Ketika kita dalam kondisi fisik yang prima dan finansial yang stabil, potensi kita untuk memiliki masa pensiun yang lebih lama akan meningkat. Bener nggak sih?
Of course! Karena ekspektasi umur kita dipengaruhi oleh seberapa baik kondisi kesehatan kita.
Dalam perjalanannya, akan ada berbagai tahapan dengan kondisi yang berbeda-beda yang memerlukan pendekatan keuangan yang beragam. Kalau memang lebih panjang, mungkin kita perlu melakukan sejumlah penyesuaian, khususnya dalam hal keuangan.
Studi dari para ahli juga menunjukkan hal ini, di mana masa pensiun dibagi menjadi empat fase. Mari kita jelajahi lebih lanjut tentang tahapan-tahapan tersebut di artikel ini.
Tahapan Masa Pensiun
Usia Pra-Pensiun (50-64 tahun)
Di Indonesia, usia untuk retirement resmi bagi ASN adalah 58 tahun. Namun, bagi mereka yang bukan ASN, memilih untuk berhenti bekerja di usia berapa pun adalah keputusan pribadi.
Sebagai contoh, enggak ada yang bisa mencegah seseorang untuk terus bekerja hingga akhir hayatnya. Namun, realitasnya adalah setiap manusia memiliki batasan, dan akan tiba waktunya kita ingin beristirahat dan menikmati masa-masa tanpa beban kerja.
Jadi, meskipun standar retirement ASN adalah 58 tahun, banyak dari kita yang mulai mengurangi intensitas kerja di usia 50-an. Banyak yang mulai mendelegasikan tugas-tugasnya kepada generasi muda. Penerusnya.
So, usia 50 tahun bisa dianggap sebagai awal dari periode pra-pensiun. Kita mengambil batas 64 tahun berdasarkan definisi BPS mengenai usia produktif, yaitu 15-64 tahun.
Apa yang seharusnya kita lakukan selama periode ini? Salah satunya adalah meninjau dana pensiun kita. Lihatlah saldo BPJS Ketenagakerjaan, DPLK, atau dana pensiun pribadi yang telah kamu susun dalam portofolio investasi. Selain itu, pastikan juga untuk mengevaluasi utang. Sebaiknya, selesaikan semua utang sebelum memasuki usia retirement ini.
Penting juga untuk menilai gaya hidup yang sedang dijalani. Jika kamu merasa perlu menyesuaikannya untuk menghemat biaya selama masa pensiun, mulailah dari sekarang. So, kamu enggak akan terkejut dengan pengeluaran besar saat memasukinya.
Fase Awal Pensiun (64-70 tahun)
Mungkin di usia ini, kamu sudah memasuki masa ketika kamu tidak lagi menerima pendapatan tetap dan harus mengandalkan dana yang telah disiapkan.
Jadi, lihat kembali rencana finansial yang telah kamu susun. Tentukan waktu yang tepat untuk mencairkan Jaminan Pensiun atau Jaminan Hari Tua dari BPJS Ketenagakerjaan. Pastikan juga kamu mengetahui prosedur untuk mengakses DPLK. Evaluasi portofolio investasi pribadi dan pertimbangkan cara penggunaannya dengan bijak.
Selain itu, pastikan asuransi kesehatanmu tetap aktif. Setelah tidak bekerja lagi, kamu mungkin kehilangan subsidi dari perusahaan tempatmu bekerja. Oleh karena itu, pastikan iuran asuransi tetap terbayar dan manfaatnya tetap bisa dinikmati. Jangan lupa untuk juga memeriksa asuransi kesehatan pasangan dan asuransi lain yang mungkin kamu miliki.
Masa-masa di awal mungkin membuat sebagian orang merasa kesepian, terutama jika sebelumnya sibuk bekerja. Jadi, milikilah rencana tentang aktivitas yang akan kamu lakukan setelah tidak bekerja lagi. Jika kamu berencana untuk terus bekerja, pastikan itu dilakukan dengan ringan dan lebih pada kepuasan pribadi daripada untuk mendapatkan uang.
Mengejar hobi bisa menjadi pilihan yang baik, terutama jika sebelumnya kamu tidak punya waktu karena kesibukan. Namun, pastikan hobi tersebut sesuai dengan anggaran yang kamu miliki agar tidak membebani keuangan di masa pensiun.
Masa Pensiun Tengah (70-80 tahun)
Selama periode ini, kemungkinan besar kamu sudah merasa stabil sebagai seorang pensiunan. Oleh karena itu, inilah saatnya untuk mengevaluasi ulang alokasi aset yang kamu miliki. Dengan berkurangnya aktivitas di luar rumah dan kemandirian anak serta cucu, pengeluaranmu mungkin menurun dan menjadi lebih stabil.
