Semua yang ada dalam hidup selalu mengandung risiko dan konsekuensi. Apalagi hal besar kayak punya tujuan keuangan financial independence.
Financial independence adalah tujuan yang diidamkan banyak orang untuk mencapai kebebasan finansial tanpa ketergantungan pada pekerjaan tetap. Namun, perjalanannya panjang, Kawan. Bukan tanpa tantangan.
Banyak faktor yang dapat menghambat atau bahkan menggagalkan rencana, terutama kalau kamu enggak punya strategi antisipasi terhadap berbagai risiko yang mungkin muncul.
Kenapa Sih Kita Kudu Mengevaluasi Risiko kalau Mau Financial Independence?
Evaluasi risiko menjadi langkah penting dalam menyusun strategi financial independence. Kenapa harus ada evaluasi ini?
1. Mengenali Potensi Kerugian
Evaluasi risiko membantu melihat potensi kerugian dari investasi atau strategi finansial yang diambil. Misalnya, jika ada investasi yang berisiko tinggi, lebih baik dipahami sejak awal supaya kita tuh enggak kaget kalau hasilnya kurang sesuai harapan.
2. Mengantisipasi Perubahan Ekonomi
Ekonomi bisa naik-turun, inflasi bisa melonjak, dan ini memengaruhi daya beli. Dengan evaluasi risiko, bisa dipersiapkan cara untuk mengatasi dampak dari perubahan ekonomi yang tiba-tiba.
3. Menjaga Stabilitas Keuangan
Mengetahui risiko membuat perencanaan keuangan lebih stabil. Jika ada dana cadangan atau rencana alternatif, tujuan financial independence tetap bisa dicapai meskipun ada masalah yang muncul di tengah jalan.
4. Mengurangi Stres dan Kekhawatiran
Evaluasi risiko memberi ketenangan karena ada pemahaman terhadap tantangan yang mungkin dihadapi. Jadi, lebih siap secara mental dan finansial, tanpa perlu khawatir berlebihan jika kondisi tidak berjalan sesuai rencana.
5. Optimalkan Investasi yang Dipilih
Dengan mengevaluasi risiko, bisa lebih bijak memilih investasi. Investasi yang cocok dan sesuai risiko memberikan hasil yang lebih baik dan mendukung rencana financial independence dengan aman.
Memangnya, Apa Sih Risiko yang Bisa Terjadi?
Berikut beberapa contoh risiko yang mungkin terjadi dalam perencanaan financial independence.
1. Inflasi Tinggi
Inflasi yang tinggi bisa mengurangi nilai uang dan daya beli, sehingga tabungan dan investasi yang dimiliki tidak mencukupi kebutuhan di masa depan.
2. Fluktuasi Pasar Investasi
Risiko pasar seperti penurunan harga saham atau pasar properti bisa mengurangi nilai investasi, memengaruhi hasil yang diharapkan untuk mencapai financial independence.
3. Kehilangan Pekerjaan atau Sumber Penghasilan
Kehilangan pekerjaan atau penurunan penghasilan bisa mengganggu rencana menabung dan berinvestasi, memperlambat pencapaian financial independence.
4. Kenaikan Suku Bunga
Kenaikan suku bunga bisa meningkatkan cicilan utang, mengurangi dana yang bisa disisihkan untuk investasi atau tabungan.
5. Kesehatan yang Memburuk
Masalah kesehatan yang tiba-tiba bisa menimbulkan biaya medis besar, menguras tabungan, dan mengganggu rencana finansial jangka panjang.
6. Pengeluaran Tidak Terduga
Biaya darurat seperti perbaikan rumah mendesak atau kebutuhan keluarga yang mendadak bisa menghabiskan dana cadangan dan memengaruhi perencanaan keuangan.
7. Gaya Hidup yang Meningkat
Peningkatan gaya hidup yang tidak terkendali (lifestyle inflation) bisa menghabiskan lebih banyak uang dari yang dianggarkan, menghambat kemampuan menabung dan berinvestasi.
