Sebulan belakangan ini hingga sekarang, tren mata uang kripto menjadi pembicaraan publik. Pokoknya cryptocurrency everywhere lah sampai di kedai kopi pun bahas ini. Netizen kita emang nggak pernah ketinggalan yang hype!
Banyak yang membicarakannya karena nominalnya sempat turun dari sebelumnya yang memelesat bak roket. Orang-orang pun sibuk mencari tahu bagaimana cara kerja mata uang kripto dan bagaimana bisa menghasilkan cuan. Barangkali kamu termasuk salah satunya?
[toc]
Awal Kelahiran Mata Uang Kripto
Umumnya orang-orang tertarik mata uang kripto karena cuannya yang tinggi sekaligus sebagai investasi.
Jika menilik dari sejarah, mata uang kripto sudah ada sejak tahun 1998 yang digagas oleh Wei Dai. Namun, mata uang kripto mencuri perhatian publik dunia pasca nilai tukar bitcoin melonjak pesat. Ini terjadi saat kasus WannaCry yang menghebohkan jagat maya. Jadi, penyerang meminta tebusan dengan bitcoin untuk pembebasan komputer yang terserang WannaCry.
Sejak itu, nilai bitcoin memelesat. Sedangkan di sisi lain mata uang kripto nonbitcoin (Altcoin) terus bermunculan. Kehadiran mereka memperbaiki celah Bitcoin sekaligus menawarkan cara baru untuk memudahkan proses mining dan transaksi. Hingga Januari 2021 sudah ada kurang lebih 4000 mata uang kripto yang beredar di seluruh dunia.
Lalu bagaimana nilai mata uang kripto sekarang ini?
Sepekan terakhir, beberapa jenis mata uang kripto mencatat lonjakan lebih dari 100%. Warbiyasah!
Lebih lanjut, dikutip dari coinmarketcap.com, salah satu mata uang kripto, koin shiba inu, yang terinspirasi dari koin meme dogecoin, harganya memelesat mendekati 800% dalam waktu sepekan lho! Mupeng nggak sih?
Dari data coinmarketcap.com, shiba inu menjadi mata uang kripto paling cuan banget dalam sepekan terakhir ini.
Sekarang ini harga koin shiba inu (SHIB) ada di kisaran angka 0,00001522 dollar AS per keping atau kalau dirupiahkan sebesar Rp 0,22. Menariknya, harga koin tersebut menguat 1,18 persen hanya dalam 24 jam terakhir. Kapitalisasi pasar shiba inu tercatat sebesar 6,008 miliar dollar AS.
Nah, buat kamu yang tertarik akan mata uang kripto sebaiknya mengetahui terlebih dahulu jenis-jenisnya.
Jenis-jenis Mata Uang Kripto
1. Bitcoin (BTC)
Mata uang kripto yang ngethis ini diluncurkan pertama kali di tahun 2009 oleh seseorang bernama samaran Satoshi Nakamoti. Dan bisa dibilang, bitcoin merupakan pionir munculnya mata uang kripto lainnya.
Dalam satu dekade, perjalanan bitcoin bisa dibilang warbiyasah. Di saat pandemi, nilai bitcoin malah meroket di angka $18,353. Pakar ekonomi memprediksikan masa depan bitcoin di tahun 2030 akan bisa menembus $5000,000 per koin.
Kelebihan
Bitcoin memiliki sifat sebagai mata uang kripto dengan tingkat kompleksitas algoritma kriptografi, atau biasa dikenal hash rate, yang semakin canggih dari waktu ke waktu. Dan ini meningkatkan kepercayaan dari publik bahwa keamanan mereka terjamin sehingga bisa menghidar dari risiko pemalsuan.
Ternyata kepercayaan publik tersebut berefek pengembangan komunitas global yang makin menguatkan posisinya sebagai mata uang yang tidak akan mudah digoyahkan apa pun kondisi masyarakatnya. Sama halnya dengan emas, mata uang kripto bisa menekan laju inflasi.
Kekurangan
Salah satu sifat Bitcoin yaitu spekulatif (ini kaitannya dengan nilai, ya).
Jadi, nilai Bitcoin ditentukan oleh sejumlah unit bisnis atau perorangan yang menerima bitcoin. Singkatnya, semakin banyak yang menggunakan maka nilainya akan terus meningkat. Begitu pun sebaliknya.
Bitcoin juga tidak mengenal pembatalan transaksi. Prosesnya bersifat publik, sehingga tidak ada entitas yang bisa menjamin akan kelalaian misalnya yang ujungnya menyebabkan kehilangan maupun kesalahan dalam proses pengiriman.
2. Ethereum (ETH)
Kelebihan
Ethereum ini sangat mirip dengan Bitcoin, tapi didesain menjadi smart contract yang terbuka.
Seperti apa sih itu?
