Dana darurat adalah simpanan keuangan yang dialokasikan untuk digunakan dalam situasi tak terduga atau keadaan darurat. Bagi sebagian orang, membangun dana darurat bukan hal yang mudah. Namun, kalau kamu termasuk mereka yang akan menerima tunjangan hari raya, alias THR, tahun ini, maka sumber dana ini bisa dimanfaatkan.
Tujuan utama dana darurat adalah untuk menyediakan keamanan finansial tanpa perlu mengambil utang atau menjual aset penting ketika menghadapi situasi tak terduga. Fungsi dari dana darurat ini adalah sebagai jaring pengaman yang memberikan ketenangan pikiran. Dengan adanya dana darurat ini, kita bisa mempertahankan gaya hidup tanpa gangguan finansial yang terlalu berat selama masa sulit tersebut.
Ukuran dana darurat yang direkomendasikan dapat bervariasi tergantung pada situasi keuangan dan gaya hidup masing-masing. Ya, umumnya sih antara 3 – 12 bulan pengeluaran.
Berat? Ya iyalah. Katakanlah pengeluaran rutin setiap bulan Rp5 juta saja. Kalau 3 bulan pengeluaran, itu berarti Rp15 juta kudu ngendep di tabungan. Itu aman buat lajang tanpa tanggungan. Kalau buat yang sudah berkeluarga, ya berarti lebih banyak. Buat keluarga dengan dua anak, misalnya, atau ada tanggungan orang tua, maka paling ideal bisa sampai 12 bulan pengeluaran. Ini artinya Rp60 juta.
Nah, karena nominalnya yang besar ini, maka kita kudu pintar-pintar mengelola supaya dana darurat bisa tercapai, kebutuhan terpenuhi, semua bersumber dari sumber daya sendiri yang (pastinya) terbatas.
Salah satu sumber daya yang bisa dimanfaatkan di sini adalah tunjangan hari raya, alias THR.
Tunjangan Hari Raya dan Hal-Hal yang Menyertainya
Tunjangan hari raya, atau THR, adalah bentuk kompensasi yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan menjelang hari raya keagamaan. Ya sebenernya kayak Natal atau Nyepi itu juga hari raya keagamaan, tetapi umumnya THR diberikan menjelang Lebaran.
Pemberian THR diatur oleh pemerintah untuk memastikan bahwa karyawan menerima tunjangan ini tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Biasanya aturannya terkait masa kerja karyawan. Misalnya kalau yang sudah kerja satu tahun, biasanya sebesar satu kali gaji pokok. Kalau yang belum satu tahun tetapi sudah bekerja sekian bulan berturut-turut, maka dihitung prorata.
Untuk perusahaan swasta, biasanya hal ini diatur tersendiri dalam kebijakan perusahaan. Untuk ASN, ya ada undang-undangnya dari pemerintah. Biasanya juga langsung hype menjelang hari raya seperti sekarang.
THR diberikan untuk tujuan membantu masyarakat memenuhi kebutuhan di hari raya. Di antaranya:
- Membeli pakaian baru dan kebutuhan lainnya untuk merayakan hari raya keagamaan.
- Berlibur bersama keluarga.
- Untuk membayar zakat sesuai aturan agama.
- Untuk melunasi utang atau kredit yang ada.
Nah, penggunaan THR di atas memang enggak salah. Bahkan, kalau kayak utang itu, ya baguslah kalau THR bisa dipakai untuk melunasi. Habis ini, beban keuangan kan jadi lebih ringan.
Selain beberapa hal di atas, kalau ada di antara kamu yang ingin memperkuat keamanan finansial, THR juga bisa dimanfaatkan untuk modal membangun dana darurat.
Mengapa THR Sebaiknya Dipertimbangkan sebagai Modal Awal untuk Dana Darurat?
Memanfaatkan THR sebagai modal awal untuk dana darurat merupakan strategi keuangan yang bijaksana karena beberapa alasan. Di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Membangun Jaring Pengaman Finansial
Dengan mengalokasikan sebagian atau seluruh THR ke dalam dana darurat, itu artinya kamu sudah langsung membangun atau meningkatkan jaring pengaman finansial tanpa harus menunggu dapat mengumpulkannya dari penghasilan bulanan.
2. Mencegah Utang dalam Keadaan Darurat
Memiliki dana darurat yang dimodali oleh THR dapat mencegah kebutuhan untuk mengambil utang atau menggunakan kartu kredit dengan bunga tinggi saat keadaan darurat finansial terjadi.
