IKF V 2016 Menangkap Peluang Bisnis Sistem Perekonomian Indonesia
Hayo, siapa yang gak mau peluang bisnis sistem perekonomian Indonesia di Industri kreatif yang terbuka lebar di depan mata?
Ini bukan mau kasih kabar gembira kalau sudah ada peluang usaha tanpa modal yang bisa kasih keuntungan puluhan sampai ratusan juta rupiah per bulan sih. Tapi mau bagi ilmu yang kemarin gue dapet dari acaranya BCA, Indonesia Knowledge Forum 2016. Sebuah acara yang membuka mata banget buat gue.
Gak nyangka ternyata dunia bisnis Indonesia sudah berkembang sedemikian jauh. Meskipun sehari-hari gue bergelut dengan data perkembangan beberapa industri, kondisi perusahaan dan proyeksi keuangan, ternyata masih banyak banget informasi dan ilmu di luar yang gue sudah tahu.
Ini video pas pembukaannya kemaren.
Bagaimana Peluang Bisnis Sistem Perekonomian Indonesia yang Kreatif?
Moving Our Nation to The Next Level: Optimizing Knowledge and Creativity to Ride The Wave of New Generation in Accelerating Indonesia Economy
Gimana tuh menurut kalian tema acara yang diusung sama gelaran IKF 2016 yang ternyata adalah tahun ke 6 penyelenggaraannya? Menggugah semangat banget kan?
Sudah banyak pihak yang melihat kalo ke depannya, yang lebih berperan adalah pengetahuan dan kreativitas. Orang-orang yang bisa melihat dan mengikuti gelombang ekonomi Indonesia yang baru inilah yang kemudian akan bisa membawa negara ini naik tingkat.
Gue yang ada di industri perbankan selalu dihadapkan dengan data dan analisa kalau ekonomi Indonesia sedang lemah, terpengaruh pelemahan global. Banyak yang tidak bisa selamat, pengangguran meningkat, kredit bermasalah bertambah dan seterusnya jelas-jelas terkejut dengan gelombang baru ekonomi yang diperlihatkan di rangkaian acara ini. Paling nggak yang ditampilkan oleh para presenternya.
Kenapa Ekonomi Kreatif ini Bisa Berkembang?
Apa yang menjadi kata kunci dari perubahan sistem ekonomi Indonesia ini? Kreativitas! Di bawah ini pidatonya Pak Thomas Lembong sebagai keynote speaker yang membuka rangkaian acara IKF (pardon my picture kalo yang keluar foto gue segede bagong di embeddnya SoundCloud ini:
[soundcloud url=”https://api.soundcloud.com/tracks/287542518″ params=”auto_play=false&hide_related=false&show_comments=true&show_user=true&show_reposts=false&visual=true” width=”100%” height=”450″ iframe=”true” /]
Di postingan gue sebelumnya tentang perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia, gue tulis panjang lebar apa dan gimana kondisi ekonomi kreatif di Indonesia. Bagaimana peta bisnis sudah berubah jauh dan didobraknya dominasi korporasi-korporasi besar.
Begitu banyak bisnis baru bermunculan. Baru dalam artian gak cuman mengusung nama perusahaan yang memang sebelumnya belum pernah terdengar tapi juga model bisnis baru. Siapa yang sangka Tokopedia bisa segede sekarang, atau betapa begitu banyak bisnis-bisnis yang memang tidak pernah terdengar sebelumnya jadi mengemuka.
Kenapa bentuk ekonomi baru bisa tumbuh subur? Banyak faktor sih sebenarnya. Tapi konektivitas yang dibawa internet dan perkembangan teknologi yang membuat biaya telekomunikasi semakin murah adalah sebagian besar penyebabnya. Ditambah lagi proses bisnis model lama yang masih mengandalkan prosedur sistem operasional yang kaku membutuhkan resource dan waktu lebih lama buat eksekusi, mendorong orang-orang muda untuk mencari cara-cara yang lebih cepat dan murah untuk mengerjakan hal yang sama.
Cara bisnis online yang tumbuh subur belakangan bisa jadi membutuhkan biaya hanya sepersepuluh dari yang dibutuhkan proses bisnis yang lama.
Kayak contoh yang disampaikan sama Gunawan Susanto, Presdir IBM Indonesia termuda, yang melakukan perubahan-perubahan proses bisnis dengan memanfaatkan internet untuk memangkas proses persetujuan entertainment rekanan. Kalau jaman dulu harus menggunakan kertas yang ditandatangani, saat ini sudah langsung saja menggunakan aplikasi yang menggunakan backbone internet.
