangan pribadi yang cocok untuk mahasiswa.
Dian adalah mahasiswi di sebuah universitas negeri jurusan Ilmu Komunikasi yang merantau di daerah Jabodetabek. Dian setiap bulannya diberikan orang tuanya uang sebesar Rp3.000.000 untuk keperluan kuliah dan biaya kebutuhan hidup per bulan. Tidak termasuk uang kuliah, tetapi termasuk di dalamnya adalah uang untuk membayar kos sebesar Rp800.000, dengan motor sebagai kendaraan menuju kampus. Sisanya Dian harus mengatur keuangannya sampai akhir bulan.
CONTOH PERENCANAAN KEUANGAN
KEPERLUAN | PERKIRAAN BIAYA YANG DIBUTUHKAN |
Uang kos | Rp 800.000 |
Bensin 1 bulan | Rp 250.000 |
Uang untuk tugas | Rp 500.000 |
Uang makan | Rp 1.350.000 |
Total Pengeluaran | Rp. 2. 900.000 |
CEK KEUANGAN SAAT INI
PEMASUKAN DIANA | KETERANGAN PEMASUKAN |
Rp 3.000.000 | Pemasukan dari orang tua |
Pemasukan – Total Pengeluaran = Keuangan Saat Ini
Rp. 3.000.000 – Rp. 2.900.000 = Rp. 100.000,-
Berdasarkan data-data pada contoh perencanaan keuangan pribadi di atas, maka diperoleh hasil bahwa Dian harus mengatur keuangannya karena hanya memiliki uang sisa sebesar Rp100.000 setiap bulannya. Pasalnya, jurusan Ilmu Komunikasi memerlukan alat untuk membantu mengaplikasikan materinya seperti kamera, laptop, dan lain-lain.
Di luar perhitungan tetap diatas, masih banyak keperluan yang harus disiapkan, yaitu membeli peralatan pendukung lainnya untuk kuliah, menyiapkan dana tak terduga, belanja, atau sekadar hiburan. Untuk itu, Dian harus kerja ekstra dengan mengambil freelance atau part time sebagai tambahan dalam mencukupi kebutuhan di luar perhitungan tetap diatas. Lebih baik lagi jika mencari beasiswa untuk menambah pemasukan dana.
Kesimpulan
Nah, itu dia contoh perencanaan keuangan pribadi mahasiswa ini dapat membantumu menjadi bijak dalam mengelola keuangan. Simpel saja kan ya? Pasti kamu juga bisa membuatnya. Pastikan cash flow atau arus kas kamu positif ya. Jika masih tipis, maka kamu bisa mencari solusi dari beberapa alternatif, seperti menghemat pos-pos yang masih bisa diatur, ataupun mencari penghasilan tambahan.
Semoga bermanfaat.