Kalau Indeks Harga Saham Gabungan, pasti kamu sudah sering banget dengar. Tapi, tahukah kamu, bahwa selain IHSG, ada juga indeks harga saham yang lain?
Apa Itu Indeks Harga Saham?
Indeks—kalau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia—artinya adalah daftar harga sekarang dibandingkan dengan harga sebelumnya menurut persentase untuk mengetahui turun naiknya harga barang.
Indeks saham bisa dibilang sebagai indikator pergerakan harga saham yang terjadi pada hari itu di lantai bursa. Nah, kalau ditambah kata ‘gabungan’ di belakangnya, berarti itu adalah indikayor pergerakan harga gabungan seluruh saham yang ditransaksikan hari itu di bursa efek.
Nah, ada gabungan, sudah pasti ada yang enggak gabungan. Ya memang ada. Ada beberapa jenis indeks saham di Bursa Efek Indonesia.
Kalau bingung, kamu bisa menganalogikannya dengan rapor sekolah. Nilai rapormu adalah harga saham. Nilai rapor rata-rata kelas adalah indeks sektoral. Rata-rata nilai rapor satu sekolah adalah indeks gabungan. Sedangkan, ada lagi nih, ada beberapa anak pinter langganan juara satu, dua, dan tiga di kelas, lalu nilai mereka dirata-rata, jadilah indeks LQ45.
Nah, nangkep nggak?
Sekarang, mari kita lihat beberapa jenis indeks harga saham yang ada di BEI.
[toc]
Jenis Indeks Harga Saham di Bursa Efek Indonesia
Saat ini, ada 37 jenis indeks yang ada di Bursa Efek Indonesia. Kita enggak akan bahas semua, karena bisa panjang beud. Tapi baiklah kita lihat beberapa yang sekiranya berisi saham-saham yang cukup populer.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, indeks saham ini merupakan hasil perhitungan rerata harga saham yang ditransaksikan di lantai bursa pada hari itu.
FYI, sebenernya berwenang untuk tidak memasukkan satu atau beberapa saham perusahaan tercatat dari perhitungan IHSG, terutama jika sahamnya yang dimiliki oleh publik relatif kecil sedangkan kapitalisasi pasar cukup besar, yang kalau dimasukkan maka akan dapat membuat pergerakan menjadi tidak wajar.
LQ45
Indeks harga dari 45 saham perusahaan tercatat yang dipilih berdasarkan kapitalisasi pasar besar, tingkat likuiditas yang baik, serta berbagai kriteria lainnya. Review terhadap indeks ini dilakukan 6 bulan sekali.
IDX80
Terdiri atas saham-saham dari 80 emiten berlikuiditas tinggi dan berkapitalisasi besar, dengan fundamental yang baik.
IDX30
Mirip dengan IDX80, tetapi di sini hanya ada 30 saham saja.
IDX ESG Leaders
Indeks saham dari emiten-emiten yang memiliki nilai ESG (Environmental, Social, dan Governance) yang baik, tanpa keterlibatan dalam kontroversi, dan dengan likuiditas serta kinerja keuangan yang baik. Standar ESG ini ditentukan oleh Sustainalytics, sebuah lembaga independen yang khusus menangani keberlanjutan emiten berdasarkan kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan.
IDX High Dividend 20
Indeks harga yang terdiri atas saham-saham milik 20 emiten yang secara teratur membagikan dividen tunai kepada investornya setidaknya selama 3 tahun berturut-turut, dengan dividend yield yang tinggi.
IDX BUMN20
Indeks saham yang mengukut kinerja harga 20 emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), serta afiliasinya.
Indeks Saham Syariah Indonesia
Indeks harga saham yang terdiri atas seluruh saham emiten perusahaan yang dinyatakan mengoperasikan bisnis sesuai Syariat Islam sesuai Daftar Efek Syariah OJK di Bursa Efek Indonesia.
Jakarta Islamic Index (JII)
Indeks 30 saham yang termasuk dalam kriteria syariah sesuai Daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh OJK dan diterbitkan oleh Bapepam-LK, dengan kapitalisasi besar dan likuiditas tinggi.
JII70
Atau Jakarta Islamic Index 70, yang memuat kinerja harga dari 70 saham syariah dengan kinerja keuangan baik, dan likuiditas tinggi.
KOMPAS100
Indeks saham yang disusun oleh media Kompas terhadap 100 emiten dengan kriteria likuiditas, kapitalisasi, dan berbagai kriteria lain yang sudah ditentukan oleh pihak internal Kompas.
BISNIS27
Indeks yang merupakan hasil kerja sama media Bisnis Indonesia dengan Bursa Efek Indonesia, yang terdiri atas 27 saham emiten dengan kriteria fundamental, teknikal, likuiditas, akuntabilitas, dan tata kelola perusahaan yang memenuhi syarat tertentu.
SRI-KEHATI
Indeks harga saham yang dibuat atas kerja sama Bursa Efek Indonesia dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). Emiten-emiten yang sahamnya masuk ke dalam indeks ini merupakan perusahaan-perusahan yang dalam operasionalnya mampu mendorong sustainability alam, memiliki kesadaran pelestarian lingkungan yang tinggi, dengan tata kelola perusahaan yang baik.
PEFINDO25
Indeks ini ada karena kerja sama antara lembaga rating PEFINDO dengan Bursa Efek Indonesia, yang terdiri atas saham-saham perusahaan yang dipilih berdasarkan total aset, likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik, dan tingkat pengembalian modal (Return on Equity/ROE) yang baik, serta memperhatikan opini akuntan publik.
Indeks Harga Saham Lainnya
Nah, selain yang sudah disebutkan satu per satu di atas, ada juga beberapa indeks harga saham yang mirip-mirip, hanya kriterianya saja yang membedakan.
Misalnya seperti IDX Quality30, IDX Value30, dan IDX Growth30, yang mirip dengan IDX30, tetapi kriterianya ada yang meliputi profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan laba, valuasi harga, pendapatan, dan kinerja keuangan yang baik.
Ada juga IDX SMC Composite, yang terdiri atas saham-saham kapitalisasi pasar menengah dan kecil, yang biasanya ada di Papan Pengembangan. Ada juga IDX SMC Liquid, yang hampir sama dengan IDX SMC Composite tetapi yang memiliki likuiditas tinggi.
Di samping KOMPAS100 dan BISNIS27, ada juga beberapa indeks saham yang juga diterbitkan oleh pihak di luar BEI, seperti MNC36, Investor33, Infobank15, dan SMInfra18
Juga selain PEFINDO25, ada juga PEFINDO i-Grade—yang sama-sama diterbitkan atas kerja sama PEFINDO dan BEI—yang terdiri atas 30 saham dengan peringkat investment grade idAAA hingga idBBB- dari PEFINDO.
Kesimpulan
Nah, banyak ya, ternyata jenis indeks harga saham itu. Yang mana yang belum pernah kamu dengar?
Well, enggak perlu semuanya kamu hafalkan kok. Ya, soalnya buat apa? Betul nggak? Artikel ini bisa dibaca sebagai tambahan pengetahuan dan wawasanmu mengenai pasar modal saja.
Yang paling penting kamu perhatikan mungkin hanyalah IHSG, dan indeks tertentu yang kamu nilai cukup mewakili saja. Seperti misalnya LQ45 atau IDX30.