Memahami dan mengantisipasi risiko-risiko ini memungkinkan persiapan yang lebih baik, sehingga rencana financial independence tetap dapat berjalan lancar meskipun ada hambatan.
Baca juga: Menghadapi Hambatan Menuju FIRE: Inflasi, Perubahan Pasar, dan Kesehatan
Langkah-Langkah Evaluasi Risiko
So, kudu gimana nih, agar kita bisa memastikan perjalanan menuju financial independence kita jadi lebih lancar? Ini yang bisa kamu lakukan.
1. Identifikasi Risiko
Catat semua risiko yang mungkin memengaruhi keuangan, seperti inflasi, penurunan nilai investasi, kehilangan pekerjaan, atau kondisi kesehatan yang enggak terduga. Langkah ini membantu memahami ancaman potensial yang bisa menghambat rencana finansial.
2. Evaluasi Dampak Risiko
Tentukan seberapa besar dampak setiap risiko terhadap keuangan. Misalnya, inflasi mungkin berdampak besar pada investasi jangka panjang, sementara perubahan kecil di pasar saham bisa jadi enggak terlalu mempengaruhi kalau rencana investasimu bersifat jangka panjang.
3. Analisis Tingkat Kemungkinan
Setelah memahami dampaknya, tentukan kemungkinan terjadinya risiko tersebut. Jika risiko sering terjadi atau sangat mungkin terjadi, kamu mungkin perlu membuat rencana cadangan yang siap untuk dieksekusi kalau risiko datang.
Misalnya, kamu punya kecenderungan untuk mendapatkan penghasilan yang tidak tetap. Nah, kamu bisa mengatasinya dengan membuat anggaran pengeluaran tetap yang kamu ambil dari pemasukan rata-rata. Selain itu, upayakan untuk menambah stream baru, agar rata-rata pemasukannya bisa naik. Cari peluang terus, tetapi tetap dengan memperhatikan kondisi kamu.
4. Rencanakan Mitigasi Risiko
Susun strategi untuk mengurangi atau menghadapi risiko. Ada 3 cara mitigasi risiko yang wajib kamu lalukan:
- Menyiapkan dana darurat yang setara dengan 6–12 bulan pengeluaran.
- Punya asuransi kesehatan dan jiwa untuk melindungi dari biaya medis yang besar atau risiko hilangnya penghasilan.
- Mengalokasikan dana ke berbagai jenis investasi, seperti saham, obligasi, dan properti, untuk diversifikasi.
Cara mitigasi lain bisa kamu tambahkan sesuai dengan risiko yang dimiliki masing-masing. Bisa saja berbeda satu dengan yang lainnya, so, kamu memang perlu mempertimbangkannya dengan baik.
5. Tinjau Ulang secara Berkala
Kondisi keuangan dan ekonomi bisa berubah, jadi penting untuk meninjau ulang evaluasi risiko secara berkala. Evaluasi rutin membantu tetap siap menghadapi tantangan baru atau perubahan kondisi ekonomi yang tidak terduga.
6. Pantau Kinerja dan Sesuaikan Strategi
Terakhir, pantau kinerja investasi dan strategi keuangan sesuai kondisi yang ada. Jika ada risiko baru atau perubahan besar, sesuaikan strategi untuk memastikan tujuan financial independence tetap realistis dan tercapai.
Langkah-langkah ini membantu mengidentifikasi dan mengelola risiko, menjaga stabilitas keuangan, dan memastikan rencana financial independence tetap berada di jalur yang tepat.
Baca juga: Manajemen Risiko dalam Perjalanan Menuju FIRE
Mau tahu bagaimana merencanakan FIRE dan membangun aset 300 kali gaji dengan lebih detail? Kamu harus banget punya buku ini. Kamu bisa baca dan belajar secara fleksibel, dan dapatkan insight lebih detail mengenai konsep FIRE.
Sudah bisa dibeli di toko-toko buku di kota-kota besar di Indonesia! Get your copy now!
Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!