Di masa ini, mungkin akan lebih penting bagimu untuk memiliki asuransi kesehatan tambahan, sementara kebutuhan untuk asuransi jiwa bisa jadi juga berkurang.
Selain itu, penting untuk mulai mempersiapkan surat wasiat. Tidak perlu merasa bahwa hal ini adalah topik yang sensitif atau tabu. Sebaliknya, hal ini adalah langkah penting untuk mengamankan asetmu bagi generasi mendatang dan mencegah potensi konflik di masa depan.
Fase Akhir Pensiun (usia 80 tahun ke atas)
Dengan rata-rata harapan hidup di Indonesia berada di angka 72 tahun, jika kamu berhasil mencapai usia 80 tahun, itu tentu merupakan sebuah berkah yang patut disyukuri. Di fase ini, diharapkan dana yang kamu miliki masih cukup untuk memenuhi kebutuhan, terutama dengan kemungkinan meningkatnya biaya kesehatan.
Di tahap ini, prioritas mungkin beralih ke spiritual dan memastikan semua urusan telah diselesaikan. Hiduplah dengan sederhana dan nikmati setiap momen yang ada.
Tahapan Penganut FIRE
Yang dijabarkan di atas adalah tahapan masa pensiun sesuai yang seharusnya. Lalu bagaimana dengan para penganut FIRE?
Sebenarnya, perencanaan pensiun dini melalui gerakan FIRE juga memiliki persamaan dengan perencanaan tradisional kok, tetapi skala waktunya tentu berbeda. Coba kita lihat yuk!
Tahapan Persiapan FIRE (20 – 40 tahun)
Pada skema tradisional, usia 50-64 tahun, kita akan mulai mempersiapkan diri dengan mengecek saldo dana pensiun, mengurangi beban kerja, dan mengatur urusan keuangan lainnya.
Dalam tahapan persiapan FIRE, ini adalah fase aktif ketika kita fokus pada penghematan yang agresif dan investasi. Meskipun masih muda, kita seharusnya sudah memiliki tujuan jangka panjang dan bekerja keras untuk mencapai kebebasan finansial di usia segini.
Pensiun Dini FIRE (40 – 50 tahun)
Pada awal masa pensiun tradisional, kita akan mulai menggunakan dana pensiun dan menyesuaikan diri dengan gaya hidup pensiunan.
Sementara jika kita adalah pejuang FIRE, saat mencapai target keuangan, kita akan memutuskan untuk pensiun dini. Ini adalah saat kita mulai menarik dana dari investasi dan kemudian menyesuaikan gaya hidup sesuai dengan anggaran pensiun dini.
Masa Tengah Pensiun Dini FIRE (50 – 60 tahun):
Pada pensiun tradisional, di fase ini terjadi pengeluaran yang lebih stabil dan ada penyesuaian dalam alokasi aset.
Untuk penganut FIRE, meskipun masih relatif muda, kita juga akan memulai fase stabil dalam gaya hidup pensiunan. Fokus mungkin beralih ke kegiatan yang memberikan kepuasan pribadi, seperti hobi atau filantropi, daripada pekerjaan formal.
Tahap Akhir Pensiun Dini FIRE (60 tahun ke atas):
Tahap akhir pada pensiun tradisional akan terjadi saat kita berada di usia 80 tahun ke atas. Di sini, fokusnya akan lebih pada kesehatan dan urusan keluarga.
Sementara, meskipun mungkin dianggap sebagai tahap “tengah” dalam konteks usia tradisional, ini adalah tahap di mana penganut FIRE akan melakukan penyesuaian lebih lanjut dalam gaya hidup dan investasi mereka, dengan perhatian khusus pada kesehatan dan kualitas hidup.
So, kita bisa lihat ya. Dalam kedua skenario, baik itu pensiun tradisional atau FIRE, prinsip-prinsip dasar perencanaan finansial, pengelolaan investasi, dan persiapan untuk masa depan tetap relevan. Namun, dengan FIRE, ada penekanan lebih pada perencanaan awal, disiplin keuangan yang ketat, dan kemauan untuk membuat keputusan hidup berdasarkan prioritas finansial.
Jadi gimana nih? Kamu siap untuk pensiun sesuai standar, atau tetap mau berjuang demi FIRE?
Mau tahu bagaimana merencanakan FIRE dan membangun aset 300 kali gaji dengan lebih detail? Kamu harus banget punya buku ini. Kamu bisa baca dan belajar secara fleksibel, dan dapatkan insight lebih detail mengenai konsep FIRE.
Sudah bisa dibeli di toko-toko buku di kota-kota besar di Indonesia! Get your copy now!
Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!