Pun cara berinteraksi dengan pegawai-pegawainya yang sebagian besar menggunakan media sosial, Gunawan pun mulai memasuki dunia sosial media untuk memahami bagaimana perilaku organisasinya.
Perubahan Terjadi Lama Sebelum Kita Gue Menyadarinya
FIRA OS, salah satu upaya menangkap peluang bisnis sistem perekonomian Indonesia baru
Karena ikutan forum IKF ke 5 kemarin ini, dengan naifnya gue berpikir kalau perubahan yang akhirnya membawa peluang bisnis sistem perekenomian Indonesia baru ini terjadi baru-baru ini aja. Ternyata gue emang salah.
Orang-orang kreatif yang kemudian melahirkan Tokopedia, Gojek dan juga yang memanfaatkan meningkatnya kualitas internet di negara ini untuk membuka peluang usaha rata-rata sudah berkutat sejak 7 tahunan lalu. Masa-masa di mana gue masih sibuk nge-add friend Facebook sana-sini. Haha!
Dan perubahan ini ternyata juga ditangkap di tataran negara yang dicontohkan oleh Vietnam.
Pak Thomas Lembong, Kepala BKPM Indonesia, di pidato pembukaannya menceritakan bagaimana Vietnam yang sebelumnya hampir tidak terdengar ternyata sudah merampungkan perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara Uni Eropa dan juga AS. Siapa sangka kalau sekarang Vietnam bisa menjual produk-produknya di negara-negara maju tersebut tanpa dikenakan bea masuk.
Menurut beliau lagi, sekarang sudah bukan lagi jamannya kita perang dengan negara lain untuk memperebutkan pembangunan pabrik produk-produk teknologi di Indonesia. Sudah banyak perusahaan teknologi yang akhirnya memilih Vietnam (dan negara lain). Coba aja cek Samsung yang kalian pegang, buatan Vietnam atau bukan?
Kita harus akui kita sudah tertinggal di fase pertempuran itu. Tapi yang lebih penting ke depannya adalah bagaimana negara kita bisa bersaing di tataran konten dan layanan berbasis teknologi. Karena di sanalah arah ekonomi menuju.
Baca juga postingan tentang FIRA OS yang bisa langsung dipergunakan untuk membeli pulsa token listrik prabayar.
Trus, Bagaimana Biar Bisa Kreatif dan Ikut Ambil Bagian Memanfaatkan Peluang Bisnis Sistem Perekonomian Indonesia?
Mengutip kata-kata Pak Thom (udah ikrib ceritanya):
“Untuk bisa jadi kreatif, yang diperlukan adalah akar kuat dari alam pikiran. Harus ada perubahan mental yang mengatakan bahwasannya tidak apa-apa untuk menjadi salah. Karena kesalahan adalah sarana kita untuk belajar. Kalau tidak pernah salah, kita tidak akan pernah belajar. Tidak akan pernah mencoba.”
Terdengar kayak sebuah retorika yang terlalu banyak diomongin sama para motivator itu? Mungkin. Tapi Pak Thom pun mengaplikasikan ini ke jajaran badan yang dipimpinnya. Menurut beliau, gaya kepemimpinannya bukanlah menghukum siapa yang salah, tapi mengapresiasi dia yang pernah mencoba.
Dan inipun dilakukan oleh Pak Jokowi yang juga memegang prinsip yang sama. Prinsip yang dijalankan dengan mengusung slogan Revolusi mental.
Lebih mahal biaya tidak pernah mencoba daripada membuat kesalahan ketika melakukan sesuatu. Share on X
Sepanjang dua hari kemaren itu, gue seolah terus menerus mendengarkan bahwasannya tidak apa-apa melakukan hal yang salah ketika mencoba. Pun ketika gue mendengarkan Pandji tampil di panggung. Permasalahan begitu banyak orang di negeri ini adalah merekat takut untuk mencoba.
Ketakutan terbesar adalah ketika mencoba membuat sesuatu untuk pertama kalinya, mereka takut menghasilkan hasil yang jelek. Kalau sampai mempunyai pola pikir ini, Pandji memberikan satu saran:
“Buat aja apa yang mau lo buat, gak usah takut jelek hasilnya karena UDAH HAMPIR PASTI bakalan jelek. Dari situ kita akan bisa menilai bagaimana produk yang kita hasilkan, be it product, tulisan, lagu atau apapun. Kemudian kita bisa bertumbuh dan menghasilkan produk-produk yang lebih bagus ke depannya.”
