Memilih saham buat investasi jangka panjang memang nggak pernah gampang, apalagi di pasar yang fluktuatif kayak belakangan ini.
Harga saham banyak yang jungkir balik. Ada yang anjlok parah, ada juga yang perlahan bangkit. Tapi di tengah kondisi nggak pasti kayak gitu, saham blue chip masih kelihatan paling sakti. Meski sempat turun, level harganya tetap di atas rata-rata. Bahkan, banyak yang justru tetap rajin bagi-bagi dividen ke pemegang sahamnya.
Inilah kenapa memilih saham blue chip sering jadi andalan buat investor yang punya target FIRE atau Financial Independence, Retire Early. Stabilitasnya nggak cuma bikin tenang, tapi juga bisa bantu menciptakan aliran penghasilan pasif dari dividen.
Tapi tentu saja, nggak semua saham blue chip otomatis cocok buat semua orang. Tetap perlu strategi dan cara pilih yang tepat, biar investasinya aman, nyaman, dan sesuai tujuan.
Cara Memilih Saham Blue Chip
Supaya nggak salah langkah, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan saat memilih saham blue chip. Apalagi kalau tujuannya buat investasi jangka panjang demi FIRE.
Memilih saham nggak bisa cuma karena ikut-ikutan atau sekadar dengar rekomendasi orang lain. Butuh pertimbangan yang matang, biar uang yang ditanam benar-benar bekerja maksimal. Berikut beberapa cara yang bisa jadi panduan sebelum memutuskan beli saham blue chip.
1. Pilih Perusahaan dengan Fundamental Kuat
Saham blue chip selalu identik dengan perusahaan yang punya pondasi bisnis super kuat. Ini bukan sekadar perusahaan besar, tapi juga yang sudah terbukti tahan lama dan nggak gampang tumbang.
Cara ceknya simpel: buka laporan keuangannya. Lihat pertumbuhan pendapatan dari tahun ke tahun, perhatikan laba bersihnya naik atau justru seret. Pastikan juga utangnya masih wajar, bukan numpuk tanpa arah.
Perusahaan dengan fundamental kuat biasanya juga rajin ekspansi, inovasi, dan punya posisi penting di industrinya. Intinya, kalau bisnisnya sehat, peluang sahamnya bertahan puluhan tahun makin besar.
Baca juga: Begini Cara Investasi Saham BCA untuk Investor Pemula
2. Perhatikan Riwayat Pembagian Dividen
Salah satu ciri paling khas saham blue chip itu royal bagi dividen. Ini jadi sinyal kalau perusahaan punya arus kas stabil dan nggak pelit ke investor.
Tapi yang perlu diperhatikan bukan cuma besar kecilnya dividen. Lebih penting lagi konsistensinya. Coba cek apakah perusahaan rutin bagi dividen setiap tahun, bahkan di masa krisis. Kalau iya, artinya mereka cukup kuat menjaga profit.
Dividen ini juga bisa jadi sumber penghasilan pasif yang penting buat rencana FIRE. Jadi, nggak cuma nunggu cuan dari kenaikan harga saham, tapi ada bonus tahunan yang bisa diandalkan.
3. Utamakan Sektor yang Stabil dan Tahan Krisis
Nggak semua sektor cocok buat investasi jangka panjang. Ada sektor yang pergerakannya terlalu fluktuatif dan rentan goyah saat krisis.
Sebaliknya, ada juga sektor yang cenderung tahan banting karena produknya dibutuhkan setiap hari. Misalnya perbankan, telekomunikasi, energi, sampai consumer goods. Perusahaan dari sektor-sektor ini biasanya tetap jalan meski ekonomi lagi lesu. Orang tetap butuh makan, minum, bayar listrik, dan komunikasi.
Jadi, saat market lagi gonjang-ganjing, saham blue chip di sektor-sektor ini cenderung lebih tenang dan aman buat disimpan.
4. Lihat Kapitalisasi Pasar yang Besar
Kapitalisasi pasar atau market cap itu gambaran sederhana seberapa besar nilai total perusahaan di pasar saham. Semakin besar market cap-nya, biasanya semakin kuat dan stabil perusahaannya. Blue chip hampir selalu masuk kategori market cap jumbo.
Kenapa ini penting? Karena perusahaan besar punya sumber daya lebih banyak untuk bertahan dari guncangan ekonomi. Mereka juga lebih dipercaya investor institusi besar. Jadi, pergerakan harga sahamnya cenderung stabil, nggak gampang anjlok mendadak seperti saham kecil atau gorengan.
5. Pastikan Likuiditasnya Tinggi
Salah satu hal penting dari saham blue chip adalah likuiditasnya. Artinya, saham ini aktif diperdagangkan setiap hari. Volume transaksi besar dan pembelinya banyak. Ini bikin proses jual beli sahamnya gampang dan cepat.
Bayangkan kalau punya saham tapi nggak ada yang mau beli pas mau dijual, pasti bikin repot kan? Likuiditas tinggi bikin investor lebih fleksibel. Mau keluar dari market atau butuh dana cepat, tinggal jual. Nggak perlu nunggu lama atau malah pasrah menunggu pembeli yang nggak kunjung datang.
6. Bandingkan dengan Indeks Saham
Cara gampang buat screening saham blue chip adalah lihat daftar indeks seperti LQ45 atau IDX30 di Bursa Efek Indonesia. Saham-saham yang masuk indeks ini sudah melalui proses seleksi ketat. Mulai dari faktor fundamental, likuiditas, sampai kinerja perusahaan.
Tapi tetap ingat, masuk indeks bukan berarti auto bagus buat semua orang. Ini cuma langkah awal buat mempermudah pencarian. Setelah itu, tetap wajib riset lebih lanjut. Cek fundamentalnya, cek kinerjanya, dan pastikan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan investasimu sendiri.
7. Tetap Diversifikasi
Salah satu kesalahan klasik investor pemula adalah terlalu percaya diri pegang satu atau dua saham aja. Padahal, kondisi market itu dinamis dan penuh kejutan.
Meski saham blue chip dikenal stabil, tetap aja ada risiko kalau semua dananya ditaruh di satu tempat. Makanya, penting banget diversifikasi. Beli beberapa saham dari sektor yang beda-beda. Jadi kalau ada satu sektor yang kena badai, sektor lain bisa jadi penyeimbang. Diversifikasi ini cara paling sederhana tapi efektif untuk mengelola risiko dalam perjalanan menuju FIRE.
Baca juga: Keuntungan dan Risiko Investasi Saham dalam Perjalanan Menuju FIRE
Memilih saham untuk investasi jangka panjang memang butuh proses. Nggak bisa asal cepat atau sekadar ikut tren sesaat. Apalagi kalau tujuannya buat mengejar FIRE, butuh saham-saham yang benar-benar kuat dan tahan lama.
Saham blue chip bisa jadi pilihan, tapi tetap harus dipilih dengan hati-hati. Semakin teliti saat memilih saham, semakin besar peluang untuk punya portofolio yang aman, stabil, dan terus tumbuh seiring waktu. Karena pada akhirnya, perjalanan menuju FIRE bukan soal siapa yang paling cepat, tapi siapa yang paling konsisten dan sabar menjaga investasinya.
Mau tahu bagaimana merencanakan FIRE dan membangun aset 300 kali gaji dengan lebih detail? Kamu harus banget punya buku ini. Kamu bisa baca dan belajar secara fleksibel, dan dapatkan insight lebih detail mengenai konsep FIRE.
Sudah bisa dibeli di toko-toko buku di kota-kota besar di Indonesia! Get your copy now!
Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!