Tantangan sosial adalah bagian yang enggak bisa dihindari ketika kamu akhirnya memutuskan untuk menjadi pejuang FIRE.
Ya, meskipun menarik untuk bisa mencapai kebebasan finansial dan pensiun dini, banyak aspek sosial yang dapat menjadi hambatan. Faktanya, konsep FIRE memang sering kali bertentangan dengan norma-norma sosial yang ada.
Hal ini menimbulkan berbagai tantangan yang perlu dihadapi dengan bijaksana. Memahami dan mengantisipasi tantangan sosial ini adalah kunci untuk menjalani gaya hidup FIRE dengan sukses dan penuh kepuasan.
Tantangan Sosial yang Kudu Siap Dihadapi kalau Kamu Memutuskan untuk Jadi Pejuang FIRE
1. Stigma Sosial dan Persepsi Masyarakat
Banyak orang masih belum familier dengan konsep FIRE ini, sehingga cenderung skeptis. Orang yang kepengin pensiun muda kadang dianggap pemalas. Nggak punya ambisi, nggak punya daya juang tinggi.
Persepsi ini bisa muncul karena kebanyakan orang masih memegang pandangan tradisional bahwa bekerja hingga usia 60 atau 65 tahun adalah norma yang diharapkan. Pasalnya, bekerja hingga usia pensiun tradisional dianggap sebagai tanda kedewasaan, tanggung jawab, dan kesuksesan.
Padahal ya, justru banyak penganut FIRE yang justru mengejar proyek-proyek pribadi, berwirausaha, atau terlibat dalam kegiatan sukarela yang memberikan dampak positif bagi komunitas.
Selain itu, ada anggapan bahwa pensiun dini mungkin hanya untuk mereka yang sangat kaya atau memiliki keberuntungan finansial yang luar biasa. Dan, sudah tahu kan, bagaimana sinisnya orang terhadap orang lain yang dianggap berprivilege?
Mengatasi stigma dan tekanan sosial ini memerlukan strategi yang cerdas. Sebagai pejuang FIRE, kita bisa mencoba menjelaskan tujuan dan filosofi kita kepada orang-orang terdekat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik. Memang nggak mudah, dan bisa jadi butuh banyak kali ngomong. Capek? Pasti! Kudu semangat, makanya!
Baca juga: Bagaimana Perjalanan FIRE Bisa Memengaruhi Hubungan dan Kehidupan Sosial
2. Hubungan Antarpribadi
Dengan Keluarga
Lebih menantang lagi, ketika orang terdekat juga kurang paham mengenai konsep FIRE. Keluarga misalnya, atau pasangan.
Ya enggak dimungkiri sih, mungkin mereka takut akan keamanan finansial di masa depan sehingga mendesak untuk terus bekerja. Apalagi kalau kita adalah tulang punggung, sandwich generation pula.
Ketidaksepahaman ini sudah pasti akan menimbulkan ketegangan dalam hubungan, terutama jika salah satu pihak merasa terpaksa mengikuti keputusan yang enggak disetujui sebelumnya.
Perbedaan pandangan tentang pengelolaan keuangan juga bisa menjadi sumber konflik. Misalnya, satu pihak mungkin lebih konservatif dan cenderung menabung lebih banyak, sementara pihak lain mungkin lebih suka menikmati hasil kerja keras mereka saat ini.
So, komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting. Diskusi yang intens tentang tujuan jangka panjang, nilai-nilai, dan harapan masing-masing bisa membantu menemukan kesepakatan bersama atau kompromi yang memuaskan kedua belah pihak. Buat rencana keuangan yang jelas dan disetujui bersama. Yang pasti, hindari bahwa satu pihak merasa lebih effort daripada yang lain. Apalagi dengan pasangan.
Dengan Teman-Teman Dekat
Selain keluarga, tantangan sosial juga bisa datang dari teman-teman dekat. Pejuang FIRE kemungkinan besar punya gaya hidup yang berbeda dengan teman-teman. Misalnya, karena sibuk mengejar target FIRE, jadi enggak bisa nongkrong bareng.
Pasalnya, orang kantoran biasa bisa jadi memiliki lebih banyak waktu luang untuk kegiatan sosial, hobi, atau perjalanan di masa sekarang. Di masa depan, juga enggak sinkron. Ketika orang-orang kantoran masih berkutat dengan jadwal yang padat, si pejuang FIRE bisa jadi sudah punya banyak waktu luang.
Akibatnya rasa terisolasi bisa muncul. Untuk mengatasinya, penting untuk menghargai dan memahami perbedaan gaya hidup serta mencari cara untuk tetap terkoneksi. Misalnya dengan merencanakan kegiatan bersama yang bisa dinikmati oleh semua pihak.
3. Mental dan Emosional
Pensiun dini bisa menimbulkan risiko kebosanan dan isolasi sosial. Setelah berhenti dari pekerjaan konvensional, pejuang FIRE mungkin mendapati diri tanpa rutinitas harian yang terstruktur atau tanpa interaksi sosial yang teratur.
Kebosanan dapat muncul ketika seseorang tidak memiliki kegiatan yang berarti untuk mengisi waktu mereka. Isolasi sosial juga bisa terjadi jika merasa terputus dari jaringan sosial yang dimiliki saat bekerja, seperti rekan kerja dan kolega.
Nah, sebenarnya ini kemungkinan salah sejak menentukan tujuan sih. Saat kita sudah bertekad untuk FIRE, seharusnya kita sudah punya tujuan: mau apa kalau bisa FIRE nanti?
Pensiun enggak sekadar pensiun loh. Kita pensiun muda, masih banyak tenaga, energi, pikiran. So, umumnya sudah banyak yang menentukan mau menekuni hobi, misalnya. Atau mengejar passion, atau mungkin pengin menjadi philantropis; relawan untuk berbagai kegiatan kemanusiaan.
Setiap orang punya tujuan hidup, dan tujuan hidup itu bisa diraih dengan cara FIRE.
Jadi, ayo coba cermati lagi apa motivasi kita untuk FIRE, lalu buat rencana untuk mewujudkannya. Dengan begitu, enggak akan timbul rasa bosan atau terisolasi sejak awal.
Baca juga: Negara yang Cocok untuk Menjalani Gaya Hidup FIRE
So, …
Menghadapi tantangan sosial adalah bagian penting dari perjalanan menuju Financial Independence, Retire Early, atau FIRE.
Meskipun rintangan-rintangan ini dapat terasa menantang, dengan perencanaan yang matang dan dukungan yang tepat, pejuang FIRE dapat mengatasi stigma masyarakat, menjaga hubungan antarpribadi, dan mengelola kesehatan mental dengan baik.
Mengantisipasi dan mengatasi tantangan ini akan membantu menciptakan kehidupan yang lebih seimbang dan memuaskan, memungkinkan untuk menikmati manfaat penuh dari kebebasan finansial dan pensiun dini. Kesadaran dan persiapan yang baik adalah kunci untuk menjalani gaya hidup FIRE yang berhasil dan berkelanjutan.
Mau tahu bagaimana merencanakan FIRE dan membangun aset 300 kali gaji dengan lebih detail? Kamu harus banget punya buku ini. Kamu bisa baca dan belajar secara fleksibel, dan dapatkan insight lebih detail mengenai konsep FIRE.
Sudah bisa dibeli di toko-toko buku di kota-kota besar di Indonesia! Get your copy now!
Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!