Jadi, transaksi yang kamu lakukan di blockchain bisa mengeksekusi satu smart contract melalui beberapa cara, misalnya nih kamu mengirimkan mata uang digital atau data ke satu alamat kontrak. Apabila berhasil, smart contract tersebut akan bisa proses lebih banyak lagi transaksi.
Ethereum Virtual Machine (EVM) adalah software yang bisa digunakan pengembang dalam membuat beragam aplikasi dengan mudah. Dan menariknya konsep yang mereka tawarkan adalah pengembang tidak perlu repot membuat juga mengurus blockchain mereka sendiri.
Kekurangan
Kecepatan akses, ternyata tidak sepenuhnya bisa diandalkan karena tergantung pada server yang terdistribusi.
Analoginya seperti ini. Pengembangan aplikasi di Ethereum ini seperti penyewaan jasa web hosting; ketika server down, website atau blog kamu pun terkena imbasnya.
Bad newsnya, pengembang pun nggak bisa meningkatkan fungsionalitas blockchain secara mandiri, so harus berkontribusi secara keseluruhan.
3. Ripple (XRP)
Kelebihan
Ripple ini muncul karena pengembang bisa membaca celah Bitcoin. Lalu, muncullah ide untuk proses yang memudahkan penukaran mata uang kripto ke mata uang lokal.
Ripple mengadopsi teknologi yang memfasilitasi penukaran XRP dengan berbagai mata uang kripto yang ada di dunia, dan termasuk btcoin di dalamnya.
Kok bisa Ripple menukarkannya ke mata uang lokal?
Karena Ripple sudah terintergrasi dengan layanan perbankan dunia. Inilah yang membuat pengiriman uang antar negera pun menjadi mudah.
Kekurangan
Secanggih apa pun teknologinya ternyata masih menimbulkan celah, begitu pun dengan Ripple. Jadi, karena keterbukaan jaringan ini membuat celah bisa terjadinya serangan yang bisa berefek ke kelumpuhan akses pengguna akan dana yang ditransfer.
4. Litecoin (LTC)
Kelebihan
Litecoin mencoba untuk menyempurnakan Bitcoin, yaitu soal waktu generasi blok yang disusun. Rata-rata waktu Litecoin adalah 2,5 menit, sedangkan untuk Bitcoin 10 menit. Penurunannya sangat drastis, ya.
Untuk algoritme penambangan, Litecoin didesain lebih sederhana, sehingga memudahkan miner juga ketika mereka tidak harus melakukan mining dengan komputer spesifikasi super tinggi.
Tak hanya itu, Litecoin bisa mengaktifkan Segregated Witness yang katanya bisa membuat transaksi koin bisa lebih cepat dengan biaya murah. Hadirnya fitur Swap Atom memberikan kemudahan bagi pemilik koin mata uang cryptocurrency lainnya dalam bertransaksi dengan Litecoin tanpa memerlukan platform khusus.
Kekurangan
Adapun risiko dari Litecoin diprediksi akan terjadi apabila pasar tidak punya ketertarikan. Proses mining yang mudah akhirnya membuat penumpukan stok Litecoin. So, hukum supply and demand terjadi; ketika stok meningkat, harga akan menurun.
Untuk jangka panjang, jika tidak bisa bertumbuh dengan baik bisa menyebabkan pecah bubble-nya dan akan terjadi penurunan inflasi secara drastis.
5. Bitcoin Cash (BCH)
Kelebihan
Bitcoin Cash merupakan versi upgrade dari Bitcoin. Di Bitcoin Cash, beberapa prosedur sudah diperbaiki, sehingga dapat membuat naiknya nilai lebih konsisten.
Untuk kecepatan transaksi mata uang digital satu ini tergolong cepat. So, ini menjadi keuntungan tersendiri bagi pengguna. Keamanan dan proteksi pun ditingkatkan, mereka mempertimbangkan segi fitur dan tampilan agar lebih menarik.
Kekurangan
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh Bitcoin Cash adalah risiko kerusakan perangkat keras. Tapi, hal mendasar yang menjadi kelemahan mereka adalah adposi yang belum masif.
Karena belum masif, hal ini membuat Bitcoin Cash belum mencapai titik ‘critical mass’, yaitu masa kritis minimum yang diperlukan agar blok bisa berukuran lebih dari 1 Mb. Padahal, ini merupakan faktor utama agar jaringan lebih stabil.
Sekarang ini sih kalau dilihat sudah mengarah ke sana, walau sedikit demi sedikit.
Ini hanya sebagian kecil jenis mata uang kripto yang ada. Tapi, kelimanya merupakan yang paling terkenal dengan kapitalisasi pasar di atas Rp 160 T.
Gimana tertarik untuk mempelajari mata uang kripto dan menjadi penambang?
Ainun Nisa Amelia
Artikel yang sangat bermanfat, terimakasih sehingga saya dapat menambah pengetahuan.
dani
Sama-sama Mbak Ainun 🙂