Banyak orang tertarik untuk bisa bergabung ke berbagai komunitas investor saham pemula, demi bisa update berita-berita terbaru, sekaligus “mencuri” ilmu dari mereka yang sudah berpengalaman.
Ya, memang sih. Untuk maju dan berkembang, kita tuh perlu berguru pada orang lain—apalagi kalau mereka sudah sukses duluan. Syukur-syukur bisa mengekor. Dan, salah satu tempat yang tepat untuk belajar di zaman digital ini adalah di komunitas. Termasuk ketika kamu lagi belajar investasi saham.
Sayangnya, semakin ke sini semakin ke sana, komunitas investor saham pemula yang seharusnya jadi tempat belajar malah disalahgunakan menjadi peluang untuk mengeruk keuntungan pribadi tanpa mengindahkan etika dan kerugian pada orang lain.
[toc]
Awas, Komunitas Investor Saham Pemula Abal-Abal!
Maraknya tren berinvestasi, khususnya investasi saham, menjadi peluang bagi mereka yang berniat buruk untuk mendapatkan keuntungan dengan cara yang merugikan. Termasuk dalam sebuah komunitas yang seharusnya menjadi tempat belajar.
Benar-benar mengkhawatirkan!
Jumlah korban pun semakin hari semakin bertambah, karena semakin banyak orang yang mengetahui bahwa saham bisa memberikan keuntungan ratusan, bahkan mungkin ribuan persen.
Padahal ya, faktanya, ada banyak hal yang harus dilakukan jika ingin menang besar. Pada dasarnya, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia memang masih sangat rendah sih. Data OJK dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2019 menunjukkan literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 38,03 persen. Artinya, dari seratus orang, hanya sekitar 30 orang yang cerdas secara finansial.
Karena itu, cukup mudah bagi mereka yang berniat buruk untuk memanfaatkan situasi ini. Tidak mengherankan jika apa yang disebut investasi bodong terus bermunculan. Satu penyelenggara ditutup dan dituntut, banyak lainnya muncul. Bahkan modusnya pun lebih baru, pinter, dan niat banget.
Salah satu bentuk lama yang masih bisa menggoda banyak korban adalah skema Ponzi. Orang-orang yang tidak bertanggung jawab ini pun semakin bisa menyesuaikan diri dengan zamannya. Sementara yang lain bermodus titip dana. Hadeh, padahal mah kalau mau beneran titip dana, ada loh yang sudah dilegalkan oleh OJK. Sudah tahu dan pernah dengar tentang reksa dana kan?
Modus Tipu-Tipu
1. Pencatutan identitas
Komunitas investor sering menggunakan media sosial untuk membangun hubungan dengan publik, dan biasanya memanfaatkan platform ini untuk mengajak orang lain bergabung. Bukan cara yang salah, memang.
Sayangnya, orang-orang yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan hal tersebut untuk melakukan aktivitas penipuan mereka. Mereka membajak profil komunitas yang bersangkutan, mencatut dan bahkan menggunakan “tone” yang sama dengan komunitas yang asli.
Akun-akun palsu tersebut kemudian mengikuti akun-akun lain yang dianggap “potensial” menjadi korban penipuan. Saat korban sudah tertarik dan bergabung, nah, baru mereka melancarkan aksinya dengan leluasa, karena rata-rata memanfaatkan WhatsApp atau Telegram, ataupun platform lain yang lebih “privat” untuk mulai “merayu” korban.
Mereka meminta data pribadi korban. Dan, jika korban telah memenuhi permintaan tersebut, mereka akan diminta untuk melakukan transfer ke rekening tertentu. Mereka juga tak sungkan mempergunakan data pribadi korban untuk berbagai hal demi kepentingan mereka sendiri.
2. Mengaku karyawan atau orang dalam
Selain itu, modus penipuan dalam komunitas investasor saham pemula ini sering kali dilancarkan oleh orang yang berpura-pura atau mengaku sebagai pegawai resmi perusahaan investasi. “Orang dalam”-lah istilah kerennya.
Modusnya kurang lebih sama dengan kloning akun. Mereka menargetkan informasi pribadi investor dan kemudian membobol akun investasi untuk mengekstraksi dana.
