Sebagai orang tua, sudah jadi kewajiban kita untuk memikirkan masa depan anak. Salah satunya dengan merencanakan dana pendidikan anak sejak dini, sehingga kita bisa mengatur rencana keuangan kita nantinya.
Adanya inflasi membuat biaya pendidikan naik setiap tahun, pada umumnya sekitar 10% hingga 20%. Karenanya, penting banget untuk menyiapkan dana pendidikan anak ini sejak dini selengkap mungkin, mulai dari tingkat PAUD hingga jenjang kuliah.
Banyak dong?! Ya, iya.
Berbagai cara bisa kita lakukan, mulai dari bikin tabungan khusus, deposito, atau bisa juga lewat investasi. Sesuaikan dengan profil kita masing-masing, pakai cara apa pun sah-sah saja. Asalkan memang harus direncanakan dengan cermat.
Mengapa sih kita mesti membuat rencana dana pendidikan ini? Coba, baca artikel yang lalu ya. Sudah dipaparkan cukup detail kok.
Berikut step by step merencanakan dana pendidikan anak secara detail. Kamu bisa baca dari mana saja kamu suka.
[toc]
Step By Step Perencanaan Dana Pendidikan Anak
1. Tentukan sekolah yang diinginkan
Langkah pertama dalam merencanakan dana pendidikan anak dengan mencari informasi detail terkait keunggulan dan kekurangan dari sekolah negeri, swasta, dan internasional yang diincar. Setelah itu, kamu bisa membuat pertimbangan dan menentukan jenis sekolah terbaik bagi anak.
Setelah kamu dapat menentukan jenis sekolah terbaik, maka hal selajutnya yang harus kamu lakukan dengan mencari beberapa opsi institusinya. Susunlah daftar alternatif sekolah sekaligus beberapa faktor yang menjadi bahan pertimbangan, seperti segi akreditasi, sarana dan prasarana, serta jarak dan waktu tempuh dari tempat tinggal.
2. Lakukan riset mengenai perkiraan biaya
Dalam membuat rencana keuangan dana pendidikan anak, lakukanlah riset sederhana mengenai komponen apa saja yang bisa memengaruhi besar kecilnya biaya.
Biaya sekolah biasanya mencakup uang pangkal, uang bulanan, seragam, buku, dan biaya lainnya, misalnya seperti ongkos transportasi, atau uang kos jika anak harus ngekos, juga biaya kegiatan lain jika ada. Dari riset ini, kamu bisa mengetahui perbandingan biaya yang harus kamu keluarkan dari sarana dan prasarana yang akan diperoleh anak.
Hasil perbandingan itu yang akan membantumu mengambil keputusan mengenai sekolah mana yang terbaik untuk anak. Proyeksikan dengan biaya pendidikan ketika tiba saatnya si anak mulai masuk sekolah.
Cari informasi sebanyak-banyaknya dari sekolah atau misalnya kamu punya kenalan-kenalan yang sudah menyekolahkan anaknya di sekolah yang diincar, supaya rencana anggaran pendidikan yang dibuat lebih akurat.
3. Evaluasi keuangan
Tahap selanjutnya dalam perencanaan dana pendidikan anak, yaitu evaluasi keuangan.
Sudah punya target, sekarang menentukan jalan untuk mencapai target tersebut. Coba cek, berapa pendapatan setiap bulan, dan berapa uang yang harus disisihkan dari penghasilan untuk dana pendidikan.
Pastikan porsinya sesuai dengan kondisi finansial kamu. Jangan sampai mengganggu pengeluaran pokok lain, seperti sewa rumah, bayar cicilan utang, dana darurat, investasi, dan lainnya.
Ada baiknya juga, ketika merencanakan dana pendidikan ini, kamu mengesampingkan ego sebagai orang tua sekaligus gengsi yang enggak perlu. Adalah penting untuk sadar akan kemampuan finansial kita sendiri, ketimbang mengejar apa yang tak pasti.
Peer pressure memang nyata, ini tak bisa dimungkiri. Mungkin area sosialmu memang begitu. Tapi, sebagai orang tua, kita harus berorientasi pada kebutuhan anak sebagai yang paling prioritas; dan juga dengan kemampuan finansial kita sendiri.
Ingat, sukses enggaknya anak, nantinya akan kembali pada anak loh. Bukan pada orang lain.
