Banyak orang berpikir kalau gaji naik, keuangan otomatis lebih aman. Tapi kenyataannya, makin besar penghasilan, makin besar juga godaan buat belanja lebih banyak. Tanpa sadar, pengeluaran ikut naik seiring pendapatan. Ini yang disebut lifestyle inflation.
Contohnya apa? Misalnya, dulu puas dengan motor, sekarang merasa butuh mobil. Dulu cukup makan di warung, sekarang lebih sering nongkrong di kafe mahal. Kalau terus dibiarkan, tabungan bisa stagnan meski gaji naik berkali lipat.
Ya, sebenarnya enggak apa-apa sih, kalau memang tujuan hidupnya buat YOLO begitu. Tapi, bagi yang ingin mencapai FIRE, gaya hidup seperti ini bisa jadi penghambat besar. Tujuan FIRE bukan sekadar punya banyak uang, tapi memastikan keuangan cukup untuk hidup nyaman tanpa harus bekerja terus-menerus.
Kalau lifestyle inflation enggak dikontrol, impian pensiun dini bisa makin jauh. Karena itu, penting untuk menjaga pengeluaran tetap terkendali meskipun penghasilan bertambah. Ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan agar tabungan tetap optimal tanpa merasa hidup terlalu pelit.
Apa Itu Lifestyle Inflation?
Nah, ayo kenalan dulu dengan istilah lifestyle inflation. Mungkin kamu asing dengarnya, tapi sebenarnya ini hal yang cukup normal. Bahkan, bisa jadi ini penyakit kamu. Hohoho.
Lifestyle inflation adalah kondisi ketika pengeluaran yang meningkat seiring dengan kenaikan pendapatan. Seseorang yang mengalami ini cenderung mengubah gaya hidupnya menjadi lebih mahal setiap kali penghasilannya bertambah, baik disadari maupun tidak.
Akibatnya, meskipun gaji naik, tabungan dan investasi tetap stagnan atau bahkan berkurang karena pengeluaran ikut membesar.
Nah, untuk itu, kamu perlu mengenali tanda-tandanya. Kayak apa?
1. Pengeluaran Naik Seiring Kenaikan Gaji
Yang paling jelas—ya itu tadi, sudah disinggung di definisinya: setiap kali mendapat kenaikan pendapatan, langsung digunakan untuk meningkatkan gaya hidup. Misalnya, beli barang lebih mahal, sering makan di luar, atau langganan layanan premium. Pokoknya, hal-hal yang tadinya enggak butuh, kalau nggak ada tuh enggak apa-apa, sekarang jadi urgent karena mengenakkan.
2. Peningkatan Standar Hidup yang Sulit Dikurangi
Setelah terbiasa hidup dengan fasilitas lebih mewah, susah banget buat kembali ke gaya hidup yang lebih sederhana. Ini bahaya gaes, terutama kalau ternyata kenaikan penghasilanmu itu cuma sementara.
3. Tabungan dan Investasi Enggak Berkembang
Meskipun penghasilan bertambah, dana darurat, investasi, dan tabungan tetap segitu-segitu saja. Ya iya, karena sebagian besar pendapatan dihabiskan untuk konsumsi.
4. Utang buat Biaya Hidup
Saat pengeluaran lebih besar dari pemasukan, utang jadi solusi instan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif. Kayak membeli mobil lebih mewah atau liburan mahal.
Baca juga: Mengatasi Doom Spending: Cara Mengelola Emosi agar Tidak Terjebak Belanja Berlebihan
Menghindari Lifestyle Inflation
Jadi, gimana? Lifestyle inflation sounds familiar? Yep. Lalu, gimana caranya supaya kita bisa meminimalkan potensi terjadinya inflasi gaya hidup ini? Karena kalau dibiarkan, rencana FIRE bisa banget berantakan.
1. Tentukan Target FIRE
Menentukan target FIRE itu penting supaya keuangan tetap terarah. Jangan hanya mengandalkan perkiraan, tapi hitung angka pasti yang dibutuhkan. Mulai dari biaya hidup bulanan, dana darurat, sampai investasi jangka panjang.
Dengan tujuan yang jelas, pengeluaran jadi lebih terkontrol. Godaan buat boros yang bisa bikin lifestyle inflation pun bisa ditekan karena sudah tahu batas aman keuangan.
2. Bonus dan Kenaikan Gaji Langsung ke Investasi
Dapat bonus atau naik gaji memang menyenangkan. Tapi jangan buru-buru menaikkan standar hidup. Lebih baik langsung alokasikan ke investasi. Bisa ke saham, reksa dana, atau aset lain yang nilainya terus bertumbuh.
