Motivasi memulai bisnis barangkali ada bermacam-macam, tergantung pada si pemilik. Salah satunya pasti adalah ingin mendapatkan penghasilan.
Nah, masalahnya banyak orang yang hanya terhenti di sini. Di mana? Di titik “mendapatkan penghasilan”, dan tidak ada upaya pengembangan lagi. Kalau sudah menghasilkan, dianggap sudah sukses. Padahal pertanyaan terpentingnya adalah, sampai kapan bisnis itu bisa memberikan penghasilan?
Tentu setiap orang pengin berbisnis dalam jangka waktu yang lama. Kalau bisa, bisnisnya berkelanjutan terus, nggak ada matinya, nggak ada bangkrutnya. Apalagi kalau kemudian bisnis itu bisa menghasilkan sementara kita tak perlu lagi bekerja aktif sebagai pemilik bisnis. Menjadi komisaris, misalnya.
Yes, di titik inilah sebuah bisnis bisa dibilang sebagai aset aktif, yang dapat memberikan kita passive income.
Gimana menurutmu? Kamu kira-kira pengin punya bisnis yang seperti apa? Bisnis yang memungkinkanmu untuk bekerja aktif, ikut mikirin berbagai tetek-bengeknya, ikut terlibat di dalamnya, atau bisnis yang bisa jalan sendiri, menghasilkan keuntungan, yang kemudian kamu bisa mendapatkan share laba yang dihasilkan tersebut—sementara kamu rebahan saja di rumah?
[toc]
Bisnis Sebagai Aset Aktif
Di situlah letak bedanya. Percaya sih, setiap orang bisa saja membangun bisnis apa pun yang diinginkannya, tetapi faktanya, banyak yang kurang paham juga fungsi sebuah bisnis.
Jika kita ingin memiliki bisnis, maka seharusnya kita juga menyiapkannya secara berkelanjutan.
Faktanya, justru inilah tantangan paling berat dalam memulai bisnis sendiri. Bukan karena keterbatasan modal dan juga ide, namun yang paling sulit adalah mempertahankan endurance berbisnis itu sendiri. Di mana kita harus tetap bertahan dalam berbisnis meskipun menghadapi banyak tantangan. Caranya bagaimana memulai bisnis agar tidak menyerah?
Membangun suatu bisnis tentunya harus melewati beberapa proses. Seperti memikirkan ide awal, membuka, memperkenalkan dan mempromosikan bisnis tersebut. Pastinya semua proses ini akan banyak tantangan dan rintangan yang dihadapi, baik secara internal ataupun eksterenal. Tantangan dan rintangan yang dihadapi kerap kali membuat banyak pebisnis putus asa; mereka tidak kuat dan stres melihat usaha yang dibangun lambat tumbuh, penjualan menurun, sementara dana dan tenaga dicurahkan sudah banyak. Pada akhirnya mereka memilih mundur dan menyerah dalam berbisnis.
Nah, kan, jadinya berhenti deh passive income-nya.
Memang berat memulai bisnis dan kemudian mengembangkannya tuh. Tapi bukan jadi hal yang mustahil untuk dilakukan juga.
Yang pasti, memang butuh persiapan, terutama soal menentukan mau berbisnis apa. Kalau memang sudah ketemu jodohnya sih. Kayak kamu dan aku #ha?
Bisnis Apa?
Nah, ini dia pertanyaan besarnya.
Kamu bisa mulai dari banyak garis start. Misalnya saja, mulai dari hal yang paling kamu kuasai; entah itu memang menjadi minatmu, atau mungkin memang yang sudah menjadi keahlianmu.
Untuk sektor-sektor bisnis yang diprediksikan moncer di tahun 2021 bisa kamu baca di artikel yang sudah ditautkan. Kamu bisa cek, dan pelajari lebih jauh, untuk memasukkan minat atau keahlianmu di sektor bisnis yang tepat.
Selanjutnya, milikilah rencana bisnis yang bertahap. Iya, nggak harus langsung matang sampai panjang kok. Kamu bisa memiliki rencana bisnis mulai dari 3 bulan dulu, kalau sudah beranjaklah ke tahap 6 bulanan, lalu 1 tahun, dan seterusnya.