4. Simpan di instrumen yang tepat
Setelah rencana sudah ada, berikutnya menentukan dengan “kendaraan” apa kita akan berangkat menuju ke tujuan. Alias, menentukan instrumen yang tepat.
Ada banyak instrumen yang bisa dipilih untuk perencanaan dana pendidikan anak. Berikut beberapa rekomendasi instrumen yang tepat untuk membangun dana pendidikan anak:
Deposito
Deposito cocok banget dijadikan sebagai instrumen pengembangan dana pendidikan, terutama jika jangka waktunya masih 2 – 3 tahun lagi. Perhatikan setoran pertamanya ya, karena tingkat imbalnya memang tidak tinggi, seimbang dengan risiko yang juga rendah.
Instrumen lain yang juga rendah risiko sehingga cenderung aman untuk menyimpan dana biaya sekolah adalah tabungan berjangka. Yang ini sih bisa di-topup sewaktu-waktu, sehingga kalau misalkan kamu ada rezeki, bisa langsung ditambahkan.
Beda sama deposito yang sekali setor di awal.
Emas
Emas termasuk instrumen yang cocok untuk jangka menengah hingga panjang, minimal sekitar 5 tahunan. FYI, harga emas tidak selalu naik loh, tetapi juga berfluktuasi seperti halnya harga komoditi yang lain. So, perhitungkan dengan cermat.
Reksa dana
Reksa dana juga cocok banget sebagai opsi investasi untuk mengembangkan dana ini. Ada 4 jenis reksa dana dengan karakter masing-masing yang bisa kamu pilih. Sesuaikan dengan kebutuhan, rencana, dan juga profil risiko kamu.
Saham
Untuk tujuan keuangan jangka panjang, di atas 5 tahun, saham bisa jadi pilihan yang pas. Misalnya saja, untuk kamu yang membuat rencana dana pendidikan untuk masuk perguruan tinggi.
Belajarlah dan lakukan berbagai teknik analisis saham untuk dapat memilih produk saham yang paling tepat. Jangan cuma ikut-ikutan, karena pendidikan anakmu yang jadi taruhannya.
Jika kamu “menabung” di saham, adalah penting untuk memperkirakan waktunya dengan tepat. Seberapa panjang kamu harus konsisten investasi, dan kemudian kapan saatnya kamu pindahkan danamu ke instrumen yang lower risk karena akan segera digunakan.
Pokoknya, harus dipantau terus.
Obligasi
Obligasi—terutama obligasi negara—juga bisa menjadi salah satu opsi investasi dana pendidikan anak yang pas, karena selain dijamin oleh pemerintah sehingga sudah bisa dibilang sangat low risk, imbalnya pun menarik. Hampir bisa dipastikan, return dari obligasi pemerintah akan selalu lebih tinggi daripada suku bunga acuan BI. Jadi, pasti lebih tinggi dari deposito.
Jadi, jangan ketinggalan pantau akun Kemenkeu supaya nggak ketinggalan info ketika pemerintah menawarkan obligasi seri terbarunya.
5. Miliki pengamanan yang optimal
Sudah punya rencana dan juga sudah memilih “kendaraan”, sekarang waktunya kamu mengamankan “perjalanan” kamu dalam membangun dana pendidikan anak.
Ada 2 pengamanan yang kamu perlukan, yaitu dana darurat dan asuransi.
Yah, namanya risiko bisa terjadi sewaktu-waktu, ya kan? Sudah punya rencana panjang dan detail, bisa saja di tengah jalan kenapa-kenapa, yang akhirnya membuat kita jadi tak bisa mencapai target yang sudah ditentukan.
Untuk meminimalkan risiko, pastikan kamu punya pengaman yang optimal, berupa dana darurat untuk berbagai keperluan mendesak supaya nggak perlu mengorbankan dana pendidikan yang sudah direncanakan; dan asuransi—yang meliputi asuransi jiwa dan asuransi kesehatan.
Nah, itu dia step by step merencanakan dana pendidikan anak. Panjang ya? Iya. Yah, namanya demi anak, iya nggak sih?
Tapi, dengan konsistensi dan komitmen, kamu pasti bisa melakukannya. Jangan sampai anak-anak kita terlantar dan tidak mendapatkan hak mereka atas pendidikan. Malu jugalah misalkan harus ditagih sama pengurus sekolah kalau nunggak SPP. Hadeuh. Orang udah sering pamer ini itu di medsos, kok uang SPP nunggak sih? #eh
Semangat, dan semoga bermanfaat.