Mau hidup tenang tanpa kerja di usia muda memang terdengar menyenangkan. Tapi untuk mewujudkannya, perlu strategi keuangan yang matang sejak awal. Salah satunya lewat investasi yang bisa memberi penghasilan rutin tanpa harus jual aset terus-terusan. Di sinilah pentingnya paham cara memilih obligasi yang bisa mendukung rencana pensiun dini secara stabil dan berkelanjutan.
Faktanya, enggak semua obligasi cocok buat semua tujuan. Apalagi kalau targetnya cukup spesifik, seperti FIRE. Di sinilah pentingnya tahu cara memilih obligasi yang benar-benar menguntungkan, bukan cuma kelihatan menarik di awal.
Tip Memilih Obligasi untuk FIRE
Obligasi sering dianggap lebih aman dibanding saham, tapi bukan berarti semuanya cocok buat tujuan jangka panjang. Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menaruh dana dalam surat utang. Kalau salah langkah, bukannya untung malah bisa jadi beban.
Maka, penting banget memahami dasarnya dulu sebelum memilih obligasi dan melangkah lebih jauh.
1. Pilih Obligasi dengan Imbal Hasil Riil Positif
Jangan cuma lihat berapa persen kupon yang ditawarkan. Perhatikan juga inflasi. Kalau kupon 6%, tapi inflasi 5%, artinya imbal hasil riil cuma 1%. Itu kecil, apalagi kalau tujuannya buat pensiun dini.
Cari obligasi yang kuponnya bisa “ngalahin” inflasi. Idealnya ada margin di atas 2% supaya hasilnya terasa. Semakin tinggi imbal hasil riil, semakin cepat akumulasi dana FIRE.
Baca juga: Cara Belajar Obligasi dari Nol agar FIRE Bisa Dicapai Lebih Cepat
2. Utamakan Obligasi Pemerintah (SBN) untuk Stabilitas
SBN seperti FR, ORI atau SBR dijamin langsung oleh negara. Risikonya sangat kecil, bahkan hampir nol, terutama buat obligasi dalam rupiah. Cocok banget buat investor FIRE yang gak mau ambil risiko besar.
Karena dalam strategi FIRE, kestabilan pendapatan lebih penting daripada kejar untung tinggi. SBN juga bisa dibeli dalam jumlah kecil, mulai dari Rp1 juta. Jadi bisa disesuaikan dengan dana yang ada.
3. Pertimbangkan Obligasi dengan Kupon Tetap
Obligasi dengan kupon tetap memberikan jumlah pembayaran yang sama setiap periode. Ini membantu banget buat hitung arus kas. Misal kupon 6% per tahun, berarti tiap bulan ada pemasukan rutin yang bisa dipakai buat biaya hidup.
Beda dengan kupon floating yang bisa naik-turun tergantung suku bunga acuan. Kalau mau pensiun dini dan mengandalkan pendapatan dari obligasi, kupon tetap lebih tenang dan gampang diprediksi.
4. Cek Jangka Waktu Obligasi
Jangan asal pilih obligasi jangka panjang hanya karena kuponnya besar. Lihat juga kapan rencananya berhenti kerja. Kalau pensiun dini dalam 8 tahun, jangan beli obligasi yang jatuh temponya 20 tahun, kecuali benar-benar niat disimpan sampai lunas.
Obligasi jangka panjang biasanya sensitif dengan perubahan suku bunga. Kalau harus dijual sebelum jatuh tempo, harganya bisa turun. Jadi, cocokkan tenor dengan rencana pribadi.
5. Perhatikan Likuiditas Obligasi
Likuiditas penting banget, apalagi kalau ada kemungkinan butuh uang cepat. Obligasi pemerintah seri FR biasanya lebih gampang dijual di pasar sekunder. ORI juga bisa dijual, tapi ada masa minimum holding-nya. Sementara SBR gak bisa dijual sama sekali sebelum jatuh tempo.
Kalau memang diperlukan, pilih yang bisa dicairkan sewaktu-waktu. Apalagi kalau belum yakin kondisi keuangan akan selalu stabil.
6. Evaluasi Kesehatan Penerbit (untuk Obligasi Korporasi)
Obligasi korporasi kadang menawarkan kupon lebih tinggi dari SBN. Tapi jangan tergoda hanya karena bunganya besar. Selalu cek kesehatan perusahaan penerbit. Cari tahu rating obligasinya. Semakin tinggi ratingnya, semakin kecil risikonya.
