Judulnya orde baru nggak sih? Ha! Yeah, di artikel yang lalu, kita sudah ngomongin soal market aggregator, yaitu salah satu jenis fintech yang melayani kebutuhan akan informasi berbagai produk dan layanan jasa keuangan.
Nah, di artikel kali ini, kita akan bahas satu lagi jenis fintech yang juga sudah cukup populer, yaitu social crowdfunding.
Kelen nanti boleh tambahin, misalkan ada yang kurang dalam penjelasan di artikel ini ya. Tulis saja di kolom komen.
[toc]
Social Crowdfunding Adalah Jenis Fintech Bersifat Kolektif
Seperti biasa, kita akan bahas dulu dari pengertiannya.
Social crowdfunding merupakan salah satu jenis fintech—atau financial technology—yang biasanya dimanfaatkan untuk mengumpulkan dana secara kolektif online untuk berbagai kebutuhan yang bersifat sosial.
Hal ini bisa kamu lihat dari asal katanya sendiri. Crowd, dalam bahasa Inggris, artinya adalah keramaian atau sekelompok orang. Funding artinya pendanaan. Social tentu saja berarti sosial.
Pendekatan social crowdfunding ini memanfaatkan cara penghimpunan dana secara kolektif sejumlah individu menggunakan internet dalam jaringan platform ataupun media social crowdfunding, yang digunakan untuk menjangkau massa yang lebih besar.
Jenis fintech crowdfunding adalah bentuk dari crowdsourcing dan keuangan alternatif yang mulai bangkit. Bahkan, crowdfunding sudah dapat membantu para pengusaha pemula untuk mencari tambahan modal sejak tahun 2015.
Lebih jauh kemudian, muncullah satu bentuk penggalangan dana untuk tujuan sosial yang lantas disebut dengan social crowdfunding.
Regulasi Social Crowdfunding
Berbeda dengan jenis fintech lain, social crowdfunding bukan diawasi oleh OJK ataupun BI, melainkan diatur oleh Kementerian Sosial.
Sebagian besar platform social crowdfunding yang ada di Indonesia mengaku sudah memiliki izin Pengumpulan Uang dan Barang, untuk kategori umum dan bencana alam. Beberapa yang lain bergerak di bawah formasi yayasan, sehingga regulasinya pun sudah jelas diatur secara hukum. Tepatnya pada UU Nomor 9 Tahun 1961 tentang Pengumpulan Uang atau Barang juncto PP Nomor 29 Tahun 1980 tentang Pelaksanaan Pengumpulan Sumbangan junctis Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia.
Contoh Platform Social Crowdfunding
1. Kitabisa
Kitabisa bisa dibilang sebagai jenis fintech social crowdfunding terbesar saat ini dalam bentuk startup.
Startup ini memulai gerakan sosialnya pada tahun 2013, didirikan oleh Alfatih Timur untuk menciptakan wadah bagi siapa pun untuk punya proyek sosial untuk direalisasikan.
Setahun setelah rilis, Kitabisa berfokus untuk melakukan donasi online melalui situs crowdfunding, hingga punya aplikasi sendiri.
Kitabisa merupakan salah satu social crowdfunding yang sudah mendapatkan izin Pengumpulan Uang dan Barang (PUB) dari Kementerian Sosial.
2. GoGive
Gojek meluncurkan GoGive sebagai inovasi baru bagi para pelanggan untuk melakukan donasi, infaq, zakat, dan sedekah. Nah, GoGive ini berkolaborasi dengan situs penggalangan dana Kitabisa.com, jadi ya Kitabisa lagi emang. Bedanya, GoGive menjanjikan para penggunanya transaksi menjadi lebih aman, transparan, mudah, dan efisien karena ada GoPay.
Saat berdonasi menggunakan GoGive, pengguna akan dimintai nama lengkap dan email atau nomor WhatsApp. Donasi di GoGive dari minimal Rp1.000 hingga tak terbatas.
Untuk kamu yang ingin berzakat, kamu juga bisa memanfaatkan GoGive ini. Bahkan, ada kalkulator zakatnya juga lo.
3. BenihBaik
Platform social crowdfunding BenihBaik muncul karena adanya isu sosial, kemanusiaan, kebudayaan, keagamaan, dan kesejahteraan. Platform ini juga merupakan salah satu yang sudah mempunyai izin Pengumpulan Uang dari Kementerian Sosial Republik Indonesia, selain juga bergerak dalam format yayasan. Mereka juga sudah mempunyai Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik di Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
Cara kerja BenihBaik yaitu melakukan kurasi campaign dan verifikasi terkait penggalangan donasi apakah memang perlu untuk dilakukannya penggalangan.
Jenis fintech social crownfunding ini pernah melakukan kerja sama dengan banyak perusahaan maupun UMKM di Indonesia. BenihBaik mempunyai Dompet Siaga, berupa dana yang siap disalurkan untuk orang-orang yang membutuhkan pertolongan.