Dengan begitu, uang bekerja untuk masa depan, bukan hanya habis untuk kesenangan sesaat. Kalau setiap kenaikan pendapatan langsung dialihkan ke investasi, tabungan FIRE makin cepat terkumpul tanpa terasa.
3. Punyai Anggaran yang Jelas
Punya anggaran yang jelas itu kunci biar keuangan tetap terkontrol. Tentukan batas pengeluaran setiap bulan dan patuhi aturan yang sudah dibuat. Jangan tergoda buat belanja lebih hanya karena saldo rekening bertambah.
Meskipun gaji naik, bukan berarti gaya hidup harus ikut naik. Tetap pertahankan pola hidup sederhana. Fokus pada kebutuhan, bukan keinginan. Kalau anggaran sudah rapi, tabungan FIRE bisa terus bertambah tanpa hambatan.
4. Pastikan Bermanfaat Jangka Panjang
Mengatur keuangan bukan soal menghindari pengeluaran, tapi memastikan uang dipakai untuk hal yang benar-benar bernilai dan berdampak panjang. Jangan asal beli sesuatu hanya karena sedang tren atau biar dianggap “naik kelas”. Kalau enggak benar-benar dibutuhkan, lebih baik tahan dulu.
Fokuslah pada pengeluaran yang bisa meningkatkan kualitas hidup dalam jangka panjang. Misalnya, investasi di kesehatan, pendidikan, atau pengalaman berharga. Bukan sekadar barang mahal yang ujung-ujungnya cuma jadi pajangan. Dengan begitu, uang tetap terpakai dengan bijak tanpa mengorbankan masa depan finansial.
5. Batasi Barang Konsumtif
Langganan premium, makan di luar setiap hari, atau upgrade gadget tiap tahun memang terasa nyaman. Lifestyle inflation seperti ini sulit dikurangi. Sekali terbiasa, susah balik ke yang lebih sederhana. Misalnya, kalau sudah terbiasa pakai mobil mewah, turun ke kendaraan biasa pasti terasa berat. Belum lagi biaya perawatannya yang makin mahal.
Lebih baik batasi pembelian berulang yang sebenarnya enggak perlu. Kalau masih bisa pakai versi standar, kenapa harus yang premium? Dengan begitu, keuangan tetap sehat, dan tabungan FIRE tetap aman.
6. Jangan Utang kalau Nggak Perlu
Utang itu bisa jadi alat bantu, tapi juga bisa jadi beban kalau salah digunakan. Banyak orang terjebak utang konsumtif karena tergoda membeli barang yang sebenarnya enggak mendesak.
Apalagi kalau barang-barang dibeli dengan utang itu nilainya cepat turun. Padahal, cicilan tetap harus dibayar setiap bulan. Alih-alih membantu keuangan, justru bikin stres karena penghasilan habis buat bayar utang.
Lebih bijak kalau utang dipakai untuk hal yang produktif. Misalnya, modal usaha, pendidikan, atau aset yang bisa bertumbuh nilainya. Dengan begitu, utang jadi investasi, bukan sekadar beban yang menggerogoti tabungan FIRE.
Baca juga: Ibu Rumah Tangga di Jepang dan Cara Mereka Berhemat Pengeluaran
7. Rutin Evaluasi
Keuangan itu bukan sesuatu yang statis. Kebiasaan belanja dan gaya hidup bisa berubah seiring waktu. Makanya, penting untuk rutin mengevaluasi anggaran. Jangan sampai tanpa sadar pengeluaran makin membesar dan malah menghambat rencana FIRE.
Coba cek lagi, apakah ada pengeluaran yang sebenarnya bisa dikurangi? Mungkin ada langganan yang jarang dipakai atau kebiasaan belanja yang enggak terlalu penting. Kecil-kecil, tapi kalau dibiarkan bisa jadi boros.
Sesuaikan gaya hidup dengan kondisi keuangan dan tujuan jangka panjang. Kalau ada pemasukan tambahan, jangan buru-buru menaikkan standar hidup. Lebih baik dialihkan ke investasi atau tabungan FIRE. Dengan evaluasi rutin, keuangan tetap sehat dan rencana pensiun dini bisa berjalan lancar. Lifestyle inflation pun bisa dihindari.
Mau tahu bagaimana merencanakan FIRE dan membangun aset 300 kali gaji dengan lebih detail? Kamu harus banget punya buku ini. Kamu bisa baca dan belajar secara fleksibel, dan dapatkan insight lebih detail mengenai konsep FIRE.
Sudah bisa dibeli di toko-toko buku di kota-kota besar di Indonesia! Get your copy now!
Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!