Mengatur uang belanja rumah tangga itu sesuatu ya? Kudu pinter-pinter, soalnya kalau enggak … wah bisa jadi bencana, apalagi kalau dilakukan tanpa rencana. Salah satunya, buat belanja mingguan.
Ya, pasalnya, kebutuhan rumah tangga itu memang adaaa … aja. Memang ada yang sudah rutin, tapi lebih banyak lagi yang sifatnya insidentil. Misalnya saja, lagi belanja buat kebutuhan dapur, eh ternyata ada air fryer lagi didiskon. Ya kan gimana ya, Bund?
Oh iya, dan soal kebutuhan dapur ini memang sesuatu banget ya. Kadang menjebak soalnya. Sudah beli sayur dan bahan makanan ini itu, eh tahunya pas waktunya mau dimasak, kok nggak cocok ya? Nah loh. Jadi mesti belanja lagi. Yang tadinya udah ada, jadi dikemanakan? Kalau bahan awetan, ya bisalah dipakai masak lain kali. Kalau enggak? Nih, makanya rencana itu penting.
Saya sendiri lebih suka belanja mingguan untuk bahan makanan dan sayuran. Karena kalau harian, misalnya pagi baru mikir mau masak apa hari ini, kadang malah jadi ribet, Bund. Akhirnya ya jadi nggak jelas itu tadi belanjanya. Nggak cocok bahan satu sama lain buat dimasak. Belum lagi kalau malah bingung rauwis-uwis mau masak apa.
So, saya memang selalu belanja mingguan, dengan sudah menyiapkan menu makanan buat seminggu juga. Bahkan saya sudah punya jadwal menu, yang tinggal diikutin aja. Memang akan ribet di awal, tapi memudahkan ke belakangnya. Cocok buat saya yang sehari-harinya (sok) sibuk.
[toc]
Begini Cara Hemat dan Efisien Belanja Mingguan buat Menu Sehari-hari
1. Buat rencana menu
Pastikan saja, menunya memang pada doyan semua. Saya sendiri membiasakan masak cukup satu menu saja untuk sekali makan, buat semua. Pasalnya, sehari-hari juga ngurusin kerjaan, rada sesuatu juga kalau mesti masak 2 – 3 menu buat sekali makan, padahal sehari kita harus makan 3 kali. Yah, sesuaikan saja dengan kondisi masing-masing.
Buat daftarnya, pagi makan apa, siang apa, dan sore apa. Lalu dari masing-masingnya, butuh bahan apa saja.
Supaya efisien, saya sih lebih suka pakai satu bahan utama yang sama buat sehari, tetapi dimasaknya beda. Misalnya, hari ini ayam. Pagi dan siang, makan kari ayam dan telur. Berarti butuh ayam, telur, wortel, kentang, santan, dan sebagainya. Saya buat untuk porsi dua kali makan, disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga yang mau makan. Lalu sorenya, saya buat ayam teriyaki. Besoknya juga begitu, tetapi dengan bahan yang berbeda.
Dengan demikian, setiap hari bisa berganti menu, tetapi enggak merepotkan dalam belanja mingguan.
Kalau misalnya juga mau buat camilan sendiri, ya dimasukkan juga dalam daftar belanja. Begitu juga jika butuh buah untuk setiap harinya.
2. Cek bahan makanan yang sudah ada
Sambil bikin daftar menu, cek juga bahan makanan yang masih ada. Lalu coba dicocok-cocokkan. Dari sini, nanti akan ketemu apa saja yang kurang dan kudu dibeli. Baru deh dimasukkan ke dalam daftar belanja mingguan.
Hal ini juga berguna untuk membuat prioritas penggunaan bahan makanan. Mana yang udah masuk ke kulkas duluan, ya itu yang harus dipakai dulu. Biar nggak sampai busuk.
3. Pisahkan yang harus dibeli harian, mingguan, atau bulanan
Ini penting buat kita bisa mengukur sendiri berapa banyak bujet yang dibutuhkan. Dengan begitu, uang belanja mingguan lebih teratur dan terkontrol.
Kategori belanja bulanan ini misalnya kayak beras, gula, garam, minyak goreng, mi instan, tepung-tepungan, dan sebagainya. Kategori belanja mingguan terdiri atas telur, ayam, ikan, air galon, sayuran, tempe, tahu, dan sejenisnya. Ini pastinya harus disiapkan untuk kemudian disimpan di lemari pendingin ya.
Kalau enggak ada lemari pendingin, ya harus dipilah lagi, mana yang bisa masuk ke bujet belanja mingguan, dan mana yang harian supaya tetap segar.
