Pernah dengar istilah personal financial planning, tapi bingung mulai dari mana? Tenang, enggak perlu pusing. Perencanaan keuangan itu sebenarnya simpel, asal tahu langkah-langkah dasarnya. Dengan punya rencana yang jelas, pengelolaan uang jadi lebih terarah dan enggak gampang bocor ke hal-hal yang nggak penting.
Bayangkan saja punya kendali penuh atas pemasukan, pengeluaran, tabungan, dan investasi. Rasanya pasti lebih tenang, kan?
Nah, di sini bakal dibahas cara memulai personal financial planning dari nol, langkah demi langkah. Cocok buat pemula yang ingin keuangannya lebih teratur tanpa ribet.
Tahap Personal Financial Planning untuk Pemula
1. Evaluasi Kondisi Keuangan Saat Ini
Langkah pertama dalam personal financial planning itu simpel: pahami dulu kondisi keuanganmu secara keseluruhan. Ini penting banget biar tahu apa yang perlu dibenerin dan rencana apa yang cocok buat ke depannya.
Mulai saja dengan mencatat semua pemasukan. Gaji, bonus, pendapatan sampingan, atau hasil investasi, masukkan semuanya. Setelah itu, rinci pengeluaran bulanan. Dari yang penting kayak kebutuhan pokok, tagihan rutin, sampai transportasi atau hiburan.
Kalau punya utang, catat juga. Kartu kredit, cicilan motor, KPR—pokoknya semua, lengkap sama jumlah pokok, bunga, dan tenggat waktunya. Jangan lupa masukkan juga aset yang sudah kamu punya, kayak tabungan, kendaraan, atau barang berharga lain.
Biar enggak ribet, pakai tabel sederhana atau aplikasi keuangan buat mencatat semua data ini. Dari situ, kamu bisa hitung selisih pemasukan dan pengeluaran alias cash flow, dan juga nilai kekayaan bersih dengan cara kurangi total utang dari total aset.
Proses ini biasanya disebut financial check-up. Gampangnya, ini kayak medical check-up, tapi buat keuanganmu. Hasilnya bakal kasih gambaran sejelas-jelasnya soal kondisi keuangan sekarang. Dari situ, kamu tahu bagian mana yang harus diperbaiki, jadi rencana keuangan yang kamu bikin nantinya lebih tepat sasaran.
Baca juga: Financial Check Up: Apa, Mengapa, dan Bagaimana
2. Tentukan Tujuan Keuangan
Setelah tahu kondisi keuangan dengan jelas, langkah selanjutnya dalam personal financial planning adalah bikin tujuan keuangan. Ini penting banget buat tahu ke mana arah uangmu bakal dibawa. Tujuan ini bisa kamu bikin berdasarkan hasil financial check-up tadi.
Coba bagi tujuan keuangan jadi tiga: jangka pendek, menengah, dan panjang. Contohnya gini, kalau dari cek keuangan ternyata belum punya dana darurat, itu bisa jadi tujuan jangka pendek. Misalnya targetnya, dalam 12 bulan kamu kumpulin dana darurat sebesar tiga kali gaji. Kalau gaji Rp5 juta, berarti dalam setahun harus ada Rp15 juta.
Nah, untuk jangka menengah, misalnya nabung buat DP rumah dalam waktu lima tahun, kamu targetkan nabung Rp100 juta dalam lima tahun. Sedangkan tujuan jangka panjang bisa yang lebih besar, kayak punya rumah kedua buat disewain atau punya dana pensiun 300 x gaji bulanan dalam 20 tahun.
Yang penting, bikin tujuanmu pakai prinsip SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound). Bukan cuma “pengin kaya,” tapi lebih detail, kayak “punya saham dividen 5.000 lot dalam 10 tahun” atau “beli rumah kedua buat disewakan dalam 15 tahun”.
Kalau semua tujuan sudah rapi, berarti kamu udah selangkah lebih dekat ke personal financial planning yang matang. Tinggal jalani dengan disiplin dan konsisten. Dengan begitu, cita-cita keuanganmu bukan cuma angan-angan, tapi beneran kejadian!
3. Buat Anggaran
Eksekusi rencana keuangan itu kudu cermat. Langkah pertama, bikin anggaran bulanan biar pemasukan dan pengeluaran lebih terkontrol. Biar gampang, coba pakai metode 50/30/20.