Lihat juga laporan keuangan, utang perusahaan, dan arus kasnya. Kalau perusahaan sering rugi, atau punya utang jangka pendek yang gede banget, lebih baik cari penerbit lain yang lebih sehat.
7. Diversifikasikan dengan Beberapa Seri
Jangan taruh semua uang di satu obligasi. Bagi ke beberapa seri dan jenis. Bisa gabungkan obligasi negara dan korporasi. Campur juga antara jangka pendek dan jangka panjang.
Tujuannya untuk menyebarkan risiko. Kalau salah satu turun nilainya, masih ada yang lain yang stabil atau bahkan naik. Diversifikasi juga bantu kelola arus kas. Ada yang kasih kupon per bulan, ada juga per tiga bulan. Jadi ada pemasukan rutin yang lebih merata.
8. Gunakan untuk Arus Kas Pasif
Obligasi itu bukan cuma buat simpanan. Bisa banget dijadikan sumber penghasilan tetap. Kupon dibayar rutin, dan bisa langsung dipakai untuk biaya hidup. Ini penting buat gaya hidup FIRE.
Saat sudah berhenti kerja, pemasukan dari kupon bisa menutup kebutuhan sehari-hari tanpa harus menjual aset pokok. Jadi portofolio tetap aman, sementara pengeluaran harian tetap tertutup.
Contoh Simulasi Obligasi
Berikut contoh simulasi investasi obligasi untuk strategi FIRE, biar lebih kebayang gimana cara kerjanya.
Target FIRE: Rp8 juta/bulan dari kupon obligasi
Misalnya ingin pensiun dini dan hidup dari kupon bulanan sebesar Rp8 juta. Berarti dalam setahun butuh pemasukan pasif sekitar:
Rp8 juta × 12 bulan = Rp96 juta per tahun
Simulasi: Investasi di Obligasi Negara (SBN) Kupon Tetap 6% per Tahun
Obligasi negara seperti ORI biasanya punya kupon sekitar 6% per tahun dan dibayarkan per bulan.
Rumus dasar:
Pendapatan kupon tahunan = Modal × Kupon per tahun
Untuk dapat Rp96 juta per tahun dari kupon 6%, kita butuh:
Rp96 juta ÷ 6% = Rp1,6 miliar
Jadi, dibutuhkan sekitar Rp1,6 miliar yang ditempatkan di ORI kupon tetap 6% untuk menghasilkan Rp8 juta per bulan.
Breakdown Pendapatan Bulanan
Kupon 6% per tahun = 0,5% per bulan
Modal: Rp1.600.000.000
Kupon per bulan: Rp1,6 miliar × 0,5% = Rp8 juta
Kupon ini akan cair rutin per bulan dan bisa langsung dipakai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa menjual pokok investasinya.
Alternatif: Diversifikasi dengan Campuran ORI dan Obligasi Korporasi
Misal 70% dana di ORI (kupon 6%) dan 30% di obligasi korporasi (kupon 9%)
70% dari Rp1,6 miliar = Rp1,12 miliar (ORI)
→ Hasil: Rp1,12 miliar × 6% = Rp67,2 juta/tahun
30% dari Rp1,6 miliar = Rp480 juta (korporasi)
→ Hasil: Rp480 juta × 9% = Rp43,2 juta/tahun
Total kupon per tahun = Rp67,2 juta + Rp43,2 juta = Rp110,4 juta
Dibagi 12 = Rp9,2 juta/bulan
Dengan diversifikasi, potensi kupon bisa sedikit lebih tinggi, tapi juga ada risiko tambahan dari obligasi korporasi. Selain itu, perlu diingat, bahwa simulasi di atas juga belum memperhitungkan inflasi.
Baca juga: Memulai Dini: Cara Investasi untuk Pelajar
Memilih obligasi untuk strategi FIRE bukan soal cari cuan paling tinggi, tapi soal bangun pondasi yang kuat dan tahan lama. Dengan pendekatan yang tepat, obligasi bisa jadi sumber penghasilan pasif yang stabil dan bikin rencana pensiun dini lebih realistis untuk dijalani.
Mau tahu bagaimana merencanakan FIRE dan membangun aset 300 kali gaji dengan lebih detail? Kamu harus banget punya buku ini. Kamu bisa baca dan belajar secara fleksibel, dan dapatkan insight lebih detail mengenai konsep FIRE.
Sudah bisa dibeli di toko-toko buku di kota-kota besar di Indonesia! Get your copy now!
Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!