Strategi saham pemula itu kayak abstrak aja buat yang baru mulai. Bahkan bisa jadi, rada-rada ngeri-ngeri sedap gitu ya.
Ya, enggak heran sih. Yang namanya pasar saham itu memang dapat memberikan pengembalian investasi yang menarik, tetapi risiko kerugian juga nyata. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang cara mengelola portofolio investasi adalah kunci untuk meminimalkan risiko sambil memaksimalkan potensi keuntungan.
Untuk pemula, strategi saham yang dilakukan memang harus terstruktur dan berorientasi pada tujuan. Karena dengan begitu, ada road map yang jelas. Kita jadi tahu strategi apa yang paling baik selayaknya rute paling aman untuk ditempuh.
So, adalah strategi saham pemula paling penting adalah menentukan tujuan investasi lebih dulu, yang meliputi tujuan jangka pendek hingga jangka panjang. Dengan adanya tujuan ini, investor akan dapat menentukan saham mana yang dibeli, kapan harus membeli, dan kapan harus menjual.
Lebih dari sekadar memilih saham yang tepat, strategi ini juga melibatkan kapan dan bagaimana menyesuaikan portofolio untuk menjaga keseimbangan yang sehat antara pertumbuhan dan keamanan.
Menetapkan Tujuan Investasi
Menetapkan tujuan investasi merupakan langkah penting dalam strategi saham pemula. Tujuan ini berfungsi sebagai panduan dalam membuat keputusan investasi dan strategi yang akan dilakukan.
Tapi, apa pentingnya tujuan investasi ini? Harus banget ditentukan pertama kali?
Yang pertama sih, jelas. Dengan adanya tujuan, investor dapat membuat keputusan yang lebih terarah. Tujuan membantu menentukan jenis saham atau aset yang akan dibeli, berapa lama aset tersebut harus dipegang, dan kapan harus menjualnya.
Tujuan yang spesifik juga memungkinkan investor untuk mengukur efektivitas strategi investasi mereka secara objektif. Apakah tujuan investasi untuk pendidikan, pembelian rumah, atau pensiun akan sangat memengaruhi cara menilai kinerja investasi.
Memiliki tujuan investasi akan membantu investor dalam penyesuaian toleransi risiko. Misalnya, jika tujuan investasi adalah untuk keperluan jangka pendek, maka akan lebih baik memilih investasi yang lebih rendah risiko dibandingkan dengan tujuan jangka panjang yang bisa lebih bertoleransi terhadap fluktuasi pasar.
Nah, sudah tahu apa pentingnya, sekarang coba kita lihat beberapa jenis tujuan investasi yang umum dimiliki oleh investor.
1. Tujuan Investasi Jangka Pendek
Durasi investasi jangka pendek umumnya kurang dari 3 tahun. Karakteristiknya cenderung lebih konservatif. Contohnya seperti deposito berjangka, reksa dana pasar uang, atau obligasi pemerintahh jangka pendek.
Umumnya investor memanfaatkan instrumen investasi jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan yang akan segera terjadi. Misalnya untuk dana darurat, untuk liburan, beli gadget, beli motor, dan sebagainya.
2. Tujuan Investasi Jangka Panjang
Ada yang menganggap investasi jangka panjang itu lebih dari 10 tahun. Antara 3 tahun (jangka pendek) sampai dengan 10 tahun itu termasuknya jangka menengah. Sebenarnya ini sih, bebas-bebas aja, enggak pernah ada ilmu pastinya. Karena jangka panjangnya orang usia 25 tahun pasti bedalah sama jangka panjangnya mereka yang udah usia 40 tahun. Ye kan?
Yang penting jangka panjang adalah butuh waktu lebih lama ketimbang yang pendek di atas. Untuk itu, jenis investasinya juga lebih beragam, bahkan seringnya berupa aset dengan potensi pertumbuhan tinggi, tetapi sekaligus tinggi risiko. Contohnya kayak saham atau reksa dana saham. Biasanya tujuannya adalah untuk dana pendidikan atau dana pensiun.