50% buat Kebutuhan Pokok
Setengah pemasukan dipakai untuk hal-hal penting, kayak makan, sewa atau cicilan rumah, tagihan listrik, internet, transportasi, dan asuransi. Pastikan ini bener-bener buat yang esensial, jangan kebanyakan ‘jatah kebutuhan’ tapi isinya keinginan.
30% buat Keinginan
Bagian ini buat senang-senang, kayak langganan Netflix, makan di restoran, belanja baju, atau nongkrong di coffee shop. Tapi, ingat, jangan kebablasan. Batasnya jelas, kalau lebih, bisa ganggu prioritas yang lain.
20% buat Tabungan dan Investasi
Nah, ini wajib. Alokasi ini buat dana darurat, tabungan masa depan, atau investasi. Kalau punya utang berbunga tinggi, bisa sisihkan sebagian dari sini buat lunasin utang lebih cepat biar nggak makin berat bunganya.
Angka 50/30/20 ini fleksibel kok. Kalau ternyata kebutuhan pokokmu lebih banyak, enggak apa geser sedikit. Yang penting masih nyisain buat tabungan dan investasi.
Intinya, bikin anggaran yang sesuai sama kondisi keuanganmu biar rencana keuangan tetap jalan. Jangan lupa pantau rutin, siapa tahu perlu disesuaikan lagi.
4. Kelola Utang dengan Bijak
Kadang, ngutang itu memang perlu, terutama buat barang atau kebutuhan yang enggak bisa langsung dibayar cash. Jadi, ngutang itu bukan dosa, tapi cara ngelolanya yang harus benar. Prinsip utama: jangan ngutang karena nggak punya uang, tapi karena yakin bisa bayar lunas tepat waktu.
Pengelolaan utang yang baik itu penting banget buat menjaga kesehatan keuangan. Fokusnya sederhana: kurangi beban utang dan hindari belanja yang enggak terkendali. Sebelum memutuskan buat ngutang, tanya dulu ke diri sendiri, “Ini beneran butuh atau cuma pengin aja?” Kalau cuma buat keinginan yang enggak penting, mending skip dulu.
Jangan kebiasaan pakai kartu kredit atau pinjaman buat belanja konsumtif yang enggak mendesak. Ingat, cicilan utang enggak boleh lebih dari 30% dari penghasilan bulananmu, biar keuangan tetap sehat dan nggak keteteran. Masukin cicilan ini ke anggaran rutin bulanan, jadi selalu siap bayar tanpa harus ngutak-atik dana lain.
Intinya, ngutang boleh, tapi jangan kebablasan. Pastikan selalu sesuai kemampuan dan punya rencana matang buat bayarnya.
5. Pantau dan Evaluasi Berkala
Memantau keuangan itu penting, semacam ngecek peta biar enggak nyasar. Setiap beberapa bulan, luangkan waktu buat lihat lagi personal financial planning yang sudah kamu buat.
Cek pemasukan, pengeluaran, utang, dan investasi—siapa tahu ada yang berubah. Kalau ternyata target awal belum tercapai atau malah melenceng, kamu bisa cepat sesuaikan. Misalnya, pengeluaran ngopi mulai kebablasan, coba pangkas buat alokasi tabungan atau investasi.
Kalau ada situasi baru, kayak kenaikan gaji atau nambah tanggungan, update rencana biar tetap relevan. Jangan lupa cek kinerja investasi, mana tahu ada yang perlu dirombak. Pakai aplikasi keuangan biar lebih gampang pantau semuanya. Intinya, rutin evaluasi biar keuangan tetap on track.
Baca juga: Contoh Kegiatan Perencanaan Keuangan yang Semestinya Dikuasai oleh Siapa Saja
Dengan langkah-langkah personal financial planning yang tepat, mengatur keuangan bukan lagi hal yang bikin pusing. Semua bisa dimulai dari memahami kondisi keuangan, menetapkan tujuan, sampai membuat anggaran yang sesuai. Kuncinya adalah disiplin dan konsistensi dalam menjalankan rencana yang sudah dibuat.
Enggak ada kata terlambat untuk mulai. Sekecil apa pun langkah yang diambil, nantinya tetap membawa perubahan besar untuk masa depan keuangan.
Mau tahu bagaimana merencanakan FIRE dan membangun aset 300 kali gaji dengan lebih detail? Kamu harus banget punya buku ini. Kamu bisa baca dan belajar secara fleksibel, dan dapatkan insight lebih detail mengenai konsep FIRE.
Sudah bisa dibeli di toko-toko buku di kota-kota besar di Indonesia! Get your copy now!
Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!