Setiap kali selesai per tahap, lakukan evaluasi; sudah berjalan sesuai yang diharapkan belum? Kalau belum, perlu dilakukan tindakan apa untuk bisa memperbaikinya? Kalau sudah, bisa dikembangkan ke mana lagi?
Untuk lebih jelasnya, ikuti beberapa tip memulai bisnis yang berkelanjutan hingga mampu mendatangkan passive income berikut ini.
Tip Memulai Bisnis agar Jadi Sumber Passive Income
1. Tepat dalam menentukan target dan tren pasar
Bisnis tidak akan berjalan jika kamu tak punya pasar, atau konsumen. So, ini harus jadi fokus utama dulu.
Untuk memulai bisnis, it’s not about yourself, but it’s about your consumer. Bukan soal “apa yang pengin kamu jual”, tetapi “apa yang orang butuhkan”. Karena “yang pengin kamu jual” dan “yang orang butuhkan dan akhirnya dibeli” bisa jadi missed, kalau kamu tak bisa melakukan penentuan target pasar dengan pas.
Karenanya, kalau ingin bisnis lancar, kamu juga harus memperhatikan tren yang terjadi, dan kemudian telaah, apakah ada celah untukmu bisa masuk dan memanfaatkan apa yang menjadi minatmu atau keahlianmu.
2. Tentukan metode pelayanan pelanggan yang paling oke
Pelanggan adalah raja, katanya.
Meskipun raja pun bisa dikudeta. #ehgimana
So, pelayanan pelanggan seharusnya menjadi fokus utama juga ketika kamu hendak mengembangkan bisnis hingga berkelanjutan.
Kamu bisa melihat, bahwa brand atau bisnis yang bisa bertahan sejauh ini adalah brand atau bisnis yang mampu me-nurture pelanggannya dengan baik. Mereka welcome terhadap pelanggan baru, tetapi pelanggan lama juga tak dilupakan.
Pembentukan pelanggan loyal adalah hal penting!
3. Manfaatkan sumber daya yang efektif dan efisien
Banyak pemilik bisnis yang masih lebih memilih untuk memiliki sumber daya murah, meskipun kualitas hanya rata-rata. Padahal dengan berinvestasi pada sumber daya yang berkualitas, maka kualitas produk dan layanan bisnis juga akan terungkit naik lo. Bahkan nilainya bisa terkatrol berkali-kali lipat, karena lebih efektif dan efisien serta lebih produktif.
Karenanya, coba cermati betul, sumber daya seperti apa yang kamu butuhkan.
Tak perlu ragu untuk berinvestasi lebih banyak, jika nantinya kamu bisa memproyeksi bisnis lebih lancar, lebih menguntungkan, dan lebih sustainable.
4. Bangun network yang berkualitas
Tak hanya sumber daya dari dalam saja yang harus kita cermati, sumber daya dari luar juga tak kalah penting.
Bangun kemitraan yang bersifat simbiosis mutualisme dengan mereka yang memang berkompeten, serta dengan bisnis lain. Kalau perlu, ajak kolaborasi agar tercipta kreativitas baru yang dapat mendongkrak bisnis.
Memiliki sejumlah partner bisnis ini memang cukup tricky. Kalau salah pilih, seperti halnya memilih karyawan, partner bisnis justru bisa membuat bisnismu terhambat. Jangankan berkembang, bahkan bisa saja bangkrut.
Karenanya, pilih networkmu dengan cermat.
Kesimpulan
So, my friend. Dengan memiliki bisnis yang berkelanjutan, harapannya di suatu titik nanti, bisnismu itu akan dapat memberimu pendapatan pasif alias passive income—di mana kamu tak perlu terlalu terlibat di dalamnya saja bisa mendapatkan penghasilan yang dapat dimanfaatkan.
Kalau sudah begitu, siapa hayo, yang seneng? Kamu juga.
Karenanya, kalau memang mau berbisnis, pastikan bahwa niatmu melakukannya jangka panjang ya. Hingga akhirnya nanti bisa menjadi aset aktif yang dapat memberimu passive income.
Cita
Saya usaha yg modalin customer sendiri dari dpnya
dani
Mantabh!