3. Link phising
Link phising bisa jadi merupakan salah satu modus klasik, tapi ya kayaknya works everytime. Korbannya tetap saja ada, padahal sudah termasuk “populer” dan sering diviralkan.
Di sini, si penipu akan mengirimkan dokumen atau apa pun dengan berisi link di dalamnya. Kamu—dengan cara apa pun—akan dibujuk atau diajak untuk mengklik link tersebut. Tak jarang juga disertai dengan ancaman, misalnya seperti “Kalau enggak segera diklik, kamu akan kehilangan peluang terbesar untuk mendapatkan keuntungan berlipat ganda.” Ya, sejenis itulah.
So, melihat berbagai cara melakukan sesuatu ini, apakah kamu lantas merasa takut untuk mulai berinvestasi di saham? Karena ternyata, selain risiko pasar, ada juga risiko menjadi korban penipuan dan kejahatan dunia maya.
Semoga sih enggak. Karena yang kayak begini akan terus ada kok. Dari zaman baheula sampai di masa depan, kayaknya modus-modus begini mah akan terus ada.
So, yeah mau enggak mau, kita memang perlu meningkatkan kewaspadaan.
Memilih Komunitas Investor Saham Pemula yang Legit
So, kalau kamu memang berniat untuk belajar investasi dengan bergabung ke komunitas investor saham pemula, pastikan kamu memilih komunitas yang tepat.
1. Lacak jejak digital mereka
Jejak digital tidak pernah hilang, jadi pastikan komunitas investor saham pemula yang pengin kamu ikuti legit dan valid. Lacaklah history-nya.
Kamu bisa telusuri berita di media online atau media sosial. Perhatikan apakah ada komplain atau komplain terkait dengan kategori atau korporasi yang Anda ikuti.
2. Verifikasi identitasmu
Penipu biasanya tidak pernah mengungkapkan identitas mereka. Biasanya profil mereka itu fiktif alias rekaan. Meskipun ya, in some cases, sangat meyakinkan!
Jika kamu ingin bergabung di salah satu komunitas investor saham pemula, cobalah mencari informasi menyeluruh tentang pendiri dan orang-orang di baliknya. Apakah ada orang yang sudah memiliki reputasi baik di bidangnya yang juga bergabung? Apakah ada pengalaman, baik atau buruk?
Jika kamu tidak mengenal sama sekali atau satu pun orang-orang di balik komunitas yang ingin kamu ikuti, ada baiknya kamu kenalan dulu dengan mereka sebelum bergabung dengan komunitasnya.
3. Cari informasi dari orang yang sudah bergabung
Tidak ada informan yang lebih baik daripada mereka yang sudah menjadi anggota komunitas. So, ada baiknya kamu cek dan ngobrol dulu dengan mereka sebelum kamu memutuskan untuk bergabung.
Jika komunitas yang bersangkutan ternyata kurang memenuhi syarat, maka biasanya akan ada beberapa orang yang speak up. Dengarkan mereka, dan kalau memang bukti mereka kuat, lebih baik kamu tunda sebentar dan cari tahu lebih banyak lagi sebelum bergabung.
Bergabunglah hanya jika kamu benar-benar yakin!
4. Lindungi data pribadi sebaik mungkin
Jika kita melihat kembali cara-cara yang digunakan para scammer, banyak yang berkeliaran dan mencari akan untuk bisa mendapatkan data pribadi korban. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk dapat melindungi informasi pribadi ini sebaik mungkin dan tidak mengungkapkannya kepada orang lain secara sembarangan.
Harap dicatat bahwa petugas keamanan atau bank juga tidak diperbolehkan untuk mengetahui informasi pribadi kamu, seperti PIN, kata sandi atau kode OTP.
Memang, mereka akan meminta data terutama jika terkait registrasi atau pembukaan akun, tetapi bukan yang bersifat sangat rahasia seperti PIN, password, dan kode OTP. Karena itu, kalau ada yang meminta PIN, password, ataupun kode OTP, siapa pun dia, kita wajib curiga.
Nah, itu dia seluk beluk komunitas investor saham pemula yang harus kamu perhatikan, dan cara memilih yang legit. Jangan sampai melibatkan dirimu sendiri dengan orang-orang enggak jelas, yang mengincar aset yang kamu punya.
Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!