Kira-kira kalo langsung denger para ahli ngomong demikian, yang lu rasakan apa? Gue sendiri langsung ngerasa fully energized. Terinspirasi maksimal lah.
Bisakah Kita Jadi Pelaku Ekonomi Kreatif dan Mendapatkan Peluang Bisnis Sistem Perekonomian Indonesia?
Bisa banget!
Kalau pertanyaannya dibalik, siapa yang bisa jadi pelaku usaha untuk merebut peluang bisnis di era ekonomi kreatif ini, jawabannya bakalan kita semua! Iya kita semua yang punya akses ke internet. Apapun bisa jadi peluang bisnis.
Gue kesentil sama presentasinya Pandji yang ngomongin tentang branding dan bagaimana menjadi salah satu bagian dari berkembangnya ekonomi Indonesia ke arah yang baru ini. Dia sendiri sudah jadi standup comedian yang punya ciri khas yang kuat banget, kecintaan akan Indonesia.
Dari beberapa tips yang dia sampaikan, selain yang sudah gue tuliskan di atas, berikut adalah saran yang gue rasa applicable untuk banyak dari kita:
Lakukan apa yang benar-benar lu cintai dan lakukan secara konsisten.
Kalau Pandji emang cinta banget sama yang namanya Indonesia dan ngomong. Dan dia melakukan itu konsisten secara terus menerus. Meskipun awalnya dia gak tahu kalau ngomong dan cinta Indonesia bisa dikawinkan, dia melakukan kedua hal itu dari dulu. Bahkan jauh sebelum dia memulai karirnya.
Ketika kita melakukan apa yang kita cintai secara terus menerus, lama kelamaan kita akan menemukan kekuatan kita, apa yang bisa kita jual dari diri kita.
Tunjukkan branding yang kita buat dengan hasil kerja
Ini yang gue rasa harus dipahami teman-teman blogger dan banyak orang yang mau berkarya di media sosial dan menjadi digital enterpreneur.
Branding itu ditunjukkan dengan hasil kerja nyata *bahahaha, udah kayak omongannya Jokowi belom?
Iya, namanya branding itu kita cukup menunjukkan hasil kerja yang sesuai dengan branding yang mau kita dapatkan. Bukan berkali-kali mengatakan di media sosial kalau kita itu brandnya ini itu. Misalnya kayak gue yang pengen jadi personal finance blogger, yang perlu gue lakukan adalah secara konsisten menciptakan content-content yang berhubungan ama branding yang mau dibangun.
Bukan dengan bilang dan berkoar-koar di media sosial: “Branding gue ini yaaaa, silahkan datang kakaaa!”
Lebih baik untuk menjadi sedikit beda di media sosial daripada menjadi sedikit lebih baik
Bingung gak dengan saran yang ini? Nggak kan?
Pandji sendiri sudah membuktikan berkali-kali bahwasannya jadi sedikit beda di media sosial itu jauh lebih baik daripada cuma jadi sedikit lebih baik dibandingkan yang lain. Karena perbedaan itulah yang kemudian akan mendiferensiasikan kita dari orang lain.
di media sosial lebih baik untuk menjadi sedikit berbeda dibanding sedikit lebih baik Share on X
Bertumbuhlah secara alami
Nasihat yang paling gue inget adalah bagian ini. Bertumbuh secara alami.
Saran ini timbul setelah gue menanyakan pertanyaan kalo apa yang gue lakukan sekarang ini masih mendapatkan sedikit “perhatian”, apa pentingnya komunitas untuk bisa membesarkan inisiatif gue. Personal finance blog kayak belom banyak di negara ini kan.
Nah saran dari dia adalah untuk terus melakukan apa yang sudah gue lakukan. Bertumbuh secara alami. Nikmati prosesnya dan gak usah kepikiran untuk terus menerus nambah follower or anything. Just focus on my work. Kalo gue konsisten melakukan dengan baik apa yang ingin gue lakukan, semua akan mengikuti.
Beberapa saran di atas, kalau dilakukan sudah berhasil dibuktikan oleh Pandji untuk membuka peluang usaha dan peluang bisnis di era ekonomi Indonesia yang seperti sekarang ini. Tapi yang perlu diingat, dengan semakin “tua”nya internet, akan semakin banyak pemain baru yang hadir dan tentunya akan semakin meningkatkan persaingan yang ada.