Nah, dengan memahami dan menetapkan tujuan investasi yang jelas, baik itu jangka pendek atau jangka panjang, investor pemula dapat menyusun strategi yang efektif dan efisien. Dengan begitu, strategi ini tidak hanya membantu dalam mencapai tujuan finansial tetapi juga dalam mengelola ekspektasi dan emosi selama perjalanan investasi.
Strategi Saham Pemula
Strategi saham pemula yang efektif dapat membantu dalam mengelola portofolio investasi secara lebih efisien dan dengan risiko yang lebih terkontrol. Dua strategi populer yang sering direkomendasikan untuk pemula adalah “buy and hold” dan “dollar-cost averaging”.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai kedua strategi tersebut.
1. Buy and Hold
Strategi buy and hold ini enggak memerlukan transaksi jual beli yang sering, sehingga mengurangi biaya transaksi seperti komisi dan pajak atas keuntungan modal. Ini membuat strategi ini sangat cocok bagi pemula yang mungkin belum terlalu mengerti kompleksitas pasar.
Dengan memegang investasi untuk jangka waktu yang panjang, investor dapat menekan risiko dari volatilitas harga jangka pendek. Pasar saham cenderung naik dalam jangka panjang, sehingga meminimalkan efek dari penurunan sementara.
Selain itu, buy and hold memanfaatkan kekuatan compounding, yaitu bunga majemuk, yang memungkinkan profit yang dihasilkan akan menghasilkan profit lagi. Sehingga, efek pengembangan modal menjadi berkali lipat.
2. Dollar-Cost Averaging
Strategi dollar cost averaging memungkinkan investor untuk berinvestasi dalam jumlah uang yang tetap secara berkala. Misalnya setiap bulan, tanpa mempertimbangkan harga pasar saham saat itu. Hal ini membantu mengurangi risiko karena tidak perlu mencoba ‘timing the market’ yang sering sulit dan berisiko.
Dengan investasi yang konsisten dalam jumlah yang sama, kita bisa membeli lebih banyak saham ketika harga rendah dan lebih sedikit ketika harga tinggi. Artinya, ini bisa mengurangi harga rata-rata per saham dalam jangka panjang, sebuah metode yang disebut juga sebagai ‘averaging down’.
Dollar-cost averaging mengurangi tekanan emosional karena kita sebagai investor enggak perlu khawatir tentang waktu yang tepat untuk berinvestasi. Dengan mengotomatisasi investasi, investor menghindari kesalahan yang sering terjadi akibat reaksi berlebihan terhadap fluktuasi pasar.
Kedua strategi ini sangat berguna bagi pemula dalam membangun kepercayaan diri dan pemahaman tentang investasi saham. Buy and hold memberikan stabilitas dan potensi pertumbuhan jangka panjang, sementara dollar-cost averaging memberikan cara yang terstruktur dan kurang berisiko untuk memasuki pasar saham. Kombinasi keduanya dapat menjadi fondasi yang solid bagi pemula untuk mengembangkan portofolio investasi.
Bottomline is …
After all, komitmen adalah koentji dalam setiap strategi saham pemula. Pasar saham selalu berubah, dan fleksibilitas diperlukan, supaya kita bisa adaptif dengan perubahan tersebut.
Dengan terus meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam mengelola portofolio, pemula enggak hanya akan dapat memperbaiki peluang keberhasilan investasi, tetapi juga membangun dasar yang kokoh untuk keputusan keuangan di masa depan.
Mau tahu bagaimana merencanakan FIRE dan membangun aset 300 kali gaji dengan lebih detail? Kamu harus banget punya buku ini. Kamu bisa baca dan belajar secara fleksibel, dan dapatkan insight lebih detail mengenai konsep FIRE.
Sudah bisa dibeli di toko-toko buku di kota-kota besar di Indonesia! Get your copy now!
Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!