4. WeCare.id
Salah satu jenis fintech social crownfunding ini khusus untuk penggalangan dana bagi pasien yang membutuhkan bantuan dana.
Cara kerja WeCare.id adalah dengan membantu pasien yang membutuhkan bantuan dana. Mereka akan menggali informasi dan memverifikasi pasien, dan setelah tahu berapa dana yang dibutuhkan barulah melakukan penggalangan dana.
Sebenarnya banyak pasien yang menggunakan program pemerintah BPJS, namun WeCare.id ingin membantu dengan memberikan biaya transportasi dan akomodasi pasien, hingga alat penujang kesehatan seperti kursi roda.
Social crownfunding ini juga membantu pasien yang membutuhkan penanganan segera, namun belum menjadi anggota BPJS, atau keanggotaan BPJS-nya sudah tidak aktif karena kesulitan membayar iuran.
5. Dompet Dhuafa
Lembaga Amil Zakat milik masyarakat ini juga termasuk dalam salah satu jenis social crowdfunding lo, yang berdiri sejak tahun 1993. Lembaga nirlaba ini memiliki asas yang akan mengangkat harkat sosial kemanusiaan dengan mendayagunakan dana Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) serta dana sosial lainnya baik dari individu, kelompok maupun perusahaan.
Selain kelima fintech di atas, masih ada banyak fintech lain yang bisa kamu temukan juga di luar sana.
Tip Menggalang Dana dengan Social Crowdfunding
Barangkali kamu juga ingin memanfaatkan platform salah satu jenis fintech ini untuk menggalang dana demi kemanusiaan dan sosial? Here’s some tips.
- Punyai target realistis, agar kamu bisa mengetahui dan menentukan target yang bersedia ikut berkontribusi dalam kampanyemu.
- Informasikan manfaat baik yang diemban oleh kampanyemu, agar para (calon) donatur tahu dan yakin, bahwa donasi yang mereka lakukan akan disalurkan pada yang benar-benar membutuhkan.
- Tentukan pilihan funding, kamu bisa memilih donasi ketat dan fix atau flexible funding. Donasi ketat dan fix ini adalah bisa dibilang sebagai hard target. Jadi, ada target yang harus kamu capai untuk dapat berdonasi. Kalau kurang, ya kamu harus mengejar bagaimana pun caranya. Sedangkan, kalau flexible funding, berapa pun hasil yang kamu dapat, tetap akan kamu donasikan.
- Buat video promo yang atraktif, transparan, dan personal. Tak usah terlalu panjang, durasi dari video promo sebaiknya nggak lebih dari tiga menit. Isinya ajakan agar orang-orang tertarik untuk turut berdonasi. Memangnya harus pakai video? Well, faktanya, kampanye lewat video mampu meningkatkan kesadaran lebih dari 100% jika dibandingkan dengan yang tidak membuat video. Lagi pula, ya lebih mudah diposting kan?
- Tentukan batasan waktu pengumpulan donasi, sehingga kampanye akan memiliki momennya sendiri. Berapa lama idealnya? Ya, tergantung kebutuhan masing-masing sih. Buatlah jadwal kampanye dan project yang jelas, sehingga ketika semua agenda berjalan sesuai jadwal maka donatur akan merasa yakin.
- Terus update tentang info terbaru, seperti apakah donasi sudah mencapai target atau belum, sudah berapa banyak dana yang sudah terkumpul, dan sebagainya. Boleh juga update nama-nama donatur, jika mereka mengizinkan. Update ini dapat kamu lakukan per hari atau mingguan. Penuhi janji untuk donatur, karena ini adalah tanggung jawab kamu.
Tip Menjaga Kepercayaan Donatur Crownfunding
Sudah pasti, kalau kamu menggalang dana untuk membantu orang lain, kamu pun harus menjaga kepercayaan donatur.
Yang pertama adalah akuntabilitas. Buatlah perhitungan yang cermat, untuk setiap dana yang keluar masuk selama project. Yang kedua adalah transparansi. Jangan tutup-tutupi catatan keuangan project kamu, apalagi dari para donatur. Biarkan mereka juga bisa memantau, bagaimana aliran dana dari mereka sebagai donatur kepada orang yang berhak.
Kesimpulan
Social crowdfunding bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam tujuan. Tujuan baik, tentu saja. Dan, of course, kita—jika menyelenggarakan kampanye atau aktivitas sosial—dan menggalang dana melalui social crowdfunding, kita pun harus menjaga amanah dari para donatur yang sudah rela menyisihkan sebagian dananya untuk kita salurkan pada yang membutuhkan.
Jangan disalahgunakan, karena banyak juga kasus penyalahgunaan social crowdfunding ini yang malah dipakai untuk penipuan.
Nah, semoga sedikit penjabaran tentang salah satu jenis fintech, yaitu social crowdfunding ini bisa bermanfaat dan menambah pengetahuanmu ya.