Perkataan dari Mohamad Feriadi, Presiden Direktur JNE, seolah menjawab pertanyaan apa yang harus dilakukan menghadapi persaingan. Waktu itu dia ditanya mengenai prospek moda transportasi ojek online yang juga menerima jasa pengiriman dalam persaingan bisni belio menjawab:
“kami sudah tahu segmen dan target market kami, persaingan yang hadir tidak kami pandang sebagai ancaman, justru menjadi peluang untuk meningkatkan layanan kami. Analisa dan evaluasi proses bisnis yang ada pun selalu kami lakukan.”
Penutup
Secara keseluruhan, acara Indonesia Knowledge Forum V 2016 yang gue ikuti selama dua hari minggu lalu benar-benar membuka mata gue. Begitu banyaknya peluang bisnis sistem perekonomian Indonesia baru yang bisa digarap. Gak cukup berhenti di situ, semua orang bisa masuk dan jadi peserta dalam keriaan sistem ekonomi yang benar-benar terbuka dan memiliki barrier of entry yang kecil sekali.
Dengan kondisi seperti ini, rasa-rasanya gue perlu semakin banyak baca mengenai berbagai macam hal. Satu yang gue selalu lupa kalau pengetahuan gak cuman berasal dari buku aja. Selain itu, gue ngerasa harus banyak banget meningkatkan kemampuan di berbagai macam hal. Terus menerus belajar untuk bisa terus mendapatkan peluang usaha dan peluang bisnis.
Baca juga mengenai kesiapan kita menghadapi datangnya Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Bagaimana menurut kalian?
Adi Setiadi
Tulisan mas Andi semakin membuka pengetahuan saya, khususnya di bidang finance. Terima kasih atas tipsnya mas. Semoga kita bisa terus bertumbuh menjadi beda dan alami 🙂
oh iya blognya makin keren aja mas 🙂
dani
Amiiin. Semoga kita bisa terus bertumbuh ya Pak Adi. 🙂 Terimakasih untuk pujiannya 🙂
Kartes
widih..muncul juga ni tulisan
Apalagi di tambah adanya MEA Om, dinamika ekonomi ga akan seperti sebelumnya..
Kalo brandingnya ga kebentuk seperti kata Pandji, well bisa ketinggalan kito..
dani
Iya Om. erat banget kaitannya sama MEA emang. Maturnuwun ya Om. Semoga bisa semakin konsisten melakukan apa yang kita cintai dan membentuk branding yang kita butuhkan 😀
Inayah
Moga gda aturan pemerintah yg aneh2 dan menghambat kreativitas hahaha. Misal, kita kita blogger jadi kena pajak kalau bikin review 🙂
dani
Loh udah kena loh Jeung. Makanya kalo nego selalu minta net off pajak. Hehehehe.
Beby
Berarti uda gak sebebas dulu ya, Bang? Misal kalok bikin review atau endorse uda ada pajaknya kah? Maaf OOT, tapi beneran terkepo 😀
Kartes
Kalo memang sudah jadi PKP, maka kena pajak. dihitung per tahun..
Nah, klo pajak uda dipotong sama perusahaan yang kasih endorse, ya ga perlu dihitung lagi
Begitu kira kira
dani
Thanks jawabannya Om. Selama jni memang minta langsung sama si pemberi jobnya.
zilko
Setuju banget dengan kutipannya. Di kantor baru ini dibilang kalau nggak melakukan kesalahan artinya kita kurang berinovasi, hahaha 😆 . Di jangka panjang lebih mahal santai-santai aja (trus akhirnya memang nggak salah, nggak rugi kan jangka pendeknya) daripada terus mencoba dan berinovasi, dan terkadang gagal.
dani
Aaaaah, maaf belom dibalas Ko. Bener memang, gak berinovasi akan jauh lebih mahal costnya dibanding berinovasi terus gagal karena akan dapat insight untuk melakukan inovasi berikutnya kan ya. 🙂
Tofan Saban
Nah setuju, mari kita besarkan komunitas personal finance di Indonesia 🙂
dani
Mari kita besarkan komunitas blogger finance Indonesia!
Helena
Yes, fully energized. Mumpung udah tahu potensi besar industri kreatif, bisa langsung take action sebelum pasar jenuh
dani
Hayuk kita semangat menembus potensi yang ada! *halah 😀
nadiraweb
good post
dani
thank you!