Perencanaan keuangan keluarga dapat membantu menciptakan strategi komprehensif untuk mengelola uang saat melewati berbagai tahap kehidupan.
Setuju nggak? Setuju dong.
Dan, untuk memulainya, kamu bisa awali dengan hal-hal dasar seperti menyiapkan anggaran, membayar utang sebelum jatuh tempo, dan menabung. Namun enggak berhenti di situ, rencana keuangan keluarga juga sampai mencakup hal-hal seperti berinvestasi untuk masa pensiun dan menyisihkan uang untuk pendidikan anak. Yes, sebuah proyeksi yang sangat jauh ke depan.
Tapi, membuat rencana jangka panjang untuk keuangan keluarga itu adalah sesuatu yang dapat dilakukan sendiri. Enggak rumit sebenarnya, walaupun ya sedikit lebih kompleks daripada perencanaan keuangan pribadi. Ya wajar kan? Kalau keuangan pribadi kan cuma diri sendiri yang diurusin, kalau perencanaan keuangan keluarga bisa jadi ngurusin kebutuhan lebih dari 2 orang.
So, kalau kamu masih bingung, berikut lebih lanjut tentang bagaimana perencanaan keuangan keluarga yang cukup sederhana sehingga bisa dilakukan oleh pemula mana pun.
[toc]
Apa itu Perencanaan Keuangan Keluarga?
Secara umum, perencanaan keuangan adalah proses menguraikan tujuan finansial dengan spesifik yang ingin dicapai, termasuk menguraikan langkah-langkah yang perlu kamu ambil untuk mencapainya. Hal ini bisa kamu lakukan sendiri—artinya, membuat perencanaan keuanganmu sendiri—atau meminta bantuan perencana keuangan jika memang kamu kesulitan.
Tapi, sebenarnya akan lebih baik kalau kamu lakukan sendiri sih, karena kondisi keuangan kamu kan yang paling ngerti juga kamu sendiri. Nanti pada perjalanannya, jika ada yang harus disesuaikan, juga bisa kamu sesuaikan sendiri. Kalaupun memang merasa belum mahir, ya enggak apa menyewa jasa seorang perencana keuangan profesional. Tetapi, ada baiknya, kamu nggak hanya menyerahkan semuanya ke mereka, kamu juga harus belajar, ‘curi’ ilmunya dari mereka, yang kemudian bisa kamu lakukan sendiri pada akhirnya.
Perencanaan keuangan keluarga merupakan semua hal tentang fokus pada skenario yang akan dihadapi keluarga, mulai dari keuangan setelah pernikahan, dana tempat tinggal (rumah atau apartemen), pendidikan anak, hingga masa pensiun.
Daaan … Kayaknya memang harus disesuaikan sih per stage of life-nya, karena hidup itu sangat dinamis. Perubahannya setiap tahap itu nyata banget. Apalagi untuk keuanhgan. Setiap fase kehidupan akan mengubah arus dan pola keuangan secara signifikan. Maka perencanaan keuangan keluarga ini penting agar keluargamu dapat menjalani setiap fase dengan kesiapan.
Perencanaan Keuangan Keluarga Berdasarkan Stage of Life
Di sini, keputusannya bisa kamu pertimbangkan bersama partner hidupmu. Of course, karena sekarang kan, kalian hidup untuk berdua, bertiga, berempat, dan mungkin seterusnya. Beberapa poin di bawah ini dapat dijadikan acuan dalam membuat rincian terkait apa saja yang harus dipersiapkan, per setiap tahapannya.
1. Newlywed
Di tahap ini, umumnya perihal keuangan akan digabungkan dengan pasanganmu. Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu membeberkan kondisi keuangan masing-masing, dan menentukan prioritas apa yang harus diselesaikan secepatnya.
Beberapa tujuan finansial yang harus segera dimiliki oleh pasangan baru menikah misalnya membangun dana darurat keluarga, atau perencanaan beli rumah.
Setelah menikah, apa pun yang kamu lakukan secara finansial akan berpengaruh pada pasangan dan sebaliknya.
Kejujuran sangat penting dalam hal ini karena satu-satunya hal yang lebih buruk daripada membelanjakan uang secara berlebihan atau membuat kesalahan uang adalah mengikis kepercayaan pasangan.
2. Punya anak dan jadi orang tua
Setelah melewati fase pertama sebagai pengantin baru, kamu bersama pasangan bisa melanjutkan dengan membuat rencana keuangan mulai dari tujuan dan alokasi anggaran secara spesifik.