3. Memberikan Ketenangan Pikiran
Mengetahui bahwa kamu memiliki dana darurat yang siap digunakan kapan saja memberikan ketenangan pikiran dan memungkinkanmu untuk lebih fokus pada tujuan finansial jangka panjang.
4. Langkah Awal Menuju Disiplin Keuangan
Mengalokasikan THR ke dalam dana darurat merupakan langkah konkret pertama dalam perjalanan disiplin keuangan. Ini menunjukkan komitmen terhadap pengelolaan keuangan yang bertanggung jawab dan dapat memotivasi Anda untuk mengambil langkah selanjutnya dalam perencanaan keuangan.
Dengan memanfaatkan THR sebagai modal awal untuk dana darurat, kamu enggak hanya memanfaatkan kesempatan untuk merayakan hari raya dengan lebih tenang. Namun, juga membangun keamanan finansialmu sendiri di masa depan.
Kalau boleh dibilang, inilah investasi pada diri sendiri yang paling besar, yang akan membuahkan hasil dalam bentuk ketenangan pikiran dan stabilitas finansial.
Langkah Awal Membangun Dana Darurat dengan Tunjangan Hari Raya
Membangun dana darurat adalah langkah penting dalam merencanakan keamanan finansial. Tunjangan hari raya dapat menjadi sumber daya yang bisa banget dimanfaatkan untuk memulai atau meningkatkan dana darurat kamu.
Berikut ini adalah langkah-langkah awal untuk melakukannya.
1. Cek Cash Flow
Lakukan audit keuangan pribadi dengan mencatat semua sumber pendapatan kamu dan membandingkannya dengan pengeluaran bulanan.
Identifikasi pengeluaran yang esensial, misalnya seperti sewa, makanan, dan asuransi, dan non-esensial, misalnya untuk hobi atau makan di luar.
2. Tentukan Jumlah THR yang Bisa Dialokasikan untuk Dana Darurat
Setelah tahu target dana darurat dan juga posisi cash flow kamu, maka kamu bisa menentukan berapa persen dari THR yang realistis untuk dialokasikan ke dana darurat tanpa mengganggu pengeluaran penting lainnya.
3. Menetapkan Tujuan Dana Darurat
Idealnya, dana darurat harus cukup untuk menutupi 3-6 bulan pengeluaran hidup, tergantung pada stabilitas pendapatan dan tingkat risiko keuangan pribadi.
Setelah menetapkan nominal, berikutnya tetapkan target waktu realistis untuk mencapai jumlah ideal dana darurat, misalnya, dalam satu atau dua tahun. Penentuan ini bisa berdasarkan kemampuan menyisihkan dana dari THR dan pendapatan bulanan kamu.
4. Membuka Rekening Khusus Dana Darurat
Pilih rekening tabungan yang memiliki akses mudah dan biaya rendah, yang juga menawarkan tingkat bunga kompetitif untuk membantu dana tumbuh. Kamu juga bisa mempertimbangkan instrumen investasi dengan risiko rendah. Reksa dana pasar uang, misalnya.
Sekali lagi, memilih instrumen yang mudah diakses dalam keadaan darurat itu penting. Tapi, juga enggak terlalu mudah sehingga kamu tergoda untuk menggunakannya untuk pengeluaran enggak darurat.
5. Alokasi THR ke dalam Dana Darurat
Alokasikan sebagian atau seluruh tunjangan hari raya ke dana darurat sesuai dengan penilaian keuangan pribadi kamu. Prioritaskan pembentukan dana darurat ini sebelum mengalokasikan dana untuk keperluan lain.
Jika kamu juga memiliki tujuan keuangan lainnya, seperti menabung untuk liburan, pendidikan, atau investasi, pertimbangkan untuk membagi THR ke dalam beberapa pos alokasi. Prioritas utama tetap pada pembentukan dana darurat ya.
Nah, sampai di sini gimana?
Menggunakan tunjangan hari raya untuk membangun dana darurat adalah strategi keuangan yang cerdas. Enggak cuma bisa memanfaatkan uang ekstra yang diterima, tetapi juga membangun keamanan finansialmu sendiri sampai jangka panjang.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kamu bisa memulai perjalanan ke arah kebebasan finansial dengan fondasi yang kuat.
Mau tahu bagaimana merencanakan FIRE dan membangun aset 300 kali gaji dengan lebih detail? Kamu harus banget punya buku ini. Kamu bisa baca dan belajar secara fleksibel, dan dapatkan insight lebih detail mengenai konsep FIRE.
Sudah bisa dibeli di toko-toko buku di kota-kota besar di Indonesia! Get your copy now!
Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!