4. Tentukan lokasi belanja
Untuk belanja bulanan, saya lebih suka belanja ke supermarket. Bukan supermaket yang di mal, tapi supermarket yang berdiri sendiri itu. Di kota saya, ada jaringan supermarket lokal yang melayani berbagai kebutuhan sehari-hari selengkap hypermarket, tetapi harganya harga lokal.
Untuk belanja mingguan dan harian, saya mengandalkan tukang sayur. Kalau misalnya dekat sih, saya enggak masalah buat ke pasar tradisional. Tapi, lumayan jauh juga nih jaraknya. Nggak mungkin saya jabanin, meski dijadwalkan seminggu sekali saja.
Jadi, saya lebih suka belanja di tukang sayur langganan. Untuk kebutuhan tertentu, dia juga bisa dititipin. Misalnya saya butuh beras, karena dia enggak setiap hari bawa beras, ya saya pesan untuk dibawakan besok harinya sesuai jumlah yang saya minta. Jadi, harganya juga harga pasar tradisional aja.
Ini memang pinter-pinternya kita memilih lokasi belanja. Di supermarket, memang harga-harganya sudah pasti beda, tapi kualitasnya juga lebih bagus. Kita harus mengakuinya. Jadi, untuk barang-barang tertentu yang saya harus kejar kualitasnya, ya saya beli di supermarket. Barang yang nggak terlalu ngejar kualitas, saya beli di tukang sayur. Dengan demikian, harga terjangkau, kualitas juga terjaga.
5. Bawa uang secukupnya
Nah, setiap harinya—dan setiap kali hendak pergi berbelanja—saya memang sudah menyiapkan bujet tertentu. Jadi sebisa mungkin, ya saya stick to that budget. Ada catatan belanja yang sudah dibuat, dan sebisa mungkin untuk nggak mengambil barang-barang yang ada di luar catatan.
Kalau belanja di tukang sayur, saya sudah siapkan dompet khusus untuk belanja hari itu. Dengan begitu, tangan juga nggak gatel buat comot-comot bahan-bahan yang nggak diperlukan.
Kadang soalnya juga si tukang sayur ini bawa buah atau sayur yang seger gitu kan? Misalnya, di jadwal nggak butuh paprika. Eh, dianya datang bawa paprika mulus-mulus merah kuning ijo, baguuus. Jadi pengin beli, tapi setelah beli, yha … nggak bisa segera dimasak juga karena nggak cocok. Alhasil, ya jadi penghuni di kulkas cukup lama. Jadi enggak efisien kan, masaknya?
6. Simpan dengan metode food prep
Nah, kalau sudah belanja mingguan, tugas kita juga masih belum selesai ya, Bund. Kita masih harus menyimpan bahan-bahan ini supaya awet sampai waktunya dimasak tiba.
Jangan salah, ini juga termasuk ke dalam tip hemat belanja mingguan, soalnya bisa bikin pengeluaran jadi terkendali lantaran bahan-bahan makanan bisa awet, nggak busuk, dan semua akhirnya terkonsumsi dengan baik.
Jadi, jangan remehkan langkah penyimpanan ini ya.
Saya suka metode meal prep ini karena juga praktis buat sehari-harinya saya yang work at home mom, merangkap satpam, guru bimbel, petugas IT, cleaning service, supir, kurir, sekaligus ibu kantinnya anak-anak. Saya cukup meluangkan waktu saja setelah belanja mingguan, misalnya di hari Sabtu atau Minggu untuk melakukannya, dan seterusnya tinggal saya ambil per menu harian yang sudah saya siapkan.
Caranya gampang kok, cuma kita mesti punya wadah kedap udara yang cukup aja.
- Bersihkan bahan-bahan makanan yang butuh dibersihkan, lalu keringkan dengan lap. Yang perlu dan bisa dipotong-potong, boleh dipotong sekalian. Misalnya ada bayam, ya saya siangi sekalian.
- Lalu masukkan ke wadah kedap udara. Jangan dicampur ya, pisahkan masing-masing sesuai bahannya.
- Masukkan ke kulkas, tumpuk wadah dengan rapi.
Pas mau dimasak, keluarkan wadah-wadah yang berisi bahan sesuai dengan menu yang mau dimasak. Ini juga termasuk ayam, daging, atau ikan juga.
Nah, demikian tip hemat belanja mingguan ala emak-emak (sok) sibuk. Dengan cara ini, selain lebih efisien dan hemat belanja, kita juga mengurangi limbah makanan atau food waste loh!
Semoga bermanfaat!