Terutama ketika mempersiapkan diri untuk menyambut kehadiran anggota baru di keluarga. Memiliki anak mungkin menjadi keputusan terbesar yang pernah dilakukan oleh pasangan suami istri mana pun, karena banyak banget yang mesti dipersiapkan. Mulai biaya melahirkan, biaya perlengkapan dan perawatan bayi hingga ia bertumbuh, sampai biaya makan, dan akhirnya, biaya pendidikan.
3. Pendidikan lanjutan untuk anak
Sesudah anak mulai tumbuh, duduklah lagi berdua dan mulai ngobrolin pendidikan lanjutan untuk anak. Untuk biaya pendidikan anak ini, kamu akan bisa mendapatkan banyak keuntungan jika memulainya sejak dini—bahkan ketika mulai program hamil.
Biaya pendidikan anak merupakan salah satu tujuan dengan nominal yang besar. Memang ada opsi untuk menyekolahkan anak di sekolah negeri, atau cari beasiswa. Tapi, seandainya tidak memungkinkan sekolah di sekolah negeri ataupun beasiswa, ya masa kita akan bilang, “Nak, kamu nggak usah sekolah dulu ya, nggak punya duit.”? Pastinya nggak pengin gitu juga kan? Setidaknya kalaupun mau ambil gap year, ya bisanya hanya saat lulus SMA dan menjelang kuliah. Dari TK ke SD, SD ke SMP, SMP ke SMA, ya masa mau gap year? Kan kasihan anaknya.
Karena itu alokasi ini sebisa mungkin harus masuk ke dalam perencanaan keuangan keluarga. Ditambah lagi dengan kebutuhan lain yang juga sama pentingnya, maka semua harus dibuat rencana yang spesifik.
Miliki skema tabungan khusus untuk pendidikan. Bantu dengan instrumen investasi yang sesuai, supaya bisa melawan inflasi. Hitung dengan cermat, agar bisa berkembang sesuai harapan.
4. Merencanakan pensiun
Tahap selanjutnya adalah ketika kita mendekati usia pensiun. Di sini, perencanaan keuangan keluarga adalah tentang menyisihkan dana dan mengembangkan strategi penarikan yang bijaksana untuk membantumu bertahan di masa pensiun yang nyaman.
Dana pensiun dapat dikembangkan dengan mengikuti program pensiun dari kantor tempatmu bekerja. Atau bisa juga dengan ikut DPLK.
Jangan lupa menganggarkan untuk pos kesehatan secara khusus, karena kesehatan akan jadi salah satu isu besar selama pensiun nanti.
5. Merencanakan warisan
Bagaimana kamu dan pasangan akan mewariskan sisa kekayaan dan aset keluarga nantinya? Apakah ada orang lain selain anak-anak yang berhak mendapatkannya?
Cara terbaik untuk membuat keinginanmu diketahui dan meresmikannya secara legal adalah melalui pembuatan surat waris. Kamu akan butuh bantuan notaris untuk pembuatannya.
Pembuatann surat waris akan menghindarkan keluarga dari masalah setelah kita enggak ada lagi. Sudah banyak kasus ketika terjadi perselisihan antaranggota keluarga karena hal ini kan? Kalau memang kita punya banyak aset, maka ini adalah salah satu rencana keuangan dalam stage of life keluarga yang penting yang harus segera dibereskan.
6. Mengajarkan perencanaan keuangan ke generasi penerus
Adalah sangat penting untuk bisa meneruskan apa yang telah kamu pelajari tentang keuangan pribadi pada generasi penerus kita. Yes, anak-anak. Pasalnya, sampai dengan saat ini, banyak hal keuangan yang tak pernah didapatkan dari pendidikan formal di sekolah. Setiap trik perencanaan keuangan keluarga—dan pribadi—nyatanya kita dapatkan di luar bangku sekolah kan?
Nah, bisa cek artikel tentang cara mengajarkan konsep uang pada anak yang sudah pernah ditulis di blog ini ya.
Perencanaan keuangan keluarga itu sangat penting. Karena cukup banyak, supaya enggak terasa membebani, buatlah di setiap stage-nya, atau setiap tahapnya. Dengan kombinasi yang tepat antara menghasilkan uang dengan bekerja, membuat anggaran, menabung, berinvestasi, dan punya asuransi, kamu dapat mengamankan masa depan yang nyaman dan sejahtera bagi keluargamu.
